Seorang pejuang pembaharu dunia hendaknya memiliki kematangan dan keluasan pandangan sosial. Secara emosional para pejuang harus mampu melihat suatu masalah secara utuh dan memiliki kontrol yang baik dalam mengendalikan kondisi yang kritis. Akan tetapi dalam pembelajaran online, bagaimana implementasi formasi pendidikan karakter di Kolese Jesuit bagi para siswi-siswa? Dari latar belakang inilah, SMA Kolese Loyola membuat inovasi, agar formasi pendidikan karakter tetap dapat dilakukan dan tetap memperhatikan protokol kesehatan demi kesejahteraan bersama. Maka diselenggarakanlah dua kegiatan dalam format daring, yaitu: (1) Live in daring bagi kelas X dengan tema “Think Different”; dan (2) Ekskursi daring bagi kelas XI dengan tema “Melayani dengan kasih”.
Dalam konteks live in daring, tema “Think Different” merupakan salah satu terjemahan dari semangat Ignasian untuk senantiasa memiliki keluasan pengetahuan dan menjadi berkat bagi sesama. Think different dimaknai sebagai usaha mencari kedalaman pengetahuan, sehingga menjadi sumber kebahagiaan bagi sesama. Kebahagiaan dalam arti memberi semangat baru, melalui kehadiran kita di tengah-tengah keluarga. Live in daring ini mengajak para siswa menyelami potensi keluarga mereka, di mana keluarga menjadi tempat tumbuhnya kebiasaan-kebiasan, nilai-nilai agama, penalaran berpikir dan intuisi dari seorang anak. Siswa akan menemukan banyak informasi dari keluarga yang sifatnya tidak tertulis namun diyakini kebenarannya. Selain itu, siswa diharapkan juga bisa menemukan banyak pengalaman penggunaan panca indera sebagai penumbuh potensi anggota keluarga.
Live in daring diselenggarakan selama lima hari. Alur hari pertama mengambil tema Healthy Family. Para siswa diajak untuk mencari data tentang kesehatan keluarga, pola hidup, pola makan, dan kebiasaan hidup sehat keluarga. Upaya mencari data hidup sehat dan merancang proyek hidup sehat yang kontekstual bersama keluarga, misalnya: makan bersama empat sehat lima sempurna, rekreasi bersama, cerita bersama, atau olahraga. Hari kedua Best Family Vocation menjadi fokus bersama dan diimplementasikan dalam ragam bentuk kegiatan seperti: para siswa mengikuti pekerjaan orang tua, mencari data terkait pekerjaan orang tua dan latar belakang keluarga, pendidikan, hingga rintisan karir. Hari ketiga, tema Fire God diarahkan agar para siswa mencari data agama, kepercayaan, atau spiritualitas keluarga yang menjadi kekhasan dari keluarga. Mengapa keluarga memilih agama atau kepercayaan tertentu, dan bagaimana keluarga membangun toleransi dengan keluarga yang berbeda.
Sebagai aksi nyata, para siswa merancang sebuah proyek kegiatan rohani bersama keluarga. Hari keempat mengangkat tema Paradise Family. Para siswa didampingi untuk melihat apa yang sedang diharapkan atau dibutuhkan ada dalam keluarga. Lalu mereka membuat sebuah rancangan perwujudan dalam sebuah desain kegiatan tertulis dengan dua tujuan, yaitu: mempererat relasi antar anggota keluarga dan membuat salah satu sudut ruangan menjadi lebih nyaman bagi keluarga. Umumnya membuat candle light dinner, cooking challenge, tik tok family, mendesain ulang ruang tamu, mendesain ulang ruang makan, mendesain ulang ruang garasi. Puncak live in daring ditutup dengan “Niatan Konstruktif” dengan tujuan mencari bentuk kebiasaan positif yang bisa dilatihkan dalam kegiatan harian di keluarga, lalu disatukan dengan perayaan Ekaristi bersama.
Kegiatan kedua ialah Ekskursi daring bagi para siswi-siswa kelas XI. Ekskursi tahun 2021 kali ini dilakukan di rumah masing-masing, dan kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Rekoleksi Kelas XI yang dilakukan pada bulan Maret 2021. Fokus dari kegiatan Rekoleksi Kelas XIrekoleksi kelas XI adalah pengembangan diri bersama anggota komunitas kelas, sedangkan fokus kegiatan ekskursi ialah melakukan aksi nyata kepada orang lain yang membutuhkan di luar komunitas kelas dan di luar SMA Kolese Loyola. Kegiatan ekskursi sangat penting untuk pengembangan nilai compassion siswi-siswa kepada sesama. Mereka dihadapkan pada realita kehidupan yang mungkin belum pernah dijumpai dalam rutinitas harian. Mereka diharapkan akan menjadi semakin peka dengan penderitaan orang lain, dan akhirnya mereka diharapkan melakukan aksi nyata sesuai dengan karakter kelasnya masing-masing. Aksi yang dilakukan adalah hasil diskusi dan diskresi dari komunitas kelas bersama wali kelasnya, sehingga setiap kelas memiliki dinamika yang berbeda-beda.
Dari kegiatan Live in daring kelas X dan Ekskursi kelas XI, para siswa dan orang tua yang terlibat sungguh merasakan kehadiran dan karya Allah yang menyertai dan melindungi mereka di tengah segala keraguan dan ketakutan di masa pandemi. Bagaimana mengenali jejak-jejak karya Allah, bekerja dengan mengikuti cara Allah, dan bersama dengan banyak orang yang berkehendak baik. St. Ignatius Loyola menyebutkan dalam Latihan Rohani bahwa cinta harus lebih diwujudkan dalam tindakan nyata daripada dalam ungkapan kata-kata. Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium mengatakan bahwa kita perlu memperdalam dan memperluas cara pandang kita, menempatkan iman, keadilan dan solidaritas dengan yang miskin, serta tersingkir sebagai unsur sentral dari perutusan kita mengenai rekonsiliasi. Semoga kegiatan Live in daring dan Ekskursi ini mampu mengobarkan semangat mereka untuk menjadi saluran berkat untuk sesama, to be “Men and Women for and with others”. AMDG
Kontributor: Pak Kriswan dan Pak Anton – SMA Kolese Loyola