Pilgrims of Christ’s Mission

serikat yesus

Formasi Iman

Persembahan Diri Penuh Para Jesuit

Pada 2 Februari 2024, bertepatan dengan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah dan Ekaristi Jumat Pertama, pesta Kaul Akhir empat imam anggota Serikat Jesus dirayakan dengan khidmat di Gereja Santa Theresia Bongsari Semarang. Keempat kaules itu adalah Pater Rudy Chandra Wijaya, S.J., Pater Joseph Mangatur Mangisi Tua Situmorang, S.J., Pater Alexander Hendra Dwi Asmara, S.J., dan Pater Eduardus Didik Cahyono, S.J. Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Provinsial Benedictus Hari Juliawan, S.J. tersebut dihadiri oleh umat, keluarga, dan tersiaris dari Filipina, Thailand, Malaysia, Slovakia, serta Nigeria. Jika Kaul Pertama Serikat Jesus dimaknai sebagai janji Jesuit untuk bergabung dengan Serikat Jesus, Kaul Akhir dimaknai sebagai persembahan secara penuh para Jesuit kepada Serikat. Melalui pengucapan kaul, Jesuit diharapkan meneladani sikap Yesus Kristus yang dengan sukarela mempersembahkan dirinya untuk kemuliaan Allah seperti saat Ia dipersembahkan di Bait Allah dan saat Ia wafat di kayu salib. Dalam homilinya, Pater Benny membawa cerita kehidupan Santo Ignatius Loyola, pendiri Serikat Jesus, yang perlu dicontoh semangatnya. Santo Ignatius yang pada awalnya merupakan prajurit menghadapi tantangan hidup ketika bom kanon mengenai salah satu kakinya dan membuatnya pincang. Setelah mengalami semua itu, Santo Ignatius mendapat panggilan untuk bertobat. Saat hendak berdoa di sebuah gua Maria, ia menanggalkan pedang dan mantel yang merupakan simbol jiwa prajurit dan pangkatnya. Beberapa waktu setelah itu, Santo Ignatius sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan dengan membentuk Serikat Jesus. Pater Benny mengajak umat dan para Jesuit untuk memperhatikan kesanggupan Santo Ignatius dalam melepaskan segala kepunyaannya, keinginan, dan cita-citanya demi mempersembahkan diri kepada Tuhan. Pater Benny mengingatkan bahwa pada akhirnya, setiap manusia akan mempersembahkan diri kepada Tuhan dengan cara yang berbeda-beda. Kesulitan atau tantangan yang akan kita alami dalam upaya tersebut merupakan hal wajar seperti yang terjadi pada Santo Ignatius Loyola. “Pada akhirnya, kita diminta menyerahkan kemerdekaan kita untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan,” ujar Pater Benny. Di akhir Perayaan Ekaristi, Pater Hendra sebagai perwakilan kaules, mengucapkan syukur dan terima kasih kepada keluarga yang telah mendukung perjalanan mereka, komunitas Jesuit tempat mereka melayani, umat, tokoh-tokoh lintas agama, panitia Kaul Akhir Serikat Jesus, dan petugas liturgi yang bertugas selama Perayaan Ekaristi. Pater Hendra memaknai penerimaan Kaul Akhir sebagai keyakinan Serikat Jesus kepada Jesuit untuk hidup seterusnya dalam serikat demi pengabdian dan kemuliaan Allah yang lebih besar. Ia juga memohon doa dan dukungan para seluruh umat yang hadir supaya mereka dapat sungguh-sungguh setia untuk mengemban tugas dalam Serikat Jesus. Kontributor: Agatha Nuansa Natnesia Daniswara – Bongsari

Tahbisan

Menjadi Pewarta Injil yang Berkualitas

“Ada 6 kualitas tertentu yang harus dipenuhi oleh mereka yang layak ditahbiskan sebagai diakon dan imam (nantinya): integritas pribadi-manusiawi, spiritualitas-kerohanian, intelektualitas, pastoral, hidup berkomunitas, dan kesehatan fisik-mental. Semua itu harus diperjuangkan terus menerus agar dapat menjadi pewarta Kabar Sukacita yang efektif bagi banyak orang yang dilayani. Ini tantangan bagi Anda semua seumur hidup sembari terus mengingat bahwa Allahlah yang memilih Anda, bukan sebaliknya.” Itulah pesan penting yang disampaikan Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang dalam Ekaristi Tahbisan Diakon di Kapel Seminari Tinggi St Paulus Kentungan, Yogyakarta pada Kamis, 25 Januari 2024. Dalam kesempatan ini ada 16 frater dari pelbagai macam keuskupan dan kongregasi yang ditahbiskan sebagai diakon oleh Bapak Uskup Rubiyatmoko. Di antara mereka terdapat 4 skolastik Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Diakon (DD) Andreas Aryono Mantiri, S.J., Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha, S.J., Tiro Angelo Daenuwy, S.J., dan Vincentius Doni Erlangga Satriawan, S.J. Turut serta sebagai konselebran dalam Ekaristi tersebut, Pater Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. sebagai Rektor (Superior Lokal) Kolese St. Ignatius (Kolsani) Yogyakarta, Rumah Teologat Provinsi Indonesia. Para diakon tertahbis ini kemudian mendapat perutusan untuk melanjutkan tugas yang saat ini sedang mereka kerjakan. Diakon Andre melanjutkan studi S2 Manajemen di Universitas Atma Jaya Jakarta sembari menjadi pendamping para frater filosofan di Unit Johar Baru, Kolese Hermanum Jakarta. Diakon Doni melanjutkan studi S2 Teknik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sementara itu, Diakon Tiro dan Diakon Bagas melanjutkan studi S2 Teologi dan Licensiat di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma. Setelah Ekaristi, para diakon bersama keluarga serta tamu undangan menuju ke Kolsani untuk makan siang bersama dalam suasana keakraban dan kesederhanaan. Sesuai dengan agenda Provinsi Indonesia, tahbisan imamat akan dilaksanakan pada 31 Juli 2024 bertepatan dengan Hari Raya St. Ignatius Loyola. Kontributor: Sch. Amadea Prajna Putra Mahardika, S.J.

Obituary

Selamat Jalan P. Karl-Edmund Prier, S.J.

Pater Prier lahir di Weinheim, Jerman, 18 September 1937, dari pasangan suami-istri (Alm) Bapak Georg Prier dan (Alm) Ibu Else Prier. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat mencintai dan memiliki pengetahuan luas dalam bidang musik, terutama musik Gereja. Beberapa hari setelah kelahirannya, ia dibaptis di Paroki Weinhem, tepatnya pada 27 September 1937. Ia menghabiskan masa kecil dan mudanya di tanah kelahirannya bersama ayah yang berprofesi sebagai pedagang dan ibunya yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan dasar ia selesaikan di Weinheim (1943- 1948) dan pendidikan menengah ia tempuh di sebuah gimnasium di Viernheim, Jerman (1948-1957). Masuk Serikat Jesus di Neuhausen, Jerman pada 26 April 1957, Frater Prier mengucapkan kaul pertama dalam Serikat Jesus pada 27 April 1959 di novisiat tempat ia masuk. Setelah itu, oleh pembesarnya ia diutus untuk menempuh formasi filsafat di Neuhausen (1959-1962). Kemudian ia berkarya sebagai guru musik di Feldkirch (1962- 1963) sebagai bagian dari tahun pertama Tahap Orientasi Kerasulan (TOK). Selesai TOK tahun pertama di Jerman, ia diutus sebagai misionaris ke Indonesia. Untuk semakin mematangkan orientasi karya di Indonesia, Frater Prier belajar Bahasa Indonesia di Girisonta, Wonosari, dan Semarang selama setahun dan kemudian berkarya sebagai Asisten Pamong Kolese de Britto, Yogyakarta (1965-1966). Seusai menjalani TOK, Frater Prier diutus untuk menjalani formasi teologi di Yogyakarta (1967-1970). Tahbisan diakon ia terima pada 2 September 1969 di Yogyakarta dari tangan Justinus Kardinal Darmoyuwono. Tahbisan sebagai imam ia terima pada 18 Desember 1969 di Yogyakarta, juga dari tangan Kardinal Darmoyuwono. Lima tahun kemudian, Pater Prier menjalani program formasi tersiat di Girisonta selama 10 bulan (31 Januari – 31 Oktober 1974) di bawah bimbingan P A. Soenarja, S.J. Dan pada 2 Januari 1975, ia mengucapkan kaul akhir di Yogyakarta dan diterima oleh Pater A. Setyakarjana, S.J. dengan gradus profes empat kaul. Pater Prier sangat mencintai musik. Oleh karena itu oleh Serikat, ia diberi kepercayaan untuk menggarap banyak lagu inkulturasi untuk nyanyian Gereja. Salah satu karya monumentalnya bersama beberapa musisi Gereja Indonesia adalah Madah Bakti yang diterbitkan oleh Pusat Musik Liturgi (PML). Sebagai seorang imam yang berkecimpung dalam musik Gereja, selain mengerjakan komposisi musik, Pater Prier juga telah menulis beberapa buku dan bermacam artikel mengenai musik liturgi di majalah Umat Baru. Buku yang telah ditulisnya antara lain Sejarah Musik jilid I-III (1991), Menjadi Dirigen (1975), dan Ilmu Harmoni (1973). Selain menulis, ia juga bergiat di kelompok paduan suara Vocalista Sonora berama Paul Widyawan, mengadakan berbagai lokakarya komposisi musik Gereja, memberi pelatihan-pelatihan, dan aneka kegiatan lainnya. Riwayat Tugas Pater Karl-Edmund Prier, S.J. Direktur Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta 1971-2023 Dosen Liturgi IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta 1971-2016 Dosen Musik ISI Yogyakarta 1971-2004 Dosen Musik Gereja FTW Yogyakarta 1971-2013 Konsultor Rumah SJ, Bener Yogyakarta 1985-2024 Ekonom Rumah SJ, Bener Yogyakarta 2007-2022 Bagi Pater Prier, iman itu hidup dalam keragaman budaya-budaya yang ada termasuk di Indonesia. Upaya inkulturasi musik liturgi yang dilakukannya ialah untuk memperkaya penghayatan iman di dalam Gereja. Dan dalam menghayati imannya sebagai imam dalam Serikat Jesus, Pater Prier rela berhadapan dengan maut ketika seorang tidak dikenal menyerangnya saat merayakan Ekaristi di Gereja St. Lidwina, Kali Bedong, Yogyakarta pada 11 Februari 2018. Sebagai gembala, ia tetap memimpin perayaan ekaristi dan tidak lari meninggalkan umat yang dilayaninya. Tiba bulan belakangan kondisi kesehatannya tidak stabil. Beberapa kali ia masuk dan keluar RS Panti Rapih untuk perawatan. Sabtu 20 Januari 2024 pagi, Pater Prier kembali harus dibawa ke RS Panti Rapih. Sejak saat itu, kondisinya memburuk dan akhirnya menghadap Bapa di surga. Ekaristi dan Pemakaman Perayaan Ekaristi penghormatan diadakan Hari : Minggu, 21 Januari 2024 Waktu : 18,00 WIB Tempat : Kapel STKat – Yogyakarta Perayaan Ekaristi Requiem diadakan Hari : Senin, 22 Januari 2024 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Kapel STKat – Yogyakarta Setelah Misa Requiem, jenazah akan diberangkat untuk pemakaman di Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergas, Kab. Semarang.

Obituary

Selamat Jalan Br. Pius Kirja Utama, S.J.

Pada hari Sabtu, 13 Januari 2024, jam 05.32 WIB di RS. Panti Rapih, Yogyakarta telah menghadap Bapa di surga Br Pius Kirja Utama, S.J. dalam usia 75 tahun. Bruder yang ramah ini akrab disapa Bruder Kirja, dan dikenal sebagai seorang dalang wayang kulit. Bruder Kirja lahir di Plasa, Promasan, 4 Mei 1949, dari pasangan (Alm) Bapak Marcellianus Amat Sahid Somakarija dan (Alm) Ibu Wilhelmina Saminem Somakarija. Bruder Kirja menempuh pendidikan dasar (SD dan SMP) di Promasan, dan pendidikan guru di SPG Boro. Lulus SPG, Kirja muda “nyantrik” di Pastoran Gereja Paroki St. Antonius, Muntilan sebagai koster (1974-1975). Rupanya benih panggilannya bersemi di tempat ini, sebab tahun berikutnya ia masuk Novisiat Serikat Jesus di Girisonta pada 31 Desember 1976. Ia memilih menjadi seorang bruder. Dan panggilannya sebagai bruder dihayatinya dengan setia melalui berbagai karya dan komunitas. Setelah selesai menempuh formasi novisiat dan mengucapkan kaul pertama, ia menjalani tahun yuniorat (Jan-Jun 1979). Dan selepas masa ini ia langsung ditugaskan belajar kateketik di STFKat Pradnyawidya, Yogyakarta (1979-1981) di samping melayani di 2 (dua) komunitas yang berbeda (Kolese St. Ignatius dan Kolese St. Robertus Bellarminus Mrican). Pengalaman dan ilmu kateketik yang diperoleh memberinya bekal untuk terlibat dalam pastoral berturut-turut di Paroki St. Isidorus, Sukorejo (1981-1986), Paroki Hati Kudus Yesus, Ganjuran (1986-1987), dan Paroki St. Petrus Kanisius, Wonosari (1987-1993). Bruder Kirja menempuh formasi Tersiat di Girisonta, Agustus 1988-Juni 1989 di bawah bimbingan alm. Pater Ferdinandus Heselaars Hartono SJ. Setelah tersiat ia kemudian mengucapkan kaul akhir dalam Serikat di Gereja St. Antonius, Kotabaru, Yogyakarta pada 31 Juli 1990 di hadapan Pater F.X. Danuwinata SJ, Provinsial kala itu. Sebagai seorang dalang Bruder Kirja menyebut dirinya “Kiai Klumpuk” karena punya hobi nglumpukké (mengumpulkan, mengoleksi) wayang-wayang kulit sedikit demi sedikit hingga mempunyai seperangkat wayang yang memadai untuk pergelaran. Bagi Br. Kirja, mendalang adalah sarana kerasulan. Dengan wayang kulitnya ia hendak menyentuh kedalaman hati pendengarnya dan menaburkan benih-benih dan semangat kerohanian. Riwayat tugas dari kaul akhir sampai wafatnya Pastoral Transmigran Pasir Pangarayan, Riau 1993-1999Asisten Bendahara Seminari Tinggi St. Paulus, Kentungan Yogyakarta 1999-2005Minister Kolese St. Robertus Bellarminus Yogyakarta 2005-2010Anggota Staf SPM Realino Yogyakarta 2010-2024 Kondisi kesehatannya memburuk menjelang akhir tahun 2023 dan harus dilarikan ke RS Panti Rapih. Di sana beliau harus menjalani perawatan intensif dan sempat memperlihatkan tanda-tanda membaik. Namun keadaan kesehatannya cenderung memburuk dan pada Jumat, 12 Januari 2024, kondisinya terus memburuk dan akhirnya menghadap Bapa di surga pada Sabtu, 13 Januari 2024 jam 05.32 WIB. Jenazah Br. Kirja akan disemayamkan di Kolese St. Ignatius, Jl. Abubakar Ali no 1, Yogyakarta pada Sabtu 13 Januari 2024. Misa penghormatan jenazah diadakan pada Sabtu, 13 Januari 2024 jam 18.00 WIB di Kolese St. Ignatius, Yogyakarta. Selanjutnya jenazah akan dibawa ke Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergasuntuk dimakamkan. Misa Requiem dan pemakaman akan diadakan:Hari : Minggu, 14 Januari 2024Jam : 10.00 WIB – selesaiTempat : Taman Makam Maria Ratu Damai, Bergas, Kab. Semarang.dan dilanjutkan dengan pemakaman tempat yang sama.

Pelayanan Masyarakat

“Mencari dan Menemukan Tuhan dalam Segala”

“Carilah Tuhan dalam segala sehingga seluruh dunia penuh dengan kehadiran cinta.” Mungkin kutipan singkat dari Pater Anthony De Mello, S.J. itu dapat menggambarkan isi pengalaman berharga yang kucari dan kutemukan selama aku melanglang buana bersama rekan-rekan terkasih di Seksi Pengabdian Masyarakat (SPM) Realino, Yogyakarta. Kisah yang kubagikan kali ini akan bercerita mengenai orang-orang hebat yang kutemui saat melakukan survei Beasiswa Pendidikan Realino. Kali pertama aku memulai perjalanan ini adalah dengan mengambil kesempatan terlibat membantu pendaftaran dan survei Beasiswa Pendidikan Realino. Secara singkat, beasiswa ini merupakan wadah bagi anak-anak yang mengalami kesulitan finansial untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Di sini, aku melihat banyak sekali orang yang sangat antusias mendaftar. Namun, dibalik antusiasme yang terlihat, ternyata mereka menyimpan segudang permasalahan hidup yang akhirnya membawa mereka sampai ke Realino SPM. Kisah pertama adalah ketika hatiku tersentuh mendengarkan cerita perjuangan seorang ibu yang membesarkan anaknya sendirian dengan segala keterbatasan. Sang ibu bercerita bahwa ia berpisah dengan suaminya karena tidak mau meninggalkan iman kepercayaan demi pasangannya. Hatiku sangat tersentuh. Sang Ibu tetap memegang teguh iman meskipun harus melalui banyak kepahitan di dalam hidupnya. Kisah kedua, aku berjumpa dengan situasi seorang anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya yang sudah berpisah. Kedua orang tuanya sudah tidak mau mengurusnya lagi sejak kecil. Beruntungnya, ada paman dan bibi yang mau merawat dan memperhatikannya, meskipun hidup mereka juga sangat terbatas. Dalam kesempatan refleksi, aku melihat bahwa perceraian atau perpisahan orang tua menjadi hal yang sangat buruk dan sedemikian berdampak pada anak dalam keluarga tersebut. Apalagi ketika anak akhirnya juga harus menjadi korban keegoisan orang tuanya. Kisah ketiga lebih menyayat hati. Seorang ibu yang selain berjuang mencari rezeki demi kebutuhan hidup dan pendidikan, dia juga harus kuat menerima kenyataan anaknya menjadi korban pelecehan seksual dan bullying. Beliau menguatkan hati anaknya di saat hatinya juga hancur. Apalagi seringkali anaknya berpikir bahkan pernah mencoba untuk mengakhiri. Ibu itu berusaha sekuat tenaga mencari sekolah terbaik meskipun sebetulnya tidak sanggup membiayai. Dia punya harapan besar agar anaknya tidak terus-menerus mengalami trauma. Sang ibu, beliau tetap memperjuangkan yang terbaik di tengah segala keterbatasannya. Ketiga kisah di atas adalah pengalaman perjumpaan yang menyentuh pikiran dan hati selama survei beasiswa. Perjumpaan dengan mereka menyadarkanku betapa kuatnya mereka menghadapi dan menjalani hari dengan segala perjuangan jatuh bangun sambil tetap beriman kepada Tuhan. Pada awalnya, aku berefleksi bahwa pasti mereka tidak langsung menerima begitu saja. Namun aku percaya bahwa keikhlasan hati dan kekuatan dari Tuhan menjadikan mereka mampu menerima segala sesuatu yang harus mereka jalani. Sisi pengalaman survei beasiswa lainnya adalah jalur atau rute survei menuju rumah-rumah keluarga calon penerima. Perjalanan survei beasiswa ini tidak selalu mudah dan menyenangkan. Adakalanya kami menemui berbagai tantangan dan kesulitan saat proses survei, seperti harus melewati lokasi yang ekstrem, takut menemui orang jahat, cuaca yang tidak mendukung, jalan yang terjal berkelok-kelok, dan sebagainya. Menariknya ketika hal itu terjadi, dalam refleksiku, Tuhan selalu mengirimkan malaikat-malaikat-Nya dalam wujud sesama manusia untuk menolong kami. Aku memahami itu sebagai bentuk pertolongan Tuhan atas niat baik yang hendak kami lakukan. Sahabatku, Faiz juga selalu menguatkan aku bahwa dengan mengatakan, “Anggaplah ini sebagai bentuk pelayanan dan pengabdian kita kepada Tuhan.” Selain mendapatkan pengalaman tentang kehidupan, kami juga diajarkan untuk dapat membuat pilihan atau keputusan bagi mereka atas beasiswa ini. Menurutku, “membuat pilihan dan keputusan adalah alasan utama kita datang bertemu mereka dan menemukan kehendak Tuhan di dalamnya.” Semoga keputusan yang telah kami sepakati merupakan kehendak Tuhan atas perjuangan dan doa yang mereka panjatkan selama ini. Aku berpesan untuk kita semua, “Jadilah malaikat untuk orang lain kapan pun kau bisa, sebagai cara untuk berterima kasih kepada Tuhan atas cinta yang diberikan kepada kita.” Perjumpaanku dengan mereka menunjukkan kepadaku bahwa bertemu dengan Tuhan bukanlah sebuah kebetulan atau menunggu waktu yang pas. Kita dapat menemukan Tuhan kapanpun dan di manapun, ketika kita mau mencari dan membuka diri akan kehadiran Tuhan. Kontributor: Anny Angelina S – Volunteer SPM Realino

Pelayanan Gereja

Bersukacita Karena Allah Memberi Sukacita

Misa Natal Anak 2023 Paroki Tangerang Natal selalu membawa sukacita bagi umat Paroki Tangerang, terutama anak-anak, karena dirayakan secara khusus di dalam Misa Natal Anak yang jatuh pada Senin, 25 Desember 2023. Sekitar 2500 anak hadir merayakan misa kelahiran Yesus Kristus yang dikoordinasi oleh kakak-kakak pembina Bina Iman Anak (BIA) dan Bina Iman Remaja (BIR). Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pater Yosef Andi Purwono, S.J. Dalam homili, Pater Andi bersama tiga kakak Bina Iman, selain berinteraksi dengan anak-anak, juga mengajak bergembira dan bernyanyi bersamadisertai permainan kecil. “Kita bersukacita karena Allah memberi sukacita,” kata Pater Andi yang baru pertama kali memimpin misa Natal di Paroki Tangerang. Di hari istimewa ini suasana dalam gereja meriah dan menyenangkan. Saat perayaan Ekaristi berlangsung, mereka tampak tenang dan mampu mengikutinya sampai selesai. Setelah misa, anak-anak dengan tertib keluar dan satu per satu mendapatkan bingkisan Natal yang telah disediakan panitia. Kontributor: Redy – Paroki Tangerang

Pelayanan Gereja

Kelahiran Tuhan Membawa Terang Bagi Dunia

Perayaan Natal tahun ini di Gereja St. Antonius Padua Kotabaru dirayakan dengan penuh sukacita dan lebih ramai daripada tahun sebelumnya. Tahun 2022, jumlah umat dalam Perayaan Natal masih dibatasi karena masih dalam masa peralihan dari pandemi covid. Tahun ini, umat sudah lebih bebas untuk datang ke gereja. Gereja Kotabaru pun juga menyediakan tenda di jalan utara Gereja untuk digunakan umat. Pada hari Minggu, 24 Desember 2023, Gereja Kotabaru mengadakan tiga kali Perayaan Ekaristi Malam Natal, yakni pada pukul 17.00 WIB, 20.00 WIB, dan 22.30 WIB (EKM). Juga ada tiga kali Perayaan Ekaristi Natal pada hari Senin, 25 Desember 2023, yakni pada pukul 06.30 WIB, 09.00 WIB (EKA), dan 17.00 WIB (EKR). Mengangkat tema dari Injil Yohanes “Terang Itu Bercahaya di Dalam Kegelapan tetapi Kegelapan Tidak Menguasainya”, Perayaan Natal kali ini mengajak umat untuk menyadari bahwa dalam situasi apapun, Allah akan selalu hadir sebagai cahaya yang membawa harapan dan kedamaian. Ada banyak tantangan dari berbagai macam iklim, kita hadapi dengan jalan kita sendiri sebagaimana telah dituntun oleh terang Tuhan,” ucap Pater Mahar, SJ dalam homilinya pada Perayaan I Malam Natal. Poin yang selaras juga disampaikan Pater Hasto, SJ pada Perayaan II Malam Natal yakni, “Kita diundang untuk terus membangun persaudaraan, kita harus bergandeng tangan dalam menghadapi tantangan dan permasalah dunia.” Pada Perayaan I dan II Malam Natal, Gereja Kotabaru mendapat kehormatan kehadiran Kanjeng Pangeran Haryo Purbodiningrat mewakili Kraton Yogyakarta dan Bapak Singgih Raharjo, Penjabat Walikota Yogyakarta. Hal ini juga menambah sukacita umat Kotabaru karena merupakan dukungan dari pemerintah untuk Perayaan Natal. Perayaan III Malam Natal (EKM) sudah tidak seramai perayaan sebelumnya tetapi tetap dipadati umat terutama kaum muda. EKM dengan penuh kreativitas menawarkan refleksi yang sesuai dengan kaum muda, begitu juga dengan EKA dengan refleksi untuk anak-anak, EKR dengan refleksi untuk para remaja. Perayaan Natal pagi dikhususkan bagi umat lansia. Kontributor: Jessica Juliani – Kotabaru Digital Service

JCAP

Kegembiraan dalam Perjumpaan Personal di SBC Meeting 2023

Sekitar 50 Pater, Frater, dan Bruder skolastik yang berasal dari 12 negara berkumpul di Yogyakarta pada 19-28 Desember 2023 dalam pertemuan SBC (Scholastics and Brothers Circle) Meeting di Kampoeng Media, Yogyakarta. Dalam pertemuan kali ini, mereka belajar bersama tentang evangelisasi digital di tengah derasnya platform digital saat ini. Pada misa penutupan SBC Meeting, Pater Riyo Mursanto, S.J., sebagai delegat formasi JCAP, menegaskan bahwa pertemuan semacam ini memainkan peran penting dalam kerja sama antarprovinsi dan Regio/ Misi di JCAP. Pertemuan semacam ini tidak hanya meningkatkan dan mengkonsolidasikan persahabatan para Jesuit muda dalam formasi, tetapi juga menciptakan visi misi Serikat Jesus yang terbuka dan lebih universal. Yogyakarta dan Jawa Tengah dipilih menjadi salah satu tempat misi untuk para misionaris Belanda pertama yang datang ke Indonesia untuk mewartakan Injil. Oleh karena itu, Yogyakarta adalah tempat yang sangat cocok bagi peserta untuk merefleksikan metode tradisional dalam mewartakan Injil dan memperbarui upaya evangelisasi digital saat ini. Kita mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan kekayaan tradisi Gereja Katolik dalam mengaktualisasikan undangan Yesus Kristus: “Pergilah ke dunia dan beritakan Injil kepada segala makhluk” (Markus 16:15). Misi evangelisasi ini dilokalisasi dalam konteks Gereja di Indonesia. Dalam pertemuan SBC Meeting kali ini, para peserta diajak untuk merefleksikan cara evangelisasi digital di Gereja Indonesia dan juga Serikat Jesus provinsi masing-masing. Beberapa pembicara lokal dan internasional diundang untuk mengisi dan memberikan input pengetahuan serta pengalaman berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan. Paterno Esmaquel II, editor kantor berita Rappler berbasis di Filipina, hadir sebagai pembicara utama. Rappler merupakan kantor berita yang didirikan oleh Maria Ressa, penerima Nobel Perdamaian 2021. Paterno memberikan input pengetahuan tentang evangelisasi digital dari sudut pandang jurnalistik. Sharingnya dimulai dengan memberikan kesadaran akan fenomena loneliness (kesepian) yang dapat muncul di tengah gempuran teknologi AI dan dunia digital saat ini. Selain pembicara internasional, SBC Meeting kali ini juga diisi oleh pembicara lokal dari Indonesia seperti Mateo Jubileo Singgih, orang muda katolik yang aktif di dunia media sosial dan juga sebagai content creator Katolik. Selain melihat dari perspektif Gereja Katolik Indonesia, peserta juga belajar bagaimana kelompok Muslim Indonesia melakukan penyebaran agama Islam di dunia digital melalui sharing dari Savic Ali, pendiri Islami.co dan NU Online. SBC Meeting biasanya diadakan setiap tahun pada masa Adven dan Natal. Dalam pertemuan tahun ini, peserta mendapat kesempatan untuk melihat dan merasakan langsung perayaan Natal di rumah para Guru SD Yayasan Kanisius yang ada di desa-desa di Yogyakarta. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk menyelami tradisi Jawa dalam merayakan Natal di paroki setempat. Kami telah merasakan sukacita Tuhan menyertai kami melalui perjumpaan pribadi dengan masyarakat setempat. Banyak peserta bersaksi bahwa mereka disambut hangat oleh kemurahan hati dan persahabatan orang-orang di sana. Para peserta juga merasakan pengalaman singkat menjadi kelompok minoritas namun tetap merasakan kehangatan dan kerukunan berelasi dengan saudara muslim dan keyakinan lainnya. Mereka juga menimba banyak pelajaran dari kreativitas para Jesuit pertama di Indonesia dalam misi evangelisasi di Jawa Tengah. Selain itu, mereka juga mengagumi semangat inkulturasi evangelisasi di Indonesia yang diwujudkan melalui penggunaan filsafat Jawa dan seni Islam dalam arsitektur gereja yang para peserta kunjungi. Salah satu tujuan penting dari pertemuan SBC Meeting adalah untuk mempererat persahabatan dalam Tuhan di kalangan para muda Jesuit yang berada di wilayah Asia Pasifik. Tuhan selalu memanggil seorang Jesuit dalam suatu komunitas. Bagi Jesuit, komunitas ini adalah komunitas yang menjadi bagian dari tubuh universal, namun terlokalisasi di wilayah tertentu seperti JCAP. Seluruh peserta telah merasakan perjumpaan dengan Tuhan dan sesama sahabat dalam Serikat secara personal dan mendalam. Ini adalah kegembiraan dari perjumpaan pribadi secara langsung, bukan melalui pertemuan zoom seperti yang pernah dirasakan di masa pandemi. Kontributor: SBC Convener