Pilgrims of Christ’s Mission

JCAP

JCAP

Sent to Collaborate in the Mission of Christ

Jesuit Brother Pada tanggal 23 Oktober – 1 November 2024, Serikat Jesus Provinsi Indonesia berbahagia atas kehadiran para perwakilan bruder asistensi Jesuit Conference Asia-Pacific (JCAP). Kami, berempat belas; yaitu: Br. Raymund Belleza, S.J. (PHI), Br. Paul Pok, S.J. (THA), Br. Augustine Tino, S.J. (MYN), Br. Pae Song-Mun (KOR), Br. Tha, S.J. (TLS), Br. Tran Tien Kinh, S.J. (VIE), Br. Tu Howard (CHN), Br. Luong Quoc, SJ (VIE), Br. Jeff Pioquinto, S.J. (PHI), Br. John Melad, S.J. (PHI), Br. Jeric Madelo, S.J. (PHI), Br. Juan Pablo Socrates, S.J. (PHI), Br. Dieng Karnaedi, S.J. (IDN), dan Br. Nicolaus David Kristianto, S.J. (IDN); mendapatkan rahmat berjalan bersama Tuhan dalam Retret Bruder JCAP di Rumah Retret Kristus Raja, Girisonta. Dalam kesatuan hati dan budi, kami menjalani retret dengan beberapa tema yang disesuaikan dengan Dokumen De Statu Societatis dan Kisah Hidup dan Refleksi atas teladan St. Alfonsus Rodriguez, S.J.: Tema I: An Open Heart to Listen to Where the Holy Spirit is Leading Me Tema II: The Jesuit Brother in A Changing and Challenging World Tema III: Who are We? My Identity as a Jesuit Brother Tema IV: Jesuit Brother: My Identity and My Apostolate Tema V: Collaborators in The Mission of Jesus Tema VI: St. Alphonsus Rodriguez, S.J. Tema VII: Prayerful Thanksgiving to Move Forward Di tengah proses retret tersebut, ada dua momen kebersamaan yang khusyuk dan mendalam. Yang pertama adalah satu jam doa bersama di hadapan Sakramen Mahakudus. Lalu, yang kedua adalah satu jam Sharing Session tentang pengalaman doa yang kami alami di dalam retret. Beberapa kisah rohani yang dibagikan adalah tentang pengalaman panggilan sebagai Bruder Jesuit. Br Pae Song-Mun, S.J. bercerita tentang perjalanan pelayanan apostoliknya ke JRS Uganda dan menghadapi pergulatan batin tentang jumlah Jesuit yang sedikit di Korea Selatan. Br Luong Quoc, S.J. bercerita mengenai kegembiraannya melakukan pelayanan apostolik di Laos dan kegembiraannya mengikuti retret bersama para bruder JCAP untuk pertama kalinya. Br Tha, S.J. dari Vietnam, bercerita mengenai kegembiraannya berpuluh tahun di Timor Leste. Dari desa ke desa, dia banyak berinteraksi dengan penduduk lokal. Br Juan Pablo Socrates, S.J. dan Br Jeric Madelo, S.J. berbagi sukacita bersama para bruder JCAP dan menikmati keramahtamahan bruder Jesuit Indonesia. Br Dieng Karnaedi, S.J. berbagi cerita tentang perjalanan perutusan di KPTT Salatiga dan Br Nicolaus David, S.J. berbagi cerita tentang perjumpaan dengan para bruder JCAP yang hadir dalam retret bersama. Br Paul Pok, S.J. bercerita tentang pergulatan sebagai satu-satunya Bruder Jesuit asal Thailand dan merasakan oase rohani melalui retret ini. Br Kinh, S.J. berbagi sukacita karena mengalami kesatuan hati dan budi dalam retret bersama para Bruder SJ. Br Jeff, S.J. membagikan pergumulan batin di tempat karya dan merasakan oase rohani ketika mengalami kebersamaan dengan para bruder JCAP di masa retret.    Beberapa poin rohani yang juga diteguhkan oleh kehadiran imam Jesuit selama retret adalah: (1) panggilan Jesuit adalah panggilan yang mengakar dan membumi pada cinta Kristus (rooted and grounded in the Christ’s Love) dan (2) keutamaan selflessness, gentleness, dan patience yang terus-menerus dihidupi oleh para Jesuit. Br Raymund Belleza, S.J. sebagai pembimbing retret menggaris bawahi bahwa panggilan Bruder Jesuit terarah langsung pada Yesus yang miskin dan rendah hati.     Menutup retret bersama, kami mengadakan outing ke Candi Borobudur, mengunjungi saudara seserikat di Pastoran Muntilan sembari mini-tour ke Museum Misi Muntilan, dan misa & perayaan St. Alfonsus Rodriguez, S.J. di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang. Di dalam misa tersebut, Pater Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia memberikan dua poin keutamaan rohani yang menjadi bekal bagi para bruder Jesuit: (1) mengakar pada pengalaman & perjumpaan dengan Allah dan (2) mendengarkan. Pater Provinsial memberikan ilustrasi & refleksi tentang kisah hidup St. Alfonsus Rodriguez; kala kehadirannya selama 46 tahun berkarya sebagai penjaga pintu di Mallorca. Sapaan, perjumpaan, dan percakapan rohani yang ia lakukan mampu menyentuh dan mengobarkan hati orang yang dijumpainya. Salah satu kisah terkenal adalah tentang perjumpaan St. Alfonsus Rodriguez, S.J. (di usia 70-an tahun) dengan St. Petrus Claver, S.J.. Ada harapan bahwa kehadiran kolaboratif para Jesuit bagaikan dua sisi sepasang sayap yang mengepak bersama.    Di dalam misa tersebut, kami turut bersyukur dengan pembaruan kaul empat Bruder Jesuit, yaitu Br Augustine Tino, S.J., Br Tu Howard, S.J., Br. Nicolaus David Kristianto, S.J., dan Br Tran Tien Kinh, S.J.. Kehadiran para bruder Jesuit Indonesia yang lain turut menguatkan dalam doa dan kebersamaan. Kami para bruder berbahagia atas terbentuknya International Commission on the Jesuit Brother. Mari berjalan bersama-sama meneladan Maria de La Strada (Our Lady of The Way) yang berjalan bersama dengan Yesus yang miskin dan rendah hati.   Kontributor: F Nicolaus David Kristianto, S.J.

Tahbisan

Tempatkan Aku Bersama Putera-Mu

Pon me con tu hijo Place me with your Son Pon me con tu hijo Place me with your Son   “Tempatkan aku bersama puteramu.” Inilah lagu pembuka yang mengiringi tahbisan diakon di Gereja Gesu, kampus Universitas Ateneo de Manila, Filipina, pada Sabtu, 12 Oktober 2024 yang lalu. Lagu ini bersumber dari pengalaman mistik La Storta St. Ignatius ketika berjumpa dengan Allah Bapa yang memohon agar dia ditempatkan di samping Putera-Nya yang sedang memanggul salib. Ada 11 skolastik dari 7 negara yang menerima tahbisan diakon tahun ini. Dua frater di antaranya dari Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Isidorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. dan Antonius Septian Marhenanto, S.J. Ada dua skolastik dari regio Thailand, yaitu: Isidore Sadudee Domrongkitmongkon, S.J. dan Jude Tharadol Dongyasopa, S.J. Beberapa frater lainnya adalah Dickson Dalph Tiwelfil, S.J. (Micronesia), Joseph Nguyen Van Vien, S.J. (Vietnam), Nicholas Han Zaw Shing, S.J. (Myanmar), Shane Joseph Liesegang, S.J. (United States), serta Alejo Sarcilla San Buenaventura, S.J, Melvin Garcia Paulme, SJ, dan Rico Jaen Adapon, SJ, (Filipina).   Tiga Poin Homili Administrator Apostolik Cubao Perayaan Ekaristi tahbisan diakonat ini dipimpin oleh Mgr. Honesto P. Ongtioco, D. D., administrator apostolik Keuskupan Cubao. Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh beliau. Pertama, Bapa Uskup mengingatkan kembali dua pertanyaan sederhana yang disampaikan dalam perjumpaannya dengan para calon diakon pada 5 Oktober yang lalu, yaitu: (1) bagaimana mereka mengetahui Serikat Jesus? dan (2) apa yang membuat mereka memutuskan untuk masuk ke dalam kehidupan religius, khususnya menjadi Jesuit?” Pertanyaan tersebut tidak hanya dijawab sekali tetapi juga diendapkan dalam proses perutusan selanjutnya. Kedua, para diakon juga diundang menjadi orang kudus yang membuka diri kepada Tuhan untuk menemukan hal-hal yang indah, khususnya di dalam rahmat panggilan. Dalam hal ini, terpapar dengan berbagai macam orang dari segala latar belakang menjadi sungguh penting, terutama mereka yang terluka dan terpinggirkan.     Ketiga, mengenang kembali perjumpaan Maria dengan malaikat dalam narasi kelahiran Yesus, pengalaman yang hanya terjadi sekali dan tak terulang. Akan tetapi, Maria tetap mengingat hari ketika dia dipilih oleh Tuhan, dan terus membawa kenangan tersebut, bahkan di dalam momen kegelapan. Demikian pula, para diakon mungkin akan merasakan nuansa pengalaman serupa yang diliputi dengan kesendirian dan ketakutan. Mgr. Honesto P. Ongtioco, D. D. mengajak mereka untuk menjaga di dalam hati mereka apa yang terjadi pada perayaan tahbisan ini saat Allah sendiri yang meneguhkan mereka. Tahbisan diakon bukan hanya menjadi pengalaman yang senantiasa terkenang, tetapi juga memberikan kekuatan untuk berkomitmen dalam menjalankan kaul-kaul religius di dalam Serikat.   Rahmat dan Penyertaan Tuhan Setelah Ekaristi, para tamu diundang ke Ateneo High School Covered Courts untuk mengikuti ramah tamah dan santap siang bersama. Beberapa tampilan dari umat tempat kerasulan para frater juga turut mewarnai acara tersebut. Setelah ditahbiskan, para diakon tertahbis melanjutkan tahun terakhir studi mereka di Loyola School of Theology sembari memberikan pelayanan sakramental di beberapa kapel atau gereja di Manila. Doa dan dukungan sungguh diharapkan agar mereka dapat menjalankan perutusan dengan baik serta mempersiapkan tahbisan imamat di provinsi dan regio masing-masing.   Anda dapat menyaksikan streaming Tahbisan Diakon dengan klik link https://www.youtube.com/watch?v=qNK9m6FBDwA&t=3436s   Kontributor: S Laurencius Rony Andriyanto, S.J.  

Karya Pendidikan, Provindo

Dialog Memperdalam Fondasi Iman Abad 21

Discernment Sekolah-sekolah Jesuit 2024 Discernment dalam Pendidikan Jesuit terus berjalan dan tidak berhenti. Kesadaran bahwa dunia juga bergerak menyebabkan sekolah-sekolah Jesuit sadar akan pentingnya discernment bersama untuk terus membaca tanda-tanda zaman guna memunculkan kreativitas dan inovasi yang lebih mendalam dalam karya pendidikan. Tahun ini, discernment dalam dunia pendidikan Jesuit mewujud dalam momen pertemuan yang diberi nama II Seminar JESEDU-Jogja2024. Catatan ini hanyalah highlight dari discernment yang berjalan lima hari sehingga siapapun yang membaca menyadari bahwa sekolah-sekolah Jesuit terus menerus ber-discernment.   II Seminar JESEDU-Jogja2024 Selama satu minggu, perhelatan besar untuk Pendidikan Jesuit Global terjadi di Yogyakarta. II Seminar JESEDU-Jogja2024 merupakan acara internasional lanjutan dari II Colloqioum JESEDU-Global2021 dalam siklus pertemuan internasional sembilan tahunan untuk proses discernment perkembangan pendidikan di sekolah-sekolah kita. Peserta seminar kurang lebih seratus sepuluh orang Jesuit dan awam dari berbagai negara yang merupakan perwakilan dari enam konferensi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 24 Juni – Jumat, 28 Juni 2024 di Kolese John de Britto Yogyakarta. Peserta dari Indonesia sendiri ada dua puluh orang yang merupakan perwakilan dari setiap kolese kita dan didukung kurang lebih seratus panitia lokal dari Kolese de Britto dan dari kolese yang lain.   Ada tiga pertemuan akbar yang diadakan oleh ICAJE (International Commission on the Apostolate of Jesuit Education), dimana Pater L.E.B. Winandoko, S.J. menjadi salah satu anggotanya, yaitu Seminar, Congress, dan Colloquium. ICAJE sendiri adalah komisi yang dibentuk untuk membantu Sekretaris Pendidikan Global Serikat Jesus yang saat ini dijabat oleh Pater Alberto Jose Mesa, S.J. Pater Mesa sekaligus sebagai ketua dari ICAJE ini. Putaran pertama untuk pertemuan akbar itu telah selesai: I Colloquium dilaksanakan di Boston pada tahun 2012, I Seminar diadakan di Spanyol pada tahun 2014, dan I Congres diadakan di Brazil pada tahun 2017. Putaran kedua yang kemudian diberi nama II Colloquium seharusnya dilaksanakan di Jogja tetapi karena pandemi maka acara itu tidak terjadi dan dilakukan secara online. II Colloquium JESEDU-Global2021 dilaksanakan secara online. Tahun ini dilaksanakan seminar dengan nama II Seminar JESEDU-Jogja2024. Indonesia menjadi tuan rumah.   Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu minggu ini, para peserta membicarakan hal-hal terkait bagian pertama dari sepuluh identitas Sekolah Jesuit (dalam buku Jesuit Schools; A Living Tradition in the 21th Century yang diterbitkan tahun 2019) yaitu tentang Educating for Faith in the 21th Century. Empat tujuan utama dari seminar ini adalah: memperjelas tempat Spiritualitas Ignasian dalam proses pembentukan iman bagi siswa dan pendidik; mempromosikan pembentukan iman yang mendalam dalam konteks dialog antaragama dan multi-religi dalam menjalankan misi keadilan dan rekonsiliasi; memperjelas makna Sekolah Katolik atau Jesuit yang melayani Injil dan Gereja dalam konteks masa kini; dan identifikasi tantangan dan peluang pendidikan iman dalam konteks fundamentalisme sekular atau agama.     Pesan Pater Jendral Pater Jendral Arturo Sosa, S.J. tidak bisa hadir secara langsung dalam pertemuan ini. Beliau hadir secara virtual. Beliau menyampaikan beberapa pesan untuk para peserta Seminar ini. Ada tiga kutipan transkrip dari pesan Pater Jendral yang sungguh mengena bagi para peserta. Yang pertama adalah kesadaran mengenai konteks pendidikan Jesuit saat ini. Pater Jendral menyampaikan:   “Hari ini, kita sadar bahwa dunia kita dan juga sekolah-sekolah kita menjadi lebih beragam daripada sebelumnya dalam hal agama dan budaya. Banyak sekolah kita bekerja dalam konteks yang sebagian besar non-Katolik atau bahkan non-Kristen. Kita percaya bahwa hal ini membuat pendidikan kita lebih relevan karena memberikan kesaksian tentang kabar baik yang dibawa ke dunia oleh Kristus.”   Yang kedua terkait dengan dialog antaragama. Pater Jendral mengajak peserta seminar untuk melakukan dialog antaragama yang juga merupakan perutusan Gereja dan mimpi Paus Fransiskus. “Dialog antaragama adalah karya yang diinginkan oleh Tuhan, elemen integral dari misi penginjilan Gereja, yang menemukan ungkapan dalam pelayanan iman dan penegakan keadilan. Sekolah-sekolah kita hari ini dipanggil untuk menjadi jembatan apostolik antara keberagaman yang indah dan pemberian Tuhan serta iman kita. Mereka harus membantu kita mewujudkan mimpi Paus Fransiskus yang sejati. Marilah kita bermimpi, sebagai satu keluarga manusia, sebagai sesama peziarah yang berbagi makanan yang sama sebagai anak-anak bumi, yang merupakan rumah kita bersama.” Yang terakhir, Pater Jendral berharap bahwa seminar kali ini memberikan panduan untuk sekolah-sekolah Jesuit supaya mampu memberi perhatian terhadap formasi iman bagi para siswa. “Seminar ini harus memberikan beberapa panduan bagi sekolah-sekolah kita tentang bagaimana kita mampu menghormati fondasi ini sebagai sekolah-sekolah Katolik Jesuit yang didedikasikan untuk pelayanan Injil dalam konteks kita yang semakin multi religi dan multi keyakinan. Spiritualitas Ignasian kita memberi alat dan sumber daya penting untuk membedakan bagaimana kita dapat menjawab tantangan hari ini. Memang, tradisi hidup pendidikan kita mengundang kita semua untuk mencari dan menemukan apa yang paling sesuai dengan waktu dan konteks. Karena dunia dan masyarakat kita terus berkembang, ini adalah suatu discernment berkelanjutan yang tidak pernah berakhir. Sekolah-sekolah kita harus menciptakan ruang-ruang pertemuan yang menjadi saksi nyata bagi kabar baik dan membangun kekayaan yang merayakan akar-akar kebersamaan dan menghormati keberagaman. Ini berarti bahwa kita tidak menyembunyikan identitas kita. Sebaliknya, kita harus memperkuatnya sebagai sahabat sejati dalam misi rekonsiliasi dan keadilan di dunia kita saat ini.” Walaupun Pater Jendral tidak bisa hadir, tetapi semangat dan pesannya membawa kobaran dalam hati para peserta.     Metodologi Discernment Persiapan pertemuan ini sudah berlangsung sangat lama. Pater E. Baskoro Poedjinoegroho, S.J. sebagai penanggung jawab seminar ini mempersiapkan acara ini sejak tiga tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan dilaksanakan. Pak Widi Nugroho, guru SMA Kolese de Britto, menjadi ketua panitia dari acara ini. Salah satu yang menarik adalah bagaimana metodologi dari seminar ini dibuat.   Bukan hanya tema seminar yang menarik, tetapi juga bagaimana seminar ini diatur sedemikian rupa sehingga unsur doa dan discernment bisa berjalan. Salah seorang peserta mengatakan bahwa seminar ini bukan seperti seminar tetapi lebih menyerupai retret. Pada saat evaluasi akhir Pater Jose menyampaikan satu kalimat yang mengesan: “We talk a lot about discernment, but we do a little about discernment.” Kalimat ini adalah alarm bagi kita yang sering mengatakan banyak hal tentang discernment.   Terkait dengan hal ini, saya menyoroti lima hal penting yang selalu ada dalam acara ini. Yang pertama adalah peran moderator. Pater Jose menunjuk empat moderator dari berbagai negara. Penunjukan ini sesuai juga dengan bahasa yang dipakai dan juga mempertimbangkan keragaman peserta. Para moderator mendapatkan coaching singkat sebelum

JCAP

Kegembiraan dalam Perjumpaan Personal di SBC Meeting 2023

Sekitar 50 Pater, Frater, dan Bruder skolastik yang berasal dari 12 negara berkumpul di Yogyakarta pada 19-28 Desember 2023 dalam pertemuan SBC (Scholastics and Brothers Circle) Meeting di Kampoeng Media, Yogyakarta. Dalam pertemuan kali ini, mereka belajar bersama tentang evangelisasi digital di tengah derasnya platform digital saat ini. Pada misa penutupan SBC Meeting, Pater Riyo Mursanto, S.J., sebagai delegat formasi JCAP, menegaskan bahwa pertemuan semacam ini memainkan peran penting dalam kerja sama antarprovinsi dan Regio/ Misi di JCAP. Pertemuan semacam ini tidak hanya meningkatkan dan mengkonsolidasikan persahabatan para Jesuit muda dalam formasi, tetapi juga menciptakan visi misi Serikat Jesus yang terbuka dan lebih universal. Yogyakarta dan Jawa Tengah dipilih menjadi salah satu tempat misi untuk para misionaris Belanda pertama yang datang ke Indonesia untuk mewartakan Injil. Oleh karena itu, Yogyakarta adalah tempat yang sangat cocok bagi peserta untuk merefleksikan metode tradisional dalam mewartakan Injil dan memperbarui upaya evangelisasi digital saat ini. Kita mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan kekayaan tradisi Gereja Katolik dalam mengaktualisasikan undangan Yesus Kristus: “Pergilah ke dunia dan beritakan Injil kepada segala makhluk” (Markus 16:15). Misi evangelisasi ini dilokalisasi dalam konteks Gereja di Indonesia. Dalam pertemuan SBC Meeting kali ini, para peserta diajak untuk merefleksikan cara evangelisasi digital di Gereja Indonesia dan juga Serikat Jesus provinsi masing-masing. Beberapa pembicara lokal dan internasional diundang untuk mengisi dan memberikan input pengetahuan serta pengalaman berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan. Paterno Esmaquel II, editor kantor berita Rappler berbasis di Filipina, hadir sebagai pembicara utama. Rappler merupakan kantor berita yang didirikan oleh Maria Ressa, penerima Nobel Perdamaian 2021. Paterno memberikan input pengetahuan tentang evangelisasi digital dari sudut pandang jurnalistik. Sharingnya dimulai dengan memberikan kesadaran akan fenomena loneliness (kesepian) yang dapat muncul di tengah gempuran teknologi AI dan dunia digital saat ini. Selain pembicara internasional, SBC Meeting kali ini juga diisi oleh pembicara lokal dari Indonesia seperti Mateo Jubileo Singgih, orang muda katolik yang aktif di dunia media sosial dan juga sebagai content creator Katolik. Selain melihat dari perspektif Gereja Katolik Indonesia, peserta juga belajar bagaimana kelompok Muslim Indonesia melakukan penyebaran agama Islam di dunia digital melalui sharing dari Savic Ali, pendiri Islami.co dan NU Online. SBC Meeting biasanya diadakan setiap tahun pada masa Adven dan Natal. Dalam pertemuan tahun ini, peserta mendapat kesempatan untuk melihat dan merasakan langsung perayaan Natal di rumah para Guru SD Yayasan Kanisius yang ada di desa-desa di Yogyakarta. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk menyelami tradisi Jawa dalam merayakan Natal di paroki setempat. Kami telah merasakan sukacita Tuhan menyertai kami melalui perjumpaan pribadi dengan masyarakat setempat. Banyak peserta bersaksi bahwa mereka disambut hangat oleh kemurahan hati dan persahabatan orang-orang di sana. Para peserta juga merasakan pengalaman singkat menjadi kelompok minoritas namun tetap merasakan kehangatan dan kerukunan berelasi dengan saudara muslim dan keyakinan lainnya. Mereka juga menimba banyak pelajaran dari kreativitas para Jesuit pertama di Indonesia dalam misi evangelisasi di Jawa Tengah. Selain itu, mereka juga mengagumi semangat inkulturasi evangelisasi di Indonesia yang diwujudkan melalui penggunaan filsafat Jawa dan seni Islam dalam arsitektur gereja yang para peserta kunjungi. Salah satu tujuan penting dari pertemuan SBC Meeting adalah untuk mempererat persahabatan dalam Tuhan di kalangan para muda Jesuit yang berada di wilayah Asia Pasifik. Tuhan selalu memanggil seorang Jesuit dalam suatu komunitas. Bagi Jesuit, komunitas ini adalah komunitas yang menjadi bagian dari tubuh universal, namun terlokalisasi di wilayah tertentu seperti JCAP. Seluruh peserta telah merasakan perjumpaan dengan Tuhan dan sesama sahabat dalam Serikat secara personal dan mendalam. Ini adalah kegembiraan dari perjumpaan pribadi secara langsung, bukan melalui pertemuan zoom seperti yang pernah dirasakan di masa pandemi. Kontributor: SBC Convener

JCAP

Pertemuan Para Pengelola Arsip Serikat Jesus di Asia Pasifik

Untuk pertama kalinya setelah masa pandemi Covid-19, para pengelola arsip atau archivist Serikat Jesus yang berada dalam konferensi Asia Pasifik (Jesuit Conference of Asia Pacific/JCAP) bertemu tatap muka. Agenda besar dalam pertemuan ini ialah belajar dan diskusi bersama mengenai pemeliharaan dan digitalisasi arsip. Pertemuan ini diikuti oleh para Jesuit dan rekan awam dari Vietnam, Filipina, Indonesia, Kamboja, China, Australia, dan didampingi oleh Archivum Romanum Societatis Iesu (ARSI). Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 3 – 5 Juli 2023. Hari pertama dibuka dengan kunjungan ke beberapa tempat penyimpanan arsip, yaitu University Archives of Ateneo de Manila University, Manila Observatory, Archives of the Philippine Province of Society of Jesus, dan Recollect Archives at Recollect Theologate Manila. Di sini para peserta belajar bagaimana katalogisasi arsip yang tepat agar koleksi yang dimiliki dapat diketahui dengan mudah. Selain itu, peserta juga melihat secara langsung bagaimana proses konservasi pada beberapa koleksi yang rapuh. Hampir di setiap tempat arsip dalam kunjungan ini, memiliki laboratorium kecil untuk proses konservasi dan digitalisasi pada dokumen-dokumen arsip yang mereka miliki. Di hari kedua, peserta diajak untuk mendengarkan presentasi dari Dr. Francis Navarro, PhD sebagai archivist dari University Archives of Ateneo de Manila University dan Ian Saulog sebagai archivist dari De la Salle University. Materi yang disampaikan oleh kedua narasumber ini ialah apa saja yang harus dikumpulkan sebagai barang arsip atau koleksi beserta alasan dan kebijakan apa yang harus diterapkan agar dapat bertahan lama; apa yang harus dilakukan untuk melestarikan dokumen dan materi lain; dan yang terakhir bagaimana pengaturan koleksi yang tepat. Selain itu, mereka juga menjelaskan bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi atau digitalisasi untuk bidang kearsipan sekarang ini. Pada hari terakhir, para peserta melakukan kunjungan ke Rizal Library yang terletak di dalam kompleks Ateneo de Manila University. Setelah itu, para peserta berdiskusi bersama dengan staff ARSI dari Roma terkait pelatihan khusus bagi archivarist. Di beberapa provinsi, archivarist sudah berumur lanjut bahkan sudah menjelang pensiun. Sementara itu di tempat lain, ada archivarist muda dan belum berpengalaman. Beberapa kelompok awam telah tergabung dalam pengelolaan arsip tetapi masih memerlukan pelatihan terus menerus. Secara umum para peserta banyak belajar dan mengambil manfaat dari kunjungan ke lima tempat arsip dan pemaparan narasumber. Meskipun Serikat telah menerbitkan beberapa pedoman dan arahan umum, namun pengarsipan harus terus beradaptasi dengan tantangan unik dalam pengumpulan (collection), pelestarian (preservation), dan persebaran arsip di lokasi tertentu (dissemination). Pertemuan seperti ini menjadi kesempatan bagi para archivarist dari berbagai provinsi untuk saling berbagi cerita, pengalaman, kesulitan dalam memelihara arsip yang menjadi memori Serikat Jesus selama ini. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan belajar bersama dalam menyimpan dan merawat arsip ataupun koleksi, memberi akses yang lebih luas bagi banyak orang, dan pemanfaatan teknologi.  Kontributor: Antonia Adinda – Arsip Provindo

JCAP, Komunikator

Belajar Seni Bercerita Secara Visual

Akhir Juli lalu, Konferensi Jesuit di Asia Pasifik (JCAP) bekerjasama dengan Kantor Komunikasi Jesuit di Roma mengorganisasi sebuah pelatihan bertajuk “Visual Communication Storytelling Bootcamp”. Peserta yang datang dari berbagai provinsi dan regio Serikat Jesus di Asia Pasifik berkumpul di Rumah Retret Jesuit di Cebu, Filipina. Pelatihan selama enam hari ini merupakan kesempatan berharga bagi para peserta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam narasi film, fotografi, dan bertutur dari orang-orang yang ahli di bidangnya. Pater Harry Setianto, S.J. dan Frater Septian Marhenanto, S.J. menjadi utusan dari Indonesia. Mikolaj Cempla, pemilik humanstories.studio, adalah koordinator utama pelatihan ini. Humanstories.studio adalah sebuah perusahaan multimedia yang membantu Kantor Komunikasi Kuria Generalat Serikat Jesus di Roma dan beberapa provinsi lain. Selain Mikolaj, Ria Limjap (Konsultan Komunikasi JCAP), Pater Vivian Richard, S.J. (Manajer Sosial Media Jesuits Global) dan Fotografer Filipina Bruder Jeff Pioquinto, S.J. berbagi ilmu kepada para peserta. Para peserta diberi bekal teori mengenai berbagai macam keterampilan di pagi hari. Sisa hari dipakai untuk latihan praktik dengan fokus pada komposisi dan tata bahasa komunikasi visual. Selain itu, para peserta juga mempelajari seni pengembangan plot cerita, memahami pengaturan pencahayaan dan suara untuk wawancara audio visual profesional, dan mengembangkan kemampuan foto esai dari street photography. Kegiatan pelatihan menjadi lebih menarik karena para peserta melakukan praktik proyek photo essay untuk street photography di situs-situs bersejarah di Cebu seperti Basilika Minore del Santo Niño, Museum Nasional Filipina cabang Cebu, dan Jesuit House Museum. Yang terakhir ini ialah, sebuah rumah tua peninggalan Jesuit Spanyol yang dibangun pada tahun 1730. Kegiatan pelatihan ini sangat membantu para komunikator provinsi dan karya Serikat Jesus dalam mengembangkan kemampuan bercerita secara visual. Pater John Dardis, S.J. sebagai Direktur Komunikasi Kuria Generalat, mengatakan bahwa kebanyakan informasi yang disebarkan oleh Serikat Jesus universal masih berupa teks tulisan, sedangkan dunia saat ini sangat menantikan informasi yang menarik, padat, dan ringkas dalam medium visual. Oleh karena itu, kegiatan visual storytelling ini diharapkan dapat memantik para komunikator provinsi, regio, dan karya di Asia Pasifik untuk memproduksi cerita dalam bentuk visual yang menarik dan menyentuh hati orang-orang yang melihatnya. Kontributor: S. Septian Marhenanto, S.J. – Komunikator Provindo

JCAP

Pater Primitivo E. Viray Jr., S.J. Presiden JCAP yang Baru

Pater Primitivo “Jun” E Viray Jr., S.J. ditunjuk sebagai Presiden Konferensi Jesuit Asia Pasifik (JCAP) menggantikan Pater Antonio Moreno, S.J. yang telah menjabat sejak tahun 2017. Melalui keputusan tertanggal 13 Juni 2023, Pater Jenderal Arturo Sosa, S.J. merasa yakin akan integritas dan prinsip kehati-hatian Pater Viray dalam memimpin JCAP. Tanggal definitif serah terima jabatan dari Presiden JCAP sebelumnya memang belum ditentukan. Sebagai Presiden JCAP, Pater Viray akan berkolaborasi dengan para Superior Mayor JCAP untuk mengimplementasikan keputusan-keputusan Kongregasi Jenderal yang terakhir. Selain sebagai Presiden JCAP, Pater Viray juga akan melayani sebagai Superior Regio Pakistan yang merupakan wilayah misi terbaru JCAP. Saat ini Pater Viray adalah Provinsial SJ Filipina. Lahir di Quezon City, Filipina, ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sekolah Hati Kudus yang dikelola Jesuit di Cebu. Gelar sarjana (BS) di bidang Ekonomi Bisnis ia dapatkan dari Universitas Filipina sebelum bergabung dengan SJ pada tahun 1984. Gelar MA Studi Pembangunan Perdesaan dan doktorat Studi Pembangungan ia raih dari University of East Anglia, Norwich, Inggris. Pater Viray memiliki banyak pengalaman kerasulan dalam bidang pendidikan, advokasi untuk orang miskin, dan formasi yang akan membantunya melayani sebagai Presiden JCAP. Tahun 1989-1991 ia menjabat sebagai Asisten Direktur dan selanjutnya sebagai Direktur Program Pranovisiat di Haggerty Hall dan dilanjutkan selama dua tahun (1992-1994) di Rumah Arvisu. Setelah ditahbiskan imam pada tahun 1995, ia ditugaskan menjadi Pastor Rekan dan selanjutnya sebagai Pastor Kepala Paroki Ipil, Zamboanga Sibugay. Kemudian selama tiga tahun (2006-2009) ia mengajar Ekonomi di Universitas Ateneo de Zamboanga sambil melayani sebagai Superior Lokal dan Pendamping TOK. Setelah bertugas di Zamboanga, Pater Viray ditugasi menjadi Rektor Loyola House of Studies sekaligus ditunjuk sebagai Delegatus Formationis dan Wakil Rektor Komunitas Frater-frater Teologan. Pada tahun 2011, ia terpilih sebagai Rektor Universitas Ateneo de Naga (AdNU) dan menjadi Superior Lokal di Naga. Sebelum terpilih sebagai Provinsial, Pater Vinay adalah Rektor AdNU dan Koordinator Komisi Pendidikan Tinggi SJ Filipina. Selama menjadi Provinsial, Pater Viray menanggapi permintaan Uskup Pablo Virgilio David dengan mengirim Jesuit ke Wilayah Misi Hati Kudus di Keuskupan Kalookan. Hal ini memberikan kesempatan kepada Jesuit untuk terlibat secara lebih besar dengan mereka yang terpinggirkan, termasuk mereka yang terkena dampak perang melawan narkoba. Selain itu, ia mengepalai Desk Myanmar demi membantu meningkatkan kesadaran tentang konflik yang meningkat di negara itu dan memobilisasi sumber daya untuk memberikan dukungan kemanusiaan yang sangat diperlukan oleh mereka yang terkena dampak konflik. “Saya berterima kasih kepada Pater Jun atas kemurahan hati dan kesiapsediaannya menerima perutusan baru ini. Dengan bakat yang dimilikinya dan melalui rahmat Tuhan, konferensi ini berada di tangan yang tepat. Saya percaya, ia akan menjadi pemimpin yang dibutuhkan JCAP untuk tahun-tahun mendatang,” kata Pater Moreno. Sebagai Presiden JCAP selama enam tahun, Pater Moreno memfasilitasi penguatan gubernasi/tata kelola regio-regio yang sedang berkembang seraya memperhatikan perkembangan karya kerasulan Konferensi di tengah tantangan unik akibat pandemi Covid-19. Dia memimpin diskresi rencana kerasulan JCAP yang menyoroti 10 Prioritas Konferensi hingga tahun 2025. Ia mendorong kolaborasi dan sinergi yang lebih besar di antara para anggota Konferensi dengan menyadari tuntutan misi yang terus berkembang di wilayah Asia Pasifik. Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel “Fr Jun Viray SJ appointed as new President of Jesuit Conference of Asia Pacific” dalam https://jcapsj.org/blog/2023/06/19/fr-jun-viray-sj-appointed-as-new-president-of-jesuit-conference-of-asia-pacific/ Artikel ini diterjemahkan dengan penyesuaian oleh Tim Sekretariat SJ Provindo pada tanggal 26 Juni 2023.