Pilgrims of Christ’s Mission

Tahbisan

Tahbisan

Menjadi Sahabat di Jalan Pengharapan

Empat diakon Serikat Jesus ditahbiskan imam oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, pada Rabu, 23 Juli 2025 di Gereja Santo Antonius Padua, Kotabaru, Yogyakarta. Keempat diakon tersebut adalah:  Diakon Antonius Septian Marhenanto, S.J. (Paroki St. Yohanes Maria Vianney, Cilangkap, Keuskupan Agung Jakarta),  Diakon Isodorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. (Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Keuskupan Agung Semarang),  Diakon Jacobus Aditya Christie Manggala, S.J. (Paroki Santo Petrus dan Paulus, Babadan, Keuskupan Agung Semarang), dan  Diakon Leo Perkasa Tanjung, S.J. (Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, Keuskupan Denpasar).  Misa tahbisan yang dihadiri oleh keluarga serta tamu undangan berlangsung khidmat dan penuh syukur. Dalam homilinya, Mgr. Rubiyatmoko memberikan bahan permenungan bagi para diakon agar sungguh-sungguh memberikan diri secara total yang diwujudkan melalui komitmen dan tekad mendalam. Sakramen imamat yang diterima hendaknya dihayati sebagai perayaan syukur atas rahmat yang mengatasi kelemahan manusia itu sendiri.   Menjadi Sahabat di Jalan Pengharapan adalah tema tahbisan tahun ini. Tema tersebut diharapkan mampu mengingatkan bahwa imam adalah sahabat Yesus sendiri dan sahabat dari teman-teman Yesus yang kecil, tersingkir, terluka, dan tak berpengharapan. Menjadi imam di masa ini kiranya bukan sekadar mengajar dan memimpin ibadah-ibadah. Imam perlu berperan sebagai sahabat yang berani hadir secara nyata, menjadi pendengar yang penuh empati, dan berani membalut luka-luka hati dengan berbagai macam cara sehingga mampu membuat mereka bangkit kembali membangun pengharapan sekaligus mempunyai masa depan kembali.      Meskipun menjadi sahabat Yesus tidak selalu mudah, dalam homilinya Mgr. Rubiyatmoko berpesan agar jangan putus dalam pengharapan sebab pengharapan tidak mengecewakan. “Selagi kita punya pengharapan yang besar maka akan ada usaha dan nantinya akan ada hasil yang bisa kita tawarkan kepada umat yang kita layani.” Para imam ini pun nantinya tidak akan sendirian karena mereka memiliki Tuhan serta rekan dalam Serikat Jesus yang akan mendukung dan menguatkan.   Mengakhiri homilinya, Mgr. Robertus Rubiyatmoko berharap agar para imam yang ditahbiskan hari ini mampu menjadi sahabat Yesus yang nyata, khususnya bagi mereka yang kecil, terluka, dan kebingungan, serta mampu memberikan pengharapan. Pelayanan yang dilakukan hendaknya dilakukan sebagai wujud cinta kepada Yesus, sang sahabat sejati. Ketika mengalami penderitaan dan kesulitan, teladanilah Santo Paulus yang mampu menemukan sukacita bahkan dalam penderitaan sebab penderitaan adalah bagian dari persekutuan dengan Kristus.    Setelah ditahbiskan, keempat imam baru ini akan menjalani perutusan ke berbagai tempat sesuai dengan tugas perutusan yang disampaikan oleh Pater provincial.  P. Antonius Septian Marhenanto, S.J. bertugas sebagai Koordinator Purna Waktu Tim Komunikator SJ Indonesia  P. Isodorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. bertugas sebagai anggota staf SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire, Papua  P. Jacobus Aditya Christie Manggala, S.J. bertugas sebagai Direktur Campus Ministry Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan  P. Leo Perkasa Tanjung, S.J. bertugas menjalani studi Kitab Suci di Biblicum, Roma.  Pada akhir misa tahbisan, para imam baru memberikan berkat perdana kepada seluruh umat. Seusai misa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Kolese Santo Ignatius. Semoga para neomis ini senantiasa mampu menggembalakan umat dengan penuh cinta, kasih, dan perhatian. Proficiat!   Kontributor: Bonifasia Amanda – Tim Komunikator Jesuit Indonesia

Tahbisan

Aku ada di Tengah-tengah Kamu sebagai Pelayan

Dalam suasana duka atas berpulangnya Paus Fransiskus, Serikat Jesus Provinsi Indonesia (Provindo) layak bersyukur dan bergembira atas tahbisan diakon yang diterima oleh Frater Leo Perkasa Tanjung, S.J. Fr. Leo adalah putera Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, Bali. Fr. Leo ditahbiskan bersama kelima belas skolastik Jesuit lain yang berasal dari 10 negara berbeda. Salah satu dari mereka adalah Fr. Joachim Tin Aung Lwin, S.J. (Regio Myanmar) yang juga pernah menjalani formasi filsafat di Kolese Hermanum dan Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.   Rangkaian Perayaan Tahbisan diawali dengan Retret Delapan Hari dan dilanjutkan dengan Ibadat Malam Tahbisan Diakon pada Senin, 21 April 2025. Ibadat tersebut mengungkapkan dukungan Rohani dari anggota komunitas dan setiap orang yang hadir bagi keenambelas diakon yang akan ditahbiskan. Ibadat diadakan di Kapel Komunitas Collegio Internazionale del Gesù dan dihadiri seluruh anggota komunitas Collegio. Selain itu, turut hadir pula tamu undangan dan segenap keluarga para calon diakon, termasuk keluarga besar Fr. Leo.   Keesokan harinya, Selasa, 22 April 2025, tepat pukul 16.00 waktu Roma, Fr. Leo dan  kelimabelas frater lainnya menerima tahbisan diakon dari tangan Mgr. Anthuane Ilgit, S.J., Administrator Vikariat Apostolik Anatolia yang juga adalah alumnus Collegio Internazionale del Gesù. Perayaan Ekaristi ini dirayakan secara konselebrasi. Mgr. Anthuane didampingi pula oleh Kardinal Gianfranco Ghirlanda, S.J., Pater Jenderal Arturo Sosa Abascal, S.J., Pater Johan Verschueren, S.J. (Delegat Pater Jenderal untuk Rumah Internasional Roma), dan Pater William Keith Abranches, S.J. (Rektor Collegio Internazionale del Gesù). Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Perayaan Ekaristi Tahbisan diselenggarakan di Gereja Santissimo Nome di Gesù, Roma.      Tema yang dipilih tahun ini mengutip Injil Lukas 22:27, “Io sono in mezzo a voi come colui che serve (Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan).” Dalam homilinya, Mgr. Anthuane menegaskan peran penting diakon. Sejak awal, diakon  adalah mereka yang dipilih dan menjadi perpanjangan tangan para rasul dalam merawat jemaat. Identitas sebagai diakon tidak terlepas dari tugas utamanya untuk melayani dan memberikan dirinya kepada banyak orang. Masa diakonat kerap kali dipandang sebagai masa transisi, terutama bagi mereka yang tengah mempersiapkan diri menerima rahmat tahbisan imam. Akan tetapi, Mgr. Anthuane menegaskan bahwa sekalipun identitas seseorang nantinya berubah, panggilan untuk menjadi pelayan diharapkan tetap melekat dalam diri seseorang. “Ingatlah Saudara-Saudara, sekalipun dalam waktu dekat engkau akan menjadi imam atau bahkan uskup, tetaplah menjadi seperti seorang diakon, tetaplah menjadi seorang pelayan!”    Akan tetapi, Mgr. Anthuane menegaskan bahwa panggilan untuk menjadi orang yang siap melayani tidak dapat terwujud jika masing-masing diakon tidak mengalami terlebih dahulu  panggilan personal dari Allah sendiri. Masing-masing diakon dipanggil oleh Allah dengan nama mereka. Hal ini senada dengan pengalaman Maria Magdalena, yang menemukan makam kosong Yesus. Baru ketika Yesus memanggilnya “Maria!”, Maria Magdalena mengenali siapa Yesus dan bergegas mewartakan perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit. Perjumpaan dengan Tuhan inilah yang memberi daya ubah dalam hidup seseorang. Mgr. Anthuane mengatakan, “Setiap manusia adalah sejarah cinta yang Allah sendiri tuliskan di dunia ini. Allah mengenal lewat nama kita, menyertai kita, mengampuni kita, dan memiliki kesabaran atas diri kita.” Oleh karena itu, menurut Mgr. Anthuane, kedekatan dan kedalaman relasi dengan Allah inilah yang menjadi asas  dan dasar bagi seseorang yang hendak mendedikasikan diri dalam pelayanan kepada Allah dalam  gereja-Nya.     Seusai Perayaan Ekaristi Tahbisan, acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama  dengan segenap keluarga dan tamu undangan di halaman tengah Collegio dan diakhiri dengan santap malam bersama di ruang makan Collegio. Seusai menerima  tahbisan, para diakon akan melanjutkan perutusan untuk menyelesaikan studi teologi yang  tengah mereka jalani di Universitas Kepausan Gregoriana. Mari kita doakan agar Fr. Leo dan  kelima belas diakon yang baru saja ditahbiskan dapat menjadi pewarta harapan dan pelayan Kabar Gembira bagi semakin banyak orang.    Kontributor: Sch G.A. Satriyo Wibisono, S.J.

Tahbisan

Tahbisan Diakon 2025: Hendaklah Kamu Murah Hati

Sebelas frater dari berbagai keuskupan dan kongregasi menerima tahbisan diakon dari tangan Bapa Uskup Mgr. Rubiyatmoko pada Perayaan Ekaristi yang diselenggarakan di Kapel Seminari Tinggi St Paulus, Kentungan, 28 Januari 2025 pukul 10.00 WIB. Salah satu frater tertahbis berasal dari Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Fr. Jakobus Aditya Christie Manggala, S.J. Fr. Adit merupakan putera Paroki Babadan, Yogyakarta. Mgr Rubiyatmoko memimpin perayaan ini, didampingi oleh Romo Alexius Dwi Ariyanto, Pr selaku Rektor Seminari Tinggi St Paulus Kentungan dan Romo Barnabas Kara, OCD selaku Superior Rumah Teologan OCD St. Theresia Lisieux, Yogyakarta.   Tema tahbisan diakon kali ini adalah “Hendaklah kamu murah hati.” Murah hati seperti halnya Allah Bapa murah hati dan pribadi Yesus dalam karya pelayanan-Nya. Inspirasi tema ini berasal dari Lukas 6: 36. Dalam homilinya, Mgr. Ruby mengingatkan para calon diakon untuk menghidupi panggilannya dengan murah hati. Menurut Mgr. Ruby, ada tiga hal yang menjadi ciri pribadi yang murah hati, yaitu tulus, serius, dan total. Tulus: para diakon diharapkan mampu menjalankan pelayanannya dengan tulus, sepenuh hati, tanpa pamrih, serta mengutamakan kepentingan yang dilayani, bukan pertama-tama kepentingan diri sendiri. Serius: pelayanan hendaknya dilakukan dengan tekad dan niat untuk senantiasa serius, sungguh-sungguh, dipersiapkan dengan baik, dan mempersembahkannya kepada Tuhan. Total: harapannya, dalam pelayanan para diakon semakin rela mengorbankan dirinya sendiri, seperti Yesus yang berani untuk menyerahkan dirinya bagi kita yang dicintai-Nya.   Selanjutnya, para diakon tertahbis ini mendapat perutusan untuk melanjutkan tugas yang saat ini sedang mereka emban. Diakon Adit melanjutkan studi S2 Teologi dan Licensiat di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma.   Setelah Ekaristi, diakon Adit, keluarga, dan tamu undangan beramah tamah di Kolsani. Semoga para diakon tertahbis semakin bersukacita dalam tugas, perutusan, serta peran baru ini dan pada akhirnya mampu mewartakan sukacita itu bagi banyak orang.   Kontributor: Margareta Revita – Tim Komunikator Jesuit Indonesia

Tahbisan

Tempatkan Aku Bersama Putera-Mu

Pon me con tu hijo Place me with your Son Pon me con tu hijo Place me with your Son   “Tempatkan aku bersama puteramu.” Inilah lagu pembuka yang mengiringi tahbisan diakon di Gereja Gesu, kampus Universitas Ateneo de Manila, Filipina, pada Sabtu, 12 Oktober 2024 yang lalu. Lagu ini bersumber dari pengalaman mistik La Storta St. Ignatius ketika berjumpa dengan Allah Bapa yang memohon agar dia ditempatkan di samping Putera-Nya yang sedang memanggul salib. Ada 11 skolastik dari 7 negara yang menerima tahbisan diakon tahun ini. Dua frater di antaranya dari Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Isidorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. dan Antonius Septian Marhenanto, S.J. Ada dua skolastik dari regio Thailand, yaitu: Isidore Sadudee Domrongkitmongkon, S.J. dan Jude Tharadol Dongyasopa, S.J. Beberapa frater lainnya adalah Dickson Dalph Tiwelfil, S.J. (Micronesia), Joseph Nguyen Van Vien, S.J. (Vietnam), Nicholas Han Zaw Shing, S.J. (Myanmar), Shane Joseph Liesegang, S.J. (United States), serta Alejo Sarcilla San Buenaventura, S.J, Melvin Garcia Paulme, SJ, dan Rico Jaen Adapon, SJ, (Filipina).   Tiga Poin Homili Administrator Apostolik Cubao Perayaan Ekaristi tahbisan diakonat ini dipimpin oleh Mgr. Honesto P. Ongtioco, D. D., administrator apostolik Keuskupan Cubao. Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh beliau. Pertama, Bapa Uskup mengingatkan kembali dua pertanyaan sederhana yang disampaikan dalam perjumpaannya dengan para calon diakon pada 5 Oktober yang lalu, yaitu: (1) bagaimana mereka mengetahui Serikat Jesus? dan (2) apa yang membuat mereka memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupan religius, khususnya menjadi Jesuit?” Pertanyaan tersebut tidak hanya dijawab sekali tetapi juga diendapkan dalam proses perutusan selanjutnya. Kedua, para diakon juga diundang menjadi orang kudus yang membuka diri kepada Tuhan untuk menemukan hal-hal yang indah, khususnya di dalam rahmat panggilan. Dalam hal ini, terpapar dengan berbagai macam orang dari segala latar belakang menjadi sungguh penting, terutama mereka yang terluka dan terpinggirkan.     Ketiga, mengenang kembali perjumpaan Maria dengan malaikat dalam narasi kelahiran Yesus, pengalaman yang hanya terjadi sekali dan tak terulang. Akan tetapi, Maria tetap mengingat hari ketika dia dipilih oleh Tuhan, dan terus membawa kenangan tersebut, bahkan di dalam momen kegelapan. Demikian pula, para diakon mungkin akan merasakan nuansa pengalaman serupa yang diliputi dengan kesendirian dan ketakutan. Mgr. Honesto P. Ongtioco, D. D. mengajak mereka untuk menjaga di dalam hati mereka apa yang terjadi pada perayaan tahbisan ini saat Allah sendiri yang meneguhkan mereka. Tahbisan diakon bukan hanya menjadi pengalaman yang senantiasa terkenang, tetapi juga memberikan kekuatan untuk berkomitmen dalam menjalankan kaul-kaul religius di dalam Serikat.   Rahmat dan Penyertaan Tuhan Setelah Ekaristi, para tamu diundang ke Ateneo High School Covered Courts untuk mengikuti ramah tamah dan santap siang bersama. Beberapa tampilan dari umat tempat kerasulan para frater juga turut mewarnai acara tersebut. Setelah ditahbiskan, para diakon tertahbis melanjutkan tahun terakhir studi mereka di Loyola School of Theology sembari memberikan pelayanan sakramental di beberapa kapel atau gereja di Manila. Doa dan dukungan sungguh diharapkan agar mereka dapat menjalankan perutusan dengan baik serta mempersiapkan tahbisan imamat di provinsi dan regio masing-masing.   Anda dapat menyaksikan streaming Tahbisan Diakon dengan klik link https://www.youtube.com/watch?v=qNK9m6FBDwA&t=3436s   Kontributor: S Laurencius Rony Andriyanto, S.J.  

Tahbisan

Tinggallah Bersama Kami

Penerimaan Sakramen Imamat Empat Diakon Serikat Jesus Serikat Jesus Provinsi Indonesia merayakan kegembiraan atas ditahbiskannya empat diakon menjadi imam di Gereja Santo Antonius Padua, Yogyakarta, pada 31 Juli 2024. Keempat diakon ini menerima sakramen imamat dari tangan Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko. Mereka adalah adalah Diakon Tiro Angelo Daenuwy, S.J., Diakon Andreas Aryono Mantiri, S.J., Diakon Antonius Bagas Prasetya, S.J., dan Diakon Vincentius Doni Erlangga Satriawan, S.J. Lebih kurang seribu umat hadir dalam misa tahbisan ini dan semua umat yang hadir diundang untuk ikut beramah-tamah di wisma teologan Kolese Santo Ignatius, Yogyakarta.    Yesus senantiasa menyertai Para Imam Terinspirasi oleh kisah Yesus yang bangkit di jalan menuju Emaus, para neomis mengambil tema tahbisan dari Lukas 24:28 “Tinggallah Bersama Kami.” Dalam homilinya, Bapak Uskup Rubiyatmoko, mengajak para imam yang baru ditahbiskan ini untuk mengingat kembali semua pengalaman dalam masa formasi mereka yang panjang sebagai bukti bahwa Yesus selalu hadir dalam hidup mereka. Ia berkata, “Di balik motto ini, ada berbagai pengalaman yang menarik. Mereka telah berjalan bersama Yesus. Dia menemani mereka, berjalan berdampingan, dari waktu ke waktu, hingga mereka berdiri teguh dan kokoh.” Dalam sharingnya selama homili, Diakon Bagas menceritakan kesepian yang sering ia alami selama dua belas tahun masa formasinya. Ia masuk Serikat Jesus pada 2012 bersama sembilan calon lainnya hingga ialah satu-satunya yang akhirnya ditahbiskan imam. Meskipun demikian, Diakon Bagas bersyukur atas dukungan yang ia terima dari semua temannya di Serikat Jesus, bukan hanya dari teman seangkatannya. “Memang benar bahwa setiap hari Tuhan selalu mengajar dan membentuk saya melalui banyak momen, baik yang menyakitkan maupun menyenangkan, dan semua itu membuat saya ingin selalu bersama Yesus dan mengikuti-Nya hingga akhir hayat.”     Tiga dari empat neomis masuk Serikat melalui program promosi panggilan, bukan dari seminari menengah. Uskup Rubiyatmoko dengan bercanda mengatakan bahwa ia menahbiskan kelompok “orang-orang berumur” tahun ini. Bapak Uskup meminta diakon Tiro, Doni, dan Andre untuk berbagi sedikit cerita tentang bagaimana mereka meninggalkan ambisi, hobi, dan relasi di masa lalu untuk memulai jalan baru dalam hidup religius. Uskup Rubiyatmoko mengatakan bahwa ketiga diakon baru ini memiliki pengalaman hidup yang kaya, namun mereka menerima berkat untuk melayani umat Allah. Bapak Uskup mengutip apa yang ditulis oleh Diakon Doni dalam buklet tahbisan, “Imamat adalah sebuah proses. Jadi, apa yang dibutuhkan dari kita adalah mengikuti prosesnya seperti mengikuti jalan ziarah. Awalnya memang tidak jelas, tetapi akan menuntun kita hingga ke tempat tujuan.” Uskup mengakhiri homilinya dengan mengingatkan para neomis untuk selalu menjadi imam yang sederhana dan rendah hati yang melayani dengan tulus.   Berbeda Jalan, Satu Panggilan Jalan yang dilalui para neomis hingga saat mereka ditahbiskan ini memang berbeda-beda. Diakon Bagas yang berasal dari Pamulang, Banten menghabiskan masa formasi awal di Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan (2008-2012). Selama masa formasinya, ia bekerja sebagai sub moderator di SMA Kolese Loyola Semarang. Pater Andre, dari Jakarta, dan Pater Doni, dari Yogyakarta, masuk novisiat pada tahun 2014 dan mereka berdua memiliki gelar sarjana sebelum masuk Serikat. Mereka menjalani masa orientasi kerasulan (TOK) selama dua tahun (2018-2020) sebelum menjalani studi teologi di FTW-USD, Yogyakarta. DiakonAndre di Kantor Provinsialat SJ Semarang membantu Ekonom Provinsi dan Diakon Doni di Surakarta menjadi pengajar di Politeknik ATMI dan SMK Kolese Mikael. Apa yang dialami DiakonTiro selama TOK berbeda dengan ketiga frater lainnya. Tahun pertama ia TOK di Paroki Santo Ignatius, Danan, Wonogiri, tahun kedua di Jesuit Refugee Service (JRS) Bogor dan Palu, dan tahun ketiga di SMA Kolese Loyola Semarang. Meskipun memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, para neomis dipersatukan oleh panggilan dan tujuan yang sama, seperti yang ditekankan oleh Bapak Uskup.     Sebelum misa berakhir, Provinsial Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J., mengumumkan secara terbuka tempat dan tugas para imam baru. Pater Tiro akan bekerja sebagai moderator di SMK Kolese Mikael, Surakarta. Pater Bagas menjadi Vikaris Parokial Paroki Santo Antonius Padua, Purbayan. Pater Doni akan menyelesaikan pendidikan pascasarjana teknik sipil di Universitas Gadjah Mada dan membantu pelayanan sakramental di Paroki Kotabaru, Yogyakarta. Pater Andre juga melanjutkan studi khusus program pascasarjana manajemen keuangan di Universitas Atmajaya, Jakarta dan menjadi Wakil Pater Unit Skolastikat Johar Baru, Jakarta.   Serikat Jesus Provinsi Indonesia sangat berterima kasih kepada para neomis yang siap diutus dan memulai perjalanan mereka sebagai imam Jesuit. Mari kita doakan para imam baru ini dalam melaksanakan karya perutusan mereka.   Kontributor: S. Benicdiktus Juliar Elmawan, S.J.

Tahbisan

Menjadi Pewarta Injil yang Berkualitas

“Ada 6 kualitas tertentu yang harus dipenuhi oleh mereka yang layak ditahbiskan sebagai diakon dan imam (nantinya): integritas pribadi-manusiawi, spiritualitas-kerohanian, intelektualitas, pastoral, hidup berkomunitas, dan kesehatan fisik-mental. Semua itu harus diperjuangkan terus menerus agar dapat menjadi pewarta Kabar Sukacita yang efektif bagi banyak orang yang dilayani. Ini tantangan bagi Anda semua seumur hidup sembari terus mengingat bahwa Allahlah yang memilih Anda, bukan sebaliknya.” Itulah pesan penting yang disampaikan Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang dalam Ekaristi Tahbisan Diakon di Kapel Seminari Tinggi St Paulus Kentungan, Yogyakarta pada Kamis, 25 Januari 2024. Dalam kesempatan ini ada 16 frater dari pelbagai macam keuskupan dan kongregasi yang ditahbiskan sebagai diakon oleh Bapak Uskup Rubiyatmoko. Di antara mereka terdapat 4 skolastik Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Diakon (DD) Andreas Aryono Mantiri, S.J., Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha, S.J., Tiro Angelo Daenuwy, S.J., dan Vincentius Doni Erlangga Satriawan, S.J. Turut serta sebagai konselebran dalam Ekaristi tersebut, Pater Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. sebagai Rektor (Superior Lokal) Kolese St. Ignatius (Kolsani) Yogyakarta, Rumah Teologat Provinsi Indonesia. Para diakon tertahbis ini kemudian mendapat perutusan untuk melanjutkan tugas yang saat ini sedang mereka kerjakan. Diakon Andre melanjutkan studi S2 Manajemen di Universitas Atma Jaya Jakarta sembari menjadi pendamping para frater filosofan di Unit Johar Baru, Kolese Hermanum Jakarta. Diakon Doni melanjutkan studi S2 Teknik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sementara itu, Diakon Tiro dan Diakon Bagas melanjutkan studi S2 Teologi dan Licensiat di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma. Setelah Ekaristi, para diakon bersama keluarga serta tamu undangan menuju ke Kolsani untuk makan siang bersama dalam suasana keakraban dan kesederhanaan. Sesuai dengan agenda Provinsi Indonesia, tahbisan imamat akan dilaksanakan pada 31 Juli 2024 bertepatan dengan Hari Raya St. Ignatius Loyola. Kontributor: Sch. Amadea Prajna Putra Mahardika, S.J.

Tahbisan

Cinta dan RahmatMu, Cukup itu Bagiku

Kamis, 16 Februari 2023, menjadi hari yang membahagiakan bagi Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Biasanya tahbisan imam Jesuit diselenggarakan pada bulan Juli, namun kali diadakan pada bulan Februari. Mengapa demikian? Hal ini dilakukan untuk menandai pesta syukur 100 tahun Kolsani yang jatuh pada 18 Februari 2023. Ada lima diakon yang ditahbiskan menjadi imam di Gereja St. Antonius Padua, Kotabaru, Yogyakarta, yaitu Yohanes Deodatus, S.J. (Paroki St. Yosef Mojokerto, Keuskupan Surabaya), Fransiskus Asisi Wylly Suhendra, S.J. (Paroki St. Odillia, Citra Raya, Tangerang, Keuskupan Agung Jakarta), Agustinus Daryanto, S.J. (Paroki St. Isidorus, Sukorejo, Keuskupan Agung Semarang), Yulius Suroso, S.J. (Paroki St. Maria Bunda Penasihat Baik, Wates, Keuskupan Agung Semarang), dan Antonius Siwi Dharma Jati, S.J. (Paroki St. Maria Assumpta, Gamping, Keuskupan Agung Semarang). Mereka ditahbiskan oleh Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang. Dalam perayaan Ekaristi tahbisan, Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko ditemani oleh Pater Provinsial Benedictus Hari Juliawan, S.J. dan acting rector Kolese Santo Ignatius Pater Paulus Suparno, S.J. Tahbisan imam ini dihadiri oleh para Jesuit (nostri), imam, suster, frater, bruder, keluarga, dan para tamu undangan. Perayaan Ekaristi berlangsung kurang lebih 2,5 jam. Tema tahbisan imam tahun ini adalah Cinta dan Rahmat-Mu, Cukup itu Bagiku. Para tertahbis memilih tema ini karena mereka menyadari bahwa panggilan imamat mereka tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan manusiawi mereka namun disertai, dikuatkan, dan disempurnakan oleh rahmat Allah. Tuhan membentuk, menempa, dan membina mereka menjadi pribadi yang siap untuk menyampaikan kabar sukacita. Bapak Uskup Rubiyatmoko mengingatkan agar para neomis senantiasa memohon rahmat terus-menerus dari waktu ke waktu, sehingga cinta dan rahmat Allah semakin melimpah bagi mereka, serta menjadi jalan untuk menghayati iman dan menanggapi panggilan Tuhan. Selain itu, para imam baru ini diharapkan menjadi Imam yang serius sehingga kegelisahan, kekhawatiran, dan keraguan yang sebelumnya dirasakan bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian, keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka, akan mengobarkan pemberian diri seutuhnya dalam pelayanan. Setelah perayaan Ekaristi, Pater Provinsial Benny langsung memberikan perutusan bagi kelima neomis. Setelah Perayaan Ekaristi tahbisan imamat, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di kompleks Kolsani. Mari kita berdoa, agar Roh Kudus senantiasa menyertai mereka sehingga mereka mampu menghayati panggilan imamat dengan sepenuh hati. Kontributor: Margareta Revita – Tim Komunikator Provindo

Tahbisan

Imamat yang Bersahabat

Rabu, 27 Juli 2022 merupakan hari yang penuh rahmat bagi Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Pada hari tersebut, dua orang diakon yakni Diakon Paulus Hastra Kurdani, S.J. dari Paroki St. Petrus Kanisius, Wonosari dan Diakon Yohanes Harry Kristanto, S.J. dari Paroki St. Yosef, Pangkalpinang menerima tahbisan imamat. Bersama dengan mereka, tiga frater menerima tahbisan diakon, yaitu Frater Agustinus Daryanto, S.J. dari Paroki St Isidorus, Sukorejo, Frater Antonius Siwi Dharma Jati, S.J. dari Paroki St. Maria Assumpta, Gamping, dan Frater Yulius Suroso, S.J. dari Paroki St. Maria Bunda Penasehat Baik, Wates. Mereka berlima menerima rahmat tahbisan dari tangan Uskup Keuskupan Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono di Gereja St. Antonius Padua Kotabaru, Yogyakarta. Sebagaimana semula direncanakan, Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, akan menahbiskan kelima orang saudara kita. Akan tetapi, dua hari menjelang hari-H, Mgr. Ruby beserta kuria Keuskupan Agung Semarang terpapar Covid-19 sehingga tidak dapat menahbiskan mereka berlima. Syukurlah bahwa di tengah-tengah kesibukan, Mgr. Tri bersedia meluangkan waktu untuk menggantikan Mgr. Ruby. Dalam situasi transisi pandemi Covid-19 yang berangsur-angsur mereda, acara tahbisan kali ini dihadiri sekitar 430 tamu, yang terdiri dari antara lain para nostri imam, bruder, dan frater; keluarga, sanak saudara, dan kerabat para tertahbis; serta donatur dan para pemerhati Serikat Jesus. Semua hadirin mengikuti rangkaian acara tahbisan dengan mematuhi protokol kesehatan ketat. Sementara itu, Ekaristi tahbisan sendiri yang mengusung tema “Lebih Mencintai dan Mengikuti Kristus sebagai Sahabat” berlangsung khidmat dan khusyuk selama kurang lebih dua setengah jam (09.00-11.30 WIB). Dalam homilinya, Mgr. Tri menyampaikan pesan yang amat penting untuk direfleksikan, tidak hanya bagi para tertahbis, tetapi juga bagi semua Jesuit. Menurut Mgr. Tri, menjadi imam Jesuit bukan pertama-tama menjadi orang hebat, pengajar yang termasyhur, atau atribut-atribut lainnya. Esensi pokok seorang imam Jesuit adalah imam yang setia dan sepenuh hati melaksanakan tritugas Kristus: menjadi imam, nabi, dan raja. Itulah yang dibutuhkan dunia pada zaman ini. Tentu saja, itu bukan berarti “asal” atau “pokoknya” menjadi imam, melainkan tetap berusaha menghayati apapun tugas perutusan yang diterima dengan semangat magis tanpa meninggalkan panggilan dasar imamat dalam Gereja Katolik. Ketika para imam Jesuit menghayati panggilan dasarnya dengan kerendahan hati; tidak sekadar ingin didengarkan, tetapi juga mau mendengarkan; tidak sekadar pandai mengajar, tetapi juga mau belajar; bukan ingin dilayani, tetapi juga mau melayani; di situlah arti sejati rahmat “imamat yang bersahabat”. Selepas Ekaristi, para tamu diundang masuk ke dalam kompleks Kolsani untuk bersyukur bersama dengan ramah tamah. Sembari menyantap hidangan yang disediakan, para tamu dihibur dengan penampilan band SMA Kolese de Britto dan OMK Paroki Kotabaru. Tak ketinggalan, Pater Aria Dewanto, S.J. bersama duet Teras Kamar turut mempersembahkan lagu “Hidup ini adalah Kesempatan” dan “Laskar Pelangi” secara khusus bagi para tertahbis. Sekitar pukul 14.00 WIB, rangkaian acara tahbisan berakhir ditandai dengan para tamu yang meninggalkan kompleks Kolsani. Berikut adalah informasi tentang perutusan baru para tertahbis: Kontributor: Amadea Prajna Putra Mahardika, S.J.