Pilgrims of Christ’s Mission

Karya Pendidikan

Karya Pendidikan

Yayasan Kanisius Peduli Pada Bencana Banjir Semarang

Hujan deras pada Hari Rabu, 24 Februari 2021 merendam sebagian Kota Semarang. Hujan terus berlangsung kurang lebih selama tiga hari hingga hari Jumat, 26 Februari 2021. Di beberapa titik, jalanan terendam banjir sehingga kendaraan bermotor tidak bisa lalu lalang di atasnya. Ini adalah banjir kedua setelah beberapa minggu sebelumnya banjir juga merendam Kota Semarang. Curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa daerah yang rendah dan rawan banjir dengan cepat terendam, juga disebabkan pompa air yang tidak berfungsi optimal pada saat hujan turun dengan derasnya. Beberapa rumah guru, karyawan dan murid-murid Kanisius Cabang Semarang juga terkena banjir. Sebelumnya, pada saat terjadi banjir pada pertengahan Februari, Yayasan Kanisius Cabang Semarang bergerak membantu korban banjir. Sekolah-sekolah Kanisius Cabang Semarang, di Rayon Kota dan Rayon Timur (Kudus, Pati, Juwana, Jepara) turut membantu korban terdampak banjir bahkan juga mendirikan posko bantuan.  Belum selesai kasus guru, keluarga guru, siswa, keluarga siswa yang terpapar Covid-19 hingga meninggal dunia, bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor datang dan menyasar ke rumah siswa dan guru Kanisius di Kota Semarang pada hari Sabtu, 6 Februari 2021. Bencana banjir ini sampai menewaskan kakak kandung salah satu siswi  SD Kanisius Lamper Tengah, Semarang. Berita duka tersebut beredar di media sosial hingga memunculkan ide di WA grup Rescue Team yang berisi para murid SD Kanisius Kurmosari. Dalam grup WA tersebut, ada seorang murid yang menuliskan pesan, “Apa yang bisa kami lakukan untuk membantu teman-teman, Bu?” Pesan singkat ini seolah menampar kami para guru yang mendampingi mereka. Anak kecil ini memiliki empati yang begitu besar hingga ia menawarkan diri untuk membantu sesamanya. Kami tidak berpikir sampai sejauh itu untuk melakukan sesuatu bagi para korban banjir. Kami hanya heran dan sibuk menilai kinerja pemerintah dengan membaca komentar-komentar yang ada di media sosial. Tapi di satu sisi kami juga bangga bahwa nilai Kanisius yaitu peduli, yang kami tanamkan selama ini menumbuhkan  ide dan kepedulian murid disaat bencana banjir Semarang. Ide murid tersebut kami tindak lanjuti ke kelompok Kepala Sekolah Rayon Kota Semarang dan terbentuk Tim Peduli Korban Bencana. Tim ini dibentuk sebagai aksi cepat tanggap terhadap kebutuhan komunitas Kanisius saat terjadi bencana dan pandemi. Dari proses penggalangan dana dan bantuan yang dilakukan, terkumpul terkumpul paket beras, mie instan, telur, gula, serta bahan untuk kebersihan. Semua bantuan tersebut dibuatkan paket sembako untuk 250-an korban yang terdampak banjir Semarang. Tim ini akan terus bekerja dan akan melebarkan cakupan sasaran yang pada awalnya hanya untuk Kanisius Rayon Kota Semarang menjadi Kanisius Cabang Semarang. Semoga bantuan dana/barang dari donatur dan pemerhati Kanisius terus mengalir. Kontributor: K. Ika Wardhani S.Psi – Kepala Sekolah SD Kanisius Kurmosari, Semarang

Karya Pendidikan, Penjelajahan dengan Orang Muda

Gonzaga Virtual Festival: Karena Berhenti Bukan Pilihan

Jiwa muda yang penuh semangat dan kreativitas, tentunya tak boleh mati karena pandemi Covid-19. Hal inilah yang dihidupi oleh kawula muda SMA Kolese Gonzaga sejak awal pandemi. Kegiatan-kegiatan tahunan yang direncanakan terus diproses persiapannya, sebagai ekspresi harapan dan optimisme bahwa kondisi akan segera membaik. SMA Kolese Gonzaga setiap tahunnya menggelar berbagai kegiatan, salah satunya Gonzaga Festival yang merupakan kegiatan ekspresi dan kompetisi, serta kolaborasi yang mengasah berbagai keterampilan seperti leadership, entrepreneurship,  manajemen, organisasi, komunikasi, dan kerja sama. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di bulan Oktober setiap tahunnya tertunda akibat pandemi. Meskipun kepanitiaan Gonzaga Festival 2020 sudah terbentuk dan siap bekerja sebelum pandemi.  Sembari penuh harap menunggu kondisi membaik, siswa-siswi beserta para guru SMA Kolese Gonzaga menggelar acara-acara pra-Gonzaga Festival yang memotivasi dan memberi pencerahan. Beberapa diantaranya ialah  webinar “Pendidikan di Tengah Pandemi” bersama Nadira Nuraini Afifa pada 28 Agustus 2020 dan webinar “Mental Health: Self Acceptance” bersama Meira Anastasia pada 26 September 2020. Kedua webinar tersebut masih dapat diakses di kanal resmi YouTube Gonzaga Festival.  Penderita Covid-19 terus bertambah hingga Agustus 2020. Situasi ini membuat siswa-siswi beserta para guru kembali berpikir, masih relevankah kegiatan Gonzaga Festival dilangsungkan? Atau perlukah melakukan adaptasi kegiatan sesuai kondisi saat ini? Berbagai pertimbangan dan pemikiran membawa komunitas SMA Kolese Gonzaga pada proses diskresi yang menghasilkan keputusan untuk tetap melaksanakan Gonzaga Festival dalam bentuk Gonzaga Virtual Festival atau GVF.  Dengan spirit “Berhenti Bukan Pilihan” yang merupakan pengejawantahan dari semangat para Jesuit yaitu Magis dan Ingenuitas (kreatif dan adaptif),  akhirnya SMA Kolese Gonzaga menyelenggarakan GVF pada tanggal 19-23 Januari 2021. Jarak tidak lagi menjadi halangan dalam GVF karena peserta bisa hadir secara virtual, sehingga peserta dari luar Jakarta, diantaranya dari Semarang, Sidoarjo-Jawa Timur, Bali, dan kota-kota lainnya, dapat mengikuti acara ini. Keterampilan menggunakan teknologi sungguh dibutuhkan untuk mengelola acara ini. Sehingga walaupun acaranya diadakan secara virtual, namun hasilnya tidak abal-abal.  Beberapa perlombaan yang biasa dilaksanakan secara offline, seperti english debate, cerdas cermat, solo dance, solo vokal, ternyata dengan beberapa adaptasi dapat dilaksanakan juga secara virtual. Ada beberapa kategori lomba, yaitu  kategori SMP,  SMA, dan Umum. Di masa pandemi, ketika pembelajaran dan kegiatan siswa-siswi diikuti dari rumah saja, beberapa hobi berkembang. Perkembangan hobi baru ini melahirkan beberapa kegiatan dalam GVF seperti lomba desain grafis, lomba fotografi, lomba rias wajah (make up) karakter, dan cooking workshop bersama Stefani Horison. E-sport seperti Valorant, PUBG, FIFA, Mobile Legends, dalam pandangan orang muda, bisa menjadi suatu hiburan yang ketika dikelola dengan bijaksana sebenarnya memiliki nilai-nilai pembelajaran. Workshop musik bersama Febrian Nindyo (HIVI) dan webinar entrepreneurship bersama Roni Pramaditia (Lawless Burger) disambut secara antusias oleh para peserta. Peran anak muda dalam dunia perfilman masa kini, semakin nampak dan menginspirasi. Ide-ide segar, idealis, tanpa tendensi, serta potensi-potensi sineas muda perlu digali dan diekspresikan dalam karya. Sinezaga (Sinematografi Gonzaga) Film Festival yang dikenal dengan SFF, tahun ini menjadi bagian dari GVF. Ajang ini  diikuti oleh tim dari SMA Kolese Loyola Semarang, SMAN 1 Tangerang Selatan, SMKN 1 Mas Ubud Bali, SMA Negeri 48 Jakarta, SMA Kolese Kanisius, dan SMA Kolese Gonzaga, serta Seminari Menengah Wacana Bhakti. Film-film ini sangat menarik dan dapat dinikmati di kanal YouTube Gonzaga Festival. Masing-masing memiliki keunikan, sangat kontekstual dengan kondisi masa kini, dan membawa pesan-pesan moral.  Sebagai sebuah selebrasi atas kebersamaan jiwa-jiwa muda dalam kolaborasi maupun kompetisi yang menghidupi semangat berprestasi dan berkreasi, GVF ditutup dengan sebuah tayangan live streaming Closing Gonzaga Virtual Festival. Nama para juara diumumkan dan keindahan musik serta gerak yang tercipta dari ketekunan geladi para siswa-siswi SMA Kolese Gonzaga ditampilkan. Dalam closing ini dihadirkan juga bintang tamu yang saat ini mencuri perhatian anak muda, yang dengan berani membuat sesuatu yang berbeda untuk go internasional yaitu Reality Club dan Ardhito Pramono. Penggalan syair lagu “Fine Today” dari Ardhito yang berbunyi We will find a way menjadi harapan kami. Semoga tayangan via kanal YouTube Gonzaga Festival yang disaksikan ribuan penonton ini memberi inspirasi bahwa masih terbuka jalan untuk berbuat sesuatu di tengah himpitan dan keterbatasan yang kita hadapi. Ada keyakinan bahwa saat ini, hari ini, semua tetap baik adanya asal kita memaknai dan mengisinya dalam semangat kebaikan itu. Unite to Ignite atau “Bersatu Untuk Menyala” menjadi tagline dalam Gonzaga Virtual Festival. Komunitas SMA Kolese Gonzaga mengharapkan pengalaman GVF ini merupakan tanda bersatu untuk menyalakan harapan bagi orang – orang di sekitar kami. Pandemi memang menjadi rintangan tetapi kami merasa bahwa berhenti bukanlah pilihan dan kami memilih untuk menyalakan harapan. Semoga GVF ini menjadi api yang memantik api-api lain. A fire that kindles other fires. Kontributor: Gabriella Kristalinawati S.Pd., M.Si. (Humas SMA Kolese Gonzaga)

Karya Pendidikan

SEMANGAT MAGIS SISWA KOLESE

Pandemi Covid-19 sudah dan masih memberikan tantangan bagi para pemimpin, tak terkecuali para ketua OSIS di kolese-kolese milik atau yang dikelola oleh Serikat Jesus. Kegiatan siswa seperti pentas seni, malam budaya, festival musik dan berbagai event seru yang sudah menjadi bagian tradisi di kolese, praktis terhimpit oleh penerapan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Semua yang duduk di posisi pengurus OSIS merasakan kebingungan dan kesulitan merealisasikan program yang sudah dirancang dan bahkan sudah dinanti-nantikan para siswa. Berangkat dari kebuntuan tersebut munculah ide di antara para pengurus osis kolese membuat forum pertemuan virtual untuk saling berbagi rasa dan curah gagasan untuk menemukan solusi. Forum sharing dan diskusi antara pengurus OSIS kolese ini dimulai awal Mei 2020. Setelah dua kali diadakan, diskusi-diskusi diantara para siswa memunculkan inisiatif untuk membuat program kerja lintas kolese.  “Pandemi ternyata memicu kreativitas teman-teman pengurus OSIS kolese. Bahkan tak disangka pandemi membuat kami terhubung satu sama lain, walau berbeda kota. Berawal dari forum diskusi dan sharing anak OSIS dari sekolah kolese yang sama-sama sulit merealisasikan program, akhirnya kami malah bisa sepakat untuk membuat acara bersama yang melibatkan teman-teman kolese seluruh Indonesia melalui sarana-sarana digital” ujar Cio salah satu Presidium De Britto dan pengurus kegiatan antar kolese ini. Dari diskusi dalam forum tersebut, para pengurus OSIS kolese sepakat berkolaborasi mengadakan tiga program kegiatan antar kolese, yakni  yaitu FPK (Forum Pelajar Kolese), KGT (Kolese Got Talent), Lobis (Lowongan Bisnis). Kegiatan yang disebut terakhir tersebut selain bertujuan menyalurkan kreativitas dan daya imajinasi siswa kolese, juga mempunyai tujuan charity. Siswa kolese diundang ikut lomba design kaos. Design kaos yang terpilih oleh juri dicetak dan dipasarkan melalui instagram Lobis kolese. Tujuh puluh sampai serratus persen hasil penjualannya akan disumbangkan buat Kolese Le Cocq di Nabire Papua.  Program kedua adalah Forum Pelajar Kolese (FPK). Kegiatan ini merupakan forum diskusi anak-anak kolese di Indonesia yang dilakukan secara daring dengan sarana Google Meet. Peserta yang mengikuti FPK ini kurang lebih sekitar 260 anak. Vannes Wijaya dari Kolese Kanisius menjadi koordinator kegiatan ini dengan dibantu 50 orang anak dari masing-masing pengurus OSIS kolese-kolese. Dalam forum diskusi atau ngobrol bersama ini antar anak-anak kolese di Indonesia saling berbagi tentang berbagai topik bahasan mulai dari pertanyaan atau asumsi tentang sekolah kolese yang ada di Indonesia, pola belajar anak-anak kolese dan masalah-masalah sosial yang ada di masa-masa pandemi. Forum diskusi seperti ini dirasakan berkesan dan bermanfaat oleh teman-teman antar kolese. Selain memperkaya perspektif, kita juga bisa menambah teman, menambah pengalaman, memperkuat rasa persaudaraan antar kolese, meskipun terpisahkan jarak dan situasi yang tidak memungkinkan pertemuan fisik. Sementara itu, KGT adalah program kompetisi bakat-bakat para siswa kolese. Program ini menjadi ruang para siswa menampilkan bakat dan kemampuannya di bidang seni, bernyanyi, bermain musik, maupun cipta lagu. Para peserta, baik individu maupun kelompok (max 5 orang) diminta mem-posting video bakat di akun instagram. Selanjutnya, tim juri yang terdiri dari para guru antar kolese melakukan penialian dan mentoring. Setelah melaui berbagai tahapan seleksi dan kompetisi, Agnelica Bunga Maharani (SMA Gonzaga) meraih juara pertama dan Ryan Ferdinand Hujadi (SMA Gonzaga) meraih juara kedua. Sementara untuk juara ketiga diberikan kepada tim dari SMA Kolese De Britto yang terdiri dari Nikolas Arembha, Rangga Hardianto, dan Arlo Mardylan. Aksi-aksi teman-teman kolese tersebut bisa di lihat di Instagram kgt20_, Meskipun berbagai acara kolaborasi sudah terlaksana, namun api semangat kolaborasi masih terus menyala. Hal ini terbukti dari lahirnya lanjutan karya kolaborasi dari para juara KGT yang dipublikasi di akun IG TV @kgt20_ pada pertengahan November ini. Para pemenang KGT mempersiapkan video cover lagu berjudul “Evaluasi” sebagai friendly reminder bagi teman-teman kolese yang akhir November ini mengawali masa Penilaian Akhir Semester (PAS). Bahkan menurut panitia, para juara KGT 20 ini  sedang dalam proses mempersiapkan karya original kolaborasinya. Kita tunggu karya kolaborasi selanjutnya. Di balik hasil yang terlihat oleh teman-teman yang berpartisipasi dalam ketiga kegiatan dari Forum Komunikasi OSIS Kolese (FKOK), para pengurus OSIS banyak belajar satu sama lain dalam merealisasikan seluruh kegiatan ini. Walaupun diinspirasikan oleh nilai-nilai Kolese Serikat Jesuit yang sama, setiap OSIS memiliki cara bekerja yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas masing-masing kolese. perbedaan tersebut menuntut para pengurus untuk beradaptasi dan lebih terbuka dengan satu sama lain. Kegiatan sekolah masing-masing yang terus berjalan seperti biasa menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan. Meskipun begitu, kendala-kendala itu menjadi saat bagi para pengurus OSIS untuk mencari jalan keluar bersama meskipun terpisah oleh jarak yang jauh.. Kepanitiaan yang dijalankan bersama dalam FKOK mempererat rasa kekeluargaan antara sesame pengurus OSIS kolese yang diteruskan setelah seluruh kegiatan selesai dilaksanakan. Pada 28 Oktober 2020, Sembilan orang siswa dari 8 kolese di Indonesia, menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan leh Asosiasi Sekolah Jesuit Indonesia (ASJI).   Mereka menyampaikan sudut pandang mereka terhadap persatuan di Indonesia. Pertemuan persiapan antara kesembilan pembicara bisa berjalan lancar berkat pengalaman kerjasama dalam Forum Komunikasi OSIS sebelumnya. Rasa canggung dan salah paham bisa dihindari. Perundingan dan pembicaraan mengalir dengan semangat persatuan dan  kekeluargaan antar kolese. Hasilnya ialah suatu webinar yang menarik pemuda dan pemudi lain untuk ikut mendengarkan. dengan saling mendengarkan dan bersama berbincang mengenai kesatuan dan persatuan Indonesia sebagai pelajar dalam generasi Z. . Mungkin hal-hal tersebut di atas tidak akan pernah terjadi tanpa semangat magis yang menyala dalam hati siswa-siswa kolese. , Inilah pengalaman persaudaraan kami pelajar Kolese Indonesia di masa pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. Apa kisah persaudaraan dan kolaborasimu? Satu hal yang perlu diingat dalam benak “KOLESE BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN.” AMDG ! Dinarasikan oleh:             (Martinus Yunaiko, Koordinator Presidium De Britto dan pengurus FKOK) (Genesius Bagas Waradana/XI MIPA 1) (Enjie Serafin B. / XI IPA 2 (Kolese Gonzaga))

Karya Pendidikan

102 Tahun Yayasan Kanisius: Terus Hadir Melayani Anak-anak Indonesia

Yayasan Kanisius yang bergerak di bidang pendidikan kini telah berusia 102 tahun, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 2020. Pada 1918 telah didirikan Canisius Vereniging di Muntilan dan pada 21 Oktober 1918 di kediamannya di Cipanas. Gubernur Hindia Belanda menandatangani akta pendirian Canisius Vereniging sehingga dengan demikian memberi status hukum resmi. Perasaan syukur atas segala hal baik yang ditaburkan sejak awal pendiriannya hingga saat ini patut dirayakan secara sepantasnya. Bagi Romo Mintara SJ, puncak syukur ini harus dirayakan dengan Ekaristi karena itulah puncak syukur perayaan 102 tahun Yayasan Kanisius. Segala rencana yang telah dicanangkan pada masa sebelum merebaknya pandemi, terutama kegiatan-kegiatan untuk menyambut perayaan ulang tahun Yayasan Kanisius, banyak yang tidak terjadi dan tidak terlaksana. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi rasa syukur dari lubuk hati terdalam guru-guru dan para siswa siswi yang bernaung di bawah Yayasan Kanisius bahkan juga alumni sekolah-sekolah Kanisius serta para donatur yang dengan murah hati selalu membantu Yayasan Kanisius. Setidaknya ada beberapa hal yang diusahakan untuk menandai rasa syukur ini. Yayasan Kanisius Cabang Semarang dan Surakarta membuat frame foto digital atau twibbon sehingga semua yang terlibat di dalam Yayasan Kanisius dapat mengunggah foto mereka di media sosial dengan bertuliskan “Selamat Ulang Tahun Ke-102 Yayasan Kanisius”. Berbagai model foto yang diunggah dalam sosial media mereka ada berbagai macam, ada yang model selfie maupun model foto bersama. Hal ini bukan semata untuk pamer atau menunjukkan kegembiraan secara dangkal, melainkan sebagai sarana menunjukkan kesatuan hati dan budi di antara masing-masing pribadi di dalamnya. Selain itu, guru, murid, warga sekitar lingkungan sekolah, alumni, mitra kerja dan juga donatur memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Yayasan Kanisius dalam video yang diunggah di channel Youtube Yayasan Kanisius Pusat Semarang. Selain photo twibbon tersebut, Yayasan Kanisius Cabang Semarang mengadakan webinar bekerja sama dengan Penerbit-Percetakan PT Kanisius, yaitu launching Buku Home Visit pada 20 Oktober 2020. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari beberapa guru mengenai pengalaman mereka mengajar para murid di tengah pandemi ini. Guru-guru mengunjungi murid-muridnya karena tidak bisa melakukan pembelajaran daring. Banyak kisah menarik dan menyentuh tentu bisa dibaca secara menyeluruh di dalam buku yang diberi judul Home Visit tersebut.Yayasan Kanisius Cabang Semarang juga mengadakan rekoleksi berantai untuk semua guru dan karyawan, di mulai dari rekoleksi ketua rayon yang dipimpin oleh Romo Mintara SJ, kemudian ketua rayon memimpin rekoleksi untuk kepala sekolah dan kemudian kepala sekolah memimpin rekoleksi di unit sekolah masing-masing untuk para guru dan karyawan sekolah. Tepat 102 tahun Yayasan Kanisius, yaitu Rabu, 21 Oktober 2020, kami mengadakan misa syukur yang dipimpin oleh Romo Provinsial Serikat Jesus Indonesia, Romo Beni SJ dan didampingi oleh Romo Martin SJ serta Romo Mintara SJ. Dalam homili, Romo Beni bercerita sedikit mengenai dirinya sebagai seorang alumnus sekolah Kanisius dan juga berkisah tentang ayahnya yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah SMK SPP Kanisius Ambarawa. Pengenangan tersebut adalah bagian dari nostalgia. Tentu, dengan umur yang sudah tidak lagi muda, ada banyak hal yang bisa dikenang dan disyukuri. Namun, Romo Beni SJ mengajak kita untuk tidak berhenti hanya pada hal tersebut, tetapi mengajak semua untuk semakin bersemangat dan maju. Mgr. Rubiyatmoko juga berpesan kepada Yayasan Kanisius Kanisius untuk terus maju agar semakin menarik bagi anak-anak Katolik. Tentu semua hal itu adalah undangan bagi siapa saja yang berada di dalam Yayasan Kanisius yang bergerak di bidang pendidikan, yang sekarang ini menegakkan tiang-tiang penopang Kanisius untuk selalu hadir melayani anak-anak Indonesia, mendidik mereka untuk menjadi orang muda penerus bangsa ini. Di usia yang sedemikian panjang, lebih tua daripada usia kemerdekaan Indonesia, Yayasan Kanisius sudah hadir untuk mendidik orang-orang muda serta menjadi sarana bagi para misionaris untuk mengembangkan Gereja lokal di tanah misi. Romo Beni SJ mengajak semua saja yang terlibat di dalam Yayasan Kanisius ini untuk menegakkan fondasi yang kokoh di bidang pendidikan, terutama dalam mendidik anak-anak negeri ini. Semoga nantinya semua dari kita, masih dapat menantikan ulang tahun-ulang tahun yang berikutnya sambil terus berjalan bersama orang muda dan juga menunjukkan jalan kepada Allah melalui sarana pendidikan di Yayasan Kanisius. Terima kasih atas segala doa, perhatian dan jerih payah untuk terus menegakkan fondasi yang dulu telah dicanangkan oleh para pendahulu. Selamat ulang tahun Kanisiusku. Joseph Marendra Dananjaya, SJ

Karya Pendidikan

TETAP BERKARYA DAN BERSYUKUR DI TENGAH PANDEMI

“Ketika Mas Yanto (Suyanto—ketua panitia Michael Day 2020) bertanya kepada saya, ‘Apakah Michael Day nanti akan ada misa?’, saya menjawab, ‘Ada!’” Demikian Pater V. Istanto Pramuja, SJ membuka homili dalam perayaan Ekaristi Michael Day 2020 di Kolese Mikael Surakarta. Bagi beliau, perayaan Ekaristi Michael Day 2020 memperlihatkan masih adanya suatu kegiatan yang dapat dilakukan bersama pada masa pandemi seperti saat ini. Dan, kegiatan bersama itu merupakan ungkapan iman seluruh warga Kolese Mikael. Perayaan Ekaristi yang diselenggarakan pada hari Selasa, 29 September 2020 lalu merupakan puncak dari rangkaian kegiatan dalam rangka Michael Day 2020. Perayaan Ekaristi dipersembahkan oleh lima imam yang berkarya di Kolese Mikael, yaitu PP. V. Istanto Pramuja, SJ; T. Agus Sriyono, SJ; Andreas Sugijopranoto, SJ; R. Mathando Hinganaday, SJ; dengan selebran utama Pater F. Kristino Mari Asisi, SJ. Mengambil tema “Tetap Berkarya dan Bersyukur di Tengah Pandemi”, perayaan tahunan ini dijalankan dengan protokol kesehatan, baik pembatasan jumlah peserta kegiatan, keharusan menjaga jarak, memakai masker, maupun penggunaan QR code bagi umat untuk mengakses teks perayaan Ekaristi. Dekorasi altar yang didominasi buah-buahan dan sayur-mayur untuk menyimbolkan ungkapan syukur dan persembahan warga kolese kepada Tuhan. Ungkapan syukur itu diperjelas Pater Istanto di dalam homilinya, mulai dari bersyukur karena tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di kolese hingga masih adanya pesanan untuk dikerjakan oleh ATMI. Sebelum perayaan puncak, kegembiraan Michael Day telah dimulai dengan penyelenggaraan lomba-lomba online. Sebut saja, misalnya, lomba membuat backdrop acara dan fotografi untuk warga kolese, serta mewarnai untuk anak-anak pegawai kolese. Rangkaian lomba tersebut masih disambung dengan Hari Alumni. Di dalam acara yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 September 2020 malam itu, beberapa perwakilan dari Ikatan Keluarga Alumni Kolese Mikael (IKAMI) berbagi pengalaman mengenai jatuh bangun mereka di dunia kerja. Selain itu, mereka juga menceritakan pengalaman bekerja sama dengan almamater mereka tercinta, khususnya dalam menerima siswa atau mahasiswa magang. Perayaan Michael Day 2020 tetap terasa khidmat di dalam kesederhanaannya. Di dalam perayaan ini, harap-cemas karena pandemi dilebur dalam rasa syukur kepada Tuhan dan komitmen untuk tetap melayani sesama. Rafael Mathando Hinganaday, SJ

Karya Pendidikan

Technical Competence is My Life

Sabtu 26 September 2020 menjadi hari yang membahagiakan bagai teman-teman mahasiswa ATMI Angkatan 50. Setelah menjalani studi selama tiga tahun di ATMI, mereka akhirnya lulus dan diwisuda dengan gelar ahli madya. Mereka yang diwisuda berjumlah 146 orang yang berasal dari tiga program studi yaitu, Teknik Mesin Industri, Teknik Mekatronika, dan Perancangan Manufaktur. Acara wisuda berlangsung dari pukul 8.00 hingga pukul 11.00 siang. Beda dari tahun-tahun sebelumnya, wisuda kali ini dilakukan dengan metode drive thru. Hal ini mengingat pandemi COVID-19 masih melanda dunia sekarang ini. Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, para mahasiswa yang diwisuda hadir secara bergantian dengan menggunakan kendaraan masing-masing. Live streaming wisuda juga ditayangkan melalui kanal Youtube untuk mengakomodasi para sahabat dan kerabat yang tidak bisa hadir pada momen bersejarah itu. Selain menayangkan proses wisuda, panitia wisuda juga memperlihatkan tugas akhir para wisudawan di sela-sela proses wisuda. Sama seperti wisuda pada umumnya, para wisudawan tetap menggunakan toga dari rumah. Selain itu, para orangtua juga hadir memberikan dukungan bagi buah hati mereka. Meskipun tidak bisa ikut menemani di atas panggung, para orangtua tetap terlihat bahagia menunggu anak-anak mereka di dalam kendaraan. Wajah semringah dan lega terlihat dengan jelas pada wajah orang tua. Dalam sambutan yang disampaikan perwakilan mahasiswa, Alloysius Rizky Susetya mengatakan, “kekecewaan karena tidak bisa merayakan wisuda secara meriah tentu ada. Akan tetapi, kekecewaan tersebut tidak menutupi rasa syukur yang begitu besar karena bisa menikmati kelulusan.” Selain itu, Alloysius menambahkan bahwa dirinya merasa bersyukur bahwa di masa-masa mendekati terselesaikannya masa studi yang diwarnai pandemi, ATMI tetap mengusahakan kompetensi yang terbaik bagi para mahasiswanya. Meskipun ada perubahan dalam sistim pembelajaran, kualitas lulusan ATMI tetap dijaga sebaik mungkin. Hal ini sejalan dengan yang diharapkan oleh Rm. T. Agus Sriyono, SJ, selaku direktur Politeknik ATMI Surakarta. Rm. Agus dalam sambutan wisuda mengatakan bahwa kompetensi adalah hal yang dicari dan didapatkan oleh para lulusan selama menjalani studi di ATMI. Kompetensi tersebut adalah fondasi bagi perjalanan hidup dan karier selanjutnya. Tidak hanya itu, karakter-karakter yang diolah dan didapatkan selama di ATMI juga harus terus diperjuangkan. Sesuai dengan misinya, ATMI berharap bahwa para lulusannya dapat langsung mendapatkan lapangan pekerjaan setelah menyelesaikan masa studi. Setelah didaftar, data menunjukkan bahwa 83% mahasiswa yang diwisuda ini memutuskan untuk bekerja di berbagai perusahaan, 7% ingin memulai usaha mandiri, dan 10% melanjutkan jalur akademis. Pandemi memang membuat penyerapan tenaga kerja berjalan lebih lambat, namun syukur bahwa ATMI masih bisa membantu para lulusan untuk mendapatkan pekerjaan dan mengarahkan langkah ke depan. Selain itu, dalam wisuda ini pula, ATMI Surakarta secara resmi mengumumkan bahwa di tahun ajaran baru mendatang satu program studi baru, yakni Sarjana Terapan Mekatronika (Program 4 tahun) akan mulai dibuka. Hal ini menjadi kegembiraan tersendiri dan suatu kehormatan bagi keluarga besar Politeknik ATMI Surakarta. Meskipun wisuda Angkatan 50 ini berjalan secara berbeda dan sederhana, tetapi makna, kegembiraan, dan rasa syukur dapat terlihat dengan jelas di wajah para panitia, mahasiswa, maupun keluarga. Wisuda bukan hanya menandakan kelulusan, tetapi juga sebuah perutusan untuk menjalankan tugas yang lebih besar. Keberhasilan sebuah institusi pendidikan dilihat dari para lulusannya. Semoga Angkatan 50 yang memiliki moto, “Technical Competence is My Life”, dapat sungguh menunjukkan kompetensinya di dunia kerja demi kesejahteraan bersama. Mari kita dukung para wisudawan dalam doa-doa kita. Barry Ekaputra, SJ

Karya Pendidikan

TILIK.

Hari Orang Tua Seminaris KPP & KPA 2020 Harta yang paling berharga adalah keluarga Istana yang paling indah adalah keluarga Puisi yang paling bermakna adalah keluarga Mutiara tiada tara adalah keluarga Selamat pagi Emak Selamat pagi Abah… Para Nostri Provindo terkasih, lirik lagu karangan (alm.) Arswendo Atmowiloto (OST Film ‘Keluarga Cemara’ yang super hits di layar kaca pada masanya) terdengar mengalun indah di GOR Laudato Si’ Seminari Mertoyudan siang itu. Setelah bernyanyi, para seminaris KPA turun panggung dan memberikan setangkai mawar pada orang tua masing-masing. Suasana syukur, sukacita, dan haru menyelimuti para seminaris Kelas Persiapan Pertama (KPP) & Kelas Persiapan Atas (KPA) beserta keluarga yang hadir. Hari Orang Tua (HOT) menjadi acara tahunan yang diselenggarakan sebagai tanda berakhirnya 40 hari masa inisiasi awal di Seminari Mertoyudan. Para Seminaris KPP dan KPA telah memulai proses formasi sejak tanggal 12 Juli 2020 yang lalu. Selama masa karantina, mereka tidak berkontak dengan “dunia luar” dan orang tua. Apalagi bagi hampir semua seminaris KPP-KPA, ini adalah pengalaman pertama berpisah jauh dari bapak-simbok. Oleh karena itu, HOT yang dilangsungkan hari Minggu, 23 Agustus 2020 ini menjadi obat rindu sekaligus momen tilik (kunjungan) yang penuh rahmat bagi 57 seminaris KPP dan 17 seminaris KPA. “Berani Melangkah karena Cinta-Nya”. Nostri terkasih, tema ini dipilih karena lahir dari refleksi para seminaris selama menjalani masa karantina di Seminari. Inilah “vibrasi” pengalaman yang paling kuat dirasakan oleh para seminaris KPP 109 dan KPA 106 selama 40 hari. Para seminaris telah berani melangkahkan kaki di Seminari untuk menanggapi panggilan Tuhan meski harus meninggalkan orangtua, saudara dan sahabat (bdk. Mat 19:29). Rahmat dan cinta Tuhan sendirilah yang dialami, disyukuri dan menggerakkan para seminaris untuk berani menjadi pribadi yang baru, beradaptasi menghayati hidup dan panggilan di Seminari Mertoyudan.   Di tengah Covid-19 ini, HOT dilangsungkan secara sederhana. Acara berjalan cukup lancar dan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan antara lainmembatasi jumlah kehadiran, mewajibkan rapid test, menggunakan masker dan menjaga jarak fisik. Acara HOT diawali dengan Ekaristi syukur yang dipimpin oleh Rm. Provinsial Serikat Jesus, Benedictus Hari Juliawan didampingi oleh Rm. Sardi sebagai Rektor yang akan purna tugas Rm. Budi Go sebagai rektor seminari yang baru dan para pamong (MP & MU). Dalam homilinya, Rm. Benny menekankan bahwa salah satu ciri kesejatian panggilan adalah ketika seseorang mengalami dirinya berubah. Perjumpaan dengan Jesus selalu mengubah pribadi seseorang. Sama halnya para murid yang diwakili Petrus dalam bacaan Injil, mengalami transformasi dalam hidupnya sebagai abdi Tuhan. Peneguhan lain disampaikan oleh Rm. Budi Go dalam sambutannya bahwa panggilan adalah peristiwa iman yang harus disyukuri karena ini sesuatu yang luhur, personal dan dihayati dalam kemerdekaan batin Panggilan tidak tumbuh karena paksaan dari siapapun termasuk orang tua. Pada dasarnya, kami semakin yakin bahwa keluarga adalah “seminari kecil”, tempat benih panggilan ditabur. Seminari menjadi “rumah formasi” untuk membantu merawat, menyemai benih itu agar tumbuh dan kelak berbuah baik. Boleh menyaksikan dari dekat bagaimana Tuhan sendiri berkarya dalam transformasi hidup dan panggilan seorang seminaris tentulah merupakan konsolasi terbesar bagi kami semua yang berkarya di Seminari Mertoyudan ini. Semoga acara tilik dan perjumpaan hangat seminaris KPP-KPA dengan orangtua meneguhkan langkah orang-orang muda yang kita temani untuk semakin mengenal, mencintai, dan mengikuti Dia lebih dekat lagi. Salam dalam perutusan. St. Petrus Kanisius, doakanlah kami. Paul Prabowo, SJ

Karya Pendidikan

Senyuman De Britto di Tengah Pandemi

SMA Kolese De Britto genap berusia ke-72. Perayaan ulang tahun kali ini agak berbeda karena dilakukan di tengah pandemi corona. Meskipun demikian, semaraknya tidak kalah istimewa. Perayaan yang mengusung nama Nawa Windu JB ini terasa istimewa dengan perayaan ekaristi konselebrasi Romo Kuntoro Adi SJ selaku Rektor bersama delapan romo alumni De Britto secara live stream di channel youtube De Brito. Para romo dari berbagai tempat misi termasuk Romo Tito SJ dari Nabire dapat secara lancar membawakan doa-doa ekaristi secara bergantian. Malam harinya,  perayaan dilanjutkan dengan acara sharing Lintas Masa sembilan Alumni De Britto. Pada kesempatan ini acara daring para guru dan alumni saling bertukar energi melalui sharing dari para alumni De Britto lintas generasi, mulai dari angkatan pertama yaitu angkatan 1951 hingga akan termuda yaitu angkatan 2020. Untuk para siswa panitia menyelenggarakan lomba antar kelas membuat video ucapan selamat ulang tahun SMA Kolese De Britto ke-72. Pemenang lomba video terbaik ditentukan oleh tim guru De Britto, sedangkan untuk kategori video ter favorit ditentukan dari jumlah like terbanyak. Pemenang dari lomba ini mendapat hadiah berupa pulsa bagi anggota kelas, yang kelasnya menjadi juara dari salah satu dua kategori itu. Selain berbagai acara di ruang virtual, perayaan Nawa Windu juga berlangsung secara luring pada hari sebelumnya, yakni acara olahraga bersama para guru di lapangan sepak bola SMA Kolese De Britto. Dengan tetap mengikuti protokol covid-19, para guru dan karyawan JB antusias mengikuti berbagai cabang olahraga bersama mulai dari lari, senam bersama, badminton, ping-pong, dan tentunya gowes atau bersepeda ke Sambi Sari dan Lava Bantal, Brebah. Perayaan Nawa Windu kali ini juga menjadi lebih berkesan dengan beberapa  penyerahan penghargaan kepada para guru yang telah mengajar selama sepuluh tahun, dua puluh tahun dan bahkan tiga puluh tahun. Itulah beberapa mometum kegembiraan kami. Di tengah pandemi Covid-19, kami masih menemukan senyum satu sama lain. AMDG.    Genesius Bagas Waradana (XI MIPA 1)