Pilgrims of Christ’s Mission

Pelayanan Gereja

Pelayanan Gereja

Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah

Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah berada di kompleks Kapel St. Damianus Plantungan, Paroki St. Isidorus Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Kapel sederhana dengan material kayu sengon tersebut didirikan sekitar tahun 80-an, dan dipergunakan untuk pelayanan iman di sekitar Plantungan.  Pada tahun 2013, kondisi bangunan Kapel sudah tidak lagi layak dipergunakan sebagai sarana peribadatan. Meskipun begitu umat masih tetap semangat dan setia dalam memelihara dan mengembangkan iman mereka. Umat memiliki keinginan yang besar untuk bisa memiliki tempat beribadat yang lebih layak. Paroki St. Isidorus akhirnya mengambil keputusan untuk merenovasi total Kapel St. Damianus Plantungan pada tahun 2014. Umat Plantungan terlibat aktif dalam pembangunan kapel tersebut, dengan segala yang mereka miliki; kerja bakti, menyediakan makanan untuk tukang, berjaga malam di proyek, dan bernovena. Semangat umat tersebut ternyata menggetarkan hati begitu banyak donatur untuk bermurah hati dalam membantu penyelesaian Kapel St. Damianus.  Pada 14 Juni 2015,  Kapel St. Damianus yang berkonsep dasar “Allah Hadir di Alam”, diberkati oleh Mgr. Johannes Pujasumarta, Uskup Keuskupan Agung Semarang. Keberadaan kapel St. Damianus yang baru membuat umat yang ada di Plantungan semakin mantap dan bangga dengan iman mereka.  Banyak donatur dan umat dari tempat lain juga berkunjung dan mendapatkan berkah melimpah sesudahnya. Beberapa keluarga yang mengalami keretakan atau menghadapi masalah yang berat, setelah berdoa di kapel St. Damianus yang baru tersebut, dapat menyelesaikan permasalahan mereka di dalam Tuhan. Mereka dimampukan untuk membangun kembali keluarga mereka menjadi Keluarga Kesayangan Allah.  Ketika proses renovasi Kapel St. Damianus berlangsung, ditemukan cukup banyak sumber air di sekitar bangunan kapel dan beberapa hal lain yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi suatu tempat peziarahan. Pada tahun 2017, Paroki Santo Isidorus Sukorejo merayakan rangkaian syukur atas 90 tahun baptisan pertama, 60 tahun menjadi paroki, 40 tahun adanya Asrama Manik Hargo, dan terbangunnya gereja serta kapel di lingkungan. Rangkaian rasa syukur ini menyadarkan dan membangkitkan “Syukur: Diutus Untuk Mewujudkan Peradaban Kasih” di dalam kehidupan bersama. Peradaban kasih akan dapat dimulai bila keluarga-keluarga hidup di dalam suasana kasih yang mensejahterakan, bermartabat, dan beriman mendalam. Oleh karena itu, umat Paroki berketetapan hati untuk memulai, melanjutkan, dan memantapkan diri untuk membangun keluarga sebagai “Keluarga Kesayangan Allah” seturut teladan Keluarga Kudus Nazaret. Untuk mendukung tekad tersebut, maka dibangunlah sebuah sarana yaitu “Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah.”  Tepat pada Jumat Agung, 30 Maret 2018, setelah mendengarkan rencana pembangunan taman doa, Bapak Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko tidak hanya memberikan persetujuan bahkan langsung mengambil inisiatif untuk meletakkan batu pertama. Setelah itu, proses pembangunan Taman Doa dimulai. Umat dari lingkungan setempat dan lingkungan lain di Paroki St. Isidorus ambil bagian dalam mewujudkan Keluarga Kesayangan Allah. Puji Tuhan, banyak pihak yang ikut terlibat dalam proses pembangunan tersebut. Terlebih lagi ada satu lingkungan yang tergerak untuk mengumpulkan batu kali sebanyak 52 truck secara gotong royong dan mempersembahkannya bagi Keluarga Kesayangan Allah.  Saat ini sebagian besar proses pembangunan Taman Doa sudah selesai. Masih membutuhkan sedikit penyempurnaan di beberapa titik, namun Taman Doa sudah bisa dipergunakan sebagai tempat untuk berdevosi seraya menunggu waktu yang tepat untuk peresmiannya. Umat dan para peziarah sudah banyak yang mendapatkan anugerah di Taman Doa ini, khususnya melalui devosi dengan perantaraan Air Ignatius yang tersedia di Taman Doa. Beberapa keluarga yang sudah lama menantikan keturunan dan kesembuhan memperoleh berkat setelah  berdevosi di Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah. Semoga Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah sungguh-sungguh menjadi berkat bagi siapa pun yang berziarah dengan penuh iman dan pengharapan akan belas kasih dan kemurahan Allah. AMDG. Kontributor : Sita Dhantari – KOMSOS Sukorejo

Pelayanan Gereja

HUT 95 Gereja Kotabaru: Sadari Kelemahanmu, Berjalanlah Bersama-Ku!

Serangkaian acara untuk memeriahkan ulang tahun Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru yang ke-95 telah terlaksana. Serangkaian acara yang dimulai dari perlombaan yang diadakan secara virtual sejak awal September lalu dan dimotori oleh OMK Kotabaru tersebut berhasil meraih antusias dari umat Gereja mulai dari anak-anak hingga orang tua. Beberapa perlombaan tersebut antara lain lomba menyanyi, membaca kitab suci, dan mewarnai untuk anak-anak. Lomba cover song dan fotografi untuk umum serta lomba menghias tumpeng untuk masing-masing lingkungan di Paroki ini.  Pada hari ulang tahun Gereja, 26 September 2021, dilaksanakan dua kali perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi pertama pukul 09.00 WIB hanya diikuti oleh perwakilan tim pelayanan secara offline dan ditayangkan juga secara live streaming.  Perayaan ini dilaksanakan secara selebrasi yang dipimpin oleh Pater Macarius Maharsono Probho, S.J., Pater Thomas Septi Widhiyudana, S.J., Pater Nicolaus Devianto Fajar Trinugroho, S.J., Pater Fransiskus Pieter Dolle, S.J., dan Pater Floribertus Hasto Rosariyanto, S.J.  Perayaan Ekaristi kedua adalah Ekaristi Kaum Muda (EKM) oleh OMK Kotabaru pada sore harinya. EKM ini dipimpin secara konselebran oleh Pater Nicolaus Devianto Fajar Trinugroho, S.J., Pater Thomas Septi Widhiyudana, S.J., dan Pater Fransiskus Pieter Dolle, S.J. Homili dalam misa EKM ini dibawakan oleh Frater Agustinus Daryanto, S.J. yang menutup menutup homilinya dengan menyanyikan lagu “Pelukku untuk Pelikmu” dari Fiersa Besari Dalam EKM ini ditayangkan visualisasi dan tampilan pembacaan puisi untuk membantu rekan-rekan muda dalam menghayati makna pertobatan. Tak sampai di situ saja, pukul 19.15 WIB juga ditayangkan secara live acara malam puncak HUT Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru. Pater Mahar, S.J. selaku Pastor Kepala Paroki menyapa umat yang menyaksikan dari rumah serta memberikan kesan dan pesan pada hari bahagia tersebut.  Dalam acara puncak ini diumumkan juga para pemenang dalam seluruh perlombaan. Lima video dari Cowbar dan group band yang berisikan orang-orang muda dari OMK juga ditayangkan khusus untuk menghibur siapa saja yang mengikuti acara puncak di hari spesial Gereja tercinta. Tak lupa, sebuah video yang berisikan ucapan dan harapan untuk Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru dari para rama, bapak/ibu, serta rekan-rekan muda juga ditayangkan. Acara malam puncak diakhiri dengan video persembahan dari “Cowbar” yang membawakan lagu Cara Bahagia, dengan harapan perayaan ini dapat menebarkan kebahagiaan bagi seluruh umat. Kontributor : Cornelia Marissa

Pelayanan Gereja

Tidak Tuli terhadap Panggilan Sang Raja Abadi dan Menanggapi Kehendak-Nya

Pandemi Covid 19 berdampak pada semua lapisan masyarakat. Banyak korban jiwa terenggut karena virus corona 19 ini. Umat Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang pun tak luput dari dampak dan paparan virus corona 19 ini. Hingga saat ini lebih dari 289 orang terpapar dan 14 orang di antaranya meninggal dunia. Situasi berat ini tentunya juga berpengaruh pada keberadaan Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang.  Paroki Santa Theresia Bongsari bukanlah Paroki dengan pemasukan dana yang besar. Secara finansial kami mengalami penurunan drastis pemasukan keuangan. Persediaan dana operasional gereja kami hanya cukup untuk 7 atau 8 bulan pembiayaan. Dalam keterbatasan itu, kami belajar untuk beriman dan berpengharapan dan terus melayani dengan kasih. Ada pertanyaan dan kekhawatiran bagaimana Paroki Bongsari harus menanggapi dan menyikapi situasi pandemi ini? Pertanyaan ini menghantar pada permenungan tentang Panggilan Raja dalam Latihan Rohani St. Ignatius. Panggilan Sang Raja Abadi menggema di hati kami masing-masing, komunitas Pastoran Bongsari. Kami mohon rahmat agar tidak tuli terhadap panggilan Sang Raja untuk bersedia berjerih payah bersama-Nya di tengah pandemi covid 19. Kami juga memohon rahmat agar bersedia berjalan bersama Kristus yang sedang memanggul salib di situasi pandemi ini. Kami sungguh merasakan Perjalanan Salib di tengah pandemi bukanlah sesuatu yang mudah. Di tengah pergulatan ini, ternyata kami pun masih dapat melihat kebangkitan Kristus. Melalui inspirasi Kontemplasi Mendapatkan Cinta kami melihat Allah masih terus hadir dengan daya ilahi-Nya yang menghidupkan dan menumbuhkembangkan. Kami merasakan daya Kristus yang bangkit sungguh nyata. Kebangkitan dan kasih Kristus  mengalir dari banyak pihak untuk memperhatikan sesamanya yang berkesusahan. Dengan dinamika Latihan Rohani St Ignatius Loyola ini, kami berupaya untuk selalu berdiskresi dan melakukan eleksi agar dapat melayani dan memperhatikan (cura personalis) umat secara maksimal. Langkah yang kami ambil ialah menyelaraskan gerak dengan Keuskupan Agung Semarang dan Pemerintah untuk dapat mengendalikan laju penularan virus corona ini. Diterapkanlah sejumlah pembatasan dalam pelaksanaan peribadatan dan pelayanan sakramen dan sejumlah adaptasi pelayanan pastoral. Selain itu, kami juga berupaya memperhatikan umat di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi. Dengan segala kekuatan yang ada, kami berupaya untuk tetap hadir dan berjalan bersama dengan umat serta masyarakat dalam situasi yang berat ini. Kami menyadari bahwa  Injil Matius 14:19-21 menjadi inspirasi sekaligus motivasi bahwa kami tetap harus mengambil tanggung jawab memperhatikan umat dan masyarakat. (“Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang”). Kami bersyukur masih dapat terus memperhatikan umat yang terpapar dan terdampak virus corona.  Pertobatan Di tengah perjuangan mengatasi pandemic virus corona 19 ini, ensiklik Paus Fransiskus Fratelli Tutti menjadi sesuatu yang meneguhkan.. Ensiklik ini bertujuan untuk mendorong keinginan akan persaudaraan dan persahabatan sosial. Kedaruratan kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tak seorangpun bisa menjalani hidup sendirian.” Kami mengalami pertobatan untuk tidak terjebak pada egoisme pribadi dan sektoral serta sikap individual. Pandemi ini merupakan undangan pertobatan  untuk semakin memperjelas penghayatan hidup religius dan penghayatan hidup beriman. Kami diajak untuk menghayati kemiskinan secara lebih jelas. Tidak saja untuk menghemat dan tampil sederhana, namun kami ditantang untuk berani berbagi kepada sesama. Selain itu, sebagai bagian dari Keuskupan Agung Semarang, kami selalu berkoordinasi dan berjalan dengan kebijakan-kebijakan keuskupan.  Dengan menyadari banyak keterbatasan, kami diajak bertobat untuk berupaya menjalin kolaborasi dengan banyak pihak. Kerja sama tidak saja dengan internal pastoran dan rekan pelayanan paroki. Namun juga pihak eksternal paroki, baik pemerintah, rekan-rekan lintas agama, dan para pemerhati Paroki Santa Theresia lintas teritori. Kami berjalan bersama dengan yang lain, baik bersama orang muda maupun orang miskin. Kami juga diajak untuk bertobat memperhatikan lingkungan hidup dan mengupayakan agar lingkungan tetap segar dan banyak pasokan oksigen. Kami belajar bagaimana mengelola sampah organik (daun-daun) dan anorganik (sampah masker, bungkus bantuan-bantuan, dan lain-lain). Sisi lain dari Pandemi covid 19 adalah bahwa kami diajak untuk melakukan pertobatan banyak aspek kehidupan kami. Pelan-pelan kami dibawa pada situasi hidup yang lebih normal secara hakiki. Menghayati kenormalan, memperhatikan kesehatan, keberadaan orang lain, lingkungan hidup, dan hidup beriman yang lebih mendasar dan berdaya ubah. Kontributor : P. Eduardus Didik Chahyono W., S.J. – Paroki Bongsari

Pelayanan Gereja

Gereja di Tengah Pandemi

Sepanjang hari Senin, 21 Juni 2021, saya memantau situasi di Paroki Tangerang dengan hati cemas. Gelombang kedua Covid-19 cukup mengakibatkan 73 dari 114 (64%) lingkungan di paroki telah terpapar virus Covid-19.  ampung di seberang sungai tempat Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB), mencatat 300 warga yang terverifikasi positif Covid-19. Dengan hati pedih keputusan mesti diambil, bahwa gereja ditutup kembali.  Sebagai paroki yang dipercayakan penanganannya kepada Serikat Jesus, Paroki Tangerang menghadapi tantangan untuk hadir dan menjawab tantangan untuk transformasi di tengah situasi pandemi. Ada pertanyaan mendasar tentang mengisi peran mistik Gereja di tengah kecemasan akibat pandemi yang berkepanjangan.  Gereja yang Peduli Paroki merupakan bidang pelayanan Gereja yang langsung bersentuhan dengan denyut keprihatinan umat yang merasakan dampak pandemi. Oleh karena itu, Gereja harus responsif terhadap keprihatinan umat terlebih pada mereka yang menderita (option for the poor). Melalui struktur yang telah ada dalam Gereja, Paroki Tangerang berusaha sigap dalam menjawab keprihatinan umat melalui aneka aksi peduli. Gereja bergerak dengan membentuk tim-tim dari seksi-seksi yang ada seperti PSE (Pengembangan Sosial Ekonomi), HAAK (Hubungan Antaragama dan Kemasyarakatan), dan banyak pihak lainnya.  Pada masa awal pandemi, Paroki Tangerang langsung menjawab kebutuhan sanitasi lingkungan dengan pelayanan semprot disinfektan 28.854rumah warga tanpa batas-batas agama. Ketika banyak umat yang mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), Gereja melanjutkan dengan pelayanan karitatif. P bagi mereka yang terdampak secara ekonomi. Sembako dibagikan baik bagi yang katolik maupun warga masyarakat di sekitar umat katolik tinggal. Tim “Crisis Centre Covid-19 HSPMTB” menjadi tulang punggung seluruh respons Paroki Tangerang di awal pandemi ini. Tim ini yang kemudian disebut “Tim Pusat Penanggulangan Covid-19 Paroki Tangerang” (TPPC) segera memberi tanggapan saat gelombang kedua pandemi. Per akhir Juni 2021 sebanyak 18.660, umat yang menjalani isolasi mandiri (isoman) ada 447 orang yang tinggal di rumah masing-masing karena Rumah Sakit penuh, 16 orang meninggal. Jumlah meninggal selama bulan Juli meningkat menjadi 38 orang.TPPC menunjukkan sikap tanggap dan sigap dengan memberikan aneka pelayanan, seperti menyediakan database pendonor plasma, pelayanan permintaan donor plasma, pinjaman tabung oksigen, konsultasi medis, konsultasi psikolog, dan poli online. Poli online merupakan salah satu bentuk inovasi layanan di tengah tuntutan situasi karena pembatasan perjumpaan tatap muka. Kenyataan bahwa banyak umat yang hanya disuruh pulang tanpa diberi obat-obatan setelah pemeriksaan di Puskemas dan dinyatakan positif Covid-19 melahirkan ide poli online.  Buah kolaborasi Tim Medis HSPMB dan TPPC bertujuan memberi pelayanan kesehatan sederhana bagi mereka yang menjalani isoman. Setelah melalui proses verifikasi dari TPPC, umat lantas diarahkan untuk mengambil layanan konsultasi dokter. Dokter kemudian menuliskan resep obat yang dibutuhkan. TPPC akan memeriksa resep-resep yang masuk, dan lantas diteruskan ke apotek yang telah menjalin kerjasama dengan Gereja HSPMTB berdasarkan rayon lokasi yang paling dekat dengan pasien. Selanjutnya pihak apotek menghubungi ojol HSPMB sehingga dipastikan obat sampai ke pasien. Sementara para perawat akan memantau perkembangan pasien.  Dalam perkembangan terkini, TPPC Paroki Tangerang juga melakukan pelayanan vaksinasi untuk usia 12 tahun ke atas. Pelayanan pertama telah dilaksanakan pada 3 Agustus 2021. Vaksinasi ini melayani 1010 peserta yang diikuti oleh siswa Sekolah Strada, umat katolik Dekenat Tangerang 1, dan masyarakat umum. Program ini terselenggara berkat kerja kolaborasi dari banyak pihak yang berkehendak baik, yakni Paroki Tangerang, Perkumpulan Strada, Walubi Banten, TNI dan para sponsor.  Menjadi Gereja Digital Salah satu hal yang membuat proses respons selama pandemi ini bisa berjalan cepat ialah perkembangan teknologi. KAJ (Keuskupan Agung Jakarta) sudah lama memiliki apa yang disebut BIDUK (Basis Integrasi Data Umat Keuskupan) yang tersimpan secara digital Revolusi teknologi informasi menuntut Gereja untuk beradaptasi dengan mengelola Big Data.  BIDUK telah berperan sebagai BIG DATA yang sungguh besar sumbangannya bagi kesigapan dalam pelayanan terutama di masa pandemi yang membutuhkan kecepatan respon akan situasi yang berkembang cepat. Melalui database yang tersedia, Gereja HSPMTB tidak kesulitan melakukan penelusuran (tracing) untuk mendapatkan data tentang nama-nama dokter yang ada di paroki Tangerang, para medis, data umat prasejahtera (Dupras) yang terdampak secara ekonomi, psikolog, pemilik apotek, bahkan umat yang berprofesi sebagai ojol (ojek online).  Data yang tersedia membantu untuk memproyeksikan, telah tergambar kebutuhan pelayanan pasca pandemi. Tidak sedikit anak yang kehilangan orangtuanya, dan keluarga yang kehilangan kepala keluarga yang bekerja. Pendampingan kepada mereka akan menjadi tantangan yang perlu dijawab melalui aneka inovasi layanan sosial.  Pandemi Covid-19 juga memaksa Gereja menjadi dinamis dari segi peribadatan untuk menyediakan layanan melalui media digital semisal misa streaming melalui Youtube. Upaya mencegah penularan virus dengan ketentuan 5M (Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas) menghasilkan pelayanan dan ibadat yang dilakukan secara online. Paroki Tangerang telah menyiapkan semua infrastruktur IT untuk ibadat streaming online dan untuk kemungkinan optimalisasi aneka pelayanan kreatif lain secara digital. Pelayanan gereja di masa kini menuntut umat dan seluruh elemen yang terlibat dalam pelayanan telah memiliki environment dan habit digital. Saatnya Kolaborasi Pandemi Covid-19 terlalu perkasa untuk dihadapi sendiri. Pekerjaan sekecil apa pun dalam kaitan dengan pandemi ini, tak sanggup untuk kita selesaikan sendiri. Oleh karena itu kesadaran bahwa kita perlu bekerjasama dengan semua pihak yang berkehendak baik perlu diusahakan. Di balik semua usaha pelayanan di atas, sesungguhnya ada pendekatan spiritual yang dilakukan untuk menggerakkan semua orang yang terlibat menjadi kolaborator agar memiliki keprihatinan yang sama. Cura personalis merupakan salah satu pendekatan yang khas agar tercipta perjumpaan dari hati ke hati untuk melakukan aksi bersama. Salah satu contohnya adalah “Sapa Tim Medis HSPMTB” melalui zoom meeting telah melahirkan aksi Poli Online.  Di tengah kesibukan para dokter di masa pandemi, ternyata di antara mereka banyak yang bersedia bekerja sukarela (pro bono) dalam pelayanan untuk komunitas gereja. . Ada belasan doker dari Tim Medis yang membagi tugas dengan berjaga melalui pengaturan piket untuk melayani konsultasi umat dari pk 09.00 sampai pk 21.00 dari hari Senin sampai Minggu. Ini sungguh luar biasa! Saya bersyukur, Gereja tidak kehilangan peran mistiknya di tengah pandemi.  Kontributor : P. Walterus Teguh Santosa, S.J. – Paroki Tangerang

Pelayanan Gereja

Mensyukuri Rahmat Panggilan

13 Juni 2021 merupakan hari yang istimewa bagi Gereja Santo Robertus Bellarminus – Cililitan. Dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir baru kali ini ada enam belas orang imam yang berkonselebrasi dalam Perayaan Ekaristi di Gereja Santo Robertus Bellarminus – Cililitan. Mereka adalah para imam Ordo Salib Suci, imam Keuskupan Agung Jakarta, imam Salesian, dan imam Serikat Jesus. Imam-imam yang berasal dari Bandung, Cirebon, Cigugur, dan Jakarta, bersama-sama merayakan “Misa Perdana” Romo Thomas Tjatur Herianto, OSC. Romo Thomas Tjatur Herianto, OSC adalah putra asli Paroki Cililitan. Dia adalah anak keempat dari pasangan Bapak Petrus Tumin dan Ibu Cisilia Surati. Pada 26 Mei 2021 bersama dengan lima Frater Diakon yang lain, Frater Diakon Thomas Tjatur Herianto, OSC menerima tahbisan Imam dari tangan Bapa Uskup Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC di Gereja Katedral St. Petrus – Bandung. Umat Paroki Cililitan sangat bersyukur karena meskipun tergolong paroki kecil di Keuskupan Agung Jakarta tetapi cukup banyak menyumbangkan para imam bagi pelayanan Gereja. Dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir Paroki Cililitan sudah menyumbangkan enam imam yang ditahbiskan hampir setiap lima tahun, yaitu Romo Adi Prasojo, Pr (tahbisan 2005); Romo Putranto, Pr (tahbisan 2006); Romo Agung, SDB (tahbisan 2007); Romo Kristiono Puspo, SJ (tahbisan 2010); Romo Windar Santoso, SJ (tahbisan 2013) dan Romo Tjatur, OSC (tahbisan 2021).  Bagaimana dengan ke depan? Hingga tahun 2021 ini masih ada beberapa calon imam yang sedang dalam masa formasi, yaitu Fr. Wahyu, SJ (Skolastik filosofan tk IV); Fr. Agung, Pr (Frater Dioses Bandung, tk I); Bima (calon novis SX 2021); Deo dan Christian (Seminaris Seminari Wacana Bhakti). Jika Tuhan menghendaki, dalam beberapa tahun ke depan dan di setiap 5 tahun masih akan ada umat Paroki Cililitan yang ditahbiskan menjadi Imam. Namun demikian, kita semua senantiasa memohon rahmat panggilan dan sementara itu juga senantiasa berdoa memohon rahmat sukacita pelayanan bagi para imam. Kontributor : KOMSOS Paroki Cililitan.

Pelayanan Gereja

Pesta Nama Santo Antonius Padua

Setiap tanggal 13 Juni Gereja Katolik memperingati Santo Antonius Padua. Santo Antonius Padua merupakan Santo Pelindung Gereja Kotabaru, Yogyakarta. Perayaan Ekaristi Pesta Nama Santo Antonius Padua dilaksanakan pada Minggu, 13 Juni 2021 pukul 09.30 WIB. Rm. Thomas Septi Widhiyudana, S.J. dan Rm. Macarius Maharsono Probho, S.J. memimpin perayaan yang terlaksana dengan khidmat dan penuh suka cita. Lagu Santo Antonius yang dinyanyikan dengan riang oleh teman-teman OMK Kotabaru menjadi lagu pembuka perayaan ini. Mengingat masa pandemi yang belum usai, Gereja terpaksa membatasi jumlah umat yang mengikuti perayaan penting ini. Dalam homilinya, Rm Mahar mengajak umat untuk melakukan dua hal. Pertama, berterima kasih kepada Santo Antonius Padua karena telah senantiasa melindungi, menolong, dan mendampingi umat Paroki Kotabaru. Kedua, beliau juga mengajak umat untuk mengamati dan mengambil buah dari bacaan Injil perayaan itu yaitu bagaimana firman Tuhan hidup dan bekerja dalam hidup kita, serta bagaimana tidak semua cara Tuhan bekerja itu bisa dilihat tetapi selalu bisa dinikmati. Mari merayakan pesta nama Santo Antonius Padua dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur. Doakanlah kami pada Bapa, ya Santo Antonius. Kontributor : Maria Ludwina & Jessica Juliani

Pelayanan Gereja

Ayo Nandur

“Ayo Nandur” merupakan slogan dari panitia Tim Pelayanan Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup, Paroki St. Yusuf Ambarawa dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni 2021. Pada kesempatan ini, panitia mengajak anak-anak hingga orang tua untuk bercocok tanam, misalnya tanaman boga di rumah maupun pohon Sengon. Panitia menyediakan bibit tanaman lombok, terong, tomat, papaya, jeruk, dan markisa. Dana penyediaan bibit-bibit tersebut diperoleh dari dana paroki dan hasil usaha menjual minyak jelantah.  Sebagian umat memberi sumbangan berupa bibit bunga telang, bibit jipang, dan sereh juga beberapa botol eco enzyme. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang juga memberi lima puluh bibit aneka buah dan tujuh puluh lima bibit pohon Sengon. SMK SPP Kanisius Ambarawa tak kalah andil dengan memberi sekitar dua ratus bibit lombok dan terong. Pembagian bibit-bibit tersebut dilakukan dalam empat kesempatan. Pertama, pembagian bibit kepada umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi di Gereja St. Yusuf Ambarawa pada  Sabtu 5 Juni 2021 sore. Kedua, kepada umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi di Gereja St. Yusuf Ambarawa Minggu 6 Juni 2021 pagi. Ketiga, kepada anak-anak penerima komuni pertama di Gereja St.Yusuf Ambarawa yang berjumlah 104 anak  pada Minggu, 6 Juni siang. Bibit tersebut sekaligus sebagai souvenir perayaan itu. Keempat, kepada umat di wilayah Gedong dan Banyubiru pada hari Minggu 6 Juni 2021. Kontributor : Sigit Widisana, S.J. – Paroki Ambarawa

Pelayanan Gereja

Krisma di Paroki St. Yusuf Ambarawa

Paroki St. Yusuf Ambarawa menyelenggarakan misa Krisma sesudah tertunda di tahun 2020 dengan protokol kesehatan yang ketat pada Sabtu, 8 Mei 2021 di SMP Pangudi Luhur, Ambarawa. Pemberian sakramen Krisma dilakukan dalam beberapa sesi, yaitu pukul 10.00 WIB oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan sore hari pukul 16.00 WIB oleh Vikjen Keuskupan Agung Semarang, Romo Yohanes Rasul Edy Purwanto. Sedangkan pada Minggu, 9 Mei 2021, Romo Vikjen memberikan sakramen Krisma pukul 08.00 dan 11.00 WIB. Jumlah krismawan-krismawati adalah 308 orang. Kontributor: Sigit Widisana, S. J.