Reportase WUJA (World Union of Jesuit Alumni) United by Value, Moved by The Future menjadi tema kongres ke-10 World Union of Jesuit Alumni (WUJA) yang berlangsung di Barcelona, Spanyol, 13–17 Juli 2022 dan bertempat di Kolese St. Ignatius Loyola, Barcelona, Catalan – Jesuitas de Sarriá San Ignacio. Kongres X WUJA kali ini dihadiri oleh sekitar 300 alumni kolese atau universitas Jesuit dari tujuh benua di dunia. Kongres X WUJA merupakan sebuah momen bersejarah dalam perjalanan AAJI (Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia) sejak berdirinya di tahun 2007. Mimpi untuk bisa mengirim kontingen besar mewakili Indonesia di Kongres WUJA akhirnya tercapai di tahun 2022 ini. Di kongres-kongres WUJA sebelumnya, AAJI hanya mengirimkan satu dua orang perwakilan saja. Secara khusus, pada kesempatan ini kontingen Indonesia memiliki misi khusus untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah kongres WUJA XI. Oleh karena itu, kehadiran kontingen Indonesia dalam jumlah besar selain untuk mengobservasi dan belajar terkait bagaimana menyelenggarakan Kongres WUJA, juga untuk menunjukkan keseriusan Indonesia sebagai tuan rumah kongres selanjutnya. Tidak main-main, pada kesempatan ini, Indonesia diwakili oleh 39 peserta dari delapan Kolese di Indonesia. Yang sangat membanggakan adalah bahwa di antara peserta kontingen Indonesia terdapat satu peserta senior yang merupakan mantan Menteri Pertahanan Indonesia dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Bapak Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D. Berbagai persiapan pun dilakukan agar matang saat menghadiri kongres, misalnya pembekalan rohani (rekoleksi) yang dilakukan sebanyak empat kali sebelum keberangkatan. Setiap peserta juga sudah terbagi ke dalam enam kelompok, dimana setiap kelompok melakukan pertemuan secara virtual sebanyak dua hingga tiga kali dan dibimbing oleh pendamping ahli di setiap topiknya. Hal tersebut dilakukan karena pada saat kongres akan dilakukan diskusi panel yang membahas enam topik, yaitu ecology, migration, role of women, religion, social innovation, dan technology. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah melakukan perjalanan selama lebih kurang 18 jam, pada 13 Juli 2022 pukul 08:35 waktu setempat para peserta tiba di Barcelona Spanyol. Agenda pertama yang dilakukan adalah audiensi dengan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kerajaan Spanyol, Bapak Ir. Muhammad Najib, MSc. Selesai audiensi dilanjutkan ramah tamah dan kontingen Indonesia langsung bertolak ke Kolese St. Ignatius Loyola, Barcelona, Catalan – Jesuitas de Sarriá San Ignacio untuk melakukan registrasi ulang dan mempersiapkan diri mengikuti Misa Pembukaan Kongres di sore hari. Misa pembukaan bertempat di Basilica Santa Maria del Mar yang dilakukan secara konselebrasi. Pater Jenderal Arturo Sosa menjadi selebran utama didampingi konselebran Pater Provinsial Spanyol P Antonio España, S.J., P José Alberto Mesa, S.J. – Sekretaris Komisi Pendidikan Serikat Jesus; P William Muller, S.J., – Pembimbing Rohani WUJA; P Enric Puiggròs, S.J. – Delegat Platform Kerasulan Catalonia, dan Rektor Basilika Santa Maria del Mar, Mn. Salvador Pie i Ninot. Dalam homilinya, P Antonio España, S.J. menyampaikan “tiga aspek mendasar” yang harus menjadi panduan Kongres ini, yaitu komunitas, nilai-nilai Ignatian, dan melihat ke masa depan. Di dunia kita saat ini, kita menghadapi tantangan yang begitu kompleks, kita bisa saja diliputi kebisuan, ketakutan, atau kesepian. Mengingat hal ini, kita harus bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa kita tawarkan kepada sesama untuk membangun komunitas baru. Ia juga mengingatkan bahwa “kita tidak dapat berasumsi bahwa karena kita adalah alumni kolese Jesuit, lalu kita sudah tahu nilai-nilai Ignatian dengan baik. Tidak selalu demikian. Nilai-nilai kita harus mengarahkan kita untuk menjadi manusia bagi sesama seperti yang dilakukan P Pedro Arrupe, SJ bertahun-tahun yang lalu. Selain itu juga hendaklah menjadi orang-orang yang teliti, kompeten, penuh kasih, dan berkomitmen seperti dikatakan Pater Kolvenbach, S.J.” Di akhir homilinya, ia berpesan bahwa kita diundang dalam komunitas universal ini untuk memikirkan kembali kontribusi kita berdasarkan nilai-nilai Ignatian untuk masa depan. Pentinglah agar itu dapat dilakukan bersama-sama dan menyadari bahwa kita tidak sendiri. Setelah misa, kegiatan hari pertama ditutup dengan Opening Reception yang bertempat di Palau Requenses. Hari kedua dan ketiga kongres dibuka dengan perayaan Ekaristi di Kapel St. Ignatius yang kemudian dilanjutkan dengan seminar yang membahas enam topik utama Kongres X WUJA. Topik tentang ekologi dibawakan oleh Mary Evelyn Tucker dengan makalah Ecological spirituality and Ecological justice for Our Time; migrasi dibawakan oleh Cristina Mazanedo dengan makalah Contemporary migration and social transformation; dan peran perempuan oleh Nudia Calduch dengan makalah Women-Church-World, a Challenging Triad. Tiga topik lainnya, yaitu teknologi dipresentasikan oleh Albert Florensa – Making sense of Technology; the need for indifference; agama oleh P Laurent Basanese, S.J. – The Potentials of Religions in Reconciliation; dan inovasi sosial oleh Lisa Hehenberger –Empowering people to use their business skills for Social Impact. Setelah presentasi, setiap hari, semua peserta akan dibagi ke dalam kelompok kecil berdasarkan topik yang sudah dipilih kemudian berdiskusi dengan peserta dari negara lain, bertukar pendapat, dan saling menceritakan kondisi di negara masing-masing. Sore pada hari kedua kongres, berdasarkan minat, para peserta melakukan kunjungan ke organisasi sosial yang dimiliki atau dikelola oleh Serikat Jesus. Ada yang melakukan kunjungan ke tempat migran dan pengungsi di Entrecultures dan Fundacion Migra Studium, kaum marginal dan terpinggirkan di Arrels Sant Ignasi dan Fundacion La Vinya, atau sanggar anak-anak di Centre obert Sant Jaume dan Salut Alta Badalona. Sore pada hari ketiga, para peserta melakukan napak tilas perjalanan St. Ignatius Loyola di Barcelona, yaitu di Casp Jesuit Church, Plaza de Sant Agusti Vell, Marcus Chapel, Plaza de la Llana, Basilica of Santa Maria del Mar, Plaza del Angel, Plaza de los Santos Just I Pastor, Royal Chapel of Palau, dan Cathedral, dan ditutup dengan Official Congress Dinner di Taman Kolese St. Ignatius. Highlight utama penulis di hari kedua dan ketiga kongres adalah para pembicara utama yang membawakan topik mereka dengan sangat menarik, antara lain Pater Jenderal Arturo Sosa dengan Ignatian Framework dan Chris Lowney dengan the Professional Environment: After 50 years of “Cannonball Moments,” will the “Sleeping Giant” Finally Wake Up? Secara khusus dalam pidatonya, P Sosa menyebutkan enam poin kunci sebagai bahan refleksi bersama, yaitu (1) welcoming diversity and fraternal dialogue, (2) we can no longer be without others, (3) Cooperation at the heart of mission, (4) Towards a global community, (5) the Universal Apostolic Preferences, the way of serving our mission of reconciliation and justice, dan