Pada 14-16 Agustus 2019 yang lalu, 10 skolastik filosofan SJ tingkat 1 bersama teman—teman mahasiswa/i baru lainnya (total 62 mahasiswa/i) telah menjalankan acara Bina Keluarga (orientasi kampus) Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Tema yang diusung oleh panitia adalah “Karena Bersama, Maka Kita Ada.” Tema tersebut dijalankan dan dinikmati oleh setiap mahasiswa/i baru agar mereka mulai memupuk kekompakan sebagai 1 angkatan. Konkretnya, di samping pemberian materi mengenai hal-hal praktis-administratif kampus (keuangan, etika kampus, dll.), mereka berdinamika di dalam games, sharing Emausan, examen, dan Bakti Kampus (bersih-bersih kampus).
Salah satu nasihat dari Wakil Ketua III, Rm. Joseph Ferry S., Pr, yang menyentuh adalah mahasiswa/i diharapkan tidak menjadi mahasiswa/i yang bermental “kapal selam”. Artinya, kadang muncul dalam perkuliahan sebentar, lalu tiba-tiba menghilang sehingga memperlama waktu kelulusannya. Kekompakan yang ditanamkan dalam Bina Keluarga diharapkan untuk dikonkretkan dalam usaha-usaha tiap mahasiswa untuk saling memberi suasana kondusif dalam belajar formal maupun informal dalam UKM Mahasiswa. Dengan terciptanya suasana angkatan yang kondusif, semangat untuk menjaga konsistensi dan ketepatan waktu kelulusan mahasiswa/i diharapkan dapat diwujudkan dengan baik. Dengan demikian, akuntabilitas civitas academica STF Driyarkara pun akan menjadi lebih baik kualitasnya; baik sebagai mahasiswa/i maupun sebagai alumni.

Setelah mendapat suntikan nasihat tersebut, muncul harapan-harapan yang besar yang disampaikan oleh mahasiswa/i dalam dinamika belajar di STF nantinya. Salah satunya adalah Muharom (mahasiswa awam) yang berharap bahwa dengan belajar filsafat, ia mendapat bekal yang cukup untuk melanjutkan penelitiannya tentang Comparative Religion di Indonesia. Dari harapan tersebut, dapat dicecap-cecap makna betapa pentingnya memohon rahmat untuk senantiasa mengalami integrasi pengalaman studi (studi filsafat, teologi, studi khusus, maupun studi kehidupan berupan karya kerasulan) dengan pelayanan dan pengabdian sebagai Jesuit. Integrasi being dan doing tersebut pun akan semakin dapat terwujud apabila rahmat konsistensi sebagai Jesuit juga terus dimohonkan, dijaga, dan terus diwujudkan.
Kuliah Pembuka STF Driyarkara.
Senin (18/8/2019), setelah mengikuti acara Bina Keluarga, para mahasiswa/i beserta civitas academica STF Driyarkara lainnya berkumpul bersama di Ruang Auditorium Lt. 3 STF Driyarkara. Kami mengikuti Kuliah Pembuka dengan tema “Pemisahan Hukum dan Moralitas: Kritik Positivisme Hukum Herbert Lionel Adolphus Hart atas Bahaya Penyatuan Hukum dan Moralitas.” Kuliah Pembuka tersebut dibawakan oleh P. Antonius Widyarsono, SJ. Dengan diadakannya Kuliah Pembuka tersebut, secara resmi dinamika perkuliahan STF Driyarkara, Jakarta sudah dimulai. Marilah kita memohon rahmat kepada Tuhan agar melalui dinamika perkuliahan tersebut, proses integrasi pengalaman studi filsafat yang mendalam dapat terus dialami oleh setiap Jesuit beserta civitas academica STF Driyarkara yang belajar maupun berkarya di bidang intelektual.
Br. Nikolaus David Kristianto, SJ