Discernment Sekolah-sekolah Jesuit 2024
Discernment dalam Pendidikan Jesuit terus berjalan dan tidak berhenti. Kesadaran bahwa dunia juga bergerak menyebabkan sekolah-sekolah Jesuit sadar akan pentingnya discernment bersama untuk terus membaca tanda-tanda zaman guna memunculkan kreativitas dan inovasi yang lebih mendalam dalam karya pendidikan. Tahun ini, discernment dalam dunia pendidikan Jesuit mewujud dalam momen pertemuan yang diberi nama II Seminar JESEDU-Jogja2024. Catatan ini hanyalah highlight dari discernment yang berjalan lima hari sehingga siapapun yang membaca menyadari bahwa sekolah-sekolah Jesuit terus menerus ber-discernment.
II Seminar JESEDU-Jogja2024
Selama satu minggu, perhelatan besar untuk Pendidikan Jesuit Global terjadi di Yogyakarta. II Seminar JESEDU-Jogja2024 merupakan acara internasional lanjutan dari II Colloqioum JESEDU-Global2021 dalam siklus pertemuan internasional sembilan tahunan untuk proses discernment perkembangan pendidikan di sekolah-sekolah kita. Peserta seminar kurang lebih seratus sepuluh orang Jesuit dan awam dari berbagai negara yang merupakan perwakilan dari enam konferensi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 24 Juni – Jumat, 28 Juni 2024 di Kolese John de Britto Yogyakarta. Peserta dari Indonesia sendiri ada dua puluh orang yang merupakan perwakilan dari setiap kolese kita dan didukung kurang lebih seratus panitia lokal dari Kolese de Britto dan dari kolese yang lain.
Ada tiga pertemuan akbar yang diadakan oleh ICAJE (International Commission on the Apostolate of Jesuit Education), dimana Pater L.E.B. Winandoko, S.J. menjadi salah satu anggotanya, yaitu Seminar, Congress, dan Colloquium. ICAJE sendiri adalah komisi yang dibentuk untuk membantu Sekretaris Pendidikan Global Serikat Jesus yang saat ini dijabat oleh Pater Alberto Jose Mesa, S.J. Pater Mesa sekaligus sebagai ketua dari ICAJE ini. Putaran pertama untuk pertemuan akbar itu telah selesai: I Colloquium dilaksanakan di Boston pada tahun 2012, I Seminar diadakan di Spanyol pada tahun 2014, dan I Congres diadakan di Brazil pada tahun 2017. Putaran kedua yang kemudian diberi nama II Colloquium seharusnya dilaksanakan di Jogja tetapi karena pandemi maka acara itu tidak terjadi dan dilakukan secara online. II Colloquium JESEDU-Global2021 dilaksanakan secara online. Tahun ini dilaksanakan seminar dengan nama II Seminar JESEDU-Jogja2024. Indonesia menjadi tuan rumah.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu minggu ini, para peserta membicarakan hal-hal terkait bagian pertama dari sepuluh identitas Sekolah Jesuit (dalam buku Jesuit Schools; A Living Tradition in the 21th Century yang diterbitkan tahun 2019) yaitu tentang Educating for Faith in the 21th Century. Empat tujuan utama dari seminar ini adalah:
- memperjelas tempat Spiritualitas Ignasian dalam proses pembentukan iman bagi siswa dan pendidik;
- mempromosikan pembentukan iman yang mendalam dalam konteks dialog antaragama dan multi-religi dalam menjalankan misi keadilan dan rekonsiliasi;
- memperjelas makna Sekolah Katolik atau Jesuit yang melayani Injil dan Gereja dalam konteks masa kini; dan
- identifikasi tantangan dan peluang pendidikan iman dalam konteks fundamentalisme sekular atau agama.

Pesan Pater Jendral
Pater Jendral Arturo Sosa, S.J. tidak bisa hadir secara langsung dalam pertemuan ini. Beliau hadir secara virtual. Beliau menyampaikan beberapa pesan untuk para peserta Seminar ini. Ada tiga kutipan transkrip dari pesan Pater Jendral yang sungguh mengena bagi para peserta. Yang pertama adalah kesadaran mengenai konteks pendidikan Jesuit saat ini. Pater Jendral menyampaikan:
“Hari ini, kita sadar bahwa dunia kita dan juga sekolah-sekolah kita menjadi lebih beragam daripada sebelumnya dalam hal agama dan budaya. Banyak sekolah kita bekerja dalam konteks yang sebagian besar non-Katolik atau bahkan non-Kristen. Kita percaya bahwa hal ini membuat pendidikan kita lebih relevan karena memberikan kesaksian tentang kabar baik yang dibawa ke dunia oleh Kristus.”
Yang kedua terkait dengan dialog antaragama. Pater Jendral mengajak peserta seminar untuk melakukan dialog antaragama yang juga merupakan perutusan Gereja dan mimpi Paus Fransiskus.
“Dialog antaragama adalah karya yang diinginkan oleh Tuhan, elemen integral dari misi penginjilan Gereja, yang menemukan ungkapan dalam pelayanan iman dan penegakan keadilan. Sekolah-sekolah kita hari ini dipanggil untuk menjadi jembatan apostolik antara keberagaman yang indah dan pemberian Tuhan serta iman kita. Mereka harus membantu kita mewujudkan mimpi Paus Fransiskus yang sejati. Marilah kita bermimpi, sebagai satu keluarga manusia, sebagai sesama peziarah yang berbagi makanan yang sama sebagai anak-anak bumi, yang merupakan rumah kita bersama.”
Yang terakhir, Pater Jendral berharap bahwa seminar kali ini memberikan panduan untuk sekolah-sekolah Jesuit supaya mampu memberi perhatian terhadap formasi iman bagi para siswa.
“Seminar ini harus memberikan beberapa panduan bagi sekolah-sekolah kita tentang bagaimana kita mampu menghormati fondasi ini sebagai sekolah-sekolah Katolik Jesuit yang didedikasikan untuk pelayanan Injil dalam konteks kita yang semakin multi religi dan multi keyakinan. Spiritualitas Ignasian kita memberi alat dan sumber daya penting untuk membedakan bagaimana kita dapat menjawab tantangan hari ini. Memang, tradisi hidup pendidikan kita mengundang kita semua untuk mencari dan menemukan apa yang paling sesuai dengan waktu dan konteks. Karena dunia dan masyarakat kita terus berkembang, ini adalah suatu discernment berkelanjutan yang tidak pernah berakhir. Sekolah-sekolah kita harus menciptakan ruang-ruang pertemuan yang menjadi saksi nyata bagi kabar baik dan membangun kekayaan yang merayakan akar-akar kebersamaan dan menghormati keberagaman. Ini berarti bahwa kita tidak menyembunyikan identitas kita. Sebaliknya, kita harus memperkuatnya sebagai sahabat sejati dalam misi rekonsiliasi dan keadilan di dunia kita saat ini.”
Walaupun Pater Jendral tidak bisa hadir, tetapi semangat dan pesannya membawa kobaran dalam hati para peserta.

Metodologi Discernment
Persiapan pertemuan ini sudah berlangsung sangat lama. Pater E. Baskoro Poedjinoegroho, S.J. sebagai penanggung jawab seminar ini mempersiapkan acara ini sejak tiga tahun yang lalu. Pertemuan-pertemuan dilaksanakan. Pak Widi Nugroho, guru SMA Kolese de Britto, menjadi ketua panitia dari acara ini. Salah satu yang menarik adalah bagaimana metodologi dari seminar ini dibuat.
Bukan hanya tema seminar yang menarik, tetapi juga bagaimana seminar ini diatur sedemikian rupa sehingga unsur doa dan discernment bisa berjalan. Salah seorang peserta mengatakan bahwa seminar ini bukan seperti seminar tetapi lebih menyerupai retret. Pada saat evaluasi akhir Pater Jose menyampaikan satu kalimat yang mengesan: “We talk a lot about discernment, but we do a little about discernment.” Kalimat ini adalah alarm bagi kita yang sering mengatakan banyak hal tentang discernment.
Terkait dengan hal ini, saya menyoroti lima hal penting yang selalu ada dalam acara ini. Yang pertama adalah peran moderator. Pater Jose menunjuk empat moderator dari berbagai negara. Penunjukan ini sesuai juga dengan bahasa yang dipakai dan juga mempertimbangkan keragaman peserta. Para moderator mendapatkan coaching singkat sebelum acara dimulai. Moderator adalah orang yang mengarahkan pembicaraan dalam satu hari itu. Moderator harus mampu menangkap apakah peserta memahami isi dan alur pembicaraan. Moderator juga harus mampu menangkap disposisi batin dari peserta serta rasa perasaan mereka saat itu. Dengan kata lain, moderator dalam seminar ini juga sebagai “pembimbing retret” (Spiritual Director) dalam olah Latihan Rohani. Yang kedua adalah adanya sintesis yang muncul dari seorang ahli Latihan Rohani yaitu Pater James Hanvey, S.J. Pater Hanvey mulai memberikan sintesisnya di hari kedua. Dia mencoba merangkum sekaligus mengingatkan apakah pembicaraan yang terjadi berada di jalur yang benar dengan seluruh penjelasan teologis dan spiritualnya. Yang ketiga adalah suasana hening yang terbangun. Para moderator selalu memberi waktu untuk hening dan para peserta mencerna setiap pembicaraan. Ada waktu examen conscientiae. Yang keempat adalah waktu untuk Spiritual Conversation. Percakapan ini bukan hanya percakapan biasa tetapi di tengah pemaparan materi pun seringkali ada percakapan bersama yang didahului dengan hening sejenak. Spiritual Conversation terjadi setelah makan siang dalam kelompok-kelompok kecil. Hasilnya kemudian dibagikan dalam selembar kertas flip yang dipasang di gallery walk sehingga setiap orang bisa melihatnya. Yang terakhir, tentu saja ada doa pagi untuk memulai aktivitas harian dan perayaan Ekaristi di akhir hari.

Hasil Vision Statement
Di akhir seminar ini terumuskan vision statement yang akan menjadi patokan bagi sekolah-sekolah Jesuit untuk terus memperdalam proses pendampingan iman & spiritual bagi orang-orang muda. Draft Vision Statement dibacakan pada hari terakhir juga dikirimkan melalui email ke para peserta. Panitia menunggu hingga 5 Juli 2024 untuk mendapatkan feedback. Setelah itu vision statement JESEDU-Jogja2024 akan dibagikan kepada seluruh Komunitas Pendidikan Jesuit Global.
Berikut vision statement dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. ICJSE Boston 2012 menghasilkan vision statement terkait komitmen terhadap jejaring global. SIPEI Manresa, Spanyol 2014 menghasilkan vision statement terkait penguatan empat nilai yang kita tuju dalam pendidikan Jesuit, yaitu conscience, competence, compassion, dan commitment. JESEDU-Rio2017 menghasilkan action statement, yang salah satunya adalah examen conscientiae dilakukan di setiap sekolah Jesuit. Colloqioum JESEDU-global2021 menegaskan bahwa tujuan misi kita hari ini adalah mendidik siswa menjadi manusia yang unggul dan mengarahkan mereka kepada masa depan yang penuh harapan, yaitu individu yang mempunyai hati nurani benar, kompetensi manusiawi, sadar akan keberadaan Tuhan dalam diri mereka dan di dunia sekitar, serta berkomitmen untuk melihat segala sesuatu secara baru dalam Kristus.
Kini, kita masih menunggu vision statement yang dihasilkan melalui pertemuan ini. Ada keyakinan utama bahwa sekolah-sekolah Jesuit semakin mendalam dalam formasi iman, akan tertuang dalam Vision Statement JESEDU-Jogja2024.
Kontributor: Alexander Koko Siswijayanto, S.J.