Pilgrims of Christ’s Mission

Komunikator

JCAP, Komunikator

Belajar Seni Bercerita Secara Visual

Akhir Juli lalu, Konferensi Jesuit di Asia Pasifik (JCAP) bekerjasama dengan Kantor Komunikasi Jesuit di Roma mengorganisasi sebuah pelatihan bertajuk “Visual Communication Storytelling Bootcamp”. Peserta yang datang dari berbagai provinsi dan regio Serikat Jesus di Asia Pasifik berkumpul di Rumah Retret Jesuit di Cebu, Filipina. Pelatihan selama enam hari ini merupakan kesempatan berharga bagi para peserta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam narasi film, fotografi, dan bertutur dari orang-orang yang ahli di bidangnya. Pater Harry Setianto, S.J. dan Frater Septian Marhenanto, S.J. menjadi utusan dari Indonesia. Mikolaj Cempla, pemilik humanstories.studio, adalah koordinator utama pelatihan ini. Humanstories.studio adalah sebuah perusahaan multimedia yang membantu Kantor Komunikasi Kuria Generalat Serikat Jesus di Roma dan beberapa provinsi lain. Selain Mikolaj, Ria Limjap (Konsultan Komunikasi JCAP), Pater Vivian Richard, S.J. (Manajer Sosial Media Jesuits Global) dan Fotografer Filipina Bruder Jeff Pioquinto, S.J. berbagi ilmu kepada para peserta. Para peserta diberi bekal teori mengenai berbagai macam keterampilan di pagi hari. Sisa hari dipakai untuk latihan praktik dengan fokus pada komposisi dan tata bahasa komunikasi visual. Selain itu, para peserta juga mempelajari seni pengembangan plot cerita, memahami pengaturan pencahayaan dan suara untuk wawancara audio visual profesional, dan mengembangkan kemampuan foto esai dari street photography. Kegiatan pelatihan menjadi lebih menarik karena para peserta melakukan praktik proyek photo essay untuk street photography di situs-situs bersejarah di Cebu seperti Basilika Minore del Santo Niño, Museum Nasional Filipina cabang Cebu, dan Jesuit House Museum. Yang terakhir ini ialah, sebuah rumah tua peninggalan Jesuit Spanyol yang dibangun pada tahun 1730. Kegiatan pelatihan ini sangat membantu para komunikator provinsi dan karya Serikat Jesus dalam mengembangkan kemampuan bercerita secara visual. Pater John Dardis, S.J. sebagai Direktur Komunikasi Kuria Generalat, mengatakan bahwa kebanyakan informasi yang disebarkan oleh Serikat Jesus universal masih berupa teks tulisan, sedangkan dunia saat ini sangat menantikan informasi yang menarik, padat, dan ringkas dalam medium visual. Oleh karena itu, kegiatan visual storytelling ini diharapkan dapat memantik para komunikator provinsi, regio, dan karya di Asia Pasifik untuk memproduksi cerita dalam bentuk visual yang menarik dan menyentuh hati orang-orang yang melihatnya. Kontributor: S. Septian Marhenanto, S.J. – Komunikator Provindo

Komunikator

Bercerita tentang Universal Apostolic Preferences dalam Foto

INTERNOS EDISI KHUSUS Topik: Bercerita tentang Universal Apostolic Preference dalam Foto Latar Belakang: Internos Newsletter merupakan media komunikasi Serikat Jesus Provinsi Indonesia dengan para rekan berkarya yang diterbitkan setiap bulan oleh Kantor Provinsialat Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Selain terbitan bulanan, ada pula terbitan khusus. Internos Edisi Khusus merupakan media yang diterbitkan setiap empat bulan dengan berkonsentrasi pada topik tertentu. Kami, Tim Komunikator, selaku penanggung jawab penerbitan ini hendak mengajak para rekan berkarya untuk ikut serta dan terlibat dalam penerbitan Internos Edisi Khusus bulan Agustus 2022. Internos Edisi Khusus bulan Agustus 2022 hendak mendalami tema Universal Apostolic Preferences (UAP). Tema ini akan disajikan melalui foto (satu foto) atau seri foto (maksimal 4 foto) yang bercerita mengenai pokok-pokok dalam UAP. UAP sebagai proses diskresi Serikat Jesus menjadi dasar Serikat Jesus untuk bekerjasama dalam perutusan Tuhan, melayani Gereja di zaman ini, memberikan sumbangan terbaik dengan semua sumber daya yang kita miliki, dan berusaha melakukan segala sesuatu demi pelayanan ilahi yang lebih besar dan kebaikan yang lebih universal. UAP ini sekaligus merupakan cakrawala yang menuntun Serikat Jesus menuju pada pertobatan dan perubahan dalam pelayanan. Ada empat pilar yang menjadi horizon pertobatan dan perubahan ini yaitu: Bagaimana Anda menceritakan foto-foto itu sehingga berbicara tentang keempat pilar di atas tergantung interpretasi Anda dan pengenalan Anda mengenai Serikat Jesus dan tugas perutusannya. Untuk membantu Anda melakukan proses pendalaman dan interpretasi, Anda bisa menggunakan link berikut untuk memahami apa itu UAP https://uap.jesuits.id/ dan https://www.jesuits.global/uap/introduction/  Sudut Berita: Foto-foto yang bercerita tentang bagaimana UAP menghayati interaksi dan tugas perutusan Serikat Jesus di dalam karya-karyanya seperti paroki, sekolah, karya sosial dan rumah retret. Tema Foto: Foto-foto akan menggunakan topik UAP seperti di bawah ini: Syarat dan Ketentuan: Rewards: Kolaborator: Timeline:  Tanggal Kegiatan 14 – 25 Juni Persiapan Acara & Finalisasi Kegiatan 27 Juni – 8 Juli 20 Publikasi & pendaftaran acara Webinar dan Workshop Fotografi 9 Juli 2022 Webinar dan Workshop melalui ZOOM 8 Juli – 2 Agustus Pengumpulan foto dari para kolaborator 3 – 10 Agustus 2022 Mulai proses penyeleksian foto untuk Majalah Internos oleh Juri 10 – 14 Agustus 2022 Proses pengolahan foto oleh internal redaksi Internos & Tim Komunikator 15 Agustus 2022 Penerbitan Majalah internos edisi spesial UAP di Website dan E-newsletter Contact Person : Whatsapp : Communicator SJ 0813-9885-9305 Email : communicator@jesuits.id; assistant.communicator@jesuits.id

Komunikator

Webinar J-Live: Dari Inigo Ke Ignatius

Pandemi sudah berlangsung hampir setahun lebih dan tanpa disadari, sudah dua kali ini Serikat Jesus Provinsi Indonesia merayakan Pesta Santo Ignatius Loyola tanpa bertemu secara fisik dalam kelompok besar sesuai dengan kebiasaan yang terjadi sebelum adanya pandemi Covid-19. Perayaan Santo Ignatius Loyola kemudian dilakukan di komunitas masing-masing dalam kelompok kecil, tetapi tentu saja tanpa mengurangi makna yang dapat dicecap dari teladan sang pendiri Serikat. Perjumpaan di dalam ruang virtual merupakan salah satu cara bertindak di tengah pandemi ini karena perjumpaan secara langsung membawa risiko yang besar bagi kesehatan masing-masing orang. Ada beberapa kegiatan yang diadakan dalam rangka memperingati Pesta Santo Ignatius Loyola secara virtual tahun ini. Salah satunya adalah Webinar yang diadakan oleh Majalah Rohani. Majalah Rohani bekerja sama dengan Jesuit Insight mengadakan J-Live dalam format webinar untuk merayakan Hari Raya Peringatan Santo Ignatius Loyola pada tanggal 31 Juli 2021. Selain itu, J-Live ini diadakan juga dalam rangka memperingati 70 tahun Majalah Rohani. Tema webinar J-Live kali ini adalah Dari Inigo ke Ignatius, mengenai perubahan, pertobatan dan transformasi yang dialami oleh Santo Ignatius dalam mengikuti Sang Raja Abadi. Ibu Mg. Sulistyorini, Direktur Eksekutif PT Kanisius yang juga seorang pembelajar spiritualitas Ignatian, menjadi pembawa acara pada kesempatan tersebut. Romo Nano SJ dan Romo Paul SJ menjadi pembicara. Romo Sindhu selaku pelindung Majalah Rohani memberikan rangkuman dan menggaris bawahi beberapa poin penting dari apa yang disampaikan oleh narasumber. Perjumpaan ini dilakukan dari beberapa tempat yang berbeda. Ibu Sulistyorini membawa acara dari kantor PT Kanisius, Romo Nano SJ di Girisonta, Romo Paul SJ di Seminari Mertoyudan, Romo Sindhu di Kolsani dan tim Jesuit Insight juga di Kolsani. Akan tetapi, semuanya bisa berjumpa secara daring-sinkronus. Teknologi menjadi sarana yang sungguh membantu kerasulan dan pelayanan di masa pandemi ini. Webinar berlangsung selama 90 menit, dari pukul 20.00 hingga 21.30 WIB, dengan jumlah penonton mencapai 285 viewers pada saat livestreaming tersebut. Terdapat beberapa pertanyaan yang muncul terhadap apa yang disampaikan oleh masing-masing pembicara. Sayangnya, tidak semua pertanyaan itu dapat dijawab satu per satu karena keterbatasan waktu dan juga karena banyaknya pertanyaan yang ada. Romo Nano SJ dan Romo Paul SJ memilih beberapa pertanyaan serta kemudian menjawabnya dengan sangat baik. Dari semua komentar yang bermunculan, semuanya memberikan kesan positif dan menyatakan rasa syukur mereka karena boleh mengenal spiritualitas Ignatian. Romo Nano sendiri menyebut mereka sebagai “Ignatian Lovers”. Romo Sindhu akhirnya memberi kata penutup pada penghujung sesi webinar ini, merangkum dari beberapa poin penting dari apa yang disampaikan oleh para pembicara. Tentu saja tujuan lain dari diadakannya webinar ini adalah untuk mengenalkan Majalah Rohani ke khalayak yang lebih luas, terlebih karena sudah 70 tahun Majalah Rohani ada dan semakin ingin menegaskan eksistensinya. Terwujudnya webinar ini tentu saja karena kerjasama dari beberapa pihak, dari pembawa acara, pembicara, frater Kolsani yang menjalani ad-extra di Majalah Rohani, yaitu Fr. Siwi dan Fr. Suroso serta Fr. Tiro yang bertugas di balik layar bersama dengan Jeje dari Komsos Kotabaru, hingga para pemirsa yang menyaksikan webinar dengan segala dukungan yang diberikan. Semoga Majalah Rohani tetap eksis dan mampu bekerja sama dengan banyak pihak untuk semakin mengenalkan spiritualitas, menunjukkan jalan kepada Allah di tengah dunia yang sedang tidak baik-baik saja ini.  Kontributor : Joseph Marendra Dananjaya, S.J. – Jesuit Insight

Komunikator

Pertobatan Ignatius: Ibu dari segala Pertobatan

Doa Vigili St. Ignatius diadakan sehari sebelum peringatan St. Ignatius Loyola yang jatuh setiap tanggal 31 Juli. Doa Vigili Santo Ignatius tahun ini diadakan bersama seluruh-Asistensi Asia Pasifik (JCAP). Dengan menggunakan susunan ibadat sore, keunikan vigili tahun ini  adalah setiap Provinsi atau Regio yang tergabung dalam JCAP memanjatkan atau melantunkan doa dalam bahasa nasional mereka masing-masing. Doa dilakukan serempak pada 31 Juli 2021 secara daring pukul 18.00 waktu Jakarta atau 19.00 waktu Manila dan 20.00 waktu Tokyo. Doa ini disiarkan melalui platform media sosial Facebook dengan akun JCAPSJ dan Youtube dengan kanal Jesuit Conference Asia Pacific. Pater Antonio Moreno, S.J., Presiden JCAP, dalam pengantarnya menyinggung tentang kisah pertobatan Ignatius dengan pandemi yang sedang kita alami ini. Pandemi telah memakan banyak korban meninggal dan mengakibatkan banyak orang menderita. Pater Toni juga mengungkapkan kesedihannya atas peristiwa politik di Myanmar yang juga menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan penderitaan. Tidak sedikit orang harus mengungsi karena nyawa mereka terancam. Saat ini kita pasti merasa prihatin karena pengangguran di banyak tempat dan ancaman bahaya kelaparan yang tidak kunjung bisa diatasi. Keadaan ini diperburuk dengan terjadinya banyak bencana alam di beberapa tempat di Asia Pasifik. Pater Toni mengajak kita semua untuk berdoa bersama, merefleksikan, dan berjuang bersama mengatasi semua ini sesuai dengan talenta masing-masing sehingga pada akhirnya kita akan mampu memandang segala sesuatu secara baru di dalam Kristus.   Setelah pengantar, dilanjutkan dengan bacaan pertama yang diambil dari Kitab Ulangan 30: 15-20. Jo Nolasco, Asisten Direktur Administrasi dan Keuangan EAPI (East Asian Pastoral Institute), Manila, membacakannya dengan cukup jelas. Bacaan ini mengandung ajakan untuk mengikuti Tuhan yang benar agar kita semua dan keturunan kita senantiasa mendapat perlindungan dari Tuhan.   Setelah bacaan pertama, disampaikan renungan dalam bahasa Tetun oleh Superior Regional Timor Leste, Pater Joaquim Sarmento, S.J. Dalam renungannya ia menggarisbawahi tentang dunia kita saat ini di mana banyak terjadi peristiwa-peristiwa kekerasan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakadilan yang semakin meluas. Ia mengajak kita agar semakin berani meneladan pertobatan Santo Ignatius yang melatih kita dalam menentukan pilihan yang mengarah pada kehidupan. Ini berarti kita harus berani melawan segala hal yang memisahkan kita dengan Tuhan dan menolak pilihan yang seolah baik namun justru membawa kita kepada kematian. Memilih jalan Tuhan berarti memilih jalan kehidupan. Dunia kita, yang diperburuk dengan pandemi, semakin diliputi oleh kegelapan. Bumi kita saat ini sedang berduka. Akan tetapi kita pantas bersyukur karena telah diwarisi oleh Santo Ignatius satu hal yang sangat berharga, yaitu discernment. Discernment bukan melulu perkara memilih kehidupan atau kematian, kebaikan atau keburukan, tetapi lebih pada perilaku dalam hidup sehari-hari yang senantiasa memilih segala hal demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Liz Kim, Koordinator Program Internasional Jesuit Mission Australia, membacakan bacaan kedua yang diambil dari Kitab Sirakh 7:32-36. Bacaan kedua ini mengajak kita agar senantiasa memberi perhatian kepada mereka yang miskin, sakit, dan tersingkir. Kita harus bermurah hati kepada semua ciptaan, bahkan kepada mereka yang sudah tiada.   Setelah bacaan kedua, doa vigili dilanjutkan dengan pembacaan cuplikan Autobiografi St. Ignatius oleh S Joseph Wong, S.J. dari Provinsi Cina. Cuplikan yang diambil adalah mengenai kisah Santo Ignatius yang sangat aktif tetapi tiba-tiba harus berdiam diri. Ini sangat menyiksanya namun demikian justru itulah cara Tuhan bekerja membawa Ignatius kepada pertobatan sejatinya.   Setelah itu, doa dilanjutkan dengan pendarasan Mazmur 145-146 oleh para skolastik Kolese Hermanum, Jakarta dalam bahasa Indonesia yang diberi subtitle Bahasa Inggris. Seusai pendarasan Mazmur dilanjutkan pembacaan Injil Markus 4:35-41 dalam bahasa Inggris. Injil ini tidaklah dibacakan seperti dua bacaan sebelumnya melainkan hanya ditampilkan slide dengan musik latar yang mendukung. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada para peserta doa agar dapat turut serta dalam doa vigili dengan cara membaca Injil secara pribadi. Kisah Injil yang dipilih adalah Yesus yang meredakan badai di lautan.  Br Jasper Ong, S.J. dari Regio Malaysia-Singapura, memberikan renungan atas Bacaan Injil. Ia menyampaikan bahwa pandemi itu ibarat badai dalam bacaan Injil. Pandemi membuat kita semua khawatir akan tenggelam bahkan perasaan frustrasi mendalam. Hal sama dirasakan oleh para murid ketika mereka dilanda badai di samudera luas. Pengalaman para murid mengajak kita untuk bercermin pada kisah pertobatan Santo Ignatius. Setelah Ignatius mendapat canonball moment, ia pun sempat jatuh pada keputusasaan dan gejolak karena hidup lamanya hingga akhirnya Allah sendiri hadir dan memberi rahmat ketenangan dalam dirinya. Setelah renungan Injil, doa dilanjutkan dengan refleksi dari Provinsi Jepang yang digambarkan dengan kisah rutinitas sehari-hari dan ditutup dengan minum teh. Minum teh ala Jepang ini hendak menggambarkan kehendak kita untuk berhenti sejenak dari rutinitas agar bisa berefleksi dan bersyukur kepada Tuhan melalui doa. Dalam merayakan syukur ini, kita juga memohon agar Tuhan berkenan membimbing kita sebagaimana Ia membimbing Santo Ignatius menuju pertobatan sejatinya. Para skolastik di Arrupe International Residence yang berasal dari Thailand, Myanmar, Kamboja, Timos-Leste, Fillipina, dan Vietnam juga berpartisipasi dengan menyanyikan lagu As I Kneel Before You di mana lirik pada ayat dinyanyikan dalam bahasa nasional masing-masing skolastik. Doa vigili Santo Ignatius ini diakhiri dengan doa penutup dan berkat oleh Pater Kim Yong-su, S.J., Provinsial SJ Korea. Ia mendoakan kita semua agar karena didorong oleh semangat pertobatan Santo Ignatius kita semakin dimampukan untuk mengambil peran dalam mewujudkan preferensi kerasulan universal Serikat Jesus bersama para rekan berkarya kita dan semua orang yang berkehendak baik.  Selamat merayakan pesta Santo Ignatius. Kontributor : Herman Wahyaka

Feature, Komunikator

Terlibat dalam Ekosistem Digital

Internet telah menjadi kebutuhan banyak orang dewasa ini. Perannya dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik di dunia global semakin penting. Riset dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Indonesia Survey Center (ISC) bulan Juni 2020, memperlihatkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia di tahun 2019-2020 sudah mencapai 196.71 juta jiwa dari total 266.91 juta penduduk Indonesia. Riset tentang penggunaan media sosial di Indonesia dari Data Reportal bersama Hootsuit dan We Are Social pada Januari 2020 menyebutkan bahwa ada 160 juta pengguna media sosial di Indonesia. Para pengguna internet ini menghabiskan waktu rata-rata 7 jam 59 menit dan secara khusus di media sosial selama 3 jam 26 menit. Dari segi demografi diperlihatkan kelompok umur 25-34 tahun (20,6% laki-laki dan 14.8% perempuan) dan rentang usia 18-24 tahun (16.1% laki-laki dan 14.2% perempuan) sebagai kelompok umur terbanyak berselancar di dunia maya. Kelompok usia 18 – 34 ini sering disebut the digital natives. Konteks ini tentu mempengaruhi juga cara orang muda menerima informasi yang mereka dapat dari internet dan secara khusus melalui media sosial. Undangan memeluk dunia digital Realitas di atas jelas mengubah lanskap, cara berkomunikasi dan bertindak orang-orang muda di Indonesia terutama dalam mengakses informasi yang ingin mereka ketahui. Realitas seperti ini menjadi tanda-tanda zaman yang menjadi undangan bagi Serikat Jesus untuk belajar berkomunikasi dengan orang-orang muda zaman sekarang. Terlebih dari itu, Serikat Jesus diundang untuk mengenali bagaimana Allah hadir dalam bahasa, bentuk dan platform teknologi komunikasi dewasa ini dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Penggunaan platform media sosial Serikat Jesus Provinsi Indonesia merupakan sarana yang dipakai untuk berdialog dengan realitas itu. Serikat Jesus berupa menyampaikan dan menawarkan informasi dalam semangat, tradisi dan karya kerasulan Provinsi yang bersumber pada spiritualitas Ignasian dalam platform yang akrab dengan dunia sekarang. SJ Provindo melalui akun Promosi Panggilan SJ sudah hadir di media sosial sejak tahun 2017 untuk menyajikan informasi serta kisah hidup dan panggilan seorang Jesuit. Pertengahan tahun 2018, SJ Provindo melalui akun Jesuit Insight kembali hadir di media sosial sebagai perwakilan wajah muda Serikat dalam membagikan refleksi dan insight atas situasi dunia melalui kacamata Ignasian. Kedua akun sosial media tersebut saat ini dikelola oleh para Bruder dan Frater skolastik yang masih menjalani studi di Jakarta dan Jogja. Provinsi juga hadir di melalui akun resmi media sosial @jesuitindonesia untuk menyajikan informasi resmi Provinsi tentang kegiatan-kegiatan yang dikelola dan dipercayakan kepada Jesuit di Indonesia.  Selain Serikat Jesus, tarekat dan keuskupan, juga mulai memanfaatkan media sosial. Bahkan, refleksi dari agama islam, protestan, hindu, budha, dan penganut kepercayaan menambah keragaman sudut pandang refleksi spiritual. Keragaman ini merupakan kekayaan yang membantu refleksi iman pribadi bagi seseorang. Kolaborasi dan Jejaring Salah satu hal yang menarik dalam upaya membangun kehadiran di dunia media digital ini ialah peluang kolaborasi dan keterlibatan orang-orang muda awam. Salah satu hasil dari kolaborasi itu ialah seri Setiap Jumat Podcast (SJ Podcast) di aplikasi music streaming Anchor.fm, Spotify, dan Apple Podcast. SJ Podcast telah mengudara sebanyak 12 episodes dan setiap episodenya berisi sharing pengalaman serta pergulatan hidup orang muda dan direfleksikan dengan kacamata Latihan Rohani St. Ignatius Loyola. Para frater dari Kolese Hermanum Jakarta bekerjasama dengan orang-orang muda dari Magis untuk mebuat refleksi-refleksi dalam podcast ini sejak akhir tahun 2019. Pembuatan SJ Podcast telah memberikan banyak kesempatan para Jesuit muda dan rekan muda Magis untuk belajar dan bertumbuh bersama. Mereka yang terlibat menjadi tim kreatif menemukan wadah untuk berbagi pengolahan hidup harian mereka. SJ Podcast juga menjadi kesempatan untuk mendengarkan cerita-cerita personal anak muda melalui akun Instagram @setiapjumatpodcast sebagai sarana interaksi dengan pendengar setia mereka. SJ Podcast yang mengudara selama tahun 2020 ini sudah diputar lebih dari 5.000 kali dan telah menemani orang muda katolik di Indonesia berefleksi. Saat ini SJ Podcast sedang dalam proses evaluasi untuk melihat peluang dan konteks baru kehadirannya. Peluang kreatif platform digital juga ditangkap dalam menawarkan Latihan Rohani kepada orang muda dan awam di tengah masa pandemi. Pembatasan sosial selama pandemi ternyata melahirkan kreativitas dalam melihat dan menemani perjalanan rohani rekan-rekan awam dan orang-orang muda dalam bentuk Latihan Rohani Perdana (LRP) yang diadaptasi dari buku The First Spiritual Exercises karangan Michael Hansen. Para peserta LRP melakukan doa setiap hari secara pribadi di rumah masing-masing dan setiap akhir pekan melakukan percakapan rohani dalam kelompok kecil secara daring bersama fasilitator melalui platform digital. Pada tahun 2020, LRP terlaksana dalam 3 gelombang dengan total 300 retretan. Pendekatan seperti ini menginspirasi banyak orang untuk ikut retret, menjadi fasilitator, atau menjadi pengurus LRP. Pesertanya berasal dari berbagai tempat di Indonesia dan luar negeri. Menemukan Makna dan Kedalaman Dunia digital, termasuk media digital, yang sedang terus kita kenali ini seperti pisau bermata dua. Bersama kesempatan, kecepatan dan kemudahan yang ditawarkannya dalam menyebarkan informasi dan beragam hal-hal lain, dunia digital mempunyai hal-hal yang bisa menganggu. Dalam media sosial banyak informasi yang tersebar yang kadang-kadang juga menjadi bagian dari promosi, propaganda dan penyebaran ideologi. Seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan berita dan informasi yang harus dia proses. Yang sering terjadi ialah begitu seseorang percaya dengan informasi tertentu, maka biasanya dia akan cenderung pada sumber-sumber sejenis. Informasi yang berbeda atau malah bertentangan dan kritis cenderung dianggap keliru dan harus dihindari. Di balik seluruh proses dunia digital, ada yang disebut algoritma yaitu proses untuk menetapkan instruksi dan aturan-aturan kuantitatif dalam rangkaian kompleks untuk menyaring informasi dalam proses pengambilan keputusan. Algoritma mengenali pola-pola dan cara kita berinteraksi di dunia digital, termasuk interaksi di dunia digital,  untuk kemudian menawarkan dan meramalkan apa yang akan kita lakukan. Karena itu, tantangannya bagi orang muda ialah sejauh mana sikap kritis berpikir dan bersikap masih bisa tetap dipertahankan. Perjalanan rohani bagaimanapun mengandalkan kemampuan kita untuk bertanya untuk menemukan kehadiran Allah yang tidak serta merta terang benderang. Refleksi menjadi bagian penting untuk melatih ketajaman indera spiritual mengenali kehadiran Allah dan membedakannya dari roh-roh lain. Dalam konteks kekinian dunia dan media digital, refleksi ini membantu kita untuk melihat bagaimana Kristus hadir dan berjuang dalam konteks dunia digital dan algoritma-algoritma yang membentuknya. Mungkin saja kita diundang berefleksi dan menganalisis lebih dalam pengaruh algoritma ini dalam proses pembentukan kehidupan bersama manusia dan hidup bersama Allah. Keberanian dalam Kekinian Berkat keterbukaan kita pada media baru ini,

Komunikator

Promulgasi Protokol Perlindungan Jesuit Indonesia

Tanggung jawab untuk memastikan keamanan dan kebaikan orang-orang yang dilayani merupakan prioritas utama bagi siapapun yang terlibat dalam hidup dan karya Serikat Jesus Provinsi Indonesia (Provindo). Setiap anggota Serikat di Provindo memiliki peran penting dalam menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang memberi ruang bagi siapa saja agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal, dan merasa dihargai martabatnya. Untuk memenuhi komitmen pada cita-cita perlindungan tersebut, hari Sabtu, 19 Desember 2020 yang lalu Pater Provinsial SJ Indonesia, Benedictus Hari Juliawan memaklumkan dokumen “Protokol Pencegahan, Penangan, dan Penyelesaian Kekerasan Seksual terhadap Anak-anak, Orang Dewasa Rentan, dan Dewasa di Serikat Jesus Provinsi Indonesia” dalam pertemuan virtual Sabtu, 19 Desember 2020 pkl 18.00 WIB. Acara promulgasi ini diadakan melalui aplikasi ZOOM Meeting dan dihadiri oleh para Jesuit beserta beberapa tamu undangan dari Keuskupan Agung Jakarta dan Keuskupan Agung Semarang. Turut hadir pula tim Protokol Perlindungan dan Mgr. Robertus Rubiatmoko, Uskup Agung Semarang. Dalam acara ini, Romo Beni menyatakan bahwa niat Serikat Jesus dari diterbitkannya dokumen protokol ini adalah sungguh-sungguh untuk bertobat, sesuai dengan permintaan Serikat universal dan juga bapa Paus Fransiskus. Mengingat kesalahan dan dosa-dosa kita sebagai Gereja dan Serikat Jesus di masa lalu mengenai persoalan ini, langkah pertobatan ini sungguh diperlukan Serikat. Serikat Jesus juga ingin mengubah cara berelasi dan bekerjanya agar karya-karya Serikat memiliki kredibilitas. Selain itu, dengan diterbitkannya protokol ini, orang-orang yang bekerja dengan Serikat Jesus serta umat yang dilayani juga memiliki rasa aman. Pada akhir acara, Bapa Uskup Rubi juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas dokumen protokol yang baru saja diresmikan oleh Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Bapak Uskup menyatakan protokol yang baru dipromulgasikan ini menjadi salah satu kebutuhan yang real dalam Gereja kita. Harapan beliau, dengan adanya protokol perlindungan ini, para Jesuit dapat semakin dibantu untuk bisa menghayati panggilan sebaik mungkin sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik. Promulgasi ini juga akan menjadi bahan pembelajaran untuk Keuskupan Agung Semarang yang juga sedang mempersiapkan protokol serupa. Seperti diamanatkan oleh Pater Jenderal Adolfo Nicolas (Surat 2018/13 tentang to share the suffering of victims of abuse and foster a culture of protection), setiap Jesuit membutuhkan pertobatan personal, komunal, dan institusional dengan cara memperhatikan integritas dan keutuhan hidupnya. Kebijakan dalam bentuk protokol yang baru diresmikan ini merupakan pedoman praktis bagaimana cara setiap Jesuit bertindak, sehingga mereka semakin mampu mengatur diri sedemikian rupa sehingga mengenali diri dan kecenderungannya, serta mampu menciptakan budaya aman dalam seluruh perilaku dan karya-karyanya Menciptakan budaya aman berarti juga melakukan penyelamatan bagi diri setiap Jesuit dan orang-orang di Sekitarnya, yang menjadi inti dari Latihan Rohani yang dihayati oleh setiap Jesuit di setiap waktu. Septian Marhenanto, SJ

Komunikator

Pertemuan Humas-Humas Karya SJ : Membangun Jejaring dan Kolaborasi

Membangun jejaring dan berkolaborasi menjadi dua cara bekerja yang kembali digemakan dalam dokumen Kongregasi Jenderal 36 dan terus untuk diwujudkan di dalam karya kerasulan Serikat Jesus saat ini. Tim Komunikator SJ Provindo berusaha untuk mewujudkan cara kerja jejaring dan kolaborasi ini dengan mengumpulkan para humas, admin media sosial, maupun admin website karya-karya yang dikelola Serikat Jesus. Pertemuan humas karya ini diadakan secara daring tanggal 15 dan 16 Oktober 2020 dan dibagi dalam empat kelompok kecil berdasarkan gugus karya pelayanan masing-masing. Pertemuan ini menjadi tindak lanjut atas pertemuan perdana Humas Karya SJ yang sudah berlangsung bulan September 2020. Pada pertemuan kali ini, para peserta diajak untuk mendalami kembali Universal Apostolic Preferences yang menjadi horizon kerasulan Serikat Jesus selama sepuluh tahun kedepan. Pendalaman UAPs kali ini dilakukan dengan metode percakapan rohani tiga putaran. Masing-masing peserta diajak untuk mensyukuri kembali pengalaman bekerja bersama Serikat Jesus baik secara personal maupun sebagai komunitas karya. Para humas karya diajak untuk berefleksi kembali tentang pengalaman panggilan mereka ikut dalam misi Serikat Jesus. Ada banyak pengalaman syukur dan kegembiraan yang dialami dan dibagikan oleh para peserta dalam percakapan ini. Kegembiraan dan rasa syukur itulah yang membuat mereka terus bersemangat dan siap sedia untuk ikut mengembangkan misi UAPs di dalam karya pelayanan mereka masing-masing. Dalam pertemuan ini, Romo Bambang Sipayung, SJ sebagai Socius Provinsial juga menyampaikan informasi mengenai perencanaan dan implementasi UAPs yang akan dijalankan oleh masing-masing karya. Perencanaan dan implementasi UAPs tersebut akan melibatkan rekan-rekan awam yang bekerja di karya tersebut. Para humas karya memiliki peran sentral dalam proses tersebut, terutama dalam menyampaikan perubahan apa yang sedang terjadi di karya seturut dengan perspektif UAPs. Dengan demikian, publik dan orang banyak ikut mengetahui bahwa karya-karya Serikat Jesus sungguh-sungguh berusaha untuk terus menghidupi UAPs di dalam karya dan pelayanan kita sehari-hari. Pertemuan humas karya ini juga menjadi salah satu cara yang digunakan tim komunikator untuk melibatkan orang-orang yang bekerja di dalam karya kerasulan Serikat Jesus dalam mengembangkan jejaring dan kolaborasi. Mereka juga diajak untuk mulai ikut merasakan dan memahami gerak perubahan yang sedang terjadi di dalam karya-karya pelayananSerikat Jesus. Harapannya, jejaring dan kolaborasi antar humas karya yang baru dibangun ini bisa semakin memperkuat serta memperlancar arus informasi dan komunikasi diantara karya-karya Serikat Jesus maupun dengan Provinsialat Serikat Jesus. A. Septian Marhenanto, SJ