Jiwa muda yang penuh semangat dan kreativitas, tentunya tak boleh mati karena pandemi Covid-19. Hal inilah yang dihidupi oleh kawula muda SMA Kolese Gonzaga sejak awal pandemi. Kegiatan-kegiatan tahunan yang direncanakan terus diproses persiapannya, sebagai ekspresi harapan dan optimisme bahwa kondisi akan segera membaik.
SMA Kolese Gonzaga setiap tahunnya menggelar berbagai kegiatan, salah satunya Gonzaga Festival yang merupakan kegiatan ekspresi dan kompetisi, serta kolaborasi yang mengasah berbagai keterampilan seperti leadership, entrepreneurship, manajemen, organisasi, komunikasi, dan kerja sama. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di bulan Oktober setiap tahunnya tertunda akibat pandemi. Meskipun kepanitiaan Gonzaga Festival 2020 sudah terbentuk dan siap bekerja sebelum pandemi.
Sembari penuh harap menunggu kondisi membaik, siswa-siswi beserta para guru SMA Kolese Gonzaga menggelar acara-acara pra-Gonzaga Festival yang memotivasi dan memberi pencerahan. Beberapa diantaranya ialah webinar “Pendidikan di Tengah Pandemi” bersama Nadira Nuraini Afifa pada 28 Agustus 2020 dan webinar “Mental Health: Self Acceptance” bersama Meira Anastasia pada 26 September 2020. Kedua webinar tersebut masih dapat diakses di kanal resmi YouTube Gonzaga Festival.
Penderita Covid-19 terus bertambah hingga Agustus 2020. Situasi ini membuat siswa-siswi beserta para guru kembali berpikir, masih relevankah kegiatan Gonzaga Festival dilangsungkan? Atau perlukah melakukan adaptasi kegiatan sesuai kondisi saat ini? Berbagai pertimbangan dan pemikiran membawa komunitas SMA Kolese Gonzaga pada proses diskresi yang menghasilkan keputusan untuk tetap melaksanakan Gonzaga Festival dalam bentuk Gonzaga Virtual Festival atau GVF.
Dengan spirit “Berhenti Bukan Pilihan” yang merupakan pengejawantahan dari semangat para Jesuit yaitu Magis dan Ingenuitas (kreatif dan adaptif), akhirnya SMA Kolese Gonzaga menyelenggarakan GVF pada tanggal 19-23 Januari 2021. Jarak tidak lagi menjadi halangan dalam GVF karena peserta bisa hadir secara virtual, sehingga peserta dari luar Jakarta, diantaranya dari Semarang, Sidoarjo-Jawa Timur, Bali, dan kota-kota lainnya, dapat mengikuti acara ini. Keterampilan menggunakan teknologi sungguh dibutuhkan untuk mengelola acara ini. Sehingga walaupun acaranya diadakan secara virtual, namun hasilnya tidak abal-abal.
Beberapa perlombaan yang biasa dilaksanakan secara offline, seperti english debate, cerdas cermat, solo dance, solo vokal, ternyata dengan beberapa adaptasi dapat dilaksanakan juga secara virtual. Ada beberapa kategori lomba, yaitu kategori SMP, SMA, dan Umum. Di masa pandemi, ketika pembelajaran dan kegiatan siswa-siswi diikuti dari rumah saja, beberapa hobi berkembang. Perkembangan hobi baru ini melahirkan beberapa kegiatan dalam GVF seperti lomba desain grafis, lomba fotografi, lomba rias wajah (make up) karakter, dan cooking workshop bersama Stefani Horison. E-sport seperti Valorant, PUBG, FIFA, Mobile Legends, dalam pandangan orang muda, bisa menjadi suatu hiburan yang ketika dikelola dengan bijaksana sebenarnya memiliki nilai-nilai pembelajaran. Workshop musik bersama Febrian Nindyo (HIVI) dan webinar entrepreneurship bersama Roni Pramaditia (Lawless Burger) disambut secara antusias oleh para peserta.
Peran anak muda dalam dunia perfilman masa kini, semakin nampak dan menginspirasi. Ide-ide segar, idealis, tanpa tendensi, serta potensi-potensi sineas muda perlu digali dan diekspresikan dalam karya. Sinezaga (Sinematografi Gonzaga) Film Festival yang dikenal dengan SFF, tahun ini menjadi bagian dari GVF. Ajang ini diikuti oleh tim dari SMA Kolese Loyola Semarang, SMAN 1 Tangerang Selatan, SMKN 1 Mas Ubud Bali, SMA Negeri 48 Jakarta, SMA Kolese Kanisius, dan SMA Kolese Gonzaga, serta Seminari Menengah Wacana Bhakti. Film-film ini sangat menarik dan dapat dinikmati di kanal YouTube Gonzaga Festival. Masing-masing memiliki keunikan, sangat kontekstual dengan kondisi masa kini, dan membawa pesan-pesan moral.
Sebagai sebuah selebrasi atas kebersamaan jiwa-jiwa muda dalam kolaborasi maupun kompetisi yang menghidupi semangat berprestasi dan berkreasi, GVF ditutup dengan sebuah tayangan live streaming Closing Gonzaga Virtual Festival. Nama para juara diumumkan dan keindahan musik serta gerak yang tercipta dari ketekunan geladi para siswa-siswi SMA Kolese Gonzaga ditampilkan. Dalam closing ini dihadirkan juga bintang tamu yang saat ini mencuri perhatian anak muda, yang dengan berani membuat sesuatu yang berbeda untuk go internasional yaitu Reality Club dan Ardhito Pramono. Penggalan syair lagu “Fine Today” dari Ardhito yang berbunyi We will find a way menjadi harapan kami. Semoga tayangan via kanal YouTube Gonzaga Festival yang disaksikan ribuan penonton ini memberi inspirasi bahwa masih terbuka jalan untuk berbuat sesuatu di tengah himpitan dan keterbatasan yang kita hadapi. Ada keyakinan bahwa saat ini, hari ini, semua tetap baik adanya asal kita memaknai dan mengisinya dalam semangat kebaikan itu.
Unite to Ignite atau “Bersatu Untuk Menyala” menjadi tagline dalam Gonzaga Virtual Festival. Komunitas SMA Kolese Gonzaga mengharapkan pengalaman GVF ini merupakan tanda bersatu untuk menyalakan harapan bagi orang – orang di sekitar kami. Pandemi memang menjadi rintangan tetapi kami merasa bahwa berhenti bukanlah pilihan dan kami memilih untuk menyalakan harapan. Semoga GVF ini menjadi api yang memantik api-api lain. A fire that kindles other fires.
Kontributor:
Gabriella Kristalinawati S.Pd., M.Si. (Humas SMA Kolese Gonzaga)