Situasi pandemi memaksa kita untuk menyesuaikan diri, berpikir kreatif untuk menemukan peluang-peluang ruang formatif proses pembelajaran bagi para siswa dan guru serta karyawan di institusi pendidikan termasuk SMA Kolese Loyola. Dengan keyakinan bahwa kita dapat menemukan Allah dan berjumpa dengan-Nya secara personal melalui dunia virtual, maka kami memberanikan diri untuk mengadakan retret online bagi para siswa kelas XII. Retret daring kali ini dirancang sedemikian rupa agar menyentuh dinamika kehidupan siswa siswi, yang dibagi dalam tiga bagian, yaitu: (1) bagaimana mereka merasa dicintai oleh keluarga; (2) bagaimana mereka merasa dicintai oleh teman dan komunitas kelas; dan (3) mengkonfirmasi diri untuk siap menjadi pribadi yang mandiri dan siap diutus.
Banyak strategi yang kami buat supaya nuansa retret benar-benar bisa dihadirkan dalam suasana online dalam rumah masing-masing. Kehadiran orang tua dalam retret ini sangat dibutuhkan, karena siswa-siswi semua ada dirumah masing-masing, maka kami mengajak keterlibatan orang tua siswa dalam retret ini. Kehadiran orang tua siswa dalam retret yang dilakukan SMA Kolese Loyola agar para peserta melihat “histeriogenesis” masing-masing dalam keluarga melalui colloquium / percakapan rohani. Salah satu siswa mengungkapkan bahwa colloquium menjadi pengalaman yang meneguhkan dirinya. Hasil refleksi dari anak tentang keluarga sungguh sangat menjadikan mereka pribadi yang sungguh dicintai dalam keluarga dan akan selalu mengingat kebaikan orang tua.
Dari pengalaman yang sudah terjadi, retret daring ternyata membawa rahmatnya tersendiri. Relasi antar siswa di dalam kelas justru terasa lebih dekat, sehingga mendukung untuk saling terbuka, bercanda, dan merefleksikan pengalaman hidup di dalam keterbatasan. Seorang guru pendamping mengatakan, “Dalam retret ini saya belajar bagaimana melihat sungguh karya Allah dalam refleksi para siswa perwalian yang berusaha keras mengamati gerak batinnya di tengah keramaian rumah, dan bergulat mengatasi godaan digital dan gempuran media sosial”.
Retret daring SMA Kolese Loyola diakhiri dengan pemberian kembali bekal 4C (Competence, Conscience, Compassion, dan Commitment) dari sekolah yang telah tertanam pada diri siswa. Harapannya, ketika para siswa sudah lulus dan berada di masyarakat, nilai tersebut selalu diingat dan sadar akan kasih Tuhan. Rasa syukur atas retret daring ini ditutup dengan perayaan ekaristi. Selain itu, kehadiran orang tua dalam Ekaristi penutupan, serta sharing pengalaman mereka dalam mendampingi putra-putri sungguh menjadi pengalaman yang mendalam bagi anak-anak semua. Benang merah retret pun dapat dirasakan oleh anak-anak secara mendalam, sehingga mereka memiliki semangat baru dalam hidup sebagai individu dan masyarakat. Di sanalah Allah yang secara personal sungguh dirasakan kehadiran-Nya dalam perjumpaan, dan tetap berkarya di dalam proses retret daring. Semoga komitmen yang dibangun untuk menjadi pribadi yang mandiri serta memiliki hidup yang lebih bermakna bagi diri sendiri & orang lain (ngurupke urip) terus tertanam di hati setiap peserta.
Kontributor: Tim Retret SMA Kolese Loyola – Riki, Dewi, Ningsih, Yoas