Pilgrims of Christ’s Mission

Author name: Komunikator Serikat Jesus

Pelayanan Masyarakat

World Food Day : Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi

“Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) harus menjadi pedoman bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pertanian dan peternakan. Untuk mengembalikan citra tersebut, KPTT terus berbenah, lebih lagi dengan adanya rencana-rencana implementasi Universal Apostolic Preferences (UAPs),” ungkap Direktur KPTT, Pater F.A. Sugiarta, S.J. Dalam kerangka itu, selama satu tahun terakhir, KPTT mengadakan rekoleksi dan rapat yayasan untuk membicarakan rencana-rencana strategis ke depan. KPTT harus bisa menjadi pedoman, baik dari segi aset yang dimiliki, sumber daya manusianya, manajemen keuangan, model-model kursus yang dijalankan, proses produksi komoditas pertanian, maupun marketing serta sejarah panjang yang dimilikinya. Sebagai salah satu usaha untuk menjadikan KPTT sebagai pedoman atau rujukan di bidang pertanian dan peternakan, pada Jumat, 15 Oktober 2021, KPTT mengadakan webinar dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia. Tema yang diangkat adalah “Membangun Ketahanan Pangan dan Gizi.” Dalam webinar tersebut, KPTT menghadirkan beberapa narasumber yang memiliki kiprah di bidang pertanian. Narasumber pertama adalah Pater Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. yang berbicara tentang membangun ketahanan dan kedaulatan pangan keluarga. Narasumber kedua adalah beberapa orang muda yang berkecimpung langsung dan aktif di dunia pertanian, khususnya produksi beras organik yang berkualitas. Mereka adalah Mas Hengky Peno, Mas Adiyo Mbering, Mas Justin Nursanto, dan Mbak Amanda Kharisma. Narasumber ketiga adalah Ibu Caesilia Isti Sumiwi dari Lembaga Pendamping Usaha Buruh Petani dan Nelayan (LPUBTN).  Webinar yang dimoderatori secara khusus oleh Ketua Yayasan Taman Tani, yaitu Pater Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., diawali dengan presentasi Pater Wiryono, S.J. yang mengupas banyak hal terkait dengan ketahanan dan kedaulatan pangan dalam keluarga. Di masa pandemi ini, kedaulatan pangan bagi keluarga menjadi sangat vital. Bertani adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Dalam presentasinya, Pater Wiryono, S.J. menampilkan salah satu slide yang berisi dialog antara seorang Satgas anti Covid dan seorang ibu petani. Dialog itu hendak menyampaikan poin bahwa dengan berpanas-panasan (bertani) membuat ibu itu merasa lebih sehat. Terkait dengan kegiatan bertani, dalam briefing Webinar, dibahas pula salah satu fakta yang ada di KPTT yaitu tentang tidak ada satupun warga KPTT yang terkena Covid. Apakah ini ada kaitannya dengan kegiatan bertani dan “berpanas-panasan” yang secara langsung meningkatkan imunitas para petani? Perlu penelitian secara khusus untuk membuktikan hipotesis ini. Yang jelas, dari kesaksian para peserta kursus, kegiatan bertani di KPTT itu menyenangkan dan membanggakan. Salah seorang peserta kursus, seorang guru SMA Yakobus Jakarta, bahkan mengatakan bahwa bertani itu satisfying. Ringkasnya, dalam pemaparannya, Pater Wiryono, S.J. banyak menyajikan soal data kebutuhan pangan bagi keluarga dan usaha-usaha nyata apa saja yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam keluarga. Hengky Peno dan Adiyo Mbering, yang menjadi pembicara adalah petani muda yang terjun memproduksi dan memasarkan beras kualitas organik di daerah Klaten. Mereka ini lulusan ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri), Surakarta. Karena profesi mereka yang baru ini, ada orang yang memplesetkan ATMI menjadi Akademi Tanaman Menanam Indonesia. , Beras adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat luas dan dikonsumsi setiap hari. Mereka tergelitik, mengapa mereka tidak memproduksi beras yang benar-benar berkualitas dengan menerapkan pertanian berkelanjutan. Mas Adiyo Mbering, dengan motonya “tetap gagah meski melalui jalan yang tidak mudah”, memaparkan bahwa peluang untuk memproduksi beras berkualitas sambil membantu meningkatkan pendapatan petani sangatlah terbuka. Ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang manajer di salah satu perusahaan otomotif ternama dan terjun secara penuh dan fokus untuk menjadi petani dan hanya memproduksi komoditas beras. Ia tidak tertarik dengan jenis komoditas pertanian yang lain. Sementara itu, Mas Hengky Peno terjun ke dunia pertanian bersama dengan Adiyo karena memang punya pengalaman personal saat kecil menikmati enaknya masakan, aroma dan tekstur beras yang pernah disajikan oleh neneknya. Saat bertemu dengan produk yang diproduksi oleh Adiyo, Hengky terpikat dan akhirnya berkolaborasi dengannya untuk turut memproduksi beras sehat kualitas organik. Ia bahkan sering mengajak anaknya yang waktu itu masih bersekolah di SMK Mikael untuk ikut terjun ke sawah. Pada sesi yang sama, Mbak Amanda Kharisma yang saat ini menempuh Pendidikan S2 bidang Pertanian di Reading University, United Kingdom, memaparkan data tentang penurunan jumlah orang muda yang meminati bidang pertanian. Ada pertanyaan mendasar yang ia ajukan, bagaimana kita akan menjaga kedaulatan pangan bangsa kita jika kita tidak memiliki jumlah petani yang cukup? Ada penelitian yang mengatakan bahwa pada tahun 2063, Indonesia tidak lagi memiliki petani. Bagaimana jika hal tersebut benar-benar terjadi? Pentingnya kehadiran dan keberadan petani kembali digaris bawahi oleh Ibu Isti (adik mendiang Pater Bernardinus Herry Priyono, S.J.) dari LPUBTN. Menurut Bu Isti, petani memiliki peran yang penting dalam menjaga kedaulatan pangan di Indonesia. Oleh karena itu, dukungan kita terhadap para petani perlu sungguh-sungguh diberikan. Secara pribadi dan kelembagaan, Bu Isti banyak terjun langsung mendampingi para petani. Ia pernah mendampingi para petani di daerah Njlarem dan Gantang, Jawa Tengah. Dalam proses pendampingan ini, pemberdayaan para petani menjadi hal yang tidak mudah. Ia menyadari bahwa saat kita berkecimpung dalam dunia pertanian, maka akan bersinggungan pula dengan “kekuatan lain” yaitu politik dan kekuasaan. Politik dan kekuasaan akan berdampak langsung pada kehidupan para petani, misalnya saat bersinggungan dengan harga komoditas pertanian dan bagaimana distribusi komoditas pertanian itu terjadi. Kenyataannya, para petani di Indonesia seringkali tidak selalu bisa menentukan harga komoditas yang mereka budidayakan dengan segala jerih payah mereka. Kendati sulit, LPUBTN dan Bu Isti tetap berjuang untuk mendampingi para petani, buruh dan nelayan. KPTT seringkali dilibatkan pula dalam proses pendampingan para petani. Saat ini, kami sedang menyiapkan ratusan bibit alpukat dan program biogas untuk proses pemberdayaan di daerah Gantang, Paroki Banyutemumpang. Semoga gerakan pemberdayaan ini sungguh-sungguh mampu memberdayakan para petani.  Di akhir webinar, Rm. Sunu sebagai moderator membuka sesi tanya jawab dan tanggapan. Dalam sesi ini muncul beberapa usulan, misalnya apakah memungkinkan membuka kursus pertanian yang secara khusus diarahkan untuk para pekerja kantoran, sehingga mereka tetap bisa bertani meskipun tidak secara langsung berkecimpung secara penuh di dunia pertanian. Muncul juga beberapa pertanyaan apakah mungkin jika KPTT melakukan pendampingan secara online pada para petani di tempat lain. Dari hasil presentasi para petani beras organik, banyak pula yang tertarik dengan produk beras kualitas organik dan muncul niat-niat pribadi untuk ikut terlibat memasarkan produk beras yang dikembangkan oleh Mas Hengky dan Mas Adiyo. Di akhir webinar, terjadi kesepakatan bahwa kegiatan webinar ini akan diselenggarakan

Pelayanan Gereja

Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah

Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah berada di kompleks Kapel St. Damianus Plantungan, Paroki St. Isidorus Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Kapel sederhana dengan material kayu sengon tersebut didirikan sekitar tahun 80-an, dan dipergunakan untuk pelayanan iman di sekitar Plantungan.  Pada tahun 2013, kondisi bangunan Kapel sudah tidak lagi layak dipergunakan sebagai sarana peribadatan. Meskipun begitu umat masih tetap semangat dan setia dalam memelihara dan mengembangkan iman mereka. Umat memiliki keinginan yang besar untuk bisa memiliki tempat beribadat yang lebih layak. Paroki St. Isidorus akhirnya mengambil keputusan untuk merenovasi total Kapel St. Damianus Plantungan pada tahun 2014. Umat Plantungan terlibat aktif dalam pembangunan kapel tersebut, dengan segala yang mereka miliki; kerja bakti, menyediakan makanan untuk tukang, berjaga malam di proyek, dan bernovena. Semangat umat tersebut ternyata menggetarkan hati begitu banyak donatur untuk bermurah hati dalam membantu penyelesaian Kapel St. Damianus.  Pada 14 Juni 2015,  Kapel St. Damianus yang berkonsep dasar “Allah Hadir di Alam”, diberkati oleh Mgr. Johannes Pujasumarta, Uskup Keuskupan Agung Semarang. Keberadaan kapel St. Damianus yang baru membuat umat yang ada di Plantungan semakin mantap dan bangga dengan iman mereka.  Banyak donatur dan umat dari tempat lain juga berkunjung dan mendapatkan berkah melimpah sesudahnya. Beberapa keluarga yang mengalami keretakan atau menghadapi masalah yang berat, setelah berdoa di kapel St. Damianus yang baru tersebut, dapat menyelesaikan permasalahan mereka di dalam Tuhan. Mereka dimampukan untuk membangun kembali keluarga mereka menjadi Keluarga Kesayangan Allah.  Ketika proses renovasi Kapel St. Damianus berlangsung, ditemukan cukup banyak sumber air di sekitar bangunan kapel dan beberapa hal lain yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi suatu tempat peziarahan. Pada tahun 2017, Paroki Santo Isidorus Sukorejo merayakan rangkaian syukur atas 90 tahun baptisan pertama, 60 tahun menjadi paroki, 40 tahun adanya Asrama Manik Hargo, dan terbangunnya gereja serta kapel di lingkungan. Rangkaian rasa syukur ini menyadarkan dan membangkitkan “Syukur: Diutus Untuk Mewujudkan Peradaban Kasih” di dalam kehidupan bersama. Peradaban kasih akan dapat dimulai bila keluarga-keluarga hidup di dalam suasana kasih yang mensejahterakan, bermartabat, dan beriman mendalam. Oleh karena itu, umat Paroki berketetapan hati untuk memulai, melanjutkan, dan memantapkan diri untuk membangun keluarga sebagai “Keluarga Kesayangan Allah” seturut teladan Keluarga Kudus Nazaret. Untuk mendukung tekad tersebut, maka dibangunlah sebuah sarana yaitu “Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah.”  Tepat pada Jumat Agung, 30 Maret 2018, setelah mendengarkan rencana pembangunan taman doa, Bapak Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko tidak hanya memberikan persetujuan bahkan langsung mengambil inisiatif untuk meletakkan batu pertama. Setelah itu, proses pembangunan Taman Doa dimulai. Umat dari lingkungan setempat dan lingkungan lain di Paroki St. Isidorus ambil bagian dalam mewujudkan Keluarga Kesayangan Allah. Puji Tuhan, banyak pihak yang ikut terlibat dalam proses pembangunan tersebut. Terlebih lagi ada satu lingkungan yang tergerak untuk mengumpulkan batu kali sebanyak 52 truck secara gotong royong dan mempersembahkannya bagi Keluarga Kesayangan Allah.  Saat ini sebagian besar proses pembangunan Taman Doa sudah selesai. Masih membutuhkan sedikit penyempurnaan di beberapa titik, namun Taman Doa sudah bisa dipergunakan sebagai tempat untuk berdevosi seraya menunggu waktu yang tepat untuk peresmiannya. Umat dan para peziarah sudah banyak yang mendapatkan anugerah di Taman Doa ini, khususnya melalui devosi dengan perantaraan Air Ignatius yang tersedia di Taman Doa. Beberapa keluarga yang sudah lama menantikan keturunan dan kesembuhan memperoleh berkat setelah  berdevosi di Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah. Semoga Taman Doa Keluarga Kesayangan Allah sungguh-sungguh menjadi berkat bagi siapa pun yang berziarah dengan penuh iman dan pengharapan akan belas kasih dan kemurahan Allah. AMDG. Kontributor : Sita Dhantari – KOMSOS Sukorejo

Pelayanan Gereja

HUT 95 Gereja Kotabaru: Sadari Kelemahanmu, Berjalanlah Bersama-Ku!

Serangkaian acara untuk memeriahkan ulang tahun Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru yang ke-95 telah terlaksana. Serangkaian acara yang dimulai dari perlombaan yang diadakan secara virtual sejak awal September lalu dan dimotori oleh OMK Kotabaru tersebut berhasil meraih antusias dari umat Gereja mulai dari anak-anak hingga orang tua. Beberapa perlombaan tersebut antara lain lomba menyanyi, membaca kitab suci, dan mewarnai untuk anak-anak. Lomba cover song dan fotografi untuk umum serta lomba menghias tumpeng untuk masing-masing lingkungan di Paroki ini.  Pada hari ulang tahun Gereja, 26 September 2021, dilaksanakan dua kali perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi pertama pukul 09.00 WIB hanya diikuti oleh perwakilan tim pelayanan secara offline dan ditayangkan juga secara live streaming.  Perayaan ini dilaksanakan secara selebrasi yang dipimpin oleh Pater Macarius Maharsono Probho, S.J., Pater Thomas Septi Widhiyudana, S.J., Pater Nicolaus Devianto Fajar Trinugroho, S.J., Pater Fransiskus Pieter Dolle, S.J., dan Pater Floribertus Hasto Rosariyanto, S.J.  Perayaan Ekaristi kedua adalah Ekaristi Kaum Muda (EKM) oleh OMK Kotabaru pada sore harinya. EKM ini dipimpin secara konselebran oleh Pater Nicolaus Devianto Fajar Trinugroho, S.J., Pater Thomas Septi Widhiyudana, S.J., dan Pater Fransiskus Pieter Dolle, S.J. Homili dalam misa EKM ini dibawakan oleh Frater Agustinus Daryanto, S.J. yang menutup menutup homilinya dengan menyanyikan lagu “Pelukku untuk Pelikmu” dari Fiersa Besari Dalam EKM ini ditayangkan visualisasi dan tampilan pembacaan puisi untuk membantu rekan-rekan muda dalam menghayati makna pertobatan. Tak sampai di situ saja, pukul 19.15 WIB juga ditayangkan secara live acara malam puncak HUT Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru. Pater Mahar, S.J. selaku Pastor Kepala Paroki menyapa umat yang menyaksikan dari rumah serta memberikan kesan dan pesan pada hari bahagia tersebut.  Dalam acara puncak ini diumumkan juga para pemenang dalam seluruh perlombaan. Lima video dari Cowbar dan group band yang berisikan orang-orang muda dari OMK juga ditayangkan khusus untuk menghibur siapa saja yang mengikuti acara puncak di hari spesial Gereja tercinta. Tak lupa, sebuah video yang berisikan ucapan dan harapan untuk Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru dari para rama, bapak/ibu, serta rekan-rekan muda juga ditayangkan. Acara malam puncak diakhiri dengan video persembahan dari “Cowbar” yang membawakan lagu Cara Bahagia, dengan harapan perayaan ini dapat menebarkan kebahagiaan bagi seluruh umat. Kontributor : Cornelia Marissa

Provindo

Pendidikan Jesuit untuk Indonesia

Keterlibatan Serikat Jesus dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia hadir melalui layanan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Seluruh upaya diarahkan untuk menjawab kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman agar mereka menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang mencintai Tuhan dan peduli pada sesama. Serikat Jesus Provinsi Indonesia sendiri saat ini sudah menyediakan 94 orang untuk terlibat aktif dalam dunia pendidikan, baik dalam level kebijakan, pendampingan iman dan karakter, maupun sebagai pendidik atau guru dan dosen.  Dalam rangka peringatan 50 tahun Provindo, diadakanlah webinar bertajuk Pendidikan Jesuit untuk Indonesia. Webinar ini adalah satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan oleh panitia Tahun Ignatian dan 50 tahun Provindo. Webinar ini dilaksanakan pada Kamis, 14 Oktober 2021, pukul 19.00 – 21.30 WIB via zoom. Ada sekitar 400-an orang berpartisipasi di dalamnya. Webinar ini dimoderatori oleh Ibu Victoria Ananingsih, ST., M.Sc,. Ph.D., alumna SMA Kolese Loyola, Semarang. Ada tiga narasumber untuk mengupas tema ini, yaitu Pater Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. dari Universitas Sanata Dharma, Ibu M.M. Sudewi Fajarina, S.Si., M.Sc. dari SMA Kolese de Britto, dan Pater Eduardus Calistus Ratu Dopo, S.J., M.E. dari SMA Kolese Kanisius, Jakarta.  Acara ini dibuka oleh Pater Provinsial, Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J. dengan menyajikan informasi dan refleksi mengenai dunia pendidikan bagi Serikat Jesus. Ia mengatakan, “Santo Ignatius membayangkan para Jesuit menjadi pengkhotbah atau pengajar yang berkeliling ke mana-mana, idealnya para Jesuit mengajar namun bukan secara formal. Mereka mengajar dalam ruang publik dan ikut dalam perdebatan-perdebatan. Atas permintaan orang lain didirikanlah kolese pertama di Messina, Italia pada tahun 1548. Namun sejak kolese ini dibuka, muncullah pemahaman akan strategi pendidikan untuk kaum muda. Sejak saat itu, Jesuit terbuka pada dunia pendidikan.” Di Indonesia sendiri, kolese pertama yang dibangun adalah Kolese Xaverius di Muntilan pada tahun 1910. Pengalaman ini menyadarkan Serikat Jesus untuk melihat nilai strategis dunia pendidikan dalam membangun Gereja dan dunia.  Pater Edu sebagai pembicara pertama membagikan kekhasan pendidikan Jesuit. Ia menjelaskan bahwa Jesuit selalu berjalan bersama pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Sekolah Jesuit tidak membuat kurikulum sendiri. Sekolah-sekolah Jesuit justru menjalankan kurikulum dari pemerintah dalam kerangka pedagogi Ignatian dengan kekhasannya yaitu 4C: Competence, Conscience, Compassion, dan Commitment. Sumbangan Pendidikan Jesuit untuk Indonesia adalah pendekatan Pedagogi Ignatian yang menghasilkan pendidikan menyeluruh dan menjadikan anak didik menjadi pribadi seutuhnya sesuai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam preambule UUD 1945.  Ibu Dewi sebagai pengajar di SMA Kolese de Britto memberikan pengalamannya mengajar biologi secara kreatif. Model pengajarannya tidak hanya berdasar buku teks melainkan melalui aksi nyata seperti mengajak para murid untuk bersepeda atau berjalan kaki ketika mereka pergi ke suatu tempat. Juga menumbuhkan kesadaran dan kepedulian pada permasalahan tentang lingkungan, misalnya dengan mematikan lampu, AC, atau alat listrik lain ketika tidak dipakai, serta merawat tanaman untuk mengurangi global warming. Ia juga mengisahkan bahwa dalam setiap pengalaman belajar yang dialami muncul perasaan syukur ketika bersinggungan dengan objek makhluk hidup dan lingkungannya. Ada juga rasa kagum,  gembira, pantang menyerah, dan kerja keras. Dengan belajar biologi para siswa dapat memiliki wawasan baru, lebih mencintai alam dan peduli terhadap lingkungan sekitar, dan ada kesadaran untuk menjaga dan merawat bumi sebagai rumah kita bersama.  Pater Wiryono, sebagai pembicara ketiga, membagikan perkembangan pendidikan tinggi yang dikelola oleh Jesuit. Ia menyatakan bahwa perkembangan yang ada dari pendidikan tinggi Jesuit tidak lepas dari para rekan berkarya yang setia pada misi Serikat Jesus di dunia pendidikan. Ia menambahkan kesannya terhadap para kolaborator atau rekan berkarya, “Sepanjang waktu, Serikat menerima dukungan tidak ternilai dari para sahabat dan kolaborator dalam perutusan. Tradisi ini terus berlangsung hingga saat ini dengan menggunakan metode-metode baru untuk menanggapi zaman. Kami, para Jesuit, adalah para kolaborator dalam sebuah perutusan yang bukan milik kami semata, tetapi perutusan Kristus.” Banyak peserta terkesan dengan webinar ini karena semakin memberikan inspirasi dalam mengejawantahkan pendidikan di  Indonesia dengan landasan Spiritualitas Ignatian untuk masa depan orang muda. Webinar ini memunculkan pemahaman bahwa Serikat Jesus memberikan warna pada ranah pendidikan Indonesia. Dengan pendekatan pedagogi Ignatian, Serikat Jesus melalui sekolah-sekolah yang dikelolanya, mampu menyiapkan kaum muda yang tak hanya pandai namun juga berkarakter dan punya semangat militansi untuk membela serta membangun Gereja dan negara. Banyak pemimpin muncul dari kolese-kolese yang didirikan oleh Serikat Jesus.  Serikat Jesus dalam menjalankan misinya di dunia pendidikan Indonesia telah berperan selama bertahun-tahun untuk terus mengembangkan Gereja dan juga negara. Banyak guru atau katekis di berbagai daerah terpencil merupakan lulusan sekolah Jesuit. Begitu juga dengan pemimpin-pemimpin daerah di beberapa kota yang juga merupakan lulusan sekolah Jesuit. Ini merupakan tanda bahwa Paradigma Pendidikan Ignatian mampu mendidik manusia seutuhnya, memanusiakan manusia, dan menjadikan manusia bagi sesama manusia. Pendidikan Jesuit telah menginspirasi banyak guru dan menumbuhkan rasa semakin cinta pada dunia pendidikan yang unggul dan humanis. Dalam merambatkan iman di sekolah-sekolah, Jesuit tidak berdiri sendiri melainkan berjalan bersama pemerintah dan menguatkan kurikulum yang ada dengan paradigma yang khas.  Kontributor : Ignatius Windar Santoso, S.J.

Penjelajahan dengan Orang Muda

JCAP Novices Gathering : Celebrating Companionship with Ignatius

Untuk pertama kalinya, para Novis Serikat Jesus yang berada dalam konferensi Asia Pasifik (Jesuit Conference of Asia Pacific/JCAP) berkumpul bersama dalam suatu ruang pertemuan. Kegiatan yang bertajuk “JCAP Novices Gathering” ini diadakan secara daring melalui Zoom pada 6-8 Oktober 2021. Tema pertemuan ini adalah “Journeying with The Pilgrim: Celebrating Our Companionship with Ignatius.” Ada 6 Novisiat yang berpartisipasi: Novisiat Sacred Heart Filipina, Novisiat Sacred Heart Vietnam, Novisiat Santo Stanislaus Kostka Indonesia, Novisiat Santo Stanislaus Kostka Korea, Novisiat Manresa Australia, Novisiat Manresa Timor Leste, dan Novisiat Maria della Strada Myanmar. Ada beberapa novisiat yang bernuansa internasional karena para novisnya berasal dari beberapa negara. Misalnya: Novisiat Sacred Heart Filipina yang terdiri novis dari Filipina, Jepang, Cina, dan Malaysia-Singapura; juga Novisiat Maria della Strada Myanmar yang terdiri novis dari Myanmar, Kamboja dan Thailand. Synodality and Poverty, Conversion and Discernment Acara ini diawali dengan sambutan dari Pater Antonio Moreno, S.J. (Presiden JCAP). Secara khusus Pater Toni mengajak para novis untuk mensyukuri rahmat dari pandemi corona yang telah mengumpulkan enam novisiat di JCAP dalam satu ruang daring ini. Beliau mengungkapkan bahwa Serikat saat ini sedang melakukan suatu perjalanan bersama-sama, di bawah bimbingan Roh Kudus, untuk mengimplementasikan Universal Apostolic Preferences. Hal ini seirama dengan gerak Gereja Universal untuk berjalan bersama (synodality). Pater Toni juga mengajak para novis untuk terus mendalami dan berlatih menghidupi kaul kemiskinan sebagaimana yang disampaikan oleh Pater Jenderal dalam suratnya mengenai kemiskinan Serikat. Para Novis juga berkesempatan mendengarkan pengajaran dari Pater Ramon Bautista, S.J. tentang pertobatan dan diskresi. Di hari pertama, Pater Ramon mengajak kita untuk mendalami makna pertobatan khususnya yang terjadi juga pada Santo Ignatius Loyola. Pertobatan adalah metanoia (perubahan total pikiran dan hati untuk menjauh dari dosa dan menuju pada Allah). Ada empat dimensi pertobatan yaitu intelektual, moral, afektif, dan religius. Pertobatan juga menuntut kemauan untuk terus mengonfrontasi diri dengan jujur, menemukan dan memperjuangkan kebenaran sejati, serta kerendahan hati untuk terus mengosongkan diri. Di hari kedua, Pater Ramon menjelaskan tentang diskresi. Diskresi adalah rahmat dan seni untuk mencari dan menemukan Allah dalam kehidupan kita. Butuh keterbukaan hati atas apa yang dikomunikasikan Allah kepada kita serta menjaga harmoni dengan Roh Kudus yang menuntun kita. Pater Jose Cecilio Magadia, S.J. (Regional Assistant for Asia Pacific) berkenan juga untuk menyapa para novis. Ada tiga kata kunci dalam sapaannya: probation, work as a team, dan internationality. Novisiat adalah tempat probasi untuk terus meneguhkan, dalam doa, panggilan Allah bagi masing-masing pribadi dan bukan menjadi ajang pembuktian diri. Para novis juga diajak untuk terus mengasah kerjasama sebagai tim serta semangat internasional.  Pada pertemuan ini, setiap novisiat berkesempatan untuk membagikan kehidupan sehari-hari mereka dalam bentuk presentasi, narasi, foto, maupun video. Karena tidak ada novis di Novisiat Korea, maka Pater Magisternya sendirilah, Pater Hyung-Cul Kim, S.J., yang mempresentasikan kehidupan novisiat di sana. Friendship, Freedom, Frontier Di hari terakhir, Jumat, 8 Oktober 2021, para novis dari masing-masing novisiat membagikan buah-buah yang didapatkan dalam pertemuan ini. Buah-buah yang dibagikan merupakan rangkuman dari percakapan rohani yang dilakukan setiap malam di masing-masing Novisiat. Di hari ini para novis juga berkesempatan untuk berdialog dengan Pater Mark Ravizza, S.J. (General’s Delegate for Formation). Secara khusus beliau mengajak para novis untuk bersukacita dan menemukan kemerdekaan batin dalam menjalani formasi. Beliau juga mengajak para novis untuk berdoa bagi seluruh novis di dunia dan untuk beberapa negara yang mengalami krisis panggilan. Pater Jenderal, Pater Arturo Sosa, S.J., juga berkesempatan untuk menyapa para novis lewat video. Beliau mengungkapkan tiga hal penting yang harus dipegang dan diperjuangkan sebagai novis, yaitu friendship, freedom, dan frontier.  Akhirnya JCAP Novices Gathering ini ditutup dengan Perayaan Ekaristi Syukur yang dipimpin oleh Pater R.B. Riyo Mursanto, S.J. (JCAP Delegate for Formation). Yang menarik adalah doa umat dibacakan secara bergantian dengan bahasa dari masing-masing negara di mana para novis berasal. Pater Riyo dalam homilinya menegaskan pentingnya conversion, courage, dan commitment dalam menjalani proses formasi dalam Serikat Jesus.Bagi Novisiat Santo Stanislaus Kostka Indonesia, acara JCAP Novices Gathering ini menjadi kesempatan untuk merayakan keberagaman dan sukacita panggilan sebagai novis Serikat Jesus. Selain menjadi kesempatan untuk mendengarkan pesan dan pengajaran dari para Jesuit senior, acara ini juga menjadi ajang bagi para novis untuk saling mengenal satu sama lain sebagai satu kesatuan Serikat Jesus Universal, khususnya dalam konferensi Asia Pasifik ini. Kontributor : Stefanus Dominico, nSJ – Novisiat Girisonta

Kuria Roma

Peluncuran Lomba Film Pendek Jesuit “Empat Mimpi”

Perlombaan ini terbuka bagi para siswa dan mahasiswa kolese dan universitas Jesuit di seluruh dunia.  Tahun ini adalah peringatan tahun Ignatian yang sangat penting. Lima ratus tahun lalu Ignatius dari Loyola memulai perjalanan menemukan cara terbaik untuk menggunakan keterampilan dan bakatnya agar hidupnya berdampak bagi dunia. Bagi Ignatius Loyola, semua ini adalah tentang melayani Tuhan dan sesama, apa pun keadaan dan di mana pun mereka berada. Serikat Jesus selama lima abad terakhir berusaha untuk mengikuti jejak sang peziarah agung dan pribadi yang menyerahkan diri untuk melayani orang lain itu. Para mahasiswa dari seluruh dunia diajak untuk melakukan hal yang sama. Mereka dipanggil untuk menjadi manusia bagi sesamanya.  Para siswa kolese atau para mahasiswa dari universitas Jesuit diajak untuk bergabung bersama para Jesuit dalam usaha mempromosikan empat tema besar yang kemudian disebut dengan Preferensi Kerasulan Universal (UAPs).  Disebut UAPs karena keempat tema tersebut mencakup dunia secara keseluruhan (universal) dan ajakan untuk hidup secara konstruktif dan apostolis atau berwawasan ke luar. Keempat tema tersebut dipilih karena kemendesakannya untuk membangun dunia yang lebih adil dan damai.  Keempat tema tersebut adalah sebagai berikut: menunjukkan jalan menuju Allah melalui Latihan Rohani dan discernment (penegasan rohani);  berjalan bersama orang miskin, mereka yang terbuang, mereka yang martabatnya dirusak, dalam usaha mewujudkan rekonsiliasi dan menegakkan keadilan;  menemani orang muda menciptakan masa depan yang penuh harapan; dan  bekerja sama merawat rumah kita bersama. Asosiasi Internasional Universitas Jesuit (IAJU), bekerja sama dengan Kuria Jenderal di Roma, mengadakan “Lomba Film Empat Mimpi Jesuit” yang terbuka untuk seluruh mahasiswa atau kolese Jesuit dari seluruh dunia untuk menerangi dunia dengan segala kreativitas, keterampilan, dan talenta mereka.  Kami ingin mengetahui, dari kacamata para mahasiswa, siapakah yang telah berkarya nyata bagi dunia dan sesama, siapakah yang telah menjadi pahlawan dan melakukan tindakan-tindakan nyata dalam salah satu dari keempat tema yang diangkat. Dalam lomba ini para mahasiswa diminta membuat film pendek tentang orang atau kelompok yang telah berkontribusi untuk memperbaiki kualitas hidup manusia di planet bumi ini.   Pendaftaran dibuka mulai 3 November 2021 dan semua karya harus sudah dikumpulkan paling lambat 1 Mei 2022. Film dapat dibuat baik secara individual maupun kelompok. Satu pemenang akan dipilih  dari setiap tema UAP dan satu pemenang lomba secara keseluruhan. Jadi akan ada lima pemenang yang dipilih. Para pemenang akan menerima hadiah uang -seperti dijelaskan pada syarat dan ketentuan perlombaan,  Universitas atau kolese dari mana para pemenang berasal akan menerima satu set peranti komunikasi untuk program film dan komunikasi mereka. Karya-karya yang menang dalam perlombaan akan dipresentasikan kepada Pater Jenderal Arturo Sosa dan Ketua Asosiasi Universitas Jesuit pada 3 Agustus 2022 dalam pertemuan IAJU di Boston College.  Jika Anda sebagai anggota tim pendidik di kolese atau universitas Jesuit tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang perlombaan ini bagi para siswa dan mahasiswa Anda, silakan mengunjungi situs web lomba (fourdreamscontest.org) di mana dapat ditemukan informasi dan peraturan yang lebih terperinci. Kontak person Theresa Messmer dapat dihubungi melalui email beca.tmessmer@uloyola.es. Artikel diterjemahkan dari laman https://www.jesuits.global/2021/10/27/four-dreams-jesuit-film-contest/ oleh Hermanus Wahyaka pada 3 November 2021.

Kuria Roma

Seri Video Berjalan Bersama Ignatius Episode 2: Seorang Peziarah Jaman Sekarang

Hidup kita, sebagai anugerah Tuhan, mengungkapkan perjumpaan kita dengan sesama, pengalaman, dan ruang yang tak terhitung jumlahnya. Semua ini membentuk cara hidup kita yang khusus dan cara berada kita di dunia ini. Ada bermacam pengalaman yang membawa kita pada rahmat Allah untuk menemukan karunia dan talenta dalam melayani sesama. Kita bertemu dengan orang-orang yang cara hidupnya mampu menggerakkan kita untuk percaya kepada Tuhan, menggerakkan rasa solidaritas dan kedalaman, rasa syukur, dan sukacita.  Ada tempat-tempat yang mendorong kita untuk melakukan gerakan-gerakan dengan penuh komitmen. Ada pula lainnya yang membuat batin kita merasa sangat tersentuh. Ada juga tempat-tempat yang menimbulkan rasa marah dan itu menggerakkan kita untuk terlibat bersama orang lain dalam usaha rekonsiliasi dan menegakkan keadilan.  Jika dalam setiap perjumpaan itu kita mampu mengalirkan kasih Allah melalui keberadaan dan kesiapsediaan kita bagi sesama, maka kita dapat merangkai cerita kita secara bersama-sama. Orang, pengalaman, dan tempat seperti apakah yang telah membantu kita menemukan panggilan istimewa Tuhan dalam hidup kita?  Orang seperti apakah, yang dengan kesaksian dan kedekatan mereka, telah menolong kita memunculkan hal terbaik dalam diri kita untuk melayani sesama?  Apakah kita memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan bersama orang lain sebuah kehidupan yang penuh pengharapan, sukacita, persaudaraan, iman, dan keadilan?  Saya ingin mengajak Saudara sekalian untuk berdoa, baik secara pribadi maupun bersama dalam komunitas, dengan poin doa yang diambil dari bagian terakhir bab kedua dari buku Berjalan bersama Ignatius yang saya tulis. (Lihat: Berjalan Bersama Ignatius karangan Arturo Sosa, SJ terbitan PT. Kanisius dan Serikat Jesus Provinsi Indonesia, 2021 hlm. 93)  

Provindo

Kaul: Tanda Kerendahan Hati untuk Allah dan Sesama

Pada Minggu, 31 Oktober 2021, bertepatan dengan pesta peringatan St. Alfonsus Rodriguez, Serikat Jesus Provinsi Indonesia merayakan kegembiraan bersama PP Agustinus Sarwanto, S.J., Ignatius Dradjat Soesilo, S.J., dan Br. Yohannes Paulus Sunari, S.J. karena mereka bergabung secara penuh dalam Serikat Jesus dengan mengucapkan Kaul Akhir. Momen kaul ini dirayakan dalam Perayaan Ekaristi Pelindung para Bruder Seríkat Jesus di Kapel St. Bellarminus, Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta dan dipimpin langsung oleh Pater Provinsial, P Benedictus Hari Juliawan, S.J.  Kaul Akhir menandai kesediaan mereka untuk hidup sepenuhnya di dalam Serikat Jesus dan mengusahakan agar semakin sehati sejiwa dengan Serikat Jesus universal. Kerendahan hati yang tersirat dalam kisah hidup St. Alfonsus Rodriguez dan bacaan Perayaan Ekaristi pesta ini menjadi permohonan rahmat utama dalam menghidupi kaul ini. Kaul tidak memberikan harta ataupun kekuasaan melainkan justru meminta pengikat atau gembok yang tidak bisa dibuka sama sekali. Ketiga saudara ini meminta kehendak untuk mengabdi Allah dan sesama dengan segenap jiwa dalam Serikat Jesus. Dengan perantaraan St. Alfonsus Rodriguez, mereka juga memohon rahmat kerendahan hati agar bisa memberikan seluruh hidupnya kepada Allah dan sesama. Kaul-kaul ini menjadi perlengkapan senjata untuk menghadapi berbagai situasi di dunia di tempat kerja masing-masing. Pater Provinsial sendiri memohon kepada kita semua untuk terus mendukung ketiga saudara ini dalam “memeluk cara hidup serikat sehabis-habisnya.” Akhirnya ungkapan syukur dan terima kasih dari ketiga kaules ini disampaikan oleh P Agustinus Sarwanto, S.J. Mereka dinyatakan dan diterima secara penuh sebagai anggota dalam Serikat Jesus. Tak lupa pula, ucapan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan rangkaian bunga, hiasan, dan makanan serta kepada semua orang yang telah terlibat dan mendukung kelancaran acara ini. Kontributor : Ignatius Windar Santoso, S.J.