capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Tinggallah Bersama Kami

Date

Penerimaan Sakramen Imamat Empat Diakon Serikat Jesus

Serikat Jesus Provinsi Indonesia merayakan kegembiraan atas ditahbiskannya empat diakon menjadi imam di Gereja Santo Antonius Padua, Yogyakarta, pada 31 Juli 2024. Keempat diakon ini menerima sakramen imamat dari tangan Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko. Mereka adalah adalah Diakon Tiro Angelo Daenuwy, S.J., Diakon Andreas Aryono Mantiri, S.J., Diakon Antonius Bagas Prasetya, S.J., dan Diakon Vincentius Doni Erlangga Satriawan, S.J. Lebih kurang seribu umat hadir dalam misa tahbisan ini dan semua umat yang hadir diundang untuk ikut beramah-tamah di wisma teologan Kolese Santo Ignatius, Yogyakarta. 

 

Yesus senantiasa menyertai Para Imam

Terinspirasi oleh kisah Yesus yang bangkit di jalan menuju Emaus, para neomis mengambil tema tahbisan dari Lukas 24:28 “Tinggallah Bersama Kami.” Dalam homilinya, Bapak Uskup Rubiyatmoko, mengajak para imam yang baru ditahbiskan ini untuk mengingat kembali semua pengalaman dalam masa formasi mereka yang panjang sebagai bukti bahwa Yesus selalu hadir dalam hidup mereka. Ia berkata, “Di balik motto ini, ada berbagai pengalaman yang menarik. Mereka telah berjalan bersama Yesus. Dia menemani mereka, berjalan berdampingan, dari waktu ke waktu, hingga mereka berdiri teguh dan kokoh.” Dalam sharingnya selama homili, Diakon Bagas menceritakan kesepian yang sering ia alami selama dua belas tahun masa formasinya. Ia masuk Serikat Jesus pada 2012 bersama sembilan calon lainnya hingga ialah satu-satunya yang akhirnya ditahbiskan imam. Meskipun demikian, Diakon Bagas bersyukur atas dukungan yang ia terima dari semua temannya di Serikat Jesus, bukan hanya dari teman seangkatannya. “Memang benar bahwa setiap hari Tuhan selalu mengajar dan membentuk saya melalui banyak momen, baik yang menyakitkan maupun menyenangkan, dan semua itu membuat saya ingin selalu bersama Yesus dan mengikuti-Nya hingga akhir hayat.”

 

Para Diakon menerima berkat dari Imam-imam Jesuit. Dokumentasi: KOMSOS Kotabaru

 

Tiga dari empat neomis masuk Serikat melalui program promosi panggilan, bukan dari seminari menengah. Uskup Rubiyatmoko dengan bercanda mengatakan bahwa ia menahbiskan kelompok “orang-orang berumur” tahun ini. Bapak Uskup meminta diakon Tiro, Doni, dan Andre untuk berbagi sedikit cerita tentang bagaimana mereka meninggalkan ambisi, hobi, dan relasi di masa lalu untuk memulai jalan baru dalam hidup religius. Uskup Rubiyatmoko mengatakan bahwa ketiga diakon baru ini memiliki pengalaman hidup yang kaya, namun mereka menerima berkat untuk melayani umat Allah. Bapak Uskup mengutip apa yang ditulis oleh Diakon Doni dalam buklet tahbisan, “Imamat adalah sebuah proses. Jadi, apa yang dibutuhkan dari kita adalah mengikuti prosesnya seperti mengikuti jalan ziarah. Awalnya memang tidak jelas, tetapi akan menuntun kita hingga ke tempat tujuan.” Uskup mengakhiri homilinya dengan mengingatkan para neomis untuk selalu menjadi imam yang sederhana dan rendah hati yang melayani dengan tulus.

 

Berbeda Jalan, Satu Panggilan

Jalan yang dilalui para neomis hingga saat mereka ditahbiskan ini memang berbeda-beda. Diakon Bagas yang berasal dari Pamulang, Banten menghabiskan masa formasi awal di Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan (2008-2012). Selama masa formasinya, ia bekerja sebagai sub moderator di SMA Kolese Loyola Semarang. Pater Andre, dari Jakarta, dan Pater Doni, dari Yogyakarta, masuk novisiat pada tahun 2014 dan mereka berdua memiliki gelar sarjana sebelum masuk Serikat. Mereka menjalani masa orientasi kerasulan (TOK) selama dua tahun (2018-2020) sebelum menjalani studi teologi di FTW-USD, Yogyakarta. DiakonAndre di Kantor Provinsialat SJ Semarang membantu Ekonom Provinsi dan Diakon Doni di Surakarta menjadi pengajar di Politeknik ATMI dan SMK Kolese Mikael. Apa yang dialami DiakonTiro selama TOK berbeda dengan ketiga frater lainnya. Tahun pertama ia TOK di Paroki Santo Ignatius, Danan, Wonogiri, tahun kedua di Jesuit Refugee Service (JRS) Bogor dan Palu, dan tahun ketiga di SMA Kolese Loyola Semarang. Meskipun memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, para neomis dipersatukan oleh panggilan dan tujuan yang sama, seperti yang ditekankan oleh Bapak Uskup.

 

Para Neomis foto bersama dengan Mgr Rubiyatmoko, PP Beny dan Kuntoro. Dokumentasi: KOMSOS Kotabaru

 

Sebelum misa berakhir, Provinsial Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J., mengumumkan secara terbuka tempat dan tugas para imam baru. Pater Tiro akan bekerja sebagai moderator di SMK Kolese Mikael, Surakarta. Pater Bagas menjadi Vikaris Parokial Paroki Santo Antonius Padua, Purbayan. Pater Doni akan menyelesaikan pendidikan pascasarjana teknik sipil di Universitas Gadjah Mada dan membantu pelayanan sakramental di Paroki Kotabaru, Yogyakarta. Pater Andre juga melanjutkan studi khusus program pascasarjana manajemen keuangan di Universitas Atmajaya, Jakarta dan menjadi Wakil Pater Unit Skolastikat Johar Baru, Jakarta.

 

Serikat Jesus Provinsi Indonesia sangat berterima kasih kepada para neomis yang siap diutus dan memulai perjalanan mereka sebagai imam Jesuit. Mari kita doakan para imam baru ini dalam melaksanakan karya perutusan mereka.

 

Kontributor: S. Benicdiktus Juliar Elmawan, S.J.

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *