Pilgrims of Christ’s Mission

Pelayanan Gereja

Pelayanan Gereja

Allah Terkesan Diam, namun bukan berarti Dia Tidak Ada

Refleksi terlibat dalam Belarasa dan Solidaritas Covid-19 di Paroki Blok B Awalnya aku tak pernah membayangkan sedikitpun, bahwa aku akan mengalami masa-masa sulit dalam hidupku yaitu pandemi COVID-19. Sebelum adanya pandemi ini, rutinitas keseharianku biasanya aku habiskan untuk bekerja dan pelayanan di gereja. Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang Food and Beverage. Ada sekitar enam puluh lima outlet restauran yang tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sedangkan untuk pelayanan di gereja aku termasuk salah satu orang muda yang aktif berkegiatan. Menjadi seorang lektris, prodiakones, koor orang muda, dan juga membantu urusan administrasi (sekretaris) adalah bentuk pelayanan yang kupilih sendiri untuk kujalani di dalam parokiku. Dan sebelum pandemi ini pula, aku telah merencanakan banyak hal termasuk pergi liburan bersama dengan teman-temanku. Namun ketika pandemi COVID-19 ini datang, semua aktivitas yang sudah ku sebutkan dan ku rencanakan seakan-akan lenyap begitu saja. Gagal liburan, tidak bisa lagi ke kantor karena harus work from home (WFH) dan tidak bisa lagi beraktifitas di gereja. Aku hanya bisa berdiam diri di rumah, menjadi kaum rebahan di rumah. Sedih rasanya mengetahui keadaan kantorku yang bisa dibilang langsung drop terkena dampak dari pandemi ini. Dari enam puluh lima outlet, empat puluh tiga di antaranya harus terpaksa tutup sementara, sedangkan sisanya, harus berjuang tetap buka walau hanya dengan konsep delivery saja. Dalam keadaan kantorku yang seperti ini, otomatis pendapatanku sangat berkurang signifikan. Pendapatan semua karyawan dipangkas empat puluh hingga enam puluh persen dari biasanya. Bisa dibayangkan gimana rasanya? sedih, terlebih sangat khawatir bagaimana aku mampu untuk menjalani hari hari ku kedepannya dengan kondisi seperti ini. Seringkali aku berdoa namun aku merasakan doaku sangat kering, perasaaan takut dan cemas selalu lebih besar. “Tuhan, Engkau dimana? Sampai kapan ini Tuhan? Kenapa Tuhan diam saja?” Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering kuserukan dalam setiap doa-doa pribadiku. Dalam situasi kacau ini, tiba-tiba aku dikontak oleh salah seorang teman pelayanan di paroki. Dia mengajakku untuk membantu membagikan bansos yaitu berupa nasi bungkus dan juga sembako. Ajakan ini tentu saja membuatku sangat antusias. Kebanyakan berada di rumah membuatku bosan dan jenuh. Aku ingin keluar namun aku juga sadar bahwa keluar rumah artinya berbahaya untuk kesehatanku. Bisa-bisa aku tertular virus ini di luar sana. Temanku ini menyakinkan bahwa tim relawan bansos akan diberikan alat perlindungan diri yaitu berupa masker, sarung tangan, face shield, vitamin c, dan juga hand sanitizer. Tanpa berpikir panjang lagi aku langsung bersedia ikut. Dengan beberapa kali mengikuti kegiatan ini, akupun sadar bahwa banyak orang di luar sana yang juga merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan bahkan bisa dikatakan lebih berat lagi dari apa yang ku alami. Ada yang kehilangan pekerjaan, ada yang tidak bisa membeli makanan, dan ada juga yang tidak bisa membeli bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya.Ketika aku menyalurkan bansos tersebut, ku lihat ada senyum kebahagian terpancar dari wajah-wajah mereka. Tak jarang kudengar pula mereka spontan melafalkan doa syukur dan langsung mendoakan kami agar dimudahkan rejekinya he…he..he… Dari kejadian ini aku disadarkan agar aku tidak hanya mengejar kepuasan diri sendiri saja; dapat gaji, liburan utk relaksasi diri atau jadi kaum rebahan yang cuma bisa istirahat. Namun ternyata ada kehidupan baru yang tercipta ditengah situasi sulit ini yaitu kehidupan untuk berbagi kasih bagi sesama, yang mungkin selama ini jarang atau bahkan tidak pernah aku lakukan. Mungkin jika tidak adanya pandemi ini, aku hanya menjadi orang yang sibuk tanpa pernah melihat sekelilingku dengan mata dan hati yang terbuka. Kadang aku berpikir “Apakah pandemi ini pertanda kiamat?” semuanya terhenti begitu saja dan besok akan muncul bumi yang baru, atau sebenarnya kita sedang maju bersama-sama dengan Tuhan untuk tetap bisa kreatif beriman dengan berbagai kemajuan zaman. Kemanusiaan tidak terhenti melainkan semakin mendalam dengan berani berbelarasa dan bersolidaritas untuk sesama. Melalui kejadian ini pula, aku diajarkan bahwa Allah mungkin terkesan diam, namun bukan berarti Dia tidak bekerja. Dia berperan dalam diriku. Aku dibuatnya takut dan susah pada awalnya namun aku dibuatnya kuat dan bahagia pada akhirnya. Mungkin ayat ini sungguh-sungguh bisa aku resapi dan menjadi kekuatan dalam diriku “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28) Aku belajar untuk lebih bersabar, menerima segala keadaan dan menjalaninya dengan tekun. Dalam setiap kelemahan dan kesulitanku, aku yakin ada hal baik yang tumbuh dalam diriku dan ada banyak hal baik yang ingin Tuhan ajarkan kepadaku. Elizabeth Bait (OMK Blok B)

Pelayanan Gereja

Gereja St. Theresia, Jakarta berbagi Makan Siang

Pater Provinsial Serikat Jesus dalam suratnya mengajak kita mendukung berbagai inisiatif yang muncul untuk menanggulangi bencana ini. Kita patut menghargai dan mendukung inisiatif dari berbagai karya yang berupaya mewujudkan solidaritas dalam krisis ini. Paroki Teresia, Jakarta juga terlibat memberikan makan siang kepada para sopir-sopir Ojol yang lewat di samping Gereja. Mereka sangat gembira melaksanakan solidaritas ini karena banyak masyarakat yang terdampak Covid tidak bisa menjalankan rutinitas pekerjaannya seperti biasa.

Pelayanan Gereja

Paroki Gedangan berbagi Makan Siang

Pater Provinsial Serikat Jesus dalam suratnya mengajak kita mendukung berbagai inisiatif yang muncul untuk menanggulangi bencana ini. Kita patut menghargai dan mendukung inisiatif dari berbagai karya yang berupaya mewujudkan solidaritas dalam krisis ini. Paroki Gedangan juga ikut terlibat berbagi makan siang dan masker untuk warga-warga yang membutuhkan. Mereka membagikan makan siang kepada sopir ojol, tukang sampah, dan lainnya.

Pelayanan Gereja

Video Kegiatan Solidaritas dan Bela Rasa dari Paroki Bongsari

Pater Provinsial Serikat Jesus dalam suratnya mengajak kita mendukung berbagai inisiatif yang muncul untuk menanggulangi bencana ini. Kita patut menghargai dan mendukung inisiatif dari berbagai karya yang berupaya mewujudkan solidaritas dalam krisis ini. Paroki Bongsari juga selalu setia bersolidaritas untuk warga yang terdampak Covid-19 bersama kelompok Gusdurian. Mereka kali ini berbagi nasi bungkus untuk makan siang.

Pelayanan Gereja

Video Kegiatan Solidaritas dan Bela Rasa dari Paroki Tangerang

Selama pandemi Covid-19 ini, Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang menjalankan aksi solidaritas untuk warga paroki dan juga warga lainnya di sekitar gereja. Sumbangan dari paroki ini disiapkan oleh PSE yang ditujukan untuk keluarga-keluarga yang terdampak oleh Covid-19 untuk sedikit membantu meringankan beban keluarga di masa pandemi ini.Rm Teguh Santosa juga begitu bersemangat dengan aksi ini dan ia sendiri mengajak seluruh umat untuk terlibat dalam aksi ini karena keterlibatan tersebut juga merupakan wujud iman. Beliau mengatakan, “Makin beriman, makin bersaudara, makin berbela rasa.”

Pelayanan Gereja

Hari Kartini Paroki Bongsari

Tanggal 21 April kemarin, Paroki St. Theresia, Bongsari, Semarang memberikan ungkapan kasih ķepada tim medis di beberapa rumah sakit dan Puskesmas di Semarang. Sebanyak 400 roti dan minuman bervitamin diberikan kepada para tim medis yang ada di Puskesmas Karangayu, Puskesmas Krobokan, Puskesmas Bulu Lor, Puskesmas Poncol, Puskesmas Pegandan, Puskesmas Lebdosari, Klinik Soegijopranoto dan juga Rumah Sakit Elisabeth – Semarang.⁣⁣Rm. Eduardus Didik Chahyono SJ, selaku Pastor kepala Paroki mengungkapkan, “Dari lubuk hati yang terdalam, kami memberikan roti dan vitamin sebagai bentuk kasih kepada tim medis yang terlah berjerih payah menghentikan penyebaran Covid-19 ini.Kami berharap di tengah kepenatan bertugas, mereka tetap terus menjaga kesehatan dan juga mereka harus ingat bahwa bangsa ini tidak melupakan keberadaan mereka.”⁣⁣21 April juga merupakan peringtan Hari Kartini dan semoga dengan semangat Raden Ajeng Kartini ini kita terus bersemangat dan berpengharapan bahwa situasi gelap pandemi covid-19 ini akan berlalu dan terang dapat terbit, begitu menurut Iwan Wahyudi selaku koordinator kegiatan ini. Tak lupa ia mengingatkan warga untuk mau mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak berkerumun, tidak beraktivitas yang tidak penting di luar rumah, tetap menjaga jarak, menggunakan masker dan di rumah saja.⁣ ⁣@theresia_bongsari_official #solidaritascovid19⁣#JesuitIndonesia⁣#JesuitSolidarity⁣#JesuitStories⁣#JesuitInitiatives⁣#lawancorona⁣#IndonesiaLawanCovid19⁣#bersatumelawancovid19

Pelayanan Gereja

Paroki HSPMTB Berbagi Nasi Bungkus

Selama pandemi Covid-19 ini, Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang menjalankan aksi solidaritas untuk warga paroki dan juga warga lainnya di sekitar gereja. Sumbangan dari paroki ini disiapkan oleh PSE yang ditujukan untuk keluarga-keluarga yang terdampak oleh Covid-19 untuk sedikit membantu meringankan beban keluarga di masa pandemi ini.Rm Teguh Santosa juga begitu bersemangat dengan aksi ini dan ia sendiri mengajak seluruh umat untuk terlibat dalam aksi ini karena keterlibatan tersebut juga merupakan wujud iman. Beliau mengatakan, “Makin beriman, makin bersaudara, makin berbela rasa.” #dirumahaja#solidaritascovid19#JesuitIndonesia#JesuitSolidarity#JesuitStories#JesuitInitiatives#lawancorona#IndonesiaLawanCovid19#bersatumelawancovid19

Pelayanan Gereja

Paroki Blok B berbagi Nasi Bungkus dan Sembako

Paroki St. Yohanes Penginjil – Blok B, Jakarta, hampir setiap hari berbagi nasi bungkus dan sembako kepada orang-orang yang tekena dampak penanganan Covid-19 di Jakarta. Mereka melakukan kegiatan ini di depan gedung gereja dan kegiatan diprakarsai oleh umat sendiri. Mereka terinspirasi oleh salah umat Blok B yang terdampak pandemi . Kegiatan ini dilakukan oleh para alumni KEP, PSE, kelompok prodiakon, dll. Salah satu OMK yang membantu kegiatan ini @elizabethbait mengatakan kalau dia juga ikut imbas dari pandemi ini karena ia harus #workfromhome namun ia tetap bersyukur bahwa masih banyak orang-orang yang sangat terdampak dengan pandemi ini sehingga mereka sendiri tidak bisa menghidupi perekonomian mereka sehari-hari. Keterlibatan sosial bersama warga paroki membuatnya semakin hidup apalagi sampai saat ini kegiatan ini semakin terdukung oleh berbagai pihak dengan jumlah nasi bungkus menjadi 650 dan dukungan APD serta face shield untuk volunter-nya.Mari kita berdoa agar pandemi ini segera berakhir dan semua orang dapat kembali beraktivitas seperti biasa, tanpa harus ada yang tersingkirkan atau terbuang. AMDG. #dirumahaja#solidaritascovid19#JesuitIndonesia#JesuitSolidarity#JesuitStories#JesuitInitiatives#lawancorona#IndonesiaLawanCovid19#bersatumelawancovid19