Perayaan Ekaristi Peringatan 50 Tahun Serikat Jesus Indonesia menjadi Provinsi masih dibayangi rasa khawatir. Panitia memutuskan untuk tetap bersikap waspada dengan pembatasan kehadiran di Gereja Santo Yusup, Gedangan dan live streaming melalui kanal YouTube Jesuit Indonesia. Keputusan ini ternyata berbuah rahmat dalam kerja sama rekan berkarya Serikat Jesus Provinsi Indonesia dari Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan, Semarang, dan Papua untuk menghadirkan Perayaan Ekaristi sebagai puncak perayaan iman.
Perayaan Ekaristi dilakukan secara konselebrasi dengan selebran Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia, Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J., didampingi Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, P Y.R. Edy Purwanto, Pr., Pastor Paroki St. Yusup, Gedangan, P Benedictus Cahyo Christanto, S.J., P. Thomas Ari Wibowo, Pr dari Stasi St. Ignatius, dan para Provinsial SJ pendahulu, yaitu P Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J., P Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., P Agustinus Priyono Marwan, S.J., P Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., P Carolus Putranta, S.J., P Josephus Darminta, S.J., dan P R.B. Riyo Mursanto, S.J. yang menjadi konselebran melalui zoom dari Manila.
Buah kolaborasi antara Jesuit dan para rekan berkarya hadir dalam sumbangan lagu-lagu Ekaristi, doa umat, dan petugas liturgi dalam kemasan video yang diputar dalam perayaan Ekaristi. Ada ragam dialek Bahasa Indonesia yang muncul lewat mereka yang membacakan doa umat. Ada alunan merdu lagu-lagu dari koor gabungan paroki-paroki Keuskupan Agung Semarang, dan paroki-paroki Keuskupan Agung Jakarta. Juga ada lagu siswa Kolese Le Cocq di Nabire, Kolese Kanisius di Jakarta, Kolese de Britto, Kolese Mikael dan kolaborasi antara Kolese Loyola dan SMK PIKA di Semarang, serta kontribusi dari Laetitia Disability Choir. Kolaborasi itu hadir pula dalam kerja sama live streaming Perayaan Ekaristi melalui kanal paroki-paroki yang dikelola Serikat Jesus Provinsi Indonesia di Jakarta dan Semarang.
Live Streaming perayaan Ekaristi, yang dilengkapi dengan bahasa isyarat untuk kaum difabel, diikuti oleh ratusan orang yang mengucapkan syukur atas rahmat 50 tahun Serikat Jesus sebagai provinsi mandiri. Ada yang bersyukur atas buah-buah yang muncul melalui karya-karya Serikat Jesus di bidang pendidikan, karya sosial, dan pelayanan paroki. Ada doa dan harapan yang disampaikan agar para Jesuit semakin progresif, berakar dalam masyarakat Indonesia dan berkembang sumber dalam panggilan dan pelayanan kasih.
Sebelum acara puncak perayaan Ekaristi ini, Tim Komunikator Serikat Jesus Provinsi Indonesia mengeluarkan seri refleksi dan sharing dari beberapa Jesuit yang mengalami peristiwa historis peralihan Serikat Jesus dari Regio Jawa menjadi Provinsi Indonesia. P Wiryono, misalnya, mengungkapkan rasa syukurnya atas kebesaran dan kerendahan hati para misionaris yang menyiapkan dan menyerahkannya kepada para Jesuit pribumi. P. Benveltzen, misionaris dari Belanda yang bertugas di Salatiga, mengungkapkan rasa syukurnya mengalami Gereja Indonesia yang secara hikmat merayakan iman umat dan tidak sibuk dengan debat antara kaum progresif dan konservatif di dalam Gereja. Ada beberapa refleksi dan sharing menarik lain yang bisa disaksikan di sini.
Kesempatan ini dipakai juga untuk meluncurkan buku terjemahan bahasa Indonesia Pater Jenderal Arturo Sosa yang berjudul Walking with Ignatius. Dalam buku itu, Pater Sosa berusaha menjawab dan merefleksikan isu-isu penting yang dihadapi oleh Gereja dan Serikat zaman sekarang. Provinsial kita, P Benedictus Hari Juliawan, S.J. mencoba menempatkan tantangan yang dihadapi Serikat Jesus dalam konteks Indonesia dalam wawancara bersama Rosiana Silalahi di kanal YouTube Jesuit Indonesia.
Melihat kembali perjalanan 50 tahun Serikat Jesus sebagai Provinsi Indonesia atau bahkan perjalanan panjang Serikat Jesus di Indonesia, satu hal yang jelas ialah kontribusi rekan berkarya Serikat Jesus terutama para awam dalam perjalanan itu. Pater Provinsial merefleksikan nilai penting keterlibatan rekan berkarya awam ini dalam membantu para Jesuit untuk melihat realitas. Karena itu, rahmat yang dimohon ialah kerendahan hati bagi para Jesuit sehingga bisa lebih komunikatif, mampu mendengarkan dan bekerja sama dengan setiap pihak. Kolaborasi Perayaan Ekaristi ini menunjukkan kontribusi yang disertai rasa syukur, kerendahan hati, dan kebesaran hati membuahkan hasil kolaborasi yang menggerakan hati banyak orang.
Kontributor : Tim Komunikator Provindo