Pilgrims of Christ’s Mission

September 1, 2020

Pengumuman A24

KAUL AKHIR AGUSTUS 2020

Melalui Vicarius ad Tempus, P. Douglas W. Marcouillier, S.J., Pater Jenderal Arturo Sosa, S.J. mengeluarkan dekrit yang memutuskan untuk meminta saudara-saudara kita di bawah ini untuk kaul akhir dalam Serikat Jesus. Dekrit tertanggal 4 Agustus 2020: 1. P. Antonius Vico Christiawan, SJ 2. P. Yohanes Agus Setiyono, SJ 3. Br. Ignatius Ulrig Jumeno, SJ Dekrit tertanggal 10 Agustus 2020: 1. P. Agustinus Budi Nugroho,  S.J. 2. P. Elias Ambirat Duhkito, S.J. 3. P. Yosef Andi Purwono, S.J. Kita mengucapkan Proficiat untuk ke-tiga saudara kita ini dan membawa mereka dalam doa-doa kita. Tempat dan tanggal pengucapan kaul akhir akan diumumkan menyusul. Bambang A. Sipayung, SJ

Karya Pendidikan

TILIK.

Hari Orang Tua Seminaris KPP & KPA 2020 Harta yang paling berharga adalah keluarga Istana yang paling indah adalah keluarga Puisi yang paling bermakna adalah keluarga Mutiara tiada tara adalah keluarga Selamat pagi Emak Selamat pagi Abah… Para Nostri Provindo terkasih, lirik lagu karangan (alm.) Arswendo Atmowiloto (OST Film ‘Keluarga Cemara’ yang super hits di layar kaca pada masanya) terdengar mengalun indah di GOR Laudato Si’ Seminari Mertoyudan siang itu. Setelah bernyanyi, para seminaris KPA turun panggung dan memberikan setangkai mawar pada orang tua masing-masing. Suasana syukur, sukacita, dan haru menyelimuti para seminaris Kelas Persiapan Pertama (KPP) & Kelas Persiapan Atas (KPA) beserta keluarga yang hadir. Hari Orang Tua (HOT) menjadi acara tahunan yang diselenggarakan sebagai tanda berakhirnya 40 hari masa inisiasi awal di Seminari Mertoyudan. Para Seminaris KPP dan KPA telah memulai proses formasi sejak tanggal 12 Juli 2020 yang lalu. Selama masa karantina, mereka tidak berkontak dengan “dunia luar” dan orang tua. Apalagi bagi hampir semua seminaris KPP-KPA, ini adalah pengalaman pertama berpisah jauh dari bapak-simbok. Oleh karena itu, HOT yang dilangsungkan hari Minggu, 23 Agustus 2020 ini menjadi obat rindu sekaligus momen tilik (kunjungan) yang penuh rahmat bagi 57 seminaris KPP dan 17 seminaris KPA. “Berani Melangkah karena Cinta-Nya”. Nostri terkasih, tema ini dipilih karena lahir dari refleksi para seminaris selama menjalani masa karantina di Seminari. Inilah “vibrasi” pengalaman yang paling kuat dirasakan oleh para seminaris KPP 109 dan KPA 106 selama 40 hari. Para seminaris telah berani melangkahkan kaki di Seminari untuk menanggapi panggilan Tuhan meski harus meninggalkan orangtua, saudara dan sahabat (bdk. Mat 19:29). Rahmat dan cinta Tuhan sendirilah yang dialami, disyukuri dan menggerakkan para seminaris untuk berani menjadi pribadi yang baru, beradaptasi menghayati hidup dan panggilan di Seminari Mertoyudan.   Di tengah Covid-19 ini, HOT dilangsungkan secara sederhana. Acara berjalan cukup lancar dan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan antara lainmembatasi jumlah kehadiran, mewajibkan rapid test, menggunakan masker dan menjaga jarak fisik. Acara HOT diawali dengan Ekaristi syukur yang dipimpin oleh Rm. Provinsial Serikat Jesus, Benedictus Hari Juliawan didampingi oleh Rm. Sardi sebagai Rektor yang akan purna tugas Rm. Budi Go sebagai rektor seminari yang baru dan para pamong (MP & MU). Dalam homilinya, Rm. Benny menekankan bahwa salah satu ciri kesejatian panggilan adalah ketika seseorang mengalami dirinya berubah. Perjumpaan dengan Jesus selalu mengubah pribadi seseorang. Sama halnya para murid yang diwakili Petrus dalam bacaan Injil, mengalami transformasi dalam hidupnya sebagai abdi Tuhan. Peneguhan lain disampaikan oleh Rm. Budi Go dalam sambutannya bahwa panggilan adalah peristiwa iman yang harus disyukuri karena ini sesuatu yang luhur, personal dan dihayati dalam kemerdekaan batin Panggilan tidak tumbuh karena paksaan dari siapapun termasuk orang tua. Pada dasarnya, kami semakin yakin bahwa keluarga adalah “seminari kecil”, tempat benih panggilan ditabur. Seminari menjadi “rumah formasi” untuk membantu merawat, menyemai benih itu agar tumbuh dan kelak berbuah baik. Boleh menyaksikan dari dekat bagaimana Tuhan sendiri berkarya dalam transformasi hidup dan panggilan seorang seminaris tentulah merupakan konsolasi terbesar bagi kami semua yang berkarya di Seminari Mertoyudan ini. Semoga acara tilik dan perjumpaan hangat seminaris KPP-KPA dengan orangtua meneguhkan langkah orang-orang muda yang kita temani untuk semakin mengenal, mencintai, dan mengikuti Dia lebih dekat lagi. Salam dalam perutusan. St. Petrus Kanisius, doakanlah kami. Paul Prabowo, SJ

Karya Pendidikan

Senyuman De Britto di Tengah Pandemi

SMA Kolese De Britto genap berusia ke-72. Perayaan ulang tahun kali ini agak berbeda karena dilakukan di tengah pandemi corona. Meskipun demikian, semaraknya tidak kalah istimewa. Perayaan yang mengusung nama Nawa Windu JB ini terasa istimewa dengan perayaan ekaristi konselebrasi Romo Kuntoro Adi SJ selaku Rektor bersama delapan romo alumni De Britto secara live stream di channel youtube De Brito. Para romo dari berbagai tempat misi termasuk Romo Tito SJ dari Nabire dapat secara lancar membawakan doa-doa ekaristi secara bergantian. Malam harinya,  perayaan dilanjutkan dengan acara sharing Lintas Masa sembilan Alumni De Britto. Pada kesempatan ini acara daring para guru dan alumni saling bertukar energi melalui sharing dari para alumni De Britto lintas generasi, mulai dari angkatan pertama yaitu angkatan 1951 hingga akan termuda yaitu angkatan 2020. Untuk para siswa panitia menyelenggarakan lomba antar kelas membuat video ucapan selamat ulang tahun SMA Kolese De Britto ke-72. Pemenang lomba video terbaik ditentukan oleh tim guru De Britto, sedangkan untuk kategori video ter favorit ditentukan dari jumlah like terbanyak. Pemenang dari lomba ini mendapat hadiah berupa pulsa bagi anggota kelas, yang kelasnya menjadi juara dari salah satu dua kategori itu. Selain berbagai acara di ruang virtual, perayaan Nawa Windu juga berlangsung secara luring pada hari sebelumnya, yakni acara olahraga bersama para guru di lapangan sepak bola SMA Kolese De Britto. Dengan tetap mengikuti protokol covid-19, para guru dan karyawan JB antusias mengikuti berbagai cabang olahraga bersama mulai dari lari, senam bersama, badminton, ping-pong, dan tentunya gowes atau bersepeda ke Sambi Sari dan Lava Bantal, Brebah. Perayaan Nawa Windu kali ini juga menjadi lebih berkesan dengan beberapa  penyerahan penghargaan kepada para guru yang telah mengajar selama sepuluh tahun, dua puluh tahun dan bahkan tiga puluh tahun. Itulah beberapa mometum kegembiraan kami. Di tengah pandemi Covid-19, kami masih menemukan senyum satu sama lain. AMDG.    Genesius Bagas Waradana (XI MIPA 1)

Karya Pendidikan

Bangga Produk Vokasi

Semua orang merasa bangga menjadi bagian dari pendidikan vokasi. Entah sebagai pelajar ataupun pekerja. Baik sebagai penghasil maupun konsumen produk vokasi. Kira-kira pesan itulah yang ingin disampaikan oleh Wikan Sakarinto, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, saat berkunjung ke Kolese Mikael Surakarta, Selasa (18/8) lalu. Kunjungan tersebut diadakan dalam rangka peluncuran (launching) program “pernikahan” pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI). Selain beliau, hadir pula kepala-kepala SMK di Surakarta, beberapa perwakilan politeknik dan  pelaku industri. Beberapa SMK dan politeknik di Surakarta juga memamerkan karya andalannya. Sebut saja, antara lain, SMK St. Mikael dan Poltek ATMI dengan mesin CNC-nya, SMK Farmasi dengan obat parem kocok yang hangatnya tahan lama, dan Sekolah Vokasi Universitas Negeri Surakarta (UNS) dengan printer 3D. SMKN 8 yang fokus pada seni juga menampilkan tarian Cakilnya. Sementara itu, PT. ATMI Solo dan PT. ATMI-IGI hadir dan secara simbolis mewakili DUDI dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, P. V. Istanto Pramuja, SJ sebagai ketua Yayasan Karya Bakti Surakarta mengingatkan mengenai komitmen. “Pernikahan menuntut komitmen,” demikian pesan beliau. Memang diharapkan bahwa “pernikahan” vokasi dan DUDI tidak berhenti menjadi slogan belaka. Lebih dalam lagi, dibutuhkan keberanian pihak yang “menikah”: vokasi berkomitmen meningkatkan kualitas SDM-nya, DUDI berkomitmen menggunakan produk vokasi. Bangga dengan Vokasi “Pesta pernikahan” vokasi dengan DUDI ini memang sarat dengan pesan. Selain menggugah, pesan itu pun menggugat. Pesan Wikan yang disarikan pada awal tulisan ini, misalnya. Pada satu sisi, pesan tersebut menggugah para pelaku vokasi agar terus bersemangat dalam menghasilkan SDM siap kerja dan produk-produk inovatif. Rasa minder dan perasaan diri sebagai warga kelas 2 (di bawah SMA atau S1) dibuang jauh-jauh. Di sisi lain, pesan tersebut juga menggugat mereka yang selama ini enggan mendukung pendidikan vokasi. Pihak-pihak yang meremehkan atau tidak melihat kontribusi pendidikan vokasi bagi kemajuan bangsa ini diajak untuk membuka mata dan pemahaman mereka. Dengan riset berkelanjutan sebagai bentuk kerja sama sekolah vokasi-DUDI-pemerintah, diharapkan kualitas produk vokasi pun meningkat dan layak guna. Tantangan pun diberikan oleh Wikan: menunjukkan kebanggaan sebagai orang Indonesia dengan menggunakan produk vokasi, yang pasti merupakan produk buatan Indonesia. “Pesta pernikahan” vokasi dengan DUDI ini pun menjadi momen yang tepat untuk bersyukur atas kontribusi kita melalui karya-karya vokasi, khususnya lewat Kolese PIKA Semarang dan Kolese Mikael Surakarta. Belum lagi kalau menyebut institusi yang menaungi pendidikan kejuruan, baik yang sedang atau pernah kita layani, seperti Universitas Sanata Dharma, ATMI Cikarang, Strada Jakarta, dan Kanisius Semarang. Rasa syukur tersebut kiranya akan memunculkan kedekatan dan rasa memiliki terhadap karya-karya vokasi, bersama dengan kebanggaan kita atas sumbangsih Serikat kepada masyarakat dan Gereja melalui karya-karya lainnya. Rafael Mathando Hinganaday, SJ

Karya Pendidikan

PERESMIAN KAMPUS TIGA POLITEKNIK ATMI SURAKARTA

Bulan Agustus 2020 menjadi momen bersejarah bagi Politeknik ATMI Surakarta. Kampus 3 Politeknik ATMI Surakarta yang terletak di utara Kampus 2 (Kampus Gonzaga, atau yang dulu dikenal dengan Kampus Intercamp, Blulukan) telah selesai dibangun dan siap digunakan. Pembangunan gedung yang memakan waktu sekitar setengah tahun ini bisa terwujud oleh karena hibah yang diberikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia dalam rangka Polytechnic Education Development Project. Kampus 3 ini secara khusus akan digunakan oleh para mahasiswa ATMI dari prodi Mekatronika, Teknik Perancangan Mekanik dan Mesin, dan Perancangan Manufaktur. Sebelum  resmi digunakan, upacara pemberkatan gedung dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2020. Pemberkatan gedung dihadiri oleh para romo, frater, kaprodi, beberapa staf, dan juga perwakilan mahasiswa. Acara yang dihadiri kurang lebih 30 orang tersebut berjalan dengan hikmat dan tentu dengan protokol COVID-19 yang lengkap. Dalam upacara pemberkatan ini, Kampus 3 juga secara resmi disebut sebagai Kampus Arrupe. Pater Pedro Arrupe dipilih menjadi pelindung sekaligus teladan dari kampus ini. Politeknik ATMI menyadari bahwa Politeknik semakin dipanggil untuk berjalan dengan orang miskin dan tersingkir, sesuai dengan Preferensi Kerasulan Universal Serikat Jesus. Oleh karena itu, Pater Pedro Arrupe, seorang Jesuit yang sangat peduli pada orang miskin dan tersingkir, diharapkan menjadi teladan sekaligus pemberi semangat untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Secara khusus, Politeknik ATMI Surakarta ingin mengembangkan pendidikan vokasi maupun industri yang terarah kepada tiga bidang, yakni pertanian, kesehatan, dan teknologi informasi. Ketiga hal tersebut dipilih untuk menjawab tantangan zaman sekarang ini. Pertanian pertama-tama dipilih dengan kesadaran bahwa pertanian menjadi  sumber utama gizi bagi orang muda Indonesia. Tanpa adanya gizi yang baik, tentu orang muda tidak dapat berkembang secara maksimal. Sementara itu, kesehatan dipilih dengan maksud menanggapi situasi pandemi sekarang ini. Terakhir, teknologi informasi dipilih karena melihat perkembangan teknologi yang memang niscaya di dunia kita sekarang ini. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, diharapkan para dosen, instruktur, maupun mahasiswa secara aktif melakukan penelitian maupun inovasi guna memajukan dan mengembangkan ketiga bidang tersebut. Semoga dengan kehadiran Gedung Arrupe ini, Politeknik ATMI Surakarta bertransformasi menjadi institusi yang semakin peka mendengar panggilan zaman dan memberikan wajah yang semakin manusiawi pada teknologi dan dunia industri. Barry Ekaputra, SJ