capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Ziarah dalam Gelisah

Date

Pendalaman Spiritualitas Ignatian bertajuk Ziarah dalam Gelisah yang kelima dan keenam kembali digelar pada Jumat, 11 dan 18 November 2022. Webinar buah kerja sama antara Serikat Jesus Provinsi Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Yayasan Basis, dan beberapa karya Jesuit ini cukup menarik minat para pecinta Spiritualitas Ignatian.

Berdamai dengan Diri: Membuka Diri, Belajar Tanpa Henti

Seri kelima webinar ini diselenggarakan secara hybrid di Aula Lantai 5 Perkumpulan Strada, Jl. Gunung Sahari No. 88, Jakarta Pusat, pada Jumat, 11 November 2022 dengan tema Berdamai dengan Diri: Membuka Diri, Belajar Tanpa Henti. Narasumber kali ini adalah Pater Odemus Bei Witono, S.J. Pada kesempatan ini, Pater Bei menyampaikan bahwa mendalami semangat Ignatian dalam pendidikan orang muda adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Serikat Jesus. Ada tiga fokus yang disampaikan Pater Bei. Pertama, kekhasan Pedagogi Ignatian. Kedua, bagaimana penerapan pedagogi Ignatian dalam pendidikan orang-orang muda termasuk di lembaga-lembaga pendidikan. Ketiga, terkait dengan cara atau metode Pedagogi Ignatian yang membantu perkembangan orang muda secara utuh dalam dimensi intelektual, moral, dan spiritual.

Dalam pemaparannya, Pater Bei menjelaskan bahwa membuka diri dan belajar tanpa henti mungkin seperti utopia karena sangat tidak mungkin bila kita belajar terus-menerus tanpa henti. Akan tetapi, hati yang penuh sukacita dan semangat yang berkobar-kobar, seperti yang dialami St. Ignatius, akan menggerakkan kita untuk belajar terus-menerus tanpa henti. Ignasius membayangkan bagaimana manusia diselamatkan sejak ia jatuh pada dosa pertama. Dosa itu membuat relasi dunia dengan Tuhan terputus tetapi justru dalam peristiwa ini Tuhan hadir untuk menyelamatkan.

Tuhan “memilih” profesinya sebagai guru karena Dia ingin hadir dengan cara mencerdaskan kehidupan umat manusia. Rupanya ini ditangkap oleh Ignatius sebagai cara menolong jiwa-jiwa lewat pendidikan. Dia hadir dalam kehidupan ini meski bukan berarti kehadiran Tuhan itu disambut gembira oleh seluruh umat. Meskipun demikian dalam asas dan dasar disebutkan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk memuji, menghormati, dan mengabdi Allah. Peristiwa inkarnasi atau kisah penjelmaan menjadi sapaan yang sangat personal yang ditunjukkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, kita patut bersyukur, bergembira, dan bersukacita. Hati yang terbuka itu seperti oase, mata air yang tidak pernah menjadi kering.

Para peserta webinar dengan penuh antusias ikut berziarah dalam gelisah.
Dokumentasi : HUMAS Strada

Berbicara tentang orang muda berarti berbicara tentang orientasi hidup. Menurut Pedro Arrupe manusia bagi dan bersama sesama berarti semakin orang itu cerdas semakin orang itu punya orientasi hidup yang jelas. Semakin seseorang itu terpelajar dan menjadi manusia bagi sesamanya maka hidupnya semakin bermakna. Artinya, kita tidak pernah berhenti untuk belajar karena kalau kita berhenti belajar kita akan ketinggalan dan kehilangan kesempatan untuk menolong orang lain. Tantangannya adalah bagaimana membangun pondasi itu dalam diri orang-orang muda penerus masa depan. Dalam pendidikan Ignatian, kuncinya adalah cura personalis, AMDG, kesatuan hati dan budi menemukan Tuhan dalam segala. Kalau kita bisa menjadi Leader and Agent of Change, maka seseorang yang tadinya bukan apa-apa akan menjadi luar biasa, karena disapa satu persatu. Kita bisa belajar bagaimana Yesus mengenali seluruh muridnya termasuk kita.

AMDG merupakan kunci bagaimana kita belajar tanpa henti. Ada tiga dasar, yaitu pertama manusia terus berproses, kedua belajar pada Yesus yang senantiasa menunjukkan pada kita jalan keselamatan seperti yang dilakukan oleh Ignasius dalam buku latihan rohani, dan ketiga sekolah-sekolah, termasuk sekolah Katolik, mengisi hal-hal yang baik bagi masyarakat dan bagi sesama. Masyarakat berubah dan kita terus ingin memberikan sesuatu, maka kata kunci terakhir adalah menjadi excellent. Pendidikan Ignasian mengarahkan kita untuk menjadi excellent.

Para peserta tampak antusias mendengarkan penjelasan dari Pater Bei. Peserta yang hadir secara langsung di Aula Lantai 5 Kantor Strada Pusat, Jl. Gunung Sahari No. 88, Jakarta Pusat, menyimak dengan sungguh-sungguh dan secara aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah, dalam pendidikan, apa yang membedakan pendidikan dengan Pedagogi Ignatian dengan pendidikan pada umumnya? Pater Bei memberikan tanggapan dari pengalaman pribadinya. Ketika berumur 10 tahun, waktu pulang sekolah, ia kaget karena rumah sudah dibongkar orang, rata dengan tanah. Terlihat ibunya menangis di balik tumpukan batu bata. Kebahagiaan tercabik-cabik, rasanya marah besar. Cukup lama ia berproses dan berdamai dengan diri sendiri. Bagaimana bisa mengampuni orang yang menggusur rumah. Pater Bei dapat memaafkan orang yang menggusur rumahnya setelah menjadi imam dan melakukan Latihan Rohani. Latihan Rohani dilakukan oleh sekolah yang menerapkan Pedagogi Ignatian. Dalam Latihan Rohani, kita diajarkan tentang asas dan dasar, panggilan Raja, dan kerendahan hati. Guru-guru, karyawan, serta murid-murid yang sudah terbiasa dengan Latihan Rohani, pastinya juga bisa mengampuni orang yang barangkali menyakiti hati dan perasaan kita. Latihan Rohani adalah pergulatan Ignatius sendiri. Kita melihat bagaimana ia meredam seluruh emosi dan cita-citanya hingga akhirnya mampu berdiskresi untuk memutuskan cara mengikuti Tuhan. Sekolah dengan Pedagogi Ignatian tampak dalam nilai-nilai dasar yang ada di sekolah, seperti kejujuran, kedisiplinan, dan keunggulan. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai Ignatian yang diperjuangkan berdasarkan Latihan Rohani.

Belajar tanpa henti bukanlah sesuatu yang tidak nyata atau sesuatu yang mustahil jika kita memiliki cita-cita, niat baik, dan peduli sesama. Kita tetap bisa belajar tanpa henti memaknai hari-hari yang kita lalui dan kita gunakan untuk menjadi berkat bagi sesama yang kita layani, menjadi berkat kemajuan kita semua. Untuk menjadi lebih baik, belajar tanpa henti tidak akan pernah sia-sia. Membuka hati adalah prasyarat untuk belajar tanpa henti. Semoga ini menjadi semangat kita demi semakin besarnya kemuliaan Tuhan.

Berdamai dengan Diri: Iman yang Naif tapi Benar

Pada Jumat, 25 November 2022 sore, rangkaian Pendalaman Spiritualitas Ignatian bertema Ziarah dalam Gelisah kembali berlanjut. Bertempat di Gereja Paroki St. Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta, topik yang diangkat dalam acara ini adalah “Iman yang Naif tapi Benar: Mengenal Maria dan Spiritualitas Jalan Hati dalam Tradisi Ignatian. Kali ini Pater G.P. Sindhunata, S.J., penulis dan penyunting tiga buku yang menjadi bahan utama acara ini, menjadi narasumbernya. Acara ini dihadiri sekitar 100 audiens secara langsung di tempat atau on the spot serta disaksikan pula oleh ribuan lainnya secara daring.

Webinar keenam diselenggarakan di dalam Gereja Antonius, Kotabaru.
Dokumentasi: KOMSOS Kotabaru

Selain menjabarkan isi buku yang ditulisnya, Pater Sindhu juga membagikan beberapa pengalaman pribadinya dalam beriman. Ia menegaskan bahwa iman seringkali tidak dapat diukur dengan logika dan nalar, sehingga terkesan naif. Akan tetapi, iman selalu dapat dirasakan kebenarannya melalui hati. Para Jesuit, termasuk St. Ignatius sendiri, selalu dipanggil untuk menghayati spiritualitasnya lewat jalan hati. Tak mengherankan bila Paus Pius IX menugaskan Serikat Jesus untuk mempromosikan Devosi kepada Hati Kudus Yesus. Bunda Maria adalah contoh sempurna orang yang beriman dengan menyusuri jalan hati tersebut. Mulai dari kesediaannya menerima Kabar Gembira hingga kesetiaannya mendampingi Yesus dalam karya keselamatan-Nya, Maria selalu menyimpan segala sesuatu dalam hatinya. Itulah iman sejati yang walaupun tampak naif dan konyol di mata dunia, sungguh benar adanya di mata Allah. Akhirnya, di tengah dunia yang menawarkan begitu banyak pilihan dan kemungkinan, Pater Sindhu menandaskan pentingnya doa yang sepenuh hati untuk terus memelihara iman kepada Allah.

Kontributor: Hellania, Rini, dan Fr Amadea Prajna, S.J.

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *