100 tahun sudah Kolese St. Ignasius Yogyakarta berdiri dan melahirkan ratusan imam Jesuit. Sebagai ungkapan syukur, panitia ulang tahun 100 tahun Kolsani menyelenggarakan berbagai acara yang dimulai sejak Februari tahun ini. Dimulai dengan tahbisan Imam Jesuit, Sayembara Cipta Karya 100 tahun Kolsani, Seminar Penelitian, dan Misa serta Puncak Acara. Sayembara Cipta Karya 100 tahun Kolsani ini berupa lomba menulis cerpen, cover lagu, desain poster, dan fotografi yang diikuti oleh orang-orang muda.
Puncak acara syukur ulang tahun diselenggarakan pada 25 Juli 2023 di Gereja St. Antonius Padua Kotabaru, Yogyakarta dan kompleks Kolsani. Bersamaan dengan perayaan syukur ulang tahun 100 tahun Kolsani ini beberapa Jesuit juga merayakan pesta Jubilaris. Jubilaris 50 tahun dalam Serikat Jesus PP. Ignatius Loyola Madya Utama, S.J.; Fransiskus Xaverius Mudji Sutrisno, S.J.; Antonius Puja Harsana, S.J.; Antonius Sudiarja, S.J.; Fransiskus Xaverius Widoyoko, S.J.; Michael Windyatmaka, S.J. dan Bruder Mateus Sugiyono, S.J. Jesuit yang merayakan 25 tahun dalam Serikat Jesus yaitu PP. Paulus Bambang Irawan, S.J. dan Odemus Bei Witono, S.J. serta 25 tahun menjadi imam Jesuit PP. Nicolaus Dibyadarmaja, S.J.; Fransiskus Xaverius Murti Hadi Wijayanto, S.J. dan Tarsisius Puspodianto, S.J. Perayaan syukur ini dipimpin oleh Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J. dengan konselebran PP. Paulus Suparno S.J., Andreas Sugijopranoto, S.J., Floribertus Hasto Rosariyanto, S.J., Joannes de Britto Mardikartono Sugita, S.J., Fransiskus Asisi Susilo, S.J. dan Bernhard Kieser, S.J.
Setelah perayaan Ekaristi dilanjutkan perayaan puncak di kompleks kolsani yang dihadiri oleh para Jesuit dan tamu undangan. Dalam acara ini dilaksanakan penyerahan hadiah untuk para pemenang lomba Sayembara Cipta Karya 100 tahun Kolsani. Dimeriahkan pula penampilan dari sanggar tari PSP Anak Pingit, sanggar tari Mahasiswa Mentawai, band OMK Kobar, Kolese JB, Volunteer PSP, Realino, Lintas Agama serta OMK, dan organ tunggal Hadi Soesanto.
Pada tahun 1921 Serikat Jesus Provinsi Netherland membuat keputusan untuk menjadikan Yogyakarta sebagai pendidikan awal calon Jesuit, agar benih panggilan baik pribumi dan misionaris akrab dengan tanah misi. Pada tanggal 18 Februari 1923 diresmikanlah Kolese St. Ignatius, Yogyakarta sebagai tempat formasi calon imam dari jenjang novis, yuniorat filsafat, dan teologi. Ketika zaman penjajahan Jepang, Kolsani sempat ditutup, namun kemudian dapat direbut kembali oleh Pater Djajasepoetra, S.J. Sejak tahun 1954, Kolsani menjadi rumah formasi dan pendidikan bagi frater yang belajar teologi hingga sekarang. Teologi inilah yang membentuk para Jesuit, mereka diajak untuk terlibat dan berkolaborasi dengan masyarakat. Ciri teologi di Kolsani adalah teologi angkat pantat. Istilah tersebut diberikan oleh Pater Kieser, S.J. agar para Jesuit jangan hanya duduk dan membaca teologi, namun bergeraklah keluar dan terlibat di tengah konteks masyarakat.
Kontributor: Komunikator Provindo