Hari Orang Tua Seminaris KPP & KPA 2020
Para Nostri Provindo terkasih, lirik lagu karangan (alm.) Arswendo Atmowiloto (OST Film ‘Keluarga Cemara’ yang super hits di layar kaca pada masanya) terdengar mengalun indah di GOR Laudato Si’ Seminari Mertoyudan siang itu. Setelah bernyanyi, para seminaris KPA turun panggung dan memberikan setangkai mawar pada orang tua masing-masing. Suasana syukur, sukacita, dan haru menyelimuti para seminaris Kelas Persiapan Pertama (KPP) & Kelas Persiapan Atas (KPA) beserta keluarga yang hadir.
Hari Orang Tua (HOT) menjadi acara tahunan yang diselenggarakan sebagai tanda berakhirnya 40 hari masa inisiasi awal di Seminari Mertoyudan. Para Seminaris KPP dan KPA telah memulai proses formasi sejak tanggal 12 Juli 2020 yang lalu. Selama masa karantina, mereka tidak berkontak dengan “dunia luar” dan orang tua. Apalagi bagi hampir semua seminaris KPP-KPA, ini adalah pengalaman pertama berpisah jauh dari bapak-simbok. Oleh karena itu, HOT yang dilangsungkan hari Minggu, 23 Agustus 2020 ini menjadi obat rindu sekaligus momen tilik (kunjungan) yang penuh rahmat bagi 57 seminaris KPP dan 17 seminaris KPA.
“Berani Melangkah karena Cinta-Nya”. Nostri terkasih, tema ini dipilih karena lahir dari refleksi para seminaris selama menjalani masa karantina di Seminari. Inilah “vibrasi” pengalaman yang paling kuat dirasakan oleh para seminaris KPP 109 dan KPA 106 selama 40 hari. Para seminaris telah berani melangkahkan kaki di Seminari untuk menanggapi panggilan Tuhan meski harus meninggalkan orangtua, saudara dan sahabat (bdk. Mat 19:29). Rahmat dan cinta Tuhan sendirilah yang dialami, disyukuri dan menggerakkan para seminaris untuk berani menjadi pribadi yang baru, beradaptasi menghayati hidup dan panggilan di Seminari Mertoyudan.
Di tengah Covid-19 ini, HOT dilangsungkan secara sederhana. Acara berjalan cukup lancar dan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan antara lainmembatasi jumlah kehadiran, mewajibkan rapid test, menggunakan masker dan menjaga jarak fisik. Acara HOT diawali dengan Ekaristi syukur yang dipimpin oleh Rm. Provinsial Serikat Jesus, Benedictus Hari Juliawan didampingi oleh Rm. Sardi sebagai Rektor yang akan purna tugas Rm. Budi Go sebagai rektor seminari yang baru dan para pamong (MP & MU). Dalam homilinya, Rm. Benny menekankan bahwa salah satu ciri kesejatian panggilan adalah ketika seseorang mengalami dirinya berubah. Perjumpaan dengan Jesus selalu mengubah pribadi seseorang. Sama halnya para murid yang diwakili Petrus dalam bacaan Injil, mengalami transformasi dalam hidupnya sebagai abdi Tuhan. Peneguhan lain disampaikan oleh Rm. Budi Go dalam sambutannya bahwa panggilan adalah peristiwa iman yang harus disyukuri karena ini sesuatu yang luhur, personal dan dihayati dalam kemerdekaan batin Panggilan tidak tumbuh karena paksaan dari siapapun termasuk orang tua.
Pada dasarnya, kami semakin yakin bahwa keluarga adalah “seminari kecil”, tempat benih panggilan ditabur. Seminari menjadi “rumah formasi” untuk membantu merawat, menyemai benih itu agar tumbuh dan kelak berbuah baik. Boleh menyaksikan dari dekat bagaimana Tuhan sendiri berkarya dalam transformasi hidup dan panggilan seorang seminaris tentulah merupakan konsolasi terbesar bagi kami semua yang berkarya di Seminari Mertoyudan ini. Semoga acara tilik dan perjumpaan hangat seminaris KPP-KPA dengan orangtua meneguhkan langkah orang-orang muda yang kita temani untuk semakin mengenal, mencintai, dan mengikuti Dia lebih dekat lagi. Salam dalam perutusan. St. Petrus Kanisius, doakanlah kami.
Paul Prabowo, SJ