Pilgrims of Christ’s Mission

Pelayanan Masyarakat

Pelayanan Masyarakat

Kunjungan para Uskup ke Taman Komunikasi

Menjelang momen penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa kepada Kardinal Miguel Angel Ayuso, M.C.C.J oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Minggu, 12 Februari 2023 lalu, para Uskup menyempatkan berkunjung ke Taman Komunikasi Kanisius. Empat Uskup yang hadir dalam kunjungan tersebut adalah Mgr. Boddeng Timang dari Keuskupan Banjarmasin, Mgr. Aloysius Sudarso dari Keuskupan Agung Palembang, Mgr. Agustinus Agus dari Keuskupan Agung Pontianak, dan Mgr. Vitus Rubianto dari Keuskupan Padang didampingi para Romo Kuria Keuskupan Agung Semarang dan Vikep Yogyakarta area Timur, Romo Adrianus Maradiyo, Pr. Kunjungan bersuasana informal ini menghasilkan perjumpaan yang akrab dan mengesankan, terutama karena para Uskup melebur dalam perbincangan mengenai perjalanan karya dalam konteks sinodalitas Gereja. Dalam sambutannya, Romo Maradiyo menyampaikan apresiasi atas kontribusi PT Kanisius dalam perjalanan sejarah Gereja dan dunia pendidikan melalui produk-produk yang dihasilkan. Salah satu produk terbitan yang sedang berproses dalam kerja sama dengan Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Semarang adalah buku Wastu Pana yaitu buku referensi pendampingan kaum muda. Sebagai anggota Tribunal (Hakim Gereja) KAS, Romo Maradiyo juga mengapresiasi kontribusi PT Kanisius dalam penyediaan sarana reksa pastoral, khususnya dalam proses penyiapan hidup perkawinan. Untuk membantu mencermati hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyelidikan kanonik, telah dilakukan pula proses revisi terhadap Lembar Penyelidikan Kanonik yang dilengkapi dengan formulir pendukungnya. Dengan revisi ini, diharapkan romo-romo paroki dapat melaksanakan reksa pastoral penyiapan hidup berkeluarga dengan lebih baik. Kontribusi konkret PT Kanisius dalam hal ini adalah menerbitkan lembar Penyelidikan Kanonik versi revisi yang mengakomodir penyesuaian yang diperlukan. Direksi PT Kanisius, Pater E. Azismardopo Subroto, S.J. dan Ibu Margaretha Sulistyorini pada kesempatan tersebut juga menyampaikan kesiapsediaan PT Kanisius untuk berkolaborasi dengan keuskupan-keuskupan dalam tugas perutusan mewartakan Kabar Gembira. Di usianya yang lebih dari seabad, Kanisius menyadari perlunya lahir baru, menjadi muda tanpa mengubah jati diri kelembagaan. Dalam kelahiran barunya sebagai PT Kanisius, telah banyak Insan Muda Kanisius yang menyumbangkan aspirasinya, hingga mewujudkan perubahan wajah Kanisius, yang direpresentasikan oleh keberadaan Gedung Taman Komunikasi atau Takom yang baru. Tempat ini diharapkan menjadi taman bagi semua orang untuk berkomunikasi, membuka diri, menyingkirkan sekat, bertukar gagasan, saling menginspirasi, sehingga makin banyak menghasilkan karya-karya kreatif bagi kehidupan bersama yang lebih baik. Acara kunjungan dipuncaki dengan santap malam bersama menikmati menu Takom Café & Resto. Terima kasih untuk kehangatan dan keakraban yang tercipta dari momen kunjungan ini. Kontributor : Christin Natalia Puspitaningrum – PT Kanisius

Pelayanan Masyarakat

Kesetiaan Kreatif: Memadu Karya, Meraih Jaya

Peringatan HUT ke-101 Penerbit-Percetakan Kanisius dan ke-9 PT Kanisius “Dunia media komunikasi dalam gambaran ideal adalah sebuah lingkungan yang penuh dengan kegairahan. Kegairahan dipicu oleh penemuan keindahan dan pengalaman tercerahkan saat para pelaku media komunikasi berjuang mencari, membela, dan menyebarluaskan kebenaran. Bukankah ini yang dimaksudkan dengan Kabar Gembira Injil? Ketika lingkungan media komunikasi bergairah, masyarakat akan kena imbasnya, yakni ikut bergairah. Dalam kegairahan yang saling terhubung, kelimpahan kekayaan dari realitas kehidupan bersama di muka bumi bisa kembali kita syukuri.” P. Wiryono P., SJ, KESETIAAN KREATIF Refleksi Perjalanan 100 Tahun Karya Penerbit-Percetakan Kanisius, Yogyakarta, hlm. 126 Jl. Cempaka 9, Deresan, bulan Januari selalu menjadi bulan penuh sukacita bagi segenap insan Kanisius (Penerbit-Percetakan). Bulan Januari tahun ini menjadi penanda khusus pula bagi insan Kanisius untuk memulai langkah baru, menapaki usia 101 tahun karya Penerbit-Percetakan Kanisius. Tonggak-tonggak sejarah yang sudah terpatri pada usia 100 tahun karya tahun lalu, menjadi pondasi untuk membangun dan menggaungkan kembali semangat kesetiaan kreatif. Tema besar kesetiaan kreatif dipilih untuk memberikan kesadaran baru bagi insan Kanisius dan mitra-mitra kerja Kanisius, bahwa Kanisius terus-menerus mencoba cara-cara baru untuk dalam karya. Kesetiaan juga dimaknai sebagai usaha menemukan terus-menerus Roh yang telah menggerakkan Ignatius Loyola dalam menjalankan perutusan Gereja di zamannya. Pun halnya dengan Penerbit-Percetakan Kanisius yang terus-menerus diuji melalui ketekunan dalam mewartakan kebenaran melalui media yang digeluti selama ini. Ada dua agenda besar yang diselenggarakan untuk memaknai semangat kesetiaan kreatif ini. Pertama, Kanisius Examen Day, yang dibungkus dalam kemasan games & gathering karyawan. Dengan aneka macam permainan, seluruh insan Kanisius diajak untuk memainkan peran masing-masing dalam permainan dan merefleksikan proses permainan bersama narasumber, Pater P. Wiryono Priyotamtama, S.J. Kedua, Perayaan Ekaristi Syukur HUT bersama. Kanisius Examen Day Suasana Ruang Terbuka Hijau (RTH) PT Kanisius tampak riuh ramai dengan gelak tawa dan canda seluruh karyawan-karyawati yang berkarya di Kanisius. Meriahnya semakin terasa dengan kehadiran lengkap rekan-rekan dari Kantor Pemasaran (Distrik) Jakarta, Tangerang, Surabaya, Bandung, Palembang. Selama kurang lebih satu hari ini, insan Kanisius bersama-sama menyelenggarakan Examen melalui aneka games atau permainan yang sudah dipersiapkan oleh panitia. Terbagi dalam 12 kelompok dengan 8 permainan menambah suasana menjadi semakin semarak. Kompetisi antar kelompok menjadikan permainan semakin berwarna. Setiap kelompok wajib menyelesaikan alur permainan, berdinamika dalam kelompok, dan berefleksi bersama atas setiap permainan yang sudah dilakoni bersama-sama. Uniknya, permainan didesain oleh panitia untuk semakin mengenal satu sama lain dan mendalami visi-misi-nilai PT Kanisius. Setiap insan Kanisius diajak untuk menemukan nilai-nilai hidup dalam permainan. Ada dua permainan utama yang harus dimainkan secara bersama-sama oleh seluruh peserta, yaitu permainan “Jaga Terang” dan “Mencari Harta Karun.” Dalam dua permainan ini, peserta diajak untuk menggali kembali nilai-nilai dari visi-misi. Kanisius Examen Day ditutup dengan refleksi bersama narasumber Pater P. Wiryono Priyotamtama, S.J. di Ruang Kepodang. Pater Wiryono, S.J. menegaskan kembali arti dari kesetiaan kreatif sebagai salah satu bentuk untuk bertahan (survive), juga bisa dimaknai sebagai bentuk kesetiaan dalam panggilan dan perutusan di segala tempat dan waktu yang selalu berubah. Dipaparkan oleh Pater Wiryono, S.J. bahwa Gereja Katolik Indonesia bersyukur mempunyai contoh-contoh teladan dalam kesetiaan kreatif, antara lain: Pater F. van Lith, S.J.; Mgr. A. Soegijapranata, S.J.; dan Rm. J.B. Mangunwijaya, Pr. Salah satu Jenderal Serikat Jesus, Pater Peter Hans Kolvenbach, S.J., memaknai kesetiaan kreatif sebagai usaha kembali ke sumber-sumber asli milik perorangan, kelompok, institusi, dan seluruh ciptaan bagi peneguhan jati diri masing-masing dalam zaman yang berubah. Pater Wiryono, S.J. juga memberikan tips untuk menghidupi kesetiaan kreatif tersebut dalam tiga unsur konstitutif, yaitu melalui: (1) pengalaman panggilan/perutusan: jati diri, passion & perseverance; (2) kebiasaan berdiskresi: spiritualitas; dan (3) membangun harapan-harapan yang menyelamatkan: integrasi ke dalam harapan-harapan Gereja. Agenda refleksi bersama ini ditutup dengan pemberian penghargaan untuk AMDG Awards 2023. Perayaan Puncak Syukur HUT ke-101 Pen-Per Kanisius Dengan penuh rasa sukacita dan syukur, segenap keluarga besar PT Kanisius menyatukan diri dan hati dalam Perayaan Ekaristi Syukur yang dilaksanakan tepat di hari ulang tahunnya yang ke-101, 26 Januari 2023. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Rm. Y.R. Edy Purwanto dan Pater B. Hari Juliawan, S.J. (Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia) didampingi oleh Rm. A. Maradiyo (Vikep Yogya Timur), Rm. A.R. Yudono Suwondo (Vikep Yogya Barat), Rm. Y. Harsanto (Vikep Kategorial), Pater Sarjumunarsa, S.J. (tamu undangan), dan Pater E. Azismardopo Subroto, S.J. (Dirut PT Kanisius). Perjalanan monumental 100 tahun di tahun 2022 lalu masih berlanjut sampai ke usia 101 tahun dan penuh harapan untuk tahun-tahun ke depan, melanjutkan penziarahan PT Kanisius. Pada momen yang ke-101 tahun ini, PT Kanisius menghadirkan satu lagi layanan di Taman Komunikasi Kanisius Yogyakarta yaitu Takom Kafe yang sudah memulai kiprah barunya pada Januari 2023. Perayaan Ekaristi Syukur HUT ke-101 ini sekaligus menjadi kesempatan terindah untuk memberkati ruang kafe dan ruang Takom Kanisius Pusat yang baru selesai direnovasi. Sekaligus dilakukan penandatanganan prasasti renovasi gedung Takom oleh Rama Vikjen dan Rama Provinsial. Syukur kepada Allah atas rahmat-Nya yang berlimpah. Perayaan Syukur dalam kesatuan doa ditutup dengan prosesi penanaman dua pohon zaitun di halaman Taman Komunikasi Kanisius. Pohon zaitun merupakan salah satu pohon yang langka, pohon yang melambangkan perdamaian, kehormatan, dan kesejahteraan. Pohon zaitun ini pula yang menjadi salah satu ikon gambar yang terpasang di logo Takom Kafe. Kami berharap, filosofi pohon zaitun merepresentasikan semangat perdamaian, kehormatan, dan kesejahteraan bagi PT Kanisius beserta insan Kanisius yang bernaung di dalamnya. Terima kasih kepada para Sahabat, mitra kerja, dan warga sekitar yang bersama-sama PT Kanisius berkolaborasi dan bekerja sama dalam aneka bentuk kegiatan. 101 tahun Kanisius, Memadu Karya Meraih Jaya. Kontributor: Paulus Widiantoro – PT Kanisius

Pelayanan Masyarakat

Fall in Love!

Summarizing my experience at Realino in just one page is very complicated because it has been so beautiful, so significant and transformative, that all the words in the world fall short to tell you how this whole adventure has been. First, I want to tell you about the two communities I have had the opportunity to be in, Bongsuwung and Pingit. Both have a natural charm, incredibly kind and welcoming people. But above all, both have a gigantic resilience ability despite all the difficulties they experience on the daily basis, they continue to fight hard to be better humans and have a better future for their children. There are children with whom we do the workshops and classes. They are incredible. Sometimes a little unruly, distracted and hyperactive. But they really value our efforts and are happy with our presence. receive us with hugs and smiles, showing us that we are doing a good job with them and that this work is completely worth it. Also, it is important to talk about Realino and all the people who are part of the team. The excellent work they have done is impressive. Everything is very organized, well planned. They manage everything we need The most important thing is that each project, each idea, each aspect, reflect the love and passion of their service. Regarding the volunteers, they are all very kind people, who love the children, and give their best every day so the children can have a positive impact in their lives. They are people who know how to work as a team and are fully committed to Realino’s activities. They also seek ways to improve the community. They are the youth who would like to partake in making the world a better place. To finish, I would like to say that I am very grateful for having the opportunity to be part of Realino. Despite not speaking as a foreigner, everyone welcomed me in such a nice way. I feel them like my family. In addition, they have taught me so many things, I have learned to value more each aspect of my life. I have been able to see the depths of Indonesia. I have learned to be flexible, to enjoy each moment more. And above all, to love more, to give the best of me in each thing I do. Thank you Realino for allowing me to fall more in love with Indonesia, its inhabitants, its culture, its places and what you are building together. I dedicate this poem to you, which is in Spanish (my mother language) and is by a Jesuit whom I love very much: ¡Enamórate! Nada puede importar más que encontrar a Dios. Es decir, enamorarse de Él de una manera definitiva y absoluta. Aquello de lo que te enamoras atrapa tu imaginación, y acaba por ir dejando su huella en todo. Será lo que decida qué es lo que te saca de la cama en la mañana, qué haces con tus atardeceres, en qué empleas tus fines de semana, lo que lees, lo que conoces, lo que rompe tu corazón, y lo que te sobrecoge de alegría y gratitud. ¡Enamórate! ¡Permanece en el amor! Todo será de otra manera. Pedro Arrupe, S.J. The translation Fall in love! Nothing is more practical than finding God, than falling in Love in a quite absolute, final way. What you are in love with, what seizes your imagination, will affect everything. It will decide what will get you out of bed in the morning, what you do with your evenings, how you spend your weekends, what you read, whom you know, what breaks your heart, and what amazes you with joy and gratitude. Fall in Love, stay in love, and it will decide everything. Pedro Arrupe, S.J. I dedicate this poem to them because for me it represents what the experiences with Realino have left in my heart. I will never forget them. I hope one day I can give them back a little of the abundance that I received from them. written with love, Alejandra Maria Serrano Dussan Colombian woman Realino 2022 Volunteer

Pelayanan Masyarakat

Anugerah Kebudayaan Indonesia untuk Majalah BASIS

Pada 9 Desember 2022, majalah BASIS menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek) bersama dengan 29 pekerja seni dan budaya dalam pelbagai bidang. Penetapan majalah BASIS sebagai salah satu penerima anugerah kebudayaan ini diambil setelah sebelumnya dilakukan penilaian, baik secara administratif maupun substantif. Pemerintah—melalui Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek— setiap tahun memberikan anugerah kebudayaan kepada individu, kelompok, atau lembaga yang telah mendedikasikan diri mereka untuk berkarya bagi kemajuan budaya di Indonesia. Tahun ini, terdapat tujuh kategori penghargaan, antara lain: Gelar Tanda Kehormatan dari Presiden RI, Pelopor dan Pembaru; Maestro Seni Tradisi; Pelestari; Anak dan Remaja; Lembaga; dan Media. Majalah BASIS menjadi salah satu penerima penghargaan dalam kategori media. Selama lebih dari 70 tahun (sejak Maret 1951), majalah BASIS konsisten menerbitkan tulisan-tulisan bertema budaya, filsafat, teologi, seni, dan sastra. Selama itu pula, majalah BASIS melayani pencerahan bangsa dan kini termasuk majalah budaya nasional yang masih eksis di tengah tantangan disrupsi digital. Oleh Tim Penilai Ditjen Kebudayaan, majalah BASIS dinilai telah menyebarkan literasi kebudayaan dan juga turut merefleksikan masalah-masalah kemanusiaan serta keadilan dengan tulisan-tulisan yang tajam dan kontekstual. Penyerahan dan penerimaan anugerah kebudayaan dilangsungkan di Gedung A Kemdikbudristek pada acara resmi bertajuk “Malam Apresiasi Kebudayaan Indonesia”. Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan) secara langsung menyerahkan apresiasi kepada setiap penerima anugerah kebudayaan yang hadir di tempat. Hadir juga dalam acara ini Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) dan Gubernur Sumatera Barat (Mahyeldi Ansharullah). Apresiasi untuk majalah BASIS berupa piagam penghargaan, plakat, dan juga dana sebesar 50 juta rupiah diterima oleh Pater Setyo Wibowo, S.J. (Pemimpin Redaksi BASIS). Penghargaan ini telah melengkapi dua penghargaan lain yang tahun lalu sudah diterima oleh majalah BASIS, yakni Anugerah Kebudayaan Gubernur DIY (18 November 2021) dan Anugerah Kebudayaan Walikota Yogyakarta (16 Desember 2021). “Wis komplit tenan iki. Tahun wingi wis entuk penghargaan seka Walikota Yogyakarta lan Gubernur DIY. Saiki entuk meneh seka Pemerintah Pusat,” ujar Pater Sindhunata, S.J. menanggapi anugerah kebudayaan yang baru saja diterima oleh majalah BASIS. Bagi Pater Setyo, S.J. anugerah kebudayaan ini sangat penting. Anugerah ini meneguhkan komitmen dan upaya untuk terus menemukan kedalaman yang menembus fakta dalam melihat segala fenomena atas dampak budaya baik bagi redaksi maupun bagi pembaca setia majalah BASIS. Kita tentu bersyukur pula karena BASIS juga merupakan majalah Jesuit, yang menjadi wadah bagi banyak dari kita, para Jesuit, untuk mencurahkan pemikiran intelektual. ajalah BASIS turut ambil bagian dalam kerasulan intelektual kita yang nyata. Dengan cekelan (pegangan) pokok Small is Beautiful, semoga majalah BASIS terus lestari, biarpun kecil tetapi tetap eksis. Kontributor: Antonius Siwi Dharma Jati, S.J.

Pelayanan Masyarakat

Berlari Bersama, Membangun Harapan Bersama

“Hari ini kami bahagia bersama kalian, bersama orang-orang Indonesia” -Mubarak, Somalia Mubarak, Somalia Sabtu, 24 September 2022—Even Lari Kolese Kanisius pada tahun ini cukup spesial. Bukan hanya karena menjadi even pertama setelah pandemi, tetapi juga dilangsungkan bertepatan dengan Hari Migran dan Pengungsi Sedunia yang diperingati oleh Gereja Katolik seluruh dunia. Paus Fransiskus menyatakan bahwa tema Hari Migran dan Pengungsi Sedunia 2022, adalah “Membangun Masa Depan dengan Migran dan Pengungsi.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh alumni Kolese Kanisius bekerja sama dengan JRS Indonesia dan Suaka Indonesia serta didukung oleh berbagai kalangan. CC5K, demikian kami menyebut kegiatan ini, menandai kolaborasi pertama antara alumni Kolese Kanisius dan Suaka Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak seluruh pihak, termasuk warga Indonesia dan pengungsi, membangun harapan bersama, setidaknya harapan ini diawali dengan lari bersama sejauh lima kilometer. Kegiatan ini ternyata juga membawa kegembiraan bagi para pengungsi yang turut berlari. “Saya sangat menghargai momen ini dan berterima kasih kepada semua staf di JRS dan organisasi lain yang berpartisipasi untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan sukses. Semoga Tuhan memberkati Anda semua.“ kata Dembele (31), seorang pencari suaka asal Pantai Gading. Aktivitas lari dimulai pukul 06.00 pagi dari lapangan Kolese Kanisius yang dibuka secara khusus oleh Rektor Kanisius, Pater Leonardus Evert Bambang Winandoko, S.J., dengan mars Kolese Kanisius dan lagu Indonesia Raya. Peserta yang mengikuti kegiatan ini diperkirakan mencapai sekitar 1.300 pelari di mana 29 diantaranya adalah pengungsi yang berasal dari Somalia, Sudan, Pantai Gading, dan Togo. Para pengungsi tidak perlu membayar biaya pendaftaran karena mereka mendapatkan dukungan pembayaran dari peserta umum. Para pengungsi menyambut baik acara kolaboratif ini. Mubarak, pencari suaka asal Somalia mengatakan, “Hari ini kami bahagia bersama kalian, bersama orang-orang Indonesia. Kami bersyukur dan terima kasih banyak kepada masyarakat Indonesia, JRS, Canirunners, Suaka, telah mengizinkan kami berpartisipasi dalam acara ini dan mengenal lebih banyak orang Indonesia.” Pada kesempatan ini, JRS juga memperkenalkan makanan asal Afghanistan yang dibuat oleh Bolani dan Kheer, pengungsi Afghanistan, yang dibagikan gratis bagi peserta yang turut meramaikan marathon. Selain itu, beberapa karya kerajinan pengungsi di Bogor turut ditampilkan di stand Refutera – JRS. “Lomba CC5K kali ini diselenggarakan dalam rangka membantu, menolong, membela, menyemangati, memanusiakan orang-orang yang tersingkir, terusir dari tempat kelahiran mereka. Orang-orang yang tersingkir itu antara lain dari Sudan, Afghanistan dan banyak lagi. Alhamdulillah wasyukurillah kita telah dapat berbuat sesuatu,” kesan Irwan Ismaun Soenggono, sesepuh Pramuka Kanisius yang juga adalah peserta tertua CC5K. Para pengungsi pun bahagia sebagaimana kesan Michael Maciva, pengungsi asal Nigeria, ”Saya sangat senang mengikuti acara lari ini. Merupakan pengalaman yang luar biasa untuk bertemu dengan banyak teman Indonesia. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang tahu tentang pengungsi dan kita bisa membangun hubungan yang baik.” Kegiatan ini juga menjadi upaya perwujudan pesan Paus Fransiskus untuk melibatkan pengungsi dalam komunitas lokal sehingga tidak ada seorang pun yang ditinggalkan (No one must be excluded). Berlari bersama pengungsi menjadi kesempatan membuka ruang perjumpaan untuk membangun harapan dan masa depan pengungsi. Kontributor: Melani W. Wulandari & Ishak Jacues Cavin, S.J.

Pelayanan Masyarakat

Cerita Pengalaman dan Refleksi Kegiatan Kemanusiaan di Jombor

Tim Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma bermitra dengan SPM Realino menjalankan program kampus merdeka pada kegiatan kemanusiaan yang sudah diprogramkan dan dijalankan oleh SPM Realino di daerah Jombor. Saya adalah salah satu mahasiswa yang mendapat kepercayaan untuk berkegiatan di Jombor berdasarkan kesepakatan antara saya dan dosen dengan pimpinan lembaga mitra.  Nama saya Joni Halawa. Saya mahasiswa dari Pendidikan Matematika angkatan 2018. Saya mengikuti kegiatan di Jombor setiap hari Kamis sejak 23 September 2021 hingga 16 Desember 2021. Kegiatan yang kami laksanakan berupa pembelajaran bahasa Inggris untuk tingkat SD-SMP dan menggambar/mewarnai bagi anak-anak usia TK. Kami dari USD fokus untuk mengajari anak-anak tingkat SD. Materi bahasa Inggris yang kami ajarkan berupa kosakata yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja ini berbeda  dengan materi yang diajarkan oleh pendamping lain pada anak di tingkat SMP. Anak-anak yang mengikuti kegiatan berjumlah sekitar 15 hingga 20 orang. Mereka sangat gembira, demikian juga saya. Sebenarnya, saya tidak pernah berdinamika bersama anak SD sebelumnya. Saya tidak punya kemampuan untuk menghadapi sikap mereka yang ribut, tiba-tiba teriak, saling berkejaran, dan minta pulang. Selama di kampus, saya selalu menghindari kesempatan bersama mereka dengan tidak mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh prodi. Namun, diluar dugaan saya, kegiatan yang berlangsung di Jombor justru mengantar saya pada dunia anak-anak dan betapa sederhananya kebahagiaan mereka. Saya (dengan satu orang teman) menyiapkan kosakata sederhana dalam bahasa Inggris dan mengajarkannya pada mereka. Waktu belajar, beberapa siswa memiliki semangat yang tinggi, beberapa yang lain saling berkejaran dan ada yang mau pulang saja. Bagi saya, sikap mereka yang sangat beragam itu menjadi bukti bahwa anak-anak memiliki semangat yang tinggi dan membutuhkan perhatian dari orang sekitar.  Selain belajar, kami juga bermain. Saya menyiapkan permainan yang bertujuan untuk membuat suasana menjadi seru, anak-anak tidak bosan, menjadi lebih ekspresif, dan terbiasa berhubungan dengan teman seusianya untuk saling mengenali. Keceriaan mereka dapat dilihat dari upaya mereka untuk memenangkan permainan (jika yang diharapkan dari permainan adalah kalah atau menang), teriakan tawa mereka yang melengking, pergerakan mereka yang cepat, dan raut wajah mereka. Ini menjadi pengalaman berharga bagi saya mengingat di kampus atau di kegiatan saya sebelumnya, tidak saya jumpai hal seperti ini. Adapun hasil belajar anak-anak, menurut saya, sangat baik. Mereka bisa menyebutkan kosakata dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Mereka bisa menyelesaikan tugas dengan cukup baik. Mereka tetap ceria ketika pelajaran dimulai. Mereka saling mengenal satu sama lain dan juga kami para pendamping.  Bagi saya, pengalaman penting lainnya adalah tentang mengenali karakter anak-anak. Ada satu orang anak yang pada pertemuan pertama sibuk mengurusi giginya yang goyang ketika kami menyampaikan materi, dan pada pertemuan Minggu berikutnya giginya itu sudah tanggal. Ada anak kakak-beradik yang ributnya bukan main. Jika kakaknya mengacaukan barisan, adiknya menarik baju kakaknya kemudian tertawa terbahak-bahak. Ada juga yang pendiam, sama sekali tidak mau berbicara, kecuali bila diminta terus-menerus. Ada banyak karakter unik lainnya yang mengingatkan saya pada masa kecil dulu dan itu menjadi pelajaran bagi saya untuk menghargai anak-anak sebagai individu yang harus didampingi.  Pelajaran yang saya dapat tidak hanya mengarah pada latar belakang jurusan saya (karena saya pendidikan matematika, tapi saya mengajari bahasa Inggris), tapi lebih pada pelajaran sosial kemanusiaan untuk pengembangan diri dan saya yakin ini sangat berguna bagi saya ke depan ketika saya sudah masuk dunia kerja, bergabung dalam masyarakat, dan ketika menjadi guru. Pelajaran lain yang saya dapatkan juga adalah keterampilan mengendalikan diri pada situasi yang dekat dengan anak-anak, cara mengkoordinasi agar tidak terjadi keributan yang tidak dapat dikendalikan, dan public speaking jika pendengarnya adalah anak-anak. Di sisi lain, saya juga memiliki kesempatan untuk berdinamika bersama dengan mahasiswa lain dari beberapa universitas dengan tingkatan dan disiplin ilmu yang berbeda. Mereka adalah relawan yang juga bergabung menjadi pendamping. Kami bekerja sama dalam hal pelaksanaan kegiatan dan ini meningkatkan keterampilan saya untuk bekerja dalam tim.  Terakhir, kegiatan MBKM ini berhasil meningkatkan keterampilan sosial saya dan memberikan pelajaran selain hal yang saya dapatkan pada mata kuliah prodi. Lembaga yang menjadi mitra juga meningkatkan relasi prodi dengan komunitas di luar kampus, relasi mahasiswa dari prodi dengan mahasiswa dari prodi lain dari universitas yang berbeda, dan kemungkinan untuk bekerja sama dalam proyek lain pada masa yang akan datang. Ke depan, saya berniat untuk meneruskan kegiatan kemanusiaan di kampung saya dengan mengumpulkan beberapa anak dan memberikan mereka pelajaran (untuk saat ini, saya sudah memulai kegiatan sendiri yang serupa dengan kegiatan di Jombor ini pada 13 orang anak di Sidomoyo, Godean). Saya tetap berusaha meningkatkan keterampilan yang saya dapat sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Kontributor: Joni Halawa – Volunteer SPM Realino

Pelayanan Masyarakat

Laboratorium Sosial Mahasiswa dan Ramadhan yang Paskah

PERKAMPUNGAN SOSIAL PINGIT Bukan gagasan melainkan perjumpaanlah yang mengubah. Dalam dua tahun terakhir perjumpaan langsung menjadi aktivitas yang amat dirindukan oleh banyak orang di tengah pandemi Covid-19.  Pandemi menjadi tantangan besar bagi Perkampungan Sosial Pingit (PSP) atau yang dahulu dikenal dengan nama YSS Pingit untuk menjalankan aktivitas menemani masyarakat sederhana di area bantaran Sungai Winongo. Seiring dengan membaiknya situasi akibat pandemi, kegiatan-kegiatan PSP yang dimotori oleh para frater teologan Kolsani ini lambat laun berjalan normal kembali. Saat ini Perkampungan Sosial Pingit (PSP) memiliki dua kegiatan utama yaitu menemani warga yang kesulitan memiliki tempat tinggal di Yogyakarta dan menemani belajar anak-anak di area Pingit. Ada tiga warga dampingan saat ini. Mereka bekerja sebagai pedagang asongan Malioboro, pemulung, dan pedagang barang bekas. Sementara itu kegiatan pendampingan belajar untuk anak dilaksanakan setiap Senin dan Kamis pukul 18:30-19:30 WIB. Dalam menunjang kegiatan belajar ini, PSP memiliki lima ruang kelas sederhana dan satu ruang perpustakaan. PSP menemani anak-anak mulai dari Taman Kanak-kanak hingga SMP. Selain menemani belajar anak, PSP berusaha untuk juga memperhatikan perkembangan karakter dari setiap anak melalui kegiatan seni. Laboratorium Sosial Mahasiswa Dalam mengelola PSP, para frater Kolsani dibantu oleh  banyak volunteer muda. Pada tahun ini, PSP memiliki 54 volunteer yang terdiri atas 12 volunteer laki-laki dan 42 volunteer perempuan. Mereka  datang dari berbagai universitas di Yogyakarta seperti Universitas Sanata Dharma, Universitas Atma Jaya Jakarta, Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Mercu Buana, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Mereka pun juga berasal dari berbagai daerah, suku, ras, dan agama. Ternyata banyak orang muda yang antusias untuk menjadi volunteer di PSP. Dari kurang lebih 80 orang muda yang mendaftar akhirnya diputuskan untuk menerima 54 orang yang sebagian besar adalah mahasiswa dan tentunya minimal sudah dua kali vaksin. Dalam menjalankan tanggung jawabnya para volunteer  dibagi ke dalam tiga divisi, yaitu divisi warga, divisi anak, dan divisi media sosial. Para volunteer sangat antusias menemani anak-anak dan warga dampingan meskipun kekhawatiran pada covid masih ada. Tak dapat dipungkiri bahwa perjumpaan langsung belum bisa tergantikan oleh teknologi apapun. Maka terdorong akan kerinduan untuk berjumpa inilah para volunteer sangat antusias dan semangat untuk menyediakan waktu khusus di tengah kesibukan kuliah. PSP menjadi laboratorium sosial bagi mereka untuk berjumpa dengan realitas kemiskinan dan mengasah kepedulian sosial di tengah gemerlapnya Kota Yogyakarta. Tidak segan-segan banyak volunteer yang merasa bahwa PSP adalah tempat formasi untuk melatih skill mengajar.  Namun lebih daripada itu, PSP adalah tempat untuk mengasah nurani dan kepedulian pada sesama yang membutuhkan. RAMADHAN tanda PASKAH Masa Ramadhan di PSP tahun ini terasa amat spesial karena berdekatan dengan perayaan Paskah bagi umat Kristiani. Dalam kesempatan merayakan Ramadhan tahun ini, para pengurus dan volunteer PSP bekerja sama dengan RT/RW setempat untuk mengadakan tiga acara besar yaitu Buka Bersama Anak, Buka Bersama Warga, dan Bazar Pakaian Pantas Pakai. Acara ini berturut-turut diadakan dari 21-30 April 2022.  Bagi kami dan seluruh warga Pingit RT 01, 02, 03, dan RW 01 acara ini menjadi RAMADHAN yang PASKAH. Masa Ramadhan kali ini sungguh menjadi tanda PASKAH- kebangkitan bagi seluruh warga setempat beserta anak-anak dan seluruh kegiatan PSP. Pasalnya selama dua tahun terakhir ini kegiatan Perkampungan Sosial Pingit menjadi sangat terbatas. Meskipun pada bulan November 2021 kemarin sempat diadakan Bhakti Sosial Pengobatan Gratis bagi warga setempat. Ketika pandemi meningkat, kegiatan kembali tersendat. Maka Ramadhan kali sungguh menjadi tanda kebangkitan-paskah bagi kami semua di PSP. Apabila anda juga ingin mengikuti kegiatan-kegiatan Perkampungan Sosial Pingit silakan follow akun Instagram kami @pingit_berbagi atau tik tok kami @Perkampungan Sosial Pingit. Kontributor : Pusparani, Anna Galuh, Emanuella Agusta, dan Ludwinia Clarissa – Divisi Medsos PSP

Pelayanan Masyarakat

Bertani itu Benar

Di usianya yang ke-57, Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) Salatiga terus berbenah diri. Kami terus berusaha mengembangkan dunia pertanian di Indonesia dengan mengejar visi untuk menjadi rujukan Teman Tani. Kami berharap, KPTT bisa menjadi rujukan bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pertanian dan peternakan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana KPTT mewujudkan cita-cita tersebut? Ada beberapa action plans yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh KPTT di antaranya adalah penyelenggaraan kursus Smart and Scientific farming, assessment internal KPTT, dan kolaborasi.  Smart and Scientific Farming Pendekatan model pertanian saat ini harus dikemas dalam bentuk yang menarik dan modern. Hal ini dimaksudkan agar menarik lebih banyak orang muda untuk terlibat dalam kursus pertanian dan pendampingan para petani. Dalam arti tertentu, pandemi Covid-19 telah mengajari kami untuk menyelenggarakan kursus pertanian yang menarik bagi banyak kalangan. Sejak bulan Maret 2020 kami menyelenggarakan apa yang disebut sebagai Smart and Scientific Farming. Model pendekatan pertanian yang cerdas dan ilmiah ini ternyata mampu menjawab kebutuhan banyak peserta kursus. Kurikulum kursus pertanian pun disusun dengan mengedepankan tiga hal pokok yaitu pembuatan media tanam, pengenalan dan pembuatan nutrisi tanaman, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).  Semenjak kursus dibuka, KPTT telah mendampingi ratusan peserta kursus baik secara luring maupun daring. Melihat siapa saja peserta kursus pertanian, ada data yang cukup menarik. Pertama, ada banyak sekolah, khususnya Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Atas yang tertarik dengan program overplanting. Kedua, ada banyak peserta kursus yang memiliki usia pensiun. Kebanyakan dari mereka hendak mendalami pertanian untuk memaksimalkan masa pensiun mereka dengan bertani. Mengingat mereka, kadang kami berseloroh, KPTT bukan hanya berjalan bersama orang muda, namun juga berjalan bersama orang-orang tua untuk membangun masa depan yang penuh harapan. Ketiga, saat ini KPTT bekerjasama dengan Yutaka Education Center (lembaga Bahasa Jepang) yang sedang menyiapkan orang-orang muda untuk dikirim ke Jepang sebagai petani. Sudah ada tujuh pemuda yang belajar pertanian di KPTT dari total 60-an orang dan masih banyak lagi para peserta kursus dalam bentuk magang dan sebagai volunteer di KPTT.   Dalam mendampingi orang muda untuk bertani, kata-kata yang pernah disampaikan oleh Masanobu Fukuoka (pegiat natural farming) cukup menginspirasi. “The ultimate goal of farming is not growing the crops but cultivation and perfection of human beings.” Masanobu menekankan pentingnya peranan manusia dalam bertani. Dengan bertani, manusia sejatinya juga akan belajar mengolah diri, menjadi lebih baik, dan menjadi lebih sempurna sebagai manusia. Maka dari itu, natural farming mestinya menjadi pilihan penting jika para petani ingin mencapai kesempurnaan diri bersama alam. Assessment Internal KPTT KPTT terus melakukan refleksi dan evaluasi diri. Setelah sebelumnya mengalami evaluasi karya dan diputuskan bahwa karya ini tetap dilanjutkan, kami bersama seluruh Serikat mencoba menanamkan roh Universal Apostolic Preferences (UAP) dalam menjalankan karya KPTT. Karena alasan itu, KPTT pun terus berbenah. Saat ini, KPTT sedang membentuk Tim 10. Tim 10 adalah sebuah tim yang terdiri atas orang-orang muda, baik dari internal KPTT maupun luar KPTT yang akan “bekerja” atau bergerak memajukan dan membangun KPTT 10 tahun ke depan. Sejak bulan lalu, Tim 10 ini sudah bekerja untuk mewujudkan visi KPTT untuk menjadi rujukan bagi Teman Tani. Mereka bahu membahu akan bekerja untuk mewujudkan misi KPTT agar menjadi lebih profesional dalam mendidik teman tani sesuai dengan perkembangan pertanian modern, profesional dalam produksi dan pemasaran hingga dapat menyelenggarakan institusi yang sehat dan berkelanjutan, dan profesional dalam menemani Teman Tani sebagai pihak sentral.  Setelah paling tidak dua kali bertemu, Tim 10 semakin menyadari bahwa rasa andarbeni menjadi bagian yang paling penting dan paling banyak disebutkan oleh mereka. Berawal dari rasa memiliki tersebut, pengembangan, optimalisasi atau pembaharuan KPTT akan semakin mudah dilakukan.  Dalam pertemuan kedua, setelah melakukan percakapan rohani 3 putaran, Tim 10 menemukan pentingnya pembaharuan KPTT dengan “menggarap”pertama-tama Sumber Daya Manusia (SDM) KPTT. SDM memang menjadi bagian yang krusial. Seperti kita ketahui, sesuai dengan bahasa UAP, untuk mewujudkan perubahan, pertama-tama yang memang harus berubah adalah manusianya. Oleh karena itu, kami berharap dengan adanya perbaikan SDM di KPTT, gerak maju KPTT akan menjadi lebih mudah. “Pembaharuan KPTT tidak bisa dijalankan tanpa sekaligus memperbaiki sektor-sektor yang lain seperti program kursus, aset, keuangan, pemasaran, produksi, pasca panen dan kelembagaan,” tegas Pater Franciscus Asisi Sugiarta, S.J.,  Direktur KPTT saat ini. Kolaborasi   Saat ini logo KPTT sudah diganti dengan logo yang baru. Di logo terdahulu terdapat gambar seorang petani yang mengenakan caping serta memanggul cangkul. Pada zamannya, logo tersebut sangat tepat dan mengena. Namun, di zaman ini gambaran petani dengan caping dan cangkulnya tidak lagi memadai. Oleh karena itu, logo KPTT pun bertransformasi agar lebih menarik bagi para petani millenial. Dalam pembaharuan logonya, KPTT bekerja sama dengan banyak pihak, terutama adalah para alumni sekolah Jesuit. Pembaruan logo KPTT sekaligus menjadi penanda penting bagi KPTT ke depannya untuk terus berkolaborasi agar semakin maju dan dikenal.  Kolaborasi KPTT dengan berbagai kalangan semakin maju pesat sejak tahun 2020. Masa pandemi tidak membatasi kami dalam berkolaborasi. Bentuk kolaborasi yang terjadi sangat beragam. Dari segi edukasi atau penyelenggaraan kursus, KPTT banyak bekerjasama dengan sekolah-sekolah di sekitar Jawa Tengah seperti, SD Don Bosco, SD Kalam Kudus, SD Pangudi Luhur, SMA Kebon Dalem. Beberapa pihak universitas, seperti Universitas Diponegoro, Universitas Satya Wacana, Universitas Gajah Mada dan baru-baru ini dengan Universitas Sanata Dharma, juga berkolaborasi dengan kami dalam menyelenggarakan kegiatan magang mahasiswa dan melakukan penelitian skripsi. Selain dalam hal penyelenggaraan pendidikan, KPTT juga bekerjasama dengan institusi lain seperti The Farmhill dan Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Surakarta dalam hal penyediaan sarana produksi pertanian.  Kegiatan kolaborasi lain yang tidak kalah penting adalah dalam bentuk pelayanan sosial. Saat ini KPTT juga bekerjasama dengan  Lembaga Pendamping Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Semarang. Bersama lembaga ini, KPTT melakukan pendampingan para petani di daerah Gantang, Penadaran dan kemungkinan kelompok-kelompok tani lain yang ada di Keuskupan Agung Semarang. Dengan kata lain, KPTT saat ini tidak hanya berkutat dengan dirinya sendiri namun juga tetap memiliki gerak keluar.  Bertani itu Benar Sejatinya bertani itu adalah kegiatan yang ekologis. Catatan: jika bertani itu dilakukan dengan cara yang benar. Pertanian yang benar adalah pertanian yang mendukung kelestarian lingkungan hidup. Dengan bertani, kesuburan dan kesehatan tanah harus meningkat, melibatkan semakin banyak organisme/mikroorganisme dalam bercocok tanam dan pada akhirnya menyehatkan