KONSEP “TEGAS NAMUN HUMANIS” DALAM PPS 52 POLITEKNIK ATMI SURAKARTA
Pada 3 s.d. 10 Agustus 2019 di kampus ATMI diselenggarakan Pengenalan Program Studi (PPS) bagi mahasiswa baru (maba) angkatan 52 […]
Pada 3 s.d. 10 Agustus 2019 di kampus ATMI diselenggarakan Pengenalan Program Studi (PPS) bagi mahasiswa baru (maba) angkatan 52 […]
Pada 14-16 Agustus 2019 yang lalu, 10 skolastik filosofan SJ tingkat 1 bersama teman—teman mahasiswa/i baru lainnya (total 62 mahasiswa/i)
elaslah bahwa bekerja adalah cara tiap manusia untuk mendapat penghidupan yang layak. Lebih jauh lagi akan menjadikan seseorang menjadi pribadi menjadi utuh. Sebab di sana ia dapat mengembangkan talenta dan intelektualnya, kemampuan kreatif, karakter, dan fisiknya.
Pada 26 April s.d. 2 Mei 2019 lalu, Politeknik ATMI Surakarta menjadi tempat rujukan bagi 17 Sekolah Madrasah Aliyah Kejuruan maupun Madrasah Aliyah plus keterampilan se-Indonesia untuk melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan madrasah vokasi/keterampilan.
Pada tanggal 7 Mei 2019, Bapak Yanuar Nugroho, Deputi Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Budaya, dan Ekologi Strategis atas undangan Romo Agus Sriyono, SJ berkunjung dan memberikan sharing mengenai bagaimana posisi pendidikan vokasi di Indonesia dan apa arah kebijakan Presiden Jokowi terhadap pendidikan vokasi 5 tahun mendatang.
Dari kecil aku sudah dibiasakan dengan kehidupan di kota yang serba ada dan di keluargaku aku merasa semua kebutuhan dan keinginanku dapat dipenuhi dengan mudah. Saat mengetahui kami akan mengikuti Live In, sesungguhnya aku merasa malas
Saya lebih condong kepada “me-manage people”. Selain lebih halus, istilah ini juga lebih cocok dalam kepemimpinan, tidak hanya mengatur teman-teman agar sama persis dengan apa yang saya inginkan, namun lebih kepada mengelola berbagai visi dan pemikiran teman-teman (termasuk visi saya sendiri) menjadi sebuah hal baru yang menghasilkan suatu harmoni
Saya ditempatkan di sebuah desa di Kabupaten Cilacap, Desa Ujungggagak. Disana, saya diberi kesempatan untuk hidup menjadi seorang petani. Bersama Pak Bana dan Bu Odah, saya mencari tahu bagaimana kehidupan seorang petani desa, yang hidup dalam harmoni antarwarga dan kesederhanaan.