capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Tempatkan Aku Bersama Putera-Mu

Date

Pon me con tu hijo

Place me with your Son

Pon me con tu hijo

Place me with your Son

 

“Tempatkan aku bersama puteramu.” Inilah lagu pembuka yang mengiringi tahbisan diakon di Gereja Gesu, kampus Universitas Ateneo de Manila, Filipina, pada Sabtu, 12 Oktober 2024 yang lalu. Lagu ini bersumber dari pengalaman mistik La Storta St. Ignatius ketika berjumpa dengan Allah Bapa yang memohon agar dia ditempatkan di samping Putera-Nya yang sedang memanggul salib. Ada 11 skolastik dari 7 negara yang menerima tahbisan diakon tahun ini. Dua frater di antaranya dari Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Isidorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. dan Antonius Septian Marhenanto, S.J. Ada dua skolastik dari regio Thailand, yaitu: Isidore Sadudee Domrongkitmongkon, S.J. dan Jude Tharadol Dongyasopa, S.J. Beberapa frater lainnya adalah Dickson Dalph Tiwelfil, S.J. (Micronesia), Joseph Nguyen Van Vien, S.J. (Vietnam), Nicholas Han Zaw Shing, S.J. (Myanmar), Shane Joseph Liesegang, S.J. (United States), serta Alejo Sarcilla San Buenaventura, S.J, Melvin Garcia Paulme, SJ, dan Rico Jaen Adapon, SJ, (Filipina).

 

Tiga Poin Homili Administrator Apostolik Cubao

Perayaan Ekaristi tahbisan diakonat ini dipimpin oleh Mgr. Honesto P. Ongtioco, D. D., administrator apostolik Keuskupan Cubao. Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh beliau. Pertama, Bapa Uskup mengingatkan kembali dua pertanyaan sederhana yang disampaikan dalam perjumpaannya dengan para calon diakon pada 5 Oktober yang lalu, yaitu: (1) bagaimana mereka mengetahui Serikat Jesus? dan (2) apa yang membuat mereka memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupan religius, khususnya menjadi Jesuit?” Pertanyaan tersebut tidak hanya dijawab sekali tetapi juga diendapkan dalam proses perutusan selanjutnya. Kedua, para diakon juga diundang menjadi orang kudus yang membuka diri kepada Tuhan untuk menemukan hal-hal yang indah, khususnya di dalam rahmat panggilan. Dalam hal ini, terpapar dengan berbagai macam orang dari segala latar belakang menjadi sungguh penting, terutama mereka yang terluka dan terpinggirkan.

 

 

Ketiga, mengenang kembali perjumpaan Maria dengan malaikat dalam narasi kelahiran Yesus, pengalaman yang hanya terjadi sekali dan tak terulang. Akan tetapi, Maria tetap mengingat hari ketika dia dipilih oleh Tuhan, dan terus membawa kenangan tersebut, bahkan di dalam momen kegelapan. Demikian pula, para diakon mungkin akan merasakan nuansa pengalaman serupa yang diliputi dengan kesendirian dan ketakutan. Mgr. Honesto P. Ongtioco, D. D. mengajak mereka untuk menjaga di dalam hati mereka apa yang terjadi pada perayaan tahbisan ini saat Allah sendiri yang meneguhkan mereka. Tahbisan diakon bukan hanya menjadi pengalaman yang senantiasa terkenang, tetapi juga memberikan kekuatan untuk berkomitmen dalam menjalankan kaul-kaul religius di dalam Serikat.

 

Rahmat dan Penyertaan Tuhan

Setelah Ekaristi, para tamu diundang ke Ateneo High School Covered Courts untuk mengikuti ramah tamah dan santap siang bersama. Beberapa tampilan dari umat tempat kerasulan para frater juga turut mewarnai acara tersebut. Setelah ditahbiskan, para diakon tertahbis melanjutkan tahun terakhir studi mereka di Loyola School of Theology sembari memberikan pelayanan sakramental di beberapa kapel atau gereja di Manila. Doa dan dukungan sungguh diharapkan agar mereka dapat menjalankan perutusan dengan baik serta mempersiapkan tahbisan imamat di provinsi dan regio masing-masing.

 

Anda dapat menyaksikan streaming Tahbisan Diakon dengan klik link https://www.youtube.com/watch?v=qNK9m6FBDwA&t=3436s

 

Kontributor: S Laurencius Rony Andriyanto, S.J.

 

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *