“Hari ini kami bahagia bersama kalian, bersama orang-orang Indonesia” -Mubarak, Somalia
Mubarak, Somalia
Sabtu, 24 September 2022—Even Lari Kolese Kanisius pada tahun ini cukup spesial. Bukan hanya karena menjadi even pertama setelah pandemi, tetapi juga dilangsungkan bertepatan dengan Hari Migran dan Pengungsi Sedunia yang diperingati oleh Gereja Katolik seluruh dunia. Paus Fransiskus menyatakan bahwa tema Hari Migran dan Pengungsi Sedunia 2022, adalah “Membangun Masa Depan dengan Migran dan Pengungsi.”
Kegiatan ini diselenggarakan oleh alumni Kolese Kanisius bekerja sama dengan JRS Indonesia dan Suaka Indonesia serta didukung oleh berbagai kalangan. CC5K, demikian kami menyebut kegiatan ini, menandai kolaborasi pertama antara alumni Kolese Kanisius dan Suaka Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak seluruh pihak, termasuk warga Indonesia dan pengungsi, membangun harapan bersama, setidaknya harapan ini diawali dengan lari bersama sejauh lima kilometer.
Kegiatan ini ternyata juga membawa kegembiraan bagi para pengungsi yang turut berlari. “Saya sangat menghargai momen ini dan berterima kasih kepada semua staf di JRS dan organisasi lain yang berpartisipasi untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan sukses. Semoga Tuhan memberkati Anda semua.“ kata Dembele (31), seorang pencari suaka asal Pantai Gading.
Aktivitas lari dimulai pukul 06.00 pagi dari lapangan Kolese Kanisius yang dibuka secara khusus oleh Rektor Kanisius, Pater Leonardus Evert Bambang Winandoko, S.J., dengan mars Kolese Kanisius dan lagu Indonesia Raya. Peserta yang mengikuti kegiatan ini diperkirakan mencapai sekitar 1.300 pelari di mana 29 diantaranya adalah pengungsi yang berasal dari Somalia, Sudan, Pantai Gading, dan Togo. Para pengungsi tidak perlu membayar biaya pendaftaran karena mereka mendapatkan dukungan pembayaran dari peserta umum.
Para pengungsi menyambut baik acara kolaboratif ini. Mubarak, pencari suaka asal Somalia mengatakan, “Hari ini kami bahagia bersama kalian, bersama orang-orang Indonesia. Kami bersyukur dan terima kasih banyak kepada masyarakat Indonesia, JRS, Canirunners, Suaka, telah mengizinkan kami berpartisipasi dalam acara ini dan mengenal lebih banyak orang Indonesia.”
Pada kesempatan ini, JRS juga memperkenalkan makanan asal Afghanistan yang dibuat oleh Bolani dan Kheer, pengungsi Afghanistan, yang dibagikan gratis bagi peserta yang turut meramaikan marathon. Selain itu, beberapa karya kerajinan pengungsi di Bogor turut ditampilkan di stand Refutera – JRS.
“Lomba CC5K kali ini diselenggarakan dalam rangka membantu, menolong, membela, menyemangati, memanusiakan orang-orang yang tersingkir, terusir dari tempat kelahiran mereka. Orang-orang yang tersingkir itu antara lain dari Sudan, Afghanistan dan banyak lagi. Alhamdulillah wasyukurillah kita telah dapat berbuat sesuatu,” kesan Irwan Ismaun Soenggono, sesepuh Pramuka Kanisius yang juga adalah peserta tertua CC5K.
Para pengungsi pun bahagia sebagaimana kesan Michael Maciva, pengungsi asal Nigeria, ”Saya sangat senang mengikuti acara lari ini. Merupakan pengalaman yang luar biasa untuk bertemu dengan banyak teman Indonesia. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang tahu tentang pengungsi dan kita bisa membangun hubungan yang baik.”
Kegiatan ini juga menjadi upaya perwujudan pesan Paus Fransiskus untuk melibatkan pengungsi dalam komunitas lokal sehingga tidak ada seorang pun yang ditinggalkan (No one must be excluded). Berlari bersama pengungsi menjadi kesempatan membuka ruang perjumpaan untuk membangun harapan dan masa depan pengungsi.
Kontributor: Melani W. Wulandari & Ishak Jacues Cavin, S.J.