Pilgrims of Christ’s Mission

Pelayanan Masyarakat

MALAM PENGANUGERAHAN RUEDI HOFMANN MEDIA AWARDS (FFP KE-6) 2020

        Rangkaian kegiatan Festival Film Puskat (FFP) ke-6 diakhiri dengan Malam Penganugerahan Ruedi Hofmann Media Awards pada Sabtu, 12 Desember 2020 pukul 18.00-21.00. Seluruh acara festival film  – sejak 15 Agustus 2020 –  digelar secara online seperti launching FFP ke-6, Ngobrol Bareng no. 1-3  tentang  acting couch, keartisan dan penyutradaraan film. Demikian juga Puncak FFP ke-6 ini dihadiri secara virtual oleh tamu-tamu undangan, seperti para peserta FFP ke-6, para donatur dan para pemerhati karya SAV Puskat, dan juga Provinsial Serikat Jesus, Rm. Benedictus Hari Juliawan, SJ.           Kali ini, pada Festival Film Puskat ke-6, ada 50 peserta lomba dengan kategori 33 film cerita dan 17 film dokumenter. Semua peserta mampu memproduksi tema “Menjadi Manusia Indonesia” secara kreatif dengan menghasilkan film-film yang berbicara tentang semangat kejujuran, perjuangan hak asasi manusia, perjuangan para penyandang disabilitas, semangat nasionalisme, semangat pejuang pendidikan, semangat berbagi, toleransi dan keberagaman. Tentu saja, panita merasa berbangga dengan kreativitas para peserta apalagi kali ini jumlah peserta yang mengikuti FFP lebih banyak dari tahun sebelumnya dan mereka kebanyakan kaum milenial dengan berbagai latar belakang suku, agama, serta profesi.             Pada tahap Seleksi I, tim juri memilih dua puluh lima (25) film yang lolos. Tahap berikutnya, Seleksi II & III, penjurian diserahkan pada tim ahli terpilih, yaitu Bayu Prihantoro Filemon, Ninnda Raras, dan Rm. Murtihadi, SJ. Berikut ini adalah daftar pemenang FFP 6: Acara Malam Penganugerahan FFP 6 dihadiri secara online oleh 66 orang melalui aplikasi Zoom dan lebih dari 440 pemirsa melalui kanal Youtube. Acara ini diawali dengan Tarian dari Lumbung Artema dan dilanjutkan sambutan Direktur SAV Puskat dan Ketua FFP 6, yaitu Rm. Murtihadi, SJ yang juga menyampaikan pengumuman para pemenang Film Dokumenter dan Film Fiksi. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film terbaik dari masing-masing kategori.  Acara yang dilangsungkan secara online ini menjadi semakin meriah berkat Sabina Tisa yang menjadi Master of Ceremony. Ia adalah seorang penari kraton dan juga salah satu artis andalan SAV Puskat. Kesan-kesan menarik tentang acara ini juga disampaikan oleh sineas-sineas muda yang menjadi Sutradara Terbaik dari masing-masing kategori. Kemudian, FFP 6 ditutup dengan sajian lagu-lagu dari Mas Bagus Mazasupa dan Mas Dian.         SAV Puskat sangat bersyukur bahwa di tengah segala kesulitannya masih mampu menyelenggarakan Festival Film sebanyak 6 kali berturut-turut. Melalui Festival Film seperti ini kami bisa berinteraksi dengan orang-orang muda se-nusantara untuk bertukar gagasan dan cita-cita serta memperjuangkan apa yang juga menjadi preferensi Serikat Jesus Universal.          Kami berterimakasih kepada berbagai pihak yang selalu setia mendukung perhelatan ini baik secara moral, spiritual dan finansial, seperti Serikat Jesus Provinsi Indonesia, Swiss Missionprokur, Komsos KWI, SIGNIS Indonesia, PT. Alam Media, PT. Kanisius dan DIAN-Interfidei. Terima kasih pula kepada Panitia FFP 6 terutama Fr. Martinus Juprianto, SJ serta orang muda dari Paroki Kotabaru dan Balai Budaya Minomartani.            Semoga para sineas muda yang ikut serta dalam festival ini dapat menyebarluaskan semangat meng-Indonesia dan FFP selalu menjadi media pembelajaran dan diskusi untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Puncak acara FFP ke-6 ini merupakan penutup dari rangkaian perayaan Pesta Emas SAV Puskat. Inilah adalah momen penuh syukur kepada Tuhan, sebuah momen untuk berefleksi dan menentukan langkah ke depan. SAV Puskat berkehendak untuk menjadi sahabat di tengah arus perubahan zaman.

Obituary

RIP PATER BERNARDINUS HERRY PRIYONO, S.J.

Pada hari Senin, 21 Desember 2020, telah dipanggil Tuhan di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta karena serangan jantung: PATER BERNARDINUS HERRY PRIYONO, S.J. dalam usia 60 tahun. Seperti kapal yang di pantai tak sendirinya bercerita tentang kedalaman samudara Seperti jubah kita tak sendirinya bercerita tentang cinta Seperti buku sejarah tak pernah bercerita tentang rakyat yang kalah Seperti penguasa tak pernah berita tentang luka Itu adalah puisi yang ditulis oleh Romo Herry di Manila, Maret 1988. Ia menghabiskan tahun 1984 – 1989 di Manila, Philippine untuk studi sosiologi di University of the Philippine. Kata-kata itu menggambarkan komitmen perjuangan keadilan dan perlawanan terhadap kebebalan ideologi dan rezim ketidaktahuan.  Sebagai pribadi dan dosen, orang punya banyak kenangan mendalam atas komitmen dan integritasnya sebagai seorang intelektual. Sebagai seorang Jesuit, ia memahami tugas perutusannya sebagai bagian dari partisipasti dalam inkarnasi Allah di dunia dengan segala perjuangannya. Saat diminta memberikan informasi tentang rekan Jesuit, ia tidak mau tergesa-gesa karena dia membutuhkan keheningan doa untuk memberi masukan dan informasi bagi rekan Jesuitnya. Romo Herry dilahirkan di Yogyakarta pada 31 Mei 1960 dari pasangan Bp. Engelbertus Suratno dan Ibu Christina Suratinah. Seluruh pendidikan dasarnya, ia tempuh di Ngemplak, Sleman, Yogyakarta sebelum ia kemudian melanjutkan ke Seminari Menengah, Mertoyudan, Jawa Tengah dari tahun 1975 – 1979. Setamatnya dari Seminari, ia kemudian memutuskan bergabung dengan Serikat Jesus dan menjalani masa novisiat sejak 15 Juli 1979 dan mengucapkan kaul pertamanya pada 16 Juli 1981. Ia kemudian menjalani tugas perutusan studi filsafat di STF Driyarkara dari 1981 – 1984 dan selanjutnya studi khusus sosiologi di University of the Philippine (1984 – 1989) sebagian bagian dari Tahun Orientasi Kerasulan. Ia menyaksikan dari dekat pergolakan People Power di Phillipine yang membawa turun rezim Ferdinand Marcos. Setelah Manila, dia melanjutkan studi teologi di Fakultas Teologi Wedhabakti, Yogyakarta dari 1989 – 1992, dan ditahbiskan menjadi imam pada 27 Juli 1992 di Gereja St. Ignatius Padua, Kotabaru, Yogyakarta. Pada tahun 2005 – 2006, dia menjalani tersiat dan kemudian mengucapkan kaul akhir sebagai Profes Empat Kaul di Kapel St. Ignatius Loyola, Semarang pada 31 Juli 2009. Riwayat Tugas Romo Herry Priyono Pater Unit Rawasari, Kolese Hermanum Jakarta 1992-1994 Dosen STF Driyarkara Wakil Direktur Institut Sosial jakarta Studi doktorat Politik Ekonomi di London School of Economics Jakarta Jakarta London, UK 1992-1994 1992-1994 1994-2003 Dosen STF Driyarkara Ketua Program Studi Magister STF Driyarkara Jakarta Jakarta 2003-wafat 2006-wafat Romo Herry, selamat beristirahat dalam damai abadi bersama Bapa. Doakan kami untuk menjalani misi keadilan dan rekonsiliasi Serikat Jesus dengan totalitas iman, hati dan budi. Ekaristi Requiem dan Pemakaman Ekaristi Requiem akan diadakan di: Hari, tanggal       : Senin, 21 Desember 2020 Waktu                   : 19.00 WIB Tempat : Kapel Kolese Kanisius, Jakarta Pelayat : Maksimal 30 orang dengan protokol kesehatan. Ekaristi Penutupan Peti Jenazah: Hari, tanggal       : Selasa, 22 Desember 2020 Waktu                   : 19.00 WIB Tempat : Kapel Kolese Kanisius, Jakarta Pelayat : Maksimal 30 orang dengan protokol kesehatan. Ibadat Pemakaman Hari, tanggal       : 23 Desember 2020 Waktu                   : 09.00 WIB Tempat : Taman Maria Ratu Damai, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah Pelayat : Maksimal 30 orang dengan protokol kesehatan. Prioritas pelayat ialah keluarga P. Herry (15 orang), sahabat dan Nostri Provindo (10 orang) dan sahabat (5 orang) Setelah Ekaristi Requiem 21 Desember 2020, jenazah P. Bernardinus Herry Priyono, S.J. akan disemayamkan di Kapel Kolese Kanisius. Setelah Ekaristi Penutupan Peti, 22 Desember 2020, jenazah akan dibawa ke Taman Maria Ratu Damai, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah untuk dimakamkan. Seluruh anggota Provinsi dimohon untuk merayakan Ekaristi khusus bagi kedamaian jiwa Pater Bernardinus Herry Priyono, S.J.

Obituary

RIP BR. STEVANUS PRIHANA, S.J.

Pada hari Senin,, 21 Desember 2020, jam 10.30 WIB, telah dipanggil Tuhan di Rumah Sakit Santo Carolus, Jakarta karena Covid-19: BRUDER STEVANUS PRIHANA, S.J. dalam usia 45 tahun. Br. Prihana dikenal sebagai seorang bruder dan dalang. Ia kerap ndalang dengan menggunakan kisah-kisah dari Kitab Suci. Kemampuannya ini adalah karena bakat dan kecintaannya kepada kebudayaan Jawa dan panggilannya untuk mengenalkan tokoh-tokoh dalam Kitab Suci. Dia menyelesaikan pendidikannya di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta pada 2019 dengan mengambil Program Studi Seni Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan. Bruder Prih dilahirkan di Sleman pada 22 Agustus 1975 dari pasangan Bp. Parji Marta Utama dan Ibu Maria Parti Marta Utama dan memiliki seorang kakak laki-laki. Setelah menjalani pendidikan SD dan SMP, ia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMEA Negeri V, Tempel, Sleman, Yogyakarta. Setelah selesai pendidikan, ia pernah bekerja di lembaga swasta untuk mengelola salak pondoh sampai akhirnya memutuskan menjadi petani pada tahun 2008. Setelah menjalani proses pertimbangan mengenai jalan hidupnya, Bruder Prih memutuskan untuk menjadi anggota Serikat Jesus dan memulai masa novisiatnya pada 22 Juni 2011. Ia kemudian mengucapkan kaul pertamanya dalam Serikat Jesus pada 24 Juni 2013 di Gereja St. Stanislaus Kostka, Ungaran, Jawa Tengah. Sebagai bruder muda ia mencicipi hidup bersama para frater yang belajar filsafat di STF Driyakara dan sekaligus belajar filsafat dari tahun 2013 – 2015. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Program Studi Seni Pedalangan, Fakultas Seni Pertunjukan  Institut Seni Indonesia. Ia sempat menulis melalui pesan singkat “Saya hanya siap untuk istirahat… Dilakoni sak kuwate. Ora kuwat, pasrahke Gusti Allah.” Riwayat Tugas Bruder Prihana Studi S1 Seni Pedalangan di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta   2015 – 2019 Minister Kolese Hermanum, Jakarta   2019 – wafat       Bruder Prih, selamat jalan menemui Bapa Abadi dan doakanlah kami semua agar bisa memasrahkan diri kepada Allah. Ekaristi Requiem dan Pemakaman Ekaristi Requiem akan diadakan di: Tempat : St. Carolus, Jakarta Hari, tanggal       : Senin, 21 Desember 2020 Waktu                   : 13.30 Setelah Misa Requiem, jenazah Bruder Stevanus Prihana, S.J. akan dikremasikan dan pada saatnya, dibawa ke Pemakaman Maria Ratu Damai, Girisonta. Seluruh anggota Provinsi dimohon untuk merayakan Ekaristi khusus bagi kedamaian jiwa Bruder Stevanus Prihana, S.J.

Pelayanan Masyarakat

Kolaborasi Lewat Olahraga Virtual Sambil Donasi

Caritas Christmas Cross Challenge 2020 (4C), event olahraga sambal berdonasi untuk Pendidikan. Lebih dari 3000 volunteers yang terdiri Alumni sekolah-sekolah Katholik dan Universitas Sanata Dharma, Klerus dan Awam telah memulai sebuah kolaborasi guna menggalang dana lewat event olahraga virtual dengan tujuan membantu guru-guru honorer di sekolah-sekolah swasta Katholik yang terdampak pandemi, khususnya di luar Pulau Jawa. Hasil penggalangan dana akan diterima dan disalurkan lewat Caritas Indonesia – KAINA, Lembaga Kemanusiaan KWI. Sejak Juli 2020, kerja KARINA bekerja sama dengan Komisi PSE dan KOMDIK KWI, telah menyalurkan Rp 1.249.500 untuk 1.505 guru/staff di 291 sekolah dari 27 Keuskupan di Indonesia. Caritas Christmas Cross Challenge 2020 bergulir dari inisiatif beberapa komunitas lari Alumni sekolah- sekolah Katholik yang tergabung di AAJI (Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia) kini telah menggelinding bak bola salju menjadi aksi solidaritas dengan peserta dari 22 Keuskupan, 7 Kongregasi Suster, 12 Organisasi Katholik, 17 Komunitas Alumni Sekolah dan Universitas Katholik. “Ini sebenarnya berawal dari pengharapan Bapak Kardinal Ignatius Suharyo agar kegiatan ini bisa melibatkan sebanyak mungkin Keuskupan dan organisasi Katholik lainnya. Dengan demikian diharapkan bisa membangun perhatian dan kebersamaan yang bersifat nasional”, ujar Ketua Panitia Pelaksana, Christiano Hendra Wishaka. “Saat ini tercatat 1150 Alumni, sekitar 150 lebih sahabat awam, 1700 lebih Klerus termasuk Bapak Kardinal, 18 orang Uskup lainnya dan 450an Suster. Para volunteers tersebar di berbagai kota dan pulau di Indonesia. Bahkan sebagian peserta adalah warga negara asing seperti dari Myanmar, Thailand, Korea Selatan, Vietnam, Kamboja, Filipina, India, Perancis dan Kenya. Kamipun merasa sangat terhormat dengan keterlibatan Sr. Francesco Marianti OSU (86 tahun) dan beliau menjadi volunteer paling senior (86tahun)”. Event olahraga virtual berdonasi ini akan berlangsung selama 4 minggu kedepan sampai dengan 31 Desember 2020. Menurut Glenn Sebastian, Koordinator Race Management “Sejak beberapa hari lalu, para volunteers akan terus mengajak jejaringnya untuk mendonasikan kelipatan Rp. 50.000 untuk setiap poin kepada Tim yang diwakilinya. Nah, mulai 1 Desember sampai akhir tahun, anggota Tim akan menebus perolehan dengan berjalan (termasuk treadmill) dan berlari atau bersepeda (termasuk sepeda statis). Para sahabat dan jejaring dapat berdonasi secara manual atau elektronik dengan cara penyetoran tunai, transfer ATM atau Mobile Banking, Kartu Kredit, e-Wallet (Ovo/Gopay/Dana/Link Aja, dan alat pembayaran elektronik lainnya). Informasi lengkapnya dapat diperoleh di http://aktivin.id/4c “ujar Glenn menambahkan. Menurut Rm. Widyarsono, Dosen STF Driyarkara dan Pembina panitia event, olahraga virtual berdonasi ini sangat unik. “Lewat gerakan yang sudah bisa disebut nasional ini, pertama tama mari kita berikan perhatian pada sekolah-sekolah pelosok yang diujung tanduk. Dengan modal kebersamaan dan rasa solidaritas, mari kita dukung para tenaga guru honorer agar bisa terus mendidik murid-murid mereka. Kedua, yang tidak kalah penting, lewat keteladanan para volunteers Lari Gowes Caritas Christmas Cross Challenge dan teman-teman, mari kita bangun pola hidup sehat dan bugar lewat olah raga rutin agar bisa menghadapi tantangan akibat pandemi dengan pikiran positif dan optimistik” Tim AAJI

Karya Pendidikan

SEMANGAT MAGIS SISWA KOLESE

Pandemi Covid-19 sudah dan masih memberikan tantangan bagi para pemimpin, tak terkecuali para ketua OSIS di kolese-kolese milik atau yang dikelola oleh Serikat Jesus. Kegiatan siswa seperti pentas seni, malam budaya, festival musik dan berbagai event seru yang sudah menjadi bagian tradisi di kolese, praktis terhimpit oleh penerapan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Semua yang duduk di posisi pengurus OSIS merasakan kebingungan dan kesulitan merealisasikan program yang sudah dirancang dan bahkan sudah dinanti-nantikan para siswa. Berangkat dari kebuntuan tersebut munculah ide di antara para pengurus osis kolese membuat forum pertemuan virtual untuk saling berbagi rasa dan curah gagasan untuk menemukan solusi. Forum sharing dan diskusi antara pengurus OSIS kolese ini dimulai awal Mei 2020. Setelah dua kali diadakan, diskusi-diskusi diantara para siswa memunculkan inisiatif untuk membuat program kerja lintas kolese.  “Pandemi ternyata memicu kreativitas teman-teman pengurus OSIS kolese. Bahkan tak disangka pandemi membuat kami terhubung satu sama lain, walau berbeda kota. Berawal dari forum diskusi dan sharing anak OSIS dari sekolah kolese yang sama-sama sulit merealisasikan program, akhirnya kami malah bisa sepakat untuk membuat acara bersama yang melibatkan teman-teman kolese seluruh Indonesia melalui sarana-sarana digital” ujar Cio salah satu Presidium De Britto dan pengurus kegiatan antar kolese ini. Dari diskusi dalam forum tersebut, para pengurus OSIS kolese sepakat berkolaborasi mengadakan tiga program kegiatan antar kolese, yakni  yaitu FPK (Forum Pelajar Kolese), KGT (Kolese Got Talent), Lobis (Lowongan Bisnis). Kegiatan yang disebut terakhir tersebut selain bertujuan menyalurkan kreativitas dan daya imajinasi siswa kolese, juga mempunyai tujuan charity. Siswa kolese diundang ikut lomba design kaos. Design kaos yang terpilih oleh juri dicetak dan dipasarkan melalui instagram Lobis kolese. Tujuh puluh sampai serratus persen hasil penjualannya akan disumbangkan buat Kolese Le Cocq di Nabire Papua.  Program kedua adalah Forum Pelajar Kolese (FPK). Kegiatan ini merupakan forum diskusi anak-anak kolese di Indonesia yang dilakukan secara daring dengan sarana Google Meet. Peserta yang mengikuti FPK ini kurang lebih sekitar 260 anak. Vannes Wijaya dari Kolese Kanisius menjadi koordinator kegiatan ini dengan dibantu 50 orang anak dari masing-masing pengurus OSIS kolese-kolese. Dalam forum diskusi atau ngobrol bersama ini antar anak-anak kolese di Indonesia saling berbagi tentang berbagai topik bahasan mulai dari pertanyaan atau asumsi tentang sekolah kolese yang ada di Indonesia, pola belajar anak-anak kolese dan masalah-masalah sosial yang ada di masa-masa pandemi. Forum diskusi seperti ini dirasakan berkesan dan bermanfaat oleh teman-teman antar kolese. Selain memperkaya perspektif, kita juga bisa menambah teman, menambah pengalaman, memperkuat rasa persaudaraan antar kolese, meskipun terpisahkan jarak dan situasi yang tidak memungkinkan pertemuan fisik. Sementara itu, KGT adalah program kompetisi bakat-bakat para siswa kolese. Program ini menjadi ruang para siswa menampilkan bakat dan kemampuannya di bidang seni, bernyanyi, bermain musik, maupun cipta lagu. Para peserta, baik individu maupun kelompok (max 5 orang) diminta mem-posting video bakat di akun instagram. Selanjutnya, tim juri yang terdiri dari para guru antar kolese melakukan penialian dan mentoring. Setelah melaui berbagai tahapan seleksi dan kompetisi, Agnelica Bunga Maharani (SMA Gonzaga) meraih juara pertama dan Ryan Ferdinand Hujadi (SMA Gonzaga) meraih juara kedua. Sementara untuk juara ketiga diberikan kepada tim dari SMA Kolese De Britto yang terdiri dari Nikolas Arembha, Rangga Hardianto, dan Arlo Mardylan. Aksi-aksi teman-teman kolese tersebut bisa di lihat di Instagram kgt20_, Meskipun berbagai acara kolaborasi sudah terlaksana, namun api semangat kolaborasi masih terus menyala. Hal ini terbukti dari lahirnya lanjutan karya kolaborasi dari para juara KGT yang dipublikasi di akun IG TV @kgt20_ pada pertengahan November ini. Para pemenang KGT mempersiapkan video cover lagu berjudul “Evaluasi” sebagai friendly reminder bagi teman-teman kolese yang akhir November ini mengawali masa Penilaian Akhir Semester (PAS). Bahkan menurut panitia, para juara KGT 20 ini  sedang dalam proses mempersiapkan karya original kolaborasinya. Kita tunggu karya kolaborasi selanjutnya. Di balik hasil yang terlihat oleh teman-teman yang berpartisipasi dalam ketiga kegiatan dari Forum Komunikasi OSIS Kolese (FKOK), para pengurus OSIS banyak belajar satu sama lain dalam merealisasikan seluruh kegiatan ini. Walaupun diinspirasikan oleh nilai-nilai Kolese Serikat Jesuit yang sama, setiap OSIS memiliki cara bekerja yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas masing-masing kolese. perbedaan tersebut menuntut para pengurus untuk beradaptasi dan lebih terbuka dengan satu sama lain. Kegiatan sekolah masing-masing yang terus berjalan seperti biasa menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan. Meskipun begitu, kendala-kendala itu menjadi saat bagi para pengurus OSIS untuk mencari jalan keluar bersama meskipun terpisah oleh jarak yang jauh.. Kepanitiaan yang dijalankan bersama dalam FKOK mempererat rasa kekeluargaan antara sesame pengurus OSIS kolese yang diteruskan setelah seluruh kegiatan selesai dilaksanakan. Pada 28 Oktober 2020, Sembilan orang siswa dari 8 kolese di Indonesia, menjadi pembicara dalam webinar yang diselenggarakan leh Asosiasi Sekolah Jesuit Indonesia (ASJI).   Mereka menyampaikan sudut pandang mereka terhadap persatuan di Indonesia. Pertemuan persiapan antara kesembilan pembicara bisa berjalan lancar berkat pengalaman kerjasama dalam Forum Komunikasi OSIS sebelumnya. Rasa canggung dan salah paham bisa dihindari. Perundingan dan pembicaraan mengalir dengan semangat persatuan dan  kekeluargaan antar kolese. Hasilnya ialah suatu webinar yang menarik pemuda dan pemudi lain untuk ikut mendengarkan. dengan saling mendengarkan dan bersama berbincang mengenai kesatuan dan persatuan Indonesia sebagai pelajar dalam generasi Z. . Mungkin hal-hal tersebut di atas tidak akan pernah terjadi tanpa semangat magis yang menyala dalam hati siswa-siswa kolese. , Inilah pengalaman persaudaraan kami pelajar Kolese Indonesia di masa pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. Apa kisah persaudaraan dan kolaborasimu? Satu hal yang perlu diingat dalam benak “KOLESE BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN.” AMDG ! Dinarasikan oleh:             (Martinus Yunaiko, Koordinator Presidium De Britto dan pengurus FKOK) (Genesius Bagas Waradana/XI MIPA 1) (Enjie Serafin B. / XI IPA 2 (Kolese Gonzaga))

Formasi Iman

Ngopi (Daring) Bareng Bruder Jesuit

Pada hari Jumat (30/10) yang lalu, tim Promosi Panggilan (Prompang) bersama para bruder Serikat Jesus Provinsi Indonesia mengadakan acara bincang-bincang daring dengan judul “Ngopi Bareng Bruder Jesuit”. Acara yang diadakan via Zoom dan disiarkan juga di kanal Youtube Prompang ini diselenggarakan sebagai vigili peringatan St. Alfonsus Rodriguez yang jatuh pada keesokan harinya. Webinar dipandu oleh Fr. Barry dan Nina (OMK Girisonta). Acara “Ngopi Bareng” kali ini mengangkat tema seputar identitas, hidup komunitas, dan perutusan para bruder Jesuit. Para Bruder – diwakili oleh Br. David, Br. Marsono, dan Br. Sarju – memperkenalkan teladan hidup St. Alfonsus Rodriguez dan profil beberapa bruder terdahulu Provindo. Ketiga bruder narasumber ini kemudian membagikan pengalaman dan refleksi pribadi mereka terkait dengan ketiga aspek hidup bruder Jesuit.  Sharing tersebut lalu diikuti sesi tanya-jawab, sebelum akhirnya Rm. Sindhunata menyampaikan refleksinya atas kehadiran para bruder dalam Serikat Jesus. Acara ditutup dengan pemutaran video pewayangan Ki Suprih (Br. Suprih) dan doa mohon panggilan bruder. Salah satu diskusi menarik yang terjadi sepanjang webinar adalah tentang jati diri bruder Jesuit. Umat sering bertanya, “Apa itu bruder?” atau “Apa sih bedanya bruder dengan frater atau dengan imam?” Br. Marsono mengakui, tidaklah mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut. Walaupun para bruder Provindo pernah mencoba merumuskan bersama identitas mereka sebagai bruder, nyatanya masing-masing bruder tetap memiliki jawaban personal atas pertanyaan “Siapakah itu bruder?” Sementara itu Rm. Sindhu, penulis buku Sisi Sepasang Sayap, merefleksikan inspirasi khas para bruder senior yang karena menyadari betul keterbatasan diri mereka, justru memiliki semangat luar biasa dalam mempersembahkan diri dalam menjalankan perutusan Tuhan. Bisa jadi, kedalaman identitas para bruder Jesuit memang tidak dapat dirangkum secara utuh dengan ungkapan kata-kata yang nyatanya memang sangat terbatas. Kharisma khas para bruder baru dapat dirasakan dan dipahami ketika kita berjumpa langsung dengan mereka, sama seperti ketika para tamu Kolese Montesion menjumpai totalitas pelayanan dan kerendahan hati Bruder Alfonsus Rodriguez. Dengan menjumpai para bruder secara langsung jugalah kita dapat lebih mengerti bagaimana Serikat Jesus sungguh-sungguh tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa kepakan salah satu sayapnya ini. Sekali lagi, selamat merayakan pesta St. Alfonsus Rodriguez bagi para bruder Serikat Jesus. Selamat menghayati hidup sebagai bruder-bruder yang gembira dalam pelayanan! Fr. Lambertus Alfred, SJ

Pelayanan Gereja

Menyambung Asa, Mewujudkan Cita, Bersama OTA

Acara Ngobrol Bareng Kotabaru hadir kembali bersama kedua host cantik yaitu Natalia dan Tunjung melalui live streaming di kanal YouTube Gereja St. Antonius Padua Kotabaru , Minggu (22/11) pukul 18.30 WIB. #NgobarKobar episode 4 ini mengambil tema “Menyambung Asa, Mewujudkan Cita, Bersama OTA”. Pada kesempatan kali ini #Ngobarkobar kedatangan tamu istimewa, yaitu Ibu Lucia Arianititi atau yang kerap disapa Tante Ari. Beliau adalah perwakilan dari Tim Program OTA atau Orang Tua Asuh. Program OTA yang ada di Gereja St. Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta ini merupakan salah satu program pelayanan di bidang pendidikan. Meskipun sempat vakum, dengan berkat Tuhan, pada 2018, OTA kembali aktif. Bidang Kemasyarakatan n bekerja sama dengan Tim Pendidikan Kotabaru menjadi aktor yang membangkitkan kegiatan ini. Tujuannya ialah mengajak umat untuk turut bergerak membantu sesama yang kurang mampu dalam melanjutkan pendidikan dan juga memberikan pendampingan psikologis, pendidikan, dan kerohanian. Hal ini selaras dengan program subsidi pendidikan yang juga bergerak di paroki. Ketika membahas soal bantuan, tentu saja tidak lepas dari seorang donatur. Tante Ari menjelaskan bahwa donatur boleh datang dari mana saja dan dengan fleksibilitas yang beragam. Mekanisme untuk menjadi donatur juga cukup mudah. Pertama, bisa dengan menghubungi salah satu contact person dari OTA, kemudian dilanjutkan dengan pengisian MOU. Pada MOU sudah tertera minimal nominal Rp100,000,- untuk didonasikan setiap bulan. Pada tahap terakhir, akan diberi kode unik yang bisa dicantumkan saat mengirim bantuan via transfer. Cara kedua ialah dengan datang ke sekretariat gereja yang berlokasi di samping pastoran dan mengikuti instruksi yang sama dengan cara pertama. Tante Ari menambahkan bahwa program OTA memberi subsid pendidikan bagi murid-murid yang bersekolah di SD, SMP dan SMA swasta. Sedangkan bagi yang bersekolah di sekolah negeri, subsidi hanya diberikan pada mereka yang berada di SMK. Pemberian bantuan dilakukan dengan saringan dan survei sehingga tepat saran. “Saya sungguh sangat senang karena banyak dari orang-orang muda yang turut tergerak hatinya untuk menyisihkan sedikit uang jajan mereka untuk berdonasi. Tidak peduli besar atau kecil, tetapi niat dan ketulusan mereka sungguh patut diapresiasi.” tambah Tante Ari. Telah banyak umat yang mendapatkan bantuan dari program OTA ini. Banyak diantaranya adalah anak-anak SD dan SMP yang tinggal di sekitar wilayah Gereja St. Antonius Padua Kotabaru. Dalam salah satu cuplikan video yang mereka buat, mereka menyampaikan rasa terimakasihnya atas bantuan pendidikan ini. Maria Ludwina

Pelayanan Gereja

PCF (Pastoral Counsellor Formation) 2020 di PPY

Tahun 2020 adalah tahun penuh tantangan. Sebenarnya kita tidak hanya mengalami darurat Covid 19, tetapi juga mengalami darurat dalam hampir seluruh aspek hidup kita. Kita mengalami beragam persoalan mental-psikologis, sosial-kultural, dan spiritual lain yang tidak kalah mencemaskan. Data kekerasan, pengguguran kandungan, perselingkuhan, perceraian, korupsi, intoleransi, konflik antar kelompok, dan kecanduan (games, judi, pornografi) mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Paradigma manusia yang integral dan kesehatan holistik mendorong kita untuk menyadari bahwa darurat persoalan kehidupan kita di atas pasti saling terkait dan tidak dapat dilepaskan dari aspek mental-psikologis, sosial-budaya-politik, dan spiritual-religiositas. Kehadiran tenaga profesional yang terdidik dan terlatih dalam menangani persoalan kompleks dan multidimensional semakin dibutuhkan. Sayangnya, jumlah tenaga profesional yang mampu melakukan program dan kegiatan pencegahan, peningkatan (enrichment), penyembuhan-pengobatan-terapi sangat terbatas. Dengan latar belakang tersebut, Pusat Pastoral Yogyakarta (PPY) bekerja sama dengan Asosiasi Konselor Pastoral Indonesia (AKPI) menyelenggarakan Pastoral Counsellor Formation (PCF) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penolong psiko-sosial-spiritual. Program PCF hendak memberi kesempatan kepada pengemban profesi pertolongan dan masyarakat luas yang ingin memahami makna, tempat, dan peran konseling psikospiritual dalam era perubahan dahsyat dan cepat. Dengan program PCF, para peserta diharapkan memiliki komitmen untuk menjadi konselor pastoral profesional yang mampu melakukan pertolongan secara sistematis, metodis, dan akuntabel melalui program dan kegiatan konseling terpadu (preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif). Covid 19 memaksa PPY untuk berinovasi dalam pelaksanaan kursus. Kursus dilaksanakan secara online dengan menggunakan platform Zoom pada tanggal 5-17 Oktober 2020 pada pukul 09.00 sampai pukul 12.30. Bahan-bahan yang disampaikan pada PCF Angkatan 17 meliputi: Perubahan Cepat dan Dahsyat Era Milenial. Spiritualitas dan Sejarah Konseling Pastoral. Theology of Caring. Pengertian dan Ruang Lingkup Konseling Pastoral. Proses Konseling Pastoral. Diagnosa Konseling Pastoral. Pengertian dan Peran Sikap Empati dalam Konseling. Pengertian dan Ketrampilan Mendengarkan dalam Konseling. Pengantar Pendekatan Konseling. Penggunaan Pendekatan dan Teknik Integratif dalam Konseling. Penggunaan Sarana Religius dalam Konseling. Mengembangkan Kerjasama. Kode Etik Pendampingan dan Konseling. Materi yang menantang tersebut disampaikan oleh para ahli yang sudah menggeluti bidang pendampingan profesional: Dr. Totok S. Wiryasaputra M. Th, Kon. Pas (Direktur Eksekutif AKPI) J.B. Mardikartono S.J Dra. Liana Poedjihastoeti P.G.Dip of Psychology Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari M.Si, Ph.D (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM) Shirley Angeline Kusuma M.Psi Drs. Afthonul Afif, M.A Lidia M. Santosa S.Pd, M.Si, Kon.Pas PCF Angkatan 17 diikuti oleh 30 peserta tetap dan 2 peserta tambahan. Dari 30 peserta tetap, 7 orang dari Gereja Katolik, sedangkan 23 orang dari Gereja Kristen dengan berbagai denominasi. Komposisi peserta adalah 16 perempuan dan 14 laki-laki. Kita juga melihat keterlibatan dan minat kaum awam dengan komposisi 16 awam, 11 pendeta, 2 imam, dan 1 frater. Keuskupan Agung Semarang (Paroki Kumetiran) mengirimkan perwakilan (2 awam) untuk secara serius belajar menjadi konselor pastoral. Program PCF masih berlanjut sampai bulan Mei 2021 karena para peserta yang ingin menjadi konselor pastoral profesional masih harus melaksanakan praktikum (400 jam konseling) dan mengambil 4 Modul Lanjutan. Modul Lanjutan menawarkan beberapa tema: Spiritual Direction. Terapi Trauma. Orang dengan Gangguan Jiwa. Konseling Peka Budaya. Konseling Anak. Konseling Remaja. Pendampingan Lansia. Pendampingan Kedukaan. Melalui program PCF, PPY ingin menanggapi tantangan-tantangan jaman secara konkret melalui pendampingan psikologis-spiritual. PPY mengajak paroki-paroki yang dikelola oleh rekan-rekan Jesuit untuk menawarkan program Modul Lanjutan kepada pelayan pastoral atau umat yang berminat untuk menambah ketrampilan dalam pendampingan terhadap sesama. Ernest Justin, SJ