Pada Minggu, 3 Oktober 2021, sepuluh orang Jesuit Indonesia di Jakarta, Nabire, Yogyakarta, dan Manila mengikuti London Virtual Marathon. Empat orang Jesuit lainnya mendukung marathoners itu dengan berjalan atau berlari dengan jarak minimal 42,195 km dari 11 September hingga 3 Oktober 2021. Kegiatan ini diprakarsai oleh Indonesian Province Development Office (IPDO) Serikat Jesus untuk menggalang dana bagi para Jesuit dalam formasi.
P. Riyo Mursanto dan P. Eka Heru Murcahyo memulai komitmen marathon ini di Manila pada 3 Oktober 2021. P. Herry Setianto menyusul dengan berlari di Nabire pada tanggal 3 Oktober 2021 mulai pukul 16.00 WIT. Sepuluh anak Asrama Putra Teruna Karsa, Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire ikut berlari bersama secara bergantian menemani P. Harry. P. A Widyarsono, P. Dam Febrianto dan tiga frater dari Myanmar: Frs. Stephen Tuntun, James Naw Kam, dan Patrick Law Ang berlari di Jakarta. Sedangkan P. Pieter Dolle dan Fr. Aditya berlari di Yogyakarta. Selain kesepuluh Jesuit ini, empat Jesuit lainnya yaitu Pater Andang Binawan, Pater Edi Mulyono, Pater Moerti Yoedho, dan Pater Bambang Alfred Sipayung mendukung acara dengan cara berjalan atau berlari dengan jarak kurang lebih sama dengan jarak maraton yang sesungguhnya.
Tenaga yang terkuras terlihat dari wajah-wajah mereka yang mulai tampak lelah seiring meningkatnya jarak. Demikian juga dengan kecepatan lari yang mulai berkurang. Tampaknya kesepuluh Jesuit ini berhasil menjadikan keraguan yang muncul sesaat sebelum lomba menjadi tantangan yang perlu dituntaskan. Dukungan anak-anak asrama, beberapa frater dari Kolese Hermanum di Jakarta, Kolese Ignatius di Yogyakarta, dan beberapa romo lainnya juga tampak lewat partisipasi dan kesediaan diri mereka sebagai tim logistik dan kesehatan. Dukungan selama lomba ini sangat berdampak bagi marathoners untuk menyelesaikan London Virtual Marathon dengan sekuat tenaga.
Frater James, seorang frater Jesuit yang berasal dari Myanmar dan sedang menjalani studi di STF Driyarkara, sangat senang karena bisa memberikan dirinya untuk mendukung formasi Jesuit Indonesia. Awalnya dia sangat khawatir seandainya tidak bisa menyelesaikan marathon ini. Akan tetapi selama ia berlari, ia merasa begitu damai dan senang apalagi tidak ada masalah fisik selama berlari. Selama berlari ini Frater James didampingi oleh teman-teman Kolman yang memberi banyak energi dan semangat.
Begitu pula dengan Pater Harry di Nabire. Ia mendapatkan banyak dukungan dari rekan Jesuit dan anak-anak asrama putra. Selama marathon ia selalu dikawal oleh 3 guru relawan dan 1 frater. Secara tidak terduga ada sepuluh anak asrama putra yang pada awalnya bertugas untuk menjaga pos minuman. Akan tetapi mereka justru dengan gembira ikut berlari. Ada yang berlari 3 km, ada yang 5 km, ada juga yang 10 km. Bahkan mereka berlari tanpa alas kaki, tanpa perlengkapan lari lainnya, juga tanpa persiapan tetapi terbukti bahwa fisik mereka kuat. Anak-anak tersebut mengawal sang pamong asrama mereka dengan setia dan gembira hingga garis akhir. Menurut Pater Harry, 5 kilometer terakhir adalah bagian yang paling berat secara fisik dan mental namun ada teman-teman Jesuit yang setia menunggu dan memberi semangat. “Senang sekali bisa finish maraton dalam keadaan sehat dan tanpa cedera.”
Kegiatan “10 Jesuit di London Marathon” ini berhasil menghimpun sumbangan mendekati dua miliar rupiah. “Kami sungguh merasa tersentuh dan berterima kasih atas kemurahan hati (para donatur) membantu formasi para Jesuit dengan cara berlari,” ujar Pater Benedictus Hari Juliawan, SJ, Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Binar semangat Ignasian itu pula yang telah menyentuh ribuan hati Sahabat Ignatius untuk membaktikan donasi bagi pendidikan para Jesuit muda seturut pesan Sang Jenderal Jesuit Perdana: Santo Ignasius Loyola.
Acara ini terselenggara berkat kerjasama IPDO dan alumni Kolese Kanisius Jakarta. Serikat Jesus berbangga karena masih banyak orang yang bermurah hati dan mendukung karya-karya Serikat Jesus termasuk karya Formasi. Terima kasih atas kemurahan hati para donatur dalam mendukung acara ini.
Kontributor : Tim Komunikator Provindo