capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

LATIHAN ROHANI Sebulan Santo Ignatius Loyola

Latihan Rohani (LR) merupakan sintesis pengalaman rohani transformatif St. Ignatius. LR membentuk kerohanian St. Ignatius dan selanjutnya menjadi kekayaan rohani untuk sesama serta merupakan cara reksa jiwa-jiwa. LR berisi kumpulan bahan dan petunjuk meditasi atau kontemplasi yang tersusun dalam sebuah dinamika sebagaimana termuat di dalamnya (built in). Sebagian dari dinamika LR tersebut tampak pada pengelompokan isi meditasi dalam empat minggu. Pengelompokan isi ini dilengkapi dengan pelbagai catatan, aturan tambahan serta patokan yang membantu proses menjalankan latihan rohani.

  1. Latihan Rohani sebagai pengalaman rohani transformatif St. Ignatius. Menurut asal usulnya LR adalah pengalaman pribadi St. Ignatius. Karena itu ketika seseorang berbicara tentang asal-asul teks LR pada umumnya merujuk pengalaman-pengalaman rohani St. Ignatius. Pengalaman rohani di Loyola biasa ditunjuk sebagai akar pertama dan sumber dari sebagian komponen LR. Inti dari pengalaman ini adalah pertobatan. Wujudnya berupa rencana baru dan kehendak kuat untuk hidup bagi kemuliaan Allah yang besar dan pelayanan ilahi. Pengalaman lain adalah ketika St. Ignatius tinggal di Manresa. Kesadaran kuat akan dirinya sebagai orang yang berdosa secara istimewa terjadi di Manresa ini. Di sana pula St. Ignatius, setelah menjalankan pengakuan dosa di Montserrat, melakukan laku tapa keras dan doa-doa panjang dengan merenungkan secara intensif misteri-misteri hidup Kristus. Diego Lainéz, satu dari enam sahabat pertama St. Ignatius berpendapat bahwa LR adalah buah pengalaman St. Ignatius di Manresa. Jerónimo Nadal menempatkan pengalaman di Manresa sebagai momen kelahiran Serikat melalui meditasi “Panggilan Raja” dan “Dua Panji”. Mengenai pengalaman Ignatius di Manresa ini Ignacio Casanovas menggambarkan St. Ignatius dalam sebuah pembandingan antara sebelum dan sesudah berada di Manresa. Casanovas menggambarkan bahwa pada St. Ignatius, ketika berada di Manresa, terjadi perubahan yang luar biasa. Ketika tiba di Manresa St. Ignatius diibarkatkan sebagai seorang tukang yang belum trampil dengan pernik-pernik indahnya produk pertukangan, kendati sudah mengerti dengan jelas tugas-tugasnya. Setelah keluar dari Manresa ia bak seorang seniman ulung dan sempurna dengan segala keahlian serta kelembutan sentuhan batin. Setelah pengalaman di Manresa St. Ignatius menjadi pribadi dengan ketrampilan pengenalan batinnya yang diterangi oleh pengalaman luar biasa hingga memperjelas pelbagai misteri hidup beriman.  Sebagai warisan rohani, LR bermanfaat bagi semua orang beriman. Senyatanya telah banyak orang terbantu oleh LR. Mereka bisa memetik kekayaan rohani dari pengalaman menjalani LR. Sejarah panjang juga menunjukkan bagaimana LR bermanfaat untuk membimbing dan membentuk seseorang yang dengan sungguh-sungguh mencari dan menghayati kehendak Allah. Pelbagai studi tentang LR yang dibuat dari banyak sudut membantu kita untuk memanfaatkan dan menggunakan LR bagi kehidupan rohani konkret. Sampai saat ini LR membantu mengolah hidup batin dari suatu pengalaman di dunia yang selera dan kencenderungannya terus berjalan.   Pengalaman St. Ignatius sebagai pelaku LR (retretan) memperlihatkan langkah perubahan batin dari seorang ksatria yang bertobat (del “caballero penitente”) menjadi seorang ksatria rasuli (al “caballero apostolic”). Ksatria rasuli Ignatius ini dikobarkan oleh semangat pengabdian kepada Allah dan pelayanan terhadap sesama. Selanjutnya bisa dikenali langkah perkembangan semangat rasuli yang terungkap di dalam ayudar a las almas (membantu jiwa-jiwa). Semangat ini pada St. Ignatius berkembang dari yang personal, menggerakkan dirinya sendiri ke semangat rasuli kelompok yang mulai tumbuh di Paris. Pada akhirnya bagi St. Ignatius ayudar a las almas mengunkapkan tekad, kesanggupan dan kesungguhan untuk mencinta dan melayani dari corak hidup kelompoknya.

 

  1. Dinamika Latihan Rohani

Dinamika LR membimbing dan mengarahkan perjalanan rohani retretan dengan struktur dan bahan-bahan serta patokan-patokan yang termuat di dalam LR tersebut. Dinamika utuh LR sendiri dimulai dengan Asas dan Dasar dan mencapai puncaknya pada Kontemplasi Mendapat Cinta. Dinamika dan materi utama disusun dalam bangunan empat minggu LR yang dilengkapi dengan meditasi-meditasi kunci. Sebuah hipotesis menegaskan bahwa Asas dan Dasar merupakan satu dari tiga saat penting yang menerangi perjalanan rohani seorang retretan dalam LR sebulan atau Retret Agung. Asas dan Dasar membantu retretan untuk masuk ke pengalaman berelasi dengan Allah secara mendalam dan menghidupi kehadiran Allah. Beberapa memahami Asas dan Dasar sebagai inti dari LR. Yang lain memandang Asas dan Dasar sebagai ajaran kehidupan. Jerónimo Nadal menyebut Asas dan Dasar sebagai sintesis, sebagai prinsip dan garis besar kehidupan. Dalam Asas dan Dasar dirumuskan referensi hidup di hadapan Tuhan dan sikap-sikap batin yang mesti diambil di hadapan-Nya. Di sini misalnya, tampak relasi antara Asas dan Dasar dengan materi-materi mingguminggu yang lain. Dosa dalam Minggu Pertama bisa dipahami sebagai lawan Asas dan Dasar. Dalam meditasi-meditasi hidup Kristus minggu-minggu berikutnya, Anak Allah yang menjadi manusia adalah Asas dan Dasar dari hidup ideal yang mesti diikuti oleh retretan.   Di sini, dalam LR kata “dinamika” menunjuk suatu kesatuan batin yang dinamis seperti organisme hidup. Dinamika tersebut menuntun retretan untuk mengalami transformasi melalui pengenalan mendalam diri sendiri, Allah dan kehendak-Nya. Kita melihat di sini bahwa bagi Serikat Jesus dinamika LR sebanding dengan dinamika Konstitusi. Dalam metode yang ketat, LR disusun menurut logika pelaksanaan dalam empat minggu. Dan ini merupakan isi pokok dari LR. Nomor-nomor pertama [1-20] merupakan keterangan yang bermanfaat baik bagi yang memberi LR maupun bagi yang menjalankan. Termuat juga di dalam LR aturan-aturan yang membantu retretan untuk semakin mencurahkan diri sepenuhnya dalam mengikuti dinamika LR.  Pelaksanaan LR didasarkan pada visi rohani lima kebenaran pokok mengenai relasi kita dengan Allah: penciptaan, jatuh dalam dosa, penjelmaan, penebusan dalam Kristus dan tujuan keselamatan manusia. Dalam konteks visi   rohani, lima kebenaran dasar dari dinamika LR ini adalah juga dinamika keselamatan.

 

LA. Sardi S. J.