Pilgrims of Christ’s Mission

Karya Pendidikan

Karya Pendidikan

Pelantikan Pengurus IKAPIKA

Ikatan Alumni PIKA atau yang disingkat IKAPIKA merupakan wadah organisasi bagi para alumnus SMK PIKA Semarang, baik yang dikenal dengan nama STKK/PIKA TINGKAT 1/SMTIK maupun yang terakhir melalui SK Kementrian Pendidikan disahkan dengan nama SMK PIKA. Sebagai sebuah organisasi yang mewadahi para alumni, IKAPIKA mempunyai tanggung-jawab melalui para pengurusnya untuk secara tertib melakukan reorganisasi kepengurusan.  Pada 1 Juni 2022 telah dilakukan Serah Terima Jabatan Ketua IKAPIKA dan Pelantikan Pengurus yang dilakukan oleh Pater Bambang Alfred Sipayung, S.J., Socius Provinsial SJ Provinsi Indonesia. Proses ini tentu saja tidak terjadi secara instan. Melalui Tim Ad-Hoc yang diberi mandat oleh Ketua IKAPIKA periode sebelumnya telah dilaksanakan Pemilihan Umum Ketua IKAPIKA pada 24 april 2022 dengan dua nama calon ketua yang diusulkan oleh sekitar 670 alumnus melalui Google Form. Melalui Pemilu tersebut terpilihlah Sdr. Mikael Ardian Sugito (alumnus angkatan 20) sebagai Ketua yang akan menakhodai IKAPIKA dengan masa bakti 2022-2025. Dengan terpilihnya Sdr. Mikael Ardian Sugito atau yang akrab disapa Pak Ardian ini, ia diberi tanggung jawab untuk membentuk perangkat kepengurusan alumni. Melalui Google Form yang dibagikan muncullah lebih kurang 35 nama alumnus yang bersedia menjadi pengurus. Dari 35 nama tersebut 20 lebih adalah angkatan 30 ke bawah sehingga dapat disimpulkan bahwa antusiasme alumni muda untuk terlibat dalam organisasi dan almamater nantinya cukup tinggi. Dalam sambutannya, Pak Ardian mengajak agar para alumni dari angkatan berapa pun untuk bersinergi dengan baik dan memberikan kontribusi yang nyata bagi almamater dengan sarana dan perkembangan teknologi yang semakin masif. Pak Ardian juga menyampaikan bahwa IKAPIKA siap bekerja sama dan berkolaborasi dengan perhimpunan-perhimpunan lain, secara khusus perhimpunan yang tergabung dalam Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia. IKAPIKA juga siap menjadi kolaborator awam dengan lembaga Serikat Jesus Provinsi Indonesia sebagai rekan seperjalanan dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih mulia demi lebih besarnya kemuliaan Allah.  Acara Serah Terima Jabatan Ketua IKAPIKA dan Pelantikan Pengurus ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan alumni dari masing-masing angkatan yang disebut “Lurah Angkatan” dan para alumni lain yang turut mendukung berlangsungnya acara ini mulai dari angkatan 1 sampai dengan angkatan 46. Hadir pula para ketua dan pengurus Perhimpunan Alumni Kolese lain seperti diantaranya KEKL (Loyola), IKAMI (Mikael), Alumni de Britto, IASM  (Mertoyudan), PAKKJ (Kanisius), dan pengurus pusat AAJI – Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia. Sdr. Glen Sebastian selaku wakil dari AAJI memberikan ucapan selamat, dukungan, dan kesediaan AAJI berkolaborasi bersama dengan IKAPIKA ke depannya. Pater Bambang dalam sambutannya menyampaikan bahwa besar harapan bagi IKAPIKA untuk terus mendukung pelayanan atau misi Serikat Yesus ke depan khususnya menempatkan orang muda sebagai subjek dalam pelayanan. Hal ini seirama dengan Universal Apostolic Preferences (UAP) pokok ketiga – berjalan bersama orang muda. Pater Bambang juga memberikan apresiasi dan penghargaannya kepada kepengurusan IKAPIKA yang juga telah memberi kesempatan bagi banyak orang muda untuk terlibat dalam kepengurusan IKAPIKA ini. Harapannya, agar mereka nantinya dapat menjalin kerja sama dengan alumni kolese lain, almamater dan juga lembaga Serikat Jesus. Kegiatan ini memberikan sebuah benih refleksi bahwa sudah saatnya orang orang muda dengan berbagai macam latar belakang dan kelebihannya diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan sebuah organisasi. Namun juga peran serta orang muda bukan berarti menutup kemungkinan bagi para senior untuk juga turut mendukung dengan caranya masing-masing, justru melalui peristiwa ini IKAPIKA mengundang siapapun yang berkehendak baik bagi organisasi dan almamater untuk senantiasa berkolaborasi mengembangkan dan memajukannya bersama sama. “IKAPIKA Rumah Kita Bersama” menjadi tagline yang dipilih oleh Pak Ardian untuk menumbuhkan semangat bagi alumnus dari angkatan 1 sampai dengan 46 dan angkatan 47 yang akan segera menjadi bagian dari IKAPIKA setelah kelulusan untuk terus berusaha merawat, mengembangkan, saling mendukung dan membangun persatuan yang baik demi keutuhan “Rumah” ini. Bravo IKAPIKA Kontributor : Johanes Chaesario Octavianus – Sekretaris IKAPIKA 2022-2025

Karya Pendidikan

SMA Kolese Loyola Juara ICYSS

Gisela Valeriena Bara dan Maria Rosari Yenas kembali mempersembahkan prestasi bagi SMA Kolese Loyola. Gisela dan Maria berhasil merebut peringkat pertama (Gold Medal) dalam kompetisi riset pelajar tingkat Internasional bertajuk International Conference of Young Social Scientists (ICYSS) di bidang sejarah (History). Kompetisi ICYSS digelar di Belgrade, Serbia secara daring pada 19-23 Mei 2022. Kedua siswi kelas XI yang aktif dalam Organisasi Hobi Riset Pelajar ini, sukses mengangkat riset sejarah dengan judul “Lumpia Semarang Guides Peace: A Result of Creative Minorities Acculturation against Ethnic Intolerance in Kampung Brondongan, 1870-2017.” Riset tersebut di bawah pendampingan guru sejarah Bapak Joseph Army Sadhyoko. “Riset ini meneliti asal muasal lumpia Semarang yang berasal dari Kampung Brondongan sekaligus mengingatkan kembali makna keberadaan lumpia bagi masyarakat Semarang. Lumpia Semarang tidak hanya sekadar makanan ringan (snack) yang dikemas menjadi oleh-oleh belaka, akan tetapi dibaliknya terkandung pula makna historis tentang perdamaian, kerukunan, dan semangat pantang menyerah yang terwariskan hingga saat ini.

Karya Pendidikan

Indahnya Toleransi di Kanisius Jimbaran

Selasa, 26 April 2022, pukul 16.30 WIB di TK/SD Kanisius Jimbaran, siswa-siswi  mulai berkumpul untuk mengikuti buka puasa bersama. Kegiatan ini merupakan program rutin TK/SD Kanisius Jimbaran yang dilaksanakan setahun sekali. Buka puasa bersama ini merupakan salah satu aksi nyata sebagai wujud untuk meningkatkan toleransi beragama di sekolah ini. Perwujudan toleransi ini diberikan sebagai bentuk dukungan bagi siswa-siswi TK/SD Kanisius Jimbaran  yang  75% menganut agama Islam di mana pada bulan ini mereka wajib melaksanakan ibadah puasa. Kegiatan buka puasa bersama ini didukung oleh Komite Sekolah, pemerhati pendidikan di sekitar sekolah, tokoh masyarakat sekitar, bapak ibu guru, serta orangtua siswa. Dalam pelaksanaan buka puasa tahun ini, para guru dan orang tua siswa bekerja sama mempersiapkan tempat, takjil, dan menu buka puasa. Kerjasama di antara para guru dan orang tua siswa dilakukan dengan cara memasak bersama mempersiapkan takjil dan menu buka puasa. Sebelum buka puasa dimulai, para siswa mendapatkan siraman rohani dari tokoh masyarakat muslim. Sebagai pembicara, kami dibantu oleh Bapak Takur untuk mendampingi siswa-siswi. Di dalam siraman rohani tersebut Bapak Takur menanamkan mutlaknya toleransi antarteman di TK/SD Kanisius Jimbaran serta mengajak para siswa untuk melantunkan doa-doa Islami. Bapak Takur juga menyampaikan makna puasa yang sebenarnya kepada para siswa sehingga mereka dapat lebih mendalami arti puasa. Dalam rangkaian kegiatan buka puasa ini, sekolah juga memberikan santunan kepada beberapa siswa yang yatim piatu. Kegiatan buka puasa ini mendapatkan apresiasi dari Komite Sekolah dan masyarakat sekitar. Mereka berharap agar ke depan, acara semacam ini dapat terus dilaksanakan sebagai bentuk toleransi dan persaudaraan di TK/SD Kanisius Jimbaran. Kontributor : Margarita Imma Chrismasari – SDK Jimbaran

Karya Pendidikan

Kunjungan Asisten Jendral ke SMA Kolese Loyola

Pada hari Rabu, 20 April 2022, P Jose Cecilio Magadia, S.J. berkunjung ke SMA Kolese Loyola dalam rangka visitasi karya Jesuit Provindo. Kunjungan tersebut diisi dengan kegiatan bincang-bincang dengan perwakilan siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Bertempat di Ruang Cinema SMA Kolese Loyola, Asisten Jenderal Jesuit yang akrab dipanggil Father Jojo menyapa tiga puluh orang perwakilan guru dan tenaga kependidikan dengan ucapan “Selamat pagi.” Keramahan Father Jojo ini cukup mencairkan suasana. Acara diawali dengan doa pembukaan yaitu doa mohon terang Roh Kudus yang didoakan bersama-sama dalam bahasa Inggris, yang dilanjutkan dengan sambutan dari Pater Antonius Vico Christiawan, S.J. selaku kepala sekolah. Ketika ditanya apa yang diharapkan dari audiensi berdurasi sekitar satu jam ini, Father Jojo menjawab “I want to listen.” Father Jojo ingin mendengarkan kisah orang-orang yang ikut terlibat dalam karya Jesuit Provindo. Dengan mendengar cerita atau sharing dari para siswa, guru, dan tenaga kependidikan, beliau memiliki banyak informasi mulai dari bidang kurikulum, bidang kelengkapan pendidikan, bidang data dan informasi, dan bidang kepamongan.  Sharing dari bidang kurikulum diwakili oleh Bapak Yohanes Wahyudi Utomo (Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum). Beliau menyampaikan bahwa proses kegiatan belajar dan mengajar di SMA Kolese Loyola mampu beradaptasi dengan cepat di masa pandemi melalui Loyola Online Class (LOC), bahkan berinovasi menciptakan Kelas Penelitian. Sharing dari bidang kelengkapan pendidikan diwakili oleh Ibu Chika Anindya Nurlaksita (staf perpustakaan) yang menceritakan tentang pengalaman menggembirakan sekaligus menantang dalam memberikan layanan e-library, promosi perpustakaan, maupun seminar literasi. Sharing selanjutnya datang dari bidang Data dan Informasi yang diwakili oleh Ibu Lidia Vrima Kartika (Pusat Informasi Beasiswa dan Studi Lanjut/PIBSL) dan Bapak Edi Asmanto (wakil kepala sekolah Bidang Data dan Informasi). Dalam sharingnya, Ibu Lidia menyampaikan tentang kegiatan Bursa Informasi Pendidikan Tinggi (BIDikTi). Ada setidaknya 30 perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri serta sekolah kedinasan yang telah bekerja sama dengan SMA Kolese Loyola. Bidang kepamongan juga membagikan pengalaman dan perjuangan menjadi wali kelas di era pandemi yang diwakili oleh Ibu Veronika Dewi Aristiya, berbagai kegiatan Organisasi Hobi (OH) oleh Bapak Joseph Army Sadhyoko, dan pelayanan Campus Ministry  oleh Ibu Carolina Yuni Rahastri Kusumarani. Tak kalah seru, Father Jojo juga disambut dengan gegap gempita dan keceriaan para siswa. Father Jojo duduk di hadapan siswa dan siswi perwakilan kelas X, XI, dan Dewan Keluarga Kolese Loyola (DKKL, atau OSIS di sekolah lain) dan mendengarkan sharing dari mereka. Ruang Cinema SMA Kolese Loyola  awalnya dipenuhi dengan bisik-bisik gugup para siswa. Sharing pengalaman di depan seorang Asisten Jenderal ternyata memang menimbulkan kegugupan tersendiri bagi siswa. Namun tak lama berubah menjadi cerah oleh tawa. Keterbukaan hati dan keramahan Father Jojo sungguh meringankan hati para siswa. Ada delapan dari dua puluh sembilan perwakilan siswa yang dapat membagikan pengalaman mereka dalam berdinamika di SMA Kolese Loyola. Kisah yang dibagikan oleh para siswa terkait kegiatan DKKL, pengalaman berefleksi dan belajar secara online maupun offline, pengalaman hidup rohani yang dilanjutkan dengan sharing dari siswa beragama non-Katolik tentang keberagaman agama di Loyola, serta pengalaman-pengalaman lain. Sharing  para siswa dan siswi yang dikemas secara unik, lugu, dan sungguh mencerminkan sudut pandang mereka sebagai remaja yang belajar dan berproses, mampu memberikan warna tersendiri dalam sesi audiensi itu. Di akhir sesi bersama para siswa, Father Jojo menunjukkan apresiasinya atas sharing mereka dan mengutarakan kebahagiaannya karena anak-anak berproses dan belajar di Loyola dengan gembira. Para siswa pun menyambut apresiasi Father Jojo dengan tepuk tangan yang hangat. Acara visitasi Father Jojo ini diselenggarakan juga dengan protokol kesehatan covid-19 sesuai anjuran pemerintah. Acara ini ditutup dengan foto bersama. Pater J. Moerti Yoedho Koesoemo, S.J., sebagai Ketua Yayasan Loyola, memberikan kenang-kenangan pada Father Jojo berupa hiasan dinding dengan gambar Wayang Bima, putra kedua Pandawa, sebagai penanda budaya khas Indonesia. Kontributor : Wening dan Monica – SMA Kolese Loyola

Karya Pendidikan, Penjelajahan dengan Orang Muda

Penggalakkan PjBL Merdeka Belajar!

PjBL (Project Based Learning) merupakan salah satu pendekatan atau metode pembelajaran yang sedang dikembangkan untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Salah satu sekolah yang sudah menerapkan metode PjBL ini adalah SD Kanisius Kenalan, Magelang sejak tahun 2011. Penerapan ini menarik inisiatif Lembaga Kupuku Indonesia untuk mengadakan workshop dengan tema Project Based Learning Berbasis Kearifan Lokal, dalam kerja sama dengan Global Compact Network Indonesia (IGCN) dan Yayasan Kanisius Cabang Magelang. Kegiatan ini diselenggarakan dalam dua sesi, yaitu pada Sabtu, 19 Maret 2022 dan Sabtu, 26 Maret 2022, dengan dua tema yang saling berkorelasi satu sama lain. Tujuan workshop ini adalah untuk mengembangkan kapasitas kepala sekolah, guru, dan orang tua dalam mendidik anak. Kurang lebih ada 700 orang yang terdiri atas kepala sekolah, guru, dan orang tua dari berbagai jenjang pendidikan yang mendaftar dan mengikuti via Zoom dan Youtube Channel.  Dalam workshop sesi pertama, Bapak Yosef Onesimus Maryono, S.Pd., Kepala Sekolah dan Praktisi PjBL SDK Kenalan Magelang, mengisahkan bahwa SDK Kenalan yang berdiri sejak tahun 1930 sempat terancam ditutup oleh Yayasan karena semakin menurunnya jumlah murid. Para guru pun mencari cara agar SD ini tetap bertahan, salah satunya dengan melakukan upaya pendidikan yang memerdekakan anak. Akhirnya pada tahun 2007 diciptakanlah Komunitas Republik Anak Kenalan (RAK) yang diimajinasikan seperti lembaga pemerintahan Indonesia. Komunitas ini memiliki presiden, wakil presiden, dan para menteri yang dijabat oleh anak-anak SDK Kenalan. Rado (kelas V) sebagai presiden dan Dimas (kelas V) sebagai wakil presiden periode Januari-Juni 2022 bersama menteri-menterinya belajar berorganisasi dengan berbagai aktivitas dan pilihan minat. Ibu Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, S. Pd., guru kelas V dan guru pendamping Republik Anak Kenalan (RAK), menyampaikan bahwa RAK menghidupi dan memperjuangkan nilai cinta kasih, kebersamaan, kesetaraan, kedisiplinan, ketekunan, kemerdekaan, totalitas, dan kebenaran. Dinamika kegiatan RAK adalah pemilu, rapat kabinet, forum anak, kegiatan rutin, dan pengembangan diri sehingga proses pembelajaran menjadi lebih berpusat pada anak. RAK mempermudah implementasi PjBL di SD Kanisius Kenalan. Selain itu, guru memiliki kemerdekaan dalam mengintegrasikan kurikulum nasional dengan tema-tema kontekstual yang dekat dengan alam, sosial, dan budaya sebagai sumber belajar.  Narasumber Dr. Elih Sudiapermana M. Pd. sangat mengapresiasi dan mendukung program-program kegiatan berbasis project yang memerdekakan guru dan anak seperti yang telah dilakukan oleh SD Kanisius Kenalan, Magelang. Beliau menyampaikan bahwa penguatan materi bisa dilakukan tanpa harus melalui banyak ceramah “transfer of knowledge,” namun guru harus lebih mendorong anak untuk ceria dalam mengikuti pembelajaran, komunikatif, kolaboratif, inovatif, rasa ingin tahu yang banyak, berusaha mencari pemecahan masalah, serta mau belajar mandiri berkelanjutan.”  Workshop sesi kedua dengan topik Implementasi Project Based Learning yang Kontekstual menghadirkan dua narasumber, yaitu Bapak Yosef Onesimus Maryono, S. Pd dan Ibu Agustina Prima Susanti, S. Pd. Dalam sesi ini mereka membagikan program Niti Belik Berkahing Khalik atau disingkat Tilik Belik (menengok belik) sebagai salah satu program kegiatan SD Kanisius Kenalan yang memanfaatkan momentum hari Air Sedunia (22 Maret 2022). Melalui Tilik Belik, anak-anak belajar untuk mengorganisasi komunitas dan dirinya sendiri. Kegiatan tilik belik bertujuan agar anak mengetahui keadaan sumber mata air, keluasan belik, debit air, kebersihan belik, mengetahui pemanfaatan sumber mata air oleh masyarakat sekitar, dan menghargai air (valuing water). Anak diajak melakukan perjalanan (ekspedisi) melihat dan mengenali belik dan memberikan pemahaman bahwa air adalah ibu kehidupan, yang menciptakan, dan memberikan kehidupan bagi makhluk hidup. Di mana ada air, di situ ada kehidupan.  Tindak lanjut dari kegiatan webinar ini adalah dibuatnya whatsapp group (WAG) oleh tim Kupuku Indonesia untuk memfasilitasi para peserta yang semakin bersemangat dalam upaya mengimplementasikan pendekatan PjBL di sekolah masing-masing di bawah Yayasan Kanisius Cabang Magelang (YKCM). Kontributor : Agust Marwanto – YKC Magelang

Karya Pendidikan

“Kita Tidak Sama, Kita Kerja Sama”

TAKOL (TEMU ALUMNI KOLESE) 2022 TAKOL (TEMU ALUMNI KOLESE) yang berlangsung di Kolese Mikael, Surakarta merupakan acara penutup dari rangkaian acara perayaan 15 Tahun AAJI (Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia) yang jatuh pada 3 Maret 2022. Sebelumnya telah berhasil diselenggarakan kegiatan kolaborasi seperti Turnamen Sepak Bola di GBK (Gelora Bung Karno), Friendship Golf Tournament, & Start Up Talk. Acara di Kolese Mikael sendiri diorganisasi oleh rekan-rekan dari IKAMI (Ikatan Alumni Kolese Mikael) yang juga merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan 60 Tahun Kolese Mikael, Surakarta.  Dengan segala keterbatasan di masa PPKM, acara TAKOL dipersiapkan dengan sangat baik oleh rekan-rekan panitia. Persiapan di tempat acara juga sangat memadai bahkan melebihi ekspektasi. Kegiatan dibuka sejak Jumat Malam (4/3) dengan Welcoming Dinner di hotel yang dilanjutkan dengan ramah tamah di mana para peserta saling berinteraksi satu sama lain. Keesokan harinya, yakni hari Sabtu (5/3) pagi diadakan kegiatan gowes/lari/jalan menyusuri kota Solo yang dilanjutkan sarapan pagi khas Solo seperti soto, nasi liwet, teh, dan kopi. Sebelum break siang, diadakan permainan khas ATMI yakni “ngikir dan nggergaji.”  Pada saat break siang, diadakan acara non formal di guest house. Acara ini merupakan acara sharing session dengan para Jesuit tentang Spiritualitas Ignatian, Development Office, dan Jesuit Refugee Service. Acara ini dihadiri juga oleh Pater Provinsial Benedictus Hari Juliawan, S.J., Pater Vincentius Istanto Pramuja, S.J. (Rektor ATMI), dan beberapa pater Jesuit lainnya.  Acara dilanjutkan sore hari yang dimulai dengan kegiatan Start Up Talk  dengan pembicara dari alumni Kolese Mikael dan dilanjutkan dengan Misa Syukur Perayaan 15 Tahun Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia secara konselebrasi. Kegiatan TAKOL ditutup dengan makan malam bersama dengan menu gudeg dan angkringan yang diiringi pertunjukan musik band dimana antar peserta juga dapat saling ngobrol santai berjejaring.  Secara khusus yang berkesan dari Pater Benny, SJ pada saat homili, “Apa sih godaan dari para-Alumni? Godaan pertama pasti menonjolkan identitas masing-masing kolese bahwa saya adalah yang ISTIMEWA. Sudah 15 Tahun AAJI berdiri dan kita masih bergumul dengan identitas. Namun, walau semua orang harus punya identitas inilah saatnya kita berkolaborasi, saatnya kita berpikir tidak hanya diri kita sendiri. Oleh karenanya, di awal masa Prapaskah ini kita mohon rahmat untuk bisa bekerja sama walau kita berbeda dan berasal dari berbagai latar belakang dan kebanggaan masing-masing.” Cheers! AMDG! Kontributor : FX Krishna Juwono – AAJI

Karya Pendidikan

Pekan Seksualitas Kolese Gonzaga 2022 : “ANTARA TABU TAPI PERLU TAHU”

Pengajuan beasiswa Suryani ditolak karena foto-foto dirinya sedang berpesta tersebar di dunia maya. Sementara Bima dan Dara menghadapi banyak masalah di masa remajanya menjelang Ujian Akhir Sekolah karena mereka berpacaran melewati batas sehingga Dara hamil di luar nikah. Demikian penggalan kisah dalam film Photocopier dan film Dua Garis Biru yang merupakan dua di antara film lain yang direkomendasikan sekolah untuk memulai Pekan Seksualitas Kolese Gonzaga, yang bertema Antara Tabu tapi Perlu Tahu.   Pekan Seksualitas bagi Gen-Z ini diselenggarakan dengan tujuan agar siswa-siswi SMA Kolese Gonzaga mampu memahami isu-isu seksualitas diri, sesama, dan lingkungan mereka dari berbagai perspektif lintas ilmu. Selanjutnya, mereka diharapkan dapat melakukan pencegahan atas hal-hal negatif dari isu seksualitas yang dapat menimpa diri mereka maupun sesamanya. Mereka diharapkan dapat mempersuasi diri dan orang lain untuk menghargai serta memperjuangkan seksualitas yang sehat. Duo Jesuit P. Okta dan Fr. Wibi, memulai Pekan Seksualitas Kolese Gonzaga  dengan bincang-bincang ringan dan kocak. “Gas tipis-tipis” menjadi istilah kocak yang mengesan saat keduanya memberi panduan menonton beberapa film yang direkomendasikan untuk menyiapkan diri mengikuti pekan seksualitas. Harapannya, para siswa terpantik untuk berpikir kritis tentang seksualitas.  Berbekal refleksi setelah menonton film-film itu, dengan pendampingan wali kelas pada Senin, 14 Februari 2022, para siswa berdiskusi dan mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang ingin disampaikan dalam diskusi panel. Pada hari Kamis, 17 Februari 2022, para siswa dengan antusias memasuki Diskusi Panel melalui Zoom. Diskusi Panel bersama narasumber dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama membahas aspek psikologis bersama Dr. Imelda Ika Dian Oriza, M.Psi. dan aspek medis-fisik bersama dr. Noviyani Sugiarto, SpOG. Bagian kedua mendiskusikan aspek hukum bersama Ibu Ratna Batara Munti, S.H., M.Si. dan etika komunikasi digital bersama Kak Oviani Fathul Jannah. Bagian ketiga membahas aspek rohani-spiritualitas dari tradisi kekatolikan bersama Pater Imanuel Eko Anggun Sugiyono, SJ. dan aspek rohani-spiritualitas dari tradisi keislaman bersama Prof. Dr. Musdah Mulia.  Pertanyaan dari para siswa cukup beragam dan memberi kesan tentang pentingnya pemahaman seksualitas yang benar dan sehat. Seksualitas tidak untuk ditabukan atau malah dijadikan misteri yang tidak bisa dibicarakan. “Belajar tentang seksualitas itu perlu, karena kita perlu tahu hak atas tubuh dan hak atas reproduksi agar dapat menghargai orang lain. Belajar tentang sistem nilai terkait seksualitas akan membantu kita membuat keputusan-keputusan terkait seksualitas.” kata psikolog Dr. Dian Oriza yang akrab dipanggil Mbak Dior. Para siswa juga diperkenalkan pada pemahaman tentang ketidaksetaraan gender yang dapat berakibat pada Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), mengobjekkan perempuan,  dan perlakuan-perlakuan yang melecehkan perempuan. Ibu Ratna Batara Munti, S.H., M.Si memperlihatkan aspek hukum yang belum mengatur pelecehan seksual atau kekerasan seksual yang terjadi dalam perkawinan. Yang diatur baru sebatas yang terjadi di luar perkawinan. Para siswa juga mendapat masukan tentang penyimpangan seksual dan kata kunci seperti sistem nilai dan penerimaan diri dalam membangun sikap yang sehat dalam perilaku seksual. Kak Oviani Fathul Jannah mengajak para siswa melihat seksualitas dan bagaimana berselancar di dunia digital secara aman dengan memperhatikan etika berkomunikasi.. Selama pandemi Covid-19, ternyata kasus eksploitasi seksual anak secara online justru meningkat pesat. Ada banyak konten seksual tak sehat di dunia maya, bahkan ada streaming aktivitas seksual, juga ada konten pelecehan yang dijadikan lelucon di media sosial. Pendekatan korban pelecehan melalui dunia digital banyak terjadi dengan metode grooming online. Pelaku seakan-akan mencitrakan diri sebagai orang yang sangat mengapresiasi orang lain, sehingga ia mendapat trust dari korban. Hal tersebut kemudian dapat berlanjut dengan sexting (sex texting). Pelaku selanjutnya meminta foto telanjang kepada korban. Korban yang sudah memiliki rasa percaya pada pelaku akan memberikan foto-foto dirinya. Apabila hal ini terjadi, maka dengan mudah akan terjadi tindakan selanjutnya, yaitu sextortion. Selanjutnya, korban akan terus diminta memberikan foto-foto berikutnya dengan ancaman fotonya akan disebarkan.  Pater Anggun, S.J., dosen STF Driyarkara, melihat pandangan Gereja Katolik mengenai aborsi dan kontrasepsi. Ia menegaskan untuk tidak melihat dari sisi apa yang dilarang namun lebih memperhatikan apa yang dibela. Sedangkan Prof. Musdah (ketua Indonesian Conference on Religion and Peace – ICRP), melihat dari pandangan Islam, membicarakan mengenai hakikat penciptaan manusia sebagai khalifah, yang berarti pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri, sehingga setiap insan seharusnya  mampu mengatur pikiran, kalbu, dan hasrat termasuk hasrat seksual. Kegiatan ketiga dalam Pekan Seksualitas Kolese Gonzaga adalah sesi diskusi  commitment dan  pembuatan media campaign. Sesi ini berlangsung pada Jumat, 18 Februari 2022. Ada forum keputrian dan forum keputraan untuk membuat komitmen berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapatkan selama mengikuti Pekan Seksualitas sebagai penentuan aksi dan tindak lanjut yang dapat dilakukan di dalam komunitas siswa-siswi SMA Kolese Gonzaga. Setelah pembuatan komitmen, mereka kemudian masuk dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyusun media campaign yang akan diunggah di media sosial. Ada banyak variasi media campaign yang dihasilkan dari Pekan Seksualitas ini seperti poster, lagu, presentasi, video, dan podcast.   Kegiatan Pekan Seksualitas Kolese Gonzaga ditutup dengan eksamen yang dipimpin oleh Pater Okta, S.J. Dalam pengantar eksamen,  Pater Okta menyebut dokumen Christus Vivit (Kristus yang hidup) yang merupakan seruan dari Bapa Paus Fransiskus mengenai orang muda. Bapa Paus Fransiskus menggambarkan masa muda sebagai karunia Allah. Menjadi muda adalah sebuah rahmat dan berkat. Masa muda adalah sebuah masa yang penuh sukacita dan harapan. Kasih Allah tidak menghalangi orang untuk bermimpi, tetapi justru memicu mereka menuju hidup yang lebih baik dan indah. Paus Fransiskus mengundang orang muda untuk bersikap bijaksana di era globalisasi ini, yaitu dengan mengikuti perkembangan zaman tetapi tidak lupa dari mana mereka berasal, terutama dalam menjaga hubungan dengan orang tua, keluarga, dan orang yang sudah lanjut usia sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari pengalaman mereka. Sebagaimana Daud menyatakan dalam Mazmur “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan.” Semoga Pekan Seksualitas Kolese Gonzaga dapat menjadi sebuah sarana untuk menemani orang-orang muda membangun masa depan yang berpengharapan. AMDG. Kontributor: Gabriella Kristalinawati, S.Pd., M.Si. – Humas Kolese Gonzaga

Karya Pendidikan

SMA Kolese De Britto: Meluncurkan Buku, Membangun Narasi

“Bagi saya yang sangat mengesan dari de Britto adalah narasi yang sangat kuat. Itu adalah daya tarik yang luar biasa, karena di sana ditemukan suasana orang untuk berpikir, merenung, dan merefleksikan. Ketika hal itu dituliskan, orang menjadi bertemu dengan dirinya sendiri.” Kesan Anita Lie, guru besar Unika Widya Mandala Surabaya, tersebut diungkap oleh Pater Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. ketika memberikan sambutan pada peluncuran buku Sinau Sinambi Mlaku – karya para guru SMA Kolese de Britto, Yogyakarta. Guru, siswa, dan alumni de Britto memang menghidupi budaya tulis, baik tulisan berupa buku maupun artikel media massa. Selama 20 tahun terakhir telah terbit lebih dari 75 judul, baik karya tunggal maupun karya bersama. Pun ribuan artikel yang terbit di koran nasional. Buku Sinau Sinambi Mlaku diluncurkan saat perayaan Pesta Santo Johannes de Britto, 4 Februari 2022, di Aula SMA Kolese de Britto. Buku ini menyusul buku Menumbuhkan Berpikir Kritis yang terlebih dahulu terbit pada hari guru 25 November 2021. Kedua buku tersebut disunting oleh St. Kartono, salah satu guru SMA Kolese de Britto. Sinau sinambi mlaku secara harfiah berarti belajar sambil berjalan. Tajuk buku ini memang tak sekadar harfiah, terilhami oleh judul tulisan yang menjadi pembuka antologi ini. Tulisan tersebut berkisah tentang cara mendekatkan pelajaran sejarah kepada muridnya. Namun, sejatinya bukan hanya murid yang belajar, guru pun sedang belajar. Artinya, sinau sinambi mlaku berlangsung pada murid sekaligus gurunya.  Para guru SMA Kolese de Britto memang sinau sinambi mlaku dalam arti belajar sambil mengajar. Ketika sedang mengajar pun guru de Britto terus belajar. Belajar menemukan pendekatan, media, cara mengevaluasi, atau sarana yang bisa dipakai untuk membawa materi pelajaran kepada muridnya. Upaya para guru kian intensif ketika pembelajaran berlangsung di masa pandemi Covid-19. Pembelajaran jarak-jauh tidak sekadar memindah kelas tatap muka ke tatap layar. Guru mesti mengubah pola pikir dan imajinasinya, melengkapi diri belajar teknologi, atau menyelisik berbagai tautan untuk materi pembelajaran. Tiga puluh tulisan yang tersaji di buku ini berawal dari rerasan lalu briefing, masing-masing guru –di tengah padatnya agenda akhir semester– yang kemudian mencoba memilih satu pengalaman khas mengajar. Sebagian harus merevisi tulisannya hanya supaya terarah pada satu fokus pengalaman. Bukankah tulisan yang baik adalah yang fokus dan dalam? Editor buku ini  memahami bahwa para guru kaya pengalaman. Untuk itu, penulis harus memilih satu saja dari sekian banyak pengalamannya. Pengalaman apa yang paling mengesan sepanjang menjadi guru? Upaya apa yang Anda lakukan sebagai guru agar murid paham? Buku Menumbuhkan Berpikir Kritis berbeda. Buku ini berisi ringkasan 20 tesis magister guru de Britto Pemilahan ringkasan tesis dalam buku ini berdasarkan program yang ditempuh para siswa dan bidang ajar guru di SMA Kolese de Britto, yakni Bahasa, IPA, dan IPS. Tampak nyata lewat isi tesis, ada upaya mencari pembaruan dalam pengajaran dan pendidikan di de Britto. Buku ini sebagai bentuk berbagi agar menginspirasi siapapun yang membacanya.  Buku Menumbuhkan Berpikir Kritis sungguh menjadi perwujudan rumusan pasal dalam Peraturan Kepegawaian Yayasan de Britto (2020)  “tugas belajar,” dan bukan “tugas kuliah.” Artinya, empat semester masa itu memang didedikasikan supaya guru atau pegawai belajar dan   menyegarkan pengalaman di kelas dengan teori-teori mutakhir nan mencerahkan. Ketika yang bersangkutan dibebaskan dari banyak jam mengajar, waktu itu mestinya dipakai untuk srawung ilmiah di berbagai forum diskusi atau seminar.  Tugas belajar, bukan (hanya) tugas kuliah, mesti banyak membaca. Hasil pembacaan itu tampak pada sumber pustaka berupa puluhan buku dan artikel yang menjadi rujukan masing-masing tesis. Judul bunga-rampai kumpulan tesis magister ini merupakan sintesis dari judul-judul karya yang mengerucut pada semangat mendidik para guru de Britto. Kontributor : Humas SMA Kolese de Britto