Pilgrims of Christ’s Mission

serikat yesus

Pengumuman A24

PENGUMUMAN KAUL AKHIR

Pater Jenderal Arturo Sosa, S.J. dalam keputusannnya tertanggal 27 November 2023 dan 19 Februari 2024, telah mengundang saudara-saudara kita di bawah ini untuk mengucapkan kaul akhir dalam Serikat Jesus: Kita mengucapkan proficiat untuk saudara kita ini dan membawanya dalam doa-doa kita. Tempat dan tanggal pengucapan kaul akhir akan diumumkan menyusul. Bambang A. Sipayung, S. J. Socius Provinsial SJ Indonesia

Obituary

Selamat Jalan Pater Michael Sastrapratedja, S.J.

Pater Sastrapratedja adalah seorang Jesuit yang telah banyak berkiprah dalam karya pendidikan akademik dan intelektual, khususnya bidang filsafat. Lahir di Kecamatan Kepil, Wonosobo, 22 Oktober 1943, Pater Sastrapratedja adalah putera dari pasangan suami-istri (Alm.) Bapak Bartholomeus Sastrapratedja dan Ibu Cristina Soebandinah. Ia dibaptis pada 25 Oktober 1943 di Kepil, Wonosobo, Keuskupan Purwokerto. Pendidikan dasar ia tempuh di Wonosobo (1949-1955). Setamat SD, Pater Sastrapratedja melanjutkan pendidikan menengah pertama dan pendidikan menengah atas di Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan (1956-1963). Tertarik menjadi Jesuit, ia melamar ke Novisiat Santo Stanislaus, Girisonta dan diterima. Ia memulai formasi novisiat pada 7 September 1963 dan mengucapkan kaul pertamanya pada 8 September 1965. Setelah mengucapkan kaul pertama, ia diminta untuk menjalani program juniorat selama satu tahun (1965-1966) di Kolese Stanislaus, Girisonta. Selesai juniorat, ia ditugasi untuk menjalani formasi filsafat di Fakultas Kepausan Athenaeum, Pune, India (1966-1969). Selesai filsafat, Frater Sastrapratedja menjalani Tahap Orientasi Kerasulan (TOK) sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara (1970-1971). Setelah selesai menjalani formasi TOK dan dirasa siap untuk formasi teologi, Frater Sastrapratedja diutus ke Fakultas Teologi Wedabhakti – Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (waktu itu masih bernama Institut Filsafat dan Teologi, Kentungan) untuk belajar teologi selama tiga tahun (1971-1974). Pater Sastrapratedja menerima tahbisan imam dari tangan Bapak Uskup Justinus Kardinal Darmojuwono pada 3 Desember 1974 di Gereja Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta. Setelah ditahbiskan imam, dalam rentang tahun 1974-1975, Pater Sastrapratedja membantu pelayanan paroki di Muntilan dan Ungaran. Lalu pada tahun 1975, Pater Sastrapratedja diminta untuk menjalani studi khusus bidang filsafat di Universitas Gregoriana, Roma dan lulus sebagai doktor filsafat tahun 1979 dengan disertasi mengenai budaya dan agama. Dalam tahap akhir studinya di Gregoriana, Pater Sastrapratedja menjalani formasi tersiat di Belanda dan Roma di bawah bimbingan Pater J. van Deenen, S.J. (3 Agustus 1978 – 8 Maret 1979). Dua tahun setelah tersiat, tepatnya pada 6 Februari 1981, di hadapan Provinsial Pater Paulus Suradibrata, S.J., Pater Sastrapratedja mengucapkan kaul akhir sebagai profes di Kolese Hermanum, Jakarta. Riwayat Tugas Pater Michael Sastrapratedja, S.J. Pelayanan pastoral di Paroki Muntilan dan Paroki Ungaran – Muntilan, Ungaran – 1974-1975Studi khusus program doktoral filsafat di Universitas Gregoriana – Roma – 1975-1979Tersiat di Nijmegen – Nijmegen, Roma – 1978-1979Ketua STF Driyarkara – Jakarta – 1980-1984Pengajar di STF Driyarkara – Jakarta – 1980-1989Sekretaris Nasional SELA – Jakarta – 1983-1986Pastor Rekan Gereja Santa Theresia – Jakarta – 1988-1989Rektor Universitas Katolik Soegijapranata – Semarang – 1989-1993Rektor Universitas Sanata Dharma – Yogyakarta – 1993-2001Direktur Paska Sarjana merangkap Ketua Program Studi Doktor di STF Driyarkara – Jakarta – 2006-2010Dosen Paska Sarjana di STF Driyarkara – Jakarta -2010-2021Pengajar Epistemologi Budaya di Universitas Negeri Yogyakarta – Yogyakarta – 2007-2019Pendoa bagi Gereja dan Serikat Jesus di Wisma Emmaus – Girisonta – 2021-wafat Pater Sastrapratedja merupakan pribadi yang mempunyai kecintaan dan komitmen untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama filsafat. Komitmen itu ia wujudkan dalam menulis buku filsafat, mengajar dan sekaligus mendorong para dosen-dosen muda untuk memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Tanggal 2 Februari 2024, P. Sastrapratedja dibawa ke RS. Elisabeth, Semarang karena terjatuh di kamar mandi. Analisa dokter menemukan beliau mengalami stroke. Sejak 9 Februari 2024, kondisi kesehatannya menurun sehingga harus dirawat secara intensif di ICU. Kondisi kesehatannya tidak mengalami perbaikan dan cenderung terus menurun hingga akhirnya dinyatakan wafat pada Sabtu, 17 Februari 2024 jam 23.13 WIB.

Kuria Roma

“Napak Tilas bersama Santo Ignatius selama Masa Prapaskah” dengan Aplikasi Jesuit Pilgrimage

“Apa yang akan kita lakukan selama masa Prapaskah?” Ini adalah pertanyaan yang kerap kita ajukan kepada diri sendiri. Jawabannya sering kali berakhir dengan sekadar melakukan apa yang kita lakukan tahun lalu atau bahkan apa yang kita lakukan saat masih kecil!  Di bawah ini beberapa ide untuk menjadikan Prapaskah tahun ini berbeda. “Dalam masa Prapaskah ini, kita diajak mengambil kesempatan terhubung dengan spiritualitas Ignasian dan memperdalam ziarah iman dengan menggunakan aplikasi Jesuit Pilgrimage yang baru,” kata Pater John Dardis SJ, Direktur Biro Komunikasi Kuria Roma. “Minggu demi minggu, kita diajak napak tilas ke tempat-tempat Ignasian yang berbeda melalui “Travel Miles.” “Travel Miles” membawa kita ke tempat yang berbeda di setiap minggu masa Prapaskah. Pamplona, Loyola, Paris, dan Venesia serta Roma. Dari minggu ke minggu, kita dapat menikmati platform yang mudah digunakan yang menganimasi tempat-tempat di atas dengan audiovisual dan konten sejarah yang memukau. Biarkanlah Tuhan sendiri yang menjangkau kita! Berikut ini adalah ikhtisarnya. “Aplikasi ini tersedia dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, dan Italia,” kata Pater Vivian Richard, S.J., direktur proyek aplikasi. “Kami sedang bekerja keras untuk menghadirkan versi bahasa Korea dan Vietnam, dan entah berapa banyak lagi yang akan menyusul. Aplikasi ini bukan hanya sebuah pengalaman wisata tetapi juga sebuah latihan rohani modern.” Untuk itu, kita dapat mengambil bagian dengan dua cara: a. Duduk dan langsung unduh aplikasinya. Setelah itu, lakukan perjalanan dengan penuh gaya, kemudian kita bagikan pengalaman di media sosial dengan tagar #TravelMiles kemudian tag ke Instagram @jesuitglobal dan @jesuitindonesia. b. Jika cukup beruntung dan kita berada di salah satu tempat di atas, lakukan selfie dan bagikan di media sosial dengan tagar #LentWithIgnatius. Jika kita sudah pernah ke sana sebelumnya, tinggal unggah foto dengan tagar #LentWithIgnatius kemudian tag ke Instagram @jesuitglobal dan @jesuitindonesia. Silakan unduh aplikasi Jesuit Pilgrimage dari App Store atau Google Play dan notifikasi khusus akan segera dikirim setiap minggu. Kita hanya perlu mengaktifkan notifikasinya! Mulailah berziarah pada Rabu Abu, 14 Februari 2024. Bergabunglah dan mulailah petualangannya!

Feature

Ketika Kepentingan dan Kemurnian Bercengkrama di Jombor

Tulisan ini hasil refleksi pandangan kami sebagai pihak yang ‘berkepentingan.’ Mulanya, kami datang sebagai tamu yang ‘terpaksa’ terlibat karena sebuah tuntutan dalam organisasi yang menaungi kami, KEMANT UGM. Namun, kepentingan inilah yang pada akhirnya membawa kami mengenal sebuah ‘penerimaan’ berharga dari keluarga Realino SPM. Kami merasa keluarga ini terbentuk karena sebuah panggilan dengan akar kasih dan kerinduan melayani. Panggilan itulah yang terus Realino pegang sebagai sebuah prinsip, ketaatan, dan komitmen dari tahun ke tahun. Bukan suatu kebetulan ketika Keluarga Mahasiswa Antropologi (KEMANT UGM) diperkenalkan salah satu volunteer dari Realino SPM. Dia adalah ketua organisasi kami sendiri. Jika memang disebut kebetulan, maka kebetulan ini layak untuk dirayakan. Proses merayakan dan dirayakan pada tulisan ini, akan kami fokuskan pada kegiatan di Komunitas Belajar Realino (KBR) di Jombor yang berlangsung pada Sabtu, 28 Oktober 2023. Tepatnya saat itu adalah hari Sumpah Pemuda. KEMANT UGM berkolaborasi dengan Realino SPM melakukan sebuah pengabdian sekaligus kontribusi kepada saudara-saudara kita yang terpinggirkan. Tema yang kami angkat adalah keberagaman. Tema ini kemudian dibungkus dalam sebuah aktivitas yang secara tidak langsung melatih kognitif, psikomotorik, dan afektif anak. Pada jenjang TK, kami ajak mereka mewarnai gambar yang melambangkan kebhinekaan. Di kelompok SD kecil, kami kenalkan mereka tentang wayang. Sedangkan di SD besar kami berbagi ilmu ragam motif batik. Sayangnya, anak-anak pada jenjang SMP yang rencananya akan kami perkenalkan pada bentuk-bentuk wilayah Indonesia, tidak hadir hari itu. Aktivitas-aktivitas di atas sepertinya terkesan sederhana. Dalam persiapan, ternyata rencana kegiatan terus mengundang revisi dan perdebatan ringan antara kami KEMANT UGM. Konsep dan rundown yang kami rancang, pada akhirnya tak bisa jadi pegangan. Kami melaksanakannya tanpa ancang-ancang yang cukup baik. Hal-hal tak terduga, kendala yang muncul di hari-H, cukup membuncah dan menguras tenaga. Semua perasaan dan pikiran itu tidak sekejap lenyap ketika kami sudah berada di lokasi. Kami akui ini pengalaman kami yang pertama kali. Rasanya sangat asing. Ada kesulitan membangun relasi dan melakukan pendekatan kepada anak-anak untuk berinteraksi. Kami belajar mencoba memahami setiap pribadi, membuka diri saling menghargai. Kami belajar membiasakan menanggapi dan membangun hubungan emosional dengan anak-anak yang masih polos. Hal paling penting adalah memposisikan diri tidak menjadikan mereka merasa berbeda dari kami, melainkan sahabat. Kami merasa layak dirayakan karena disambut hangat ketulusan Komunitas Realino SPM yang mengabdikan dirinya bagi kemanusiaan. Kami juga merasa dirayakan sebab mendapat kekuatan dan kebahagiaan dari ketulusan anak-anak di Jombor. Kami mampu berproses karena mendapat bimbingan dan arahan teman-teman volunteer Realino. Kami sanggup menjalankan rencana ini karena belajar dari kejujuran dan keterbukaan anak-anak tentang bagaimana mengungkapkan perasaan dan pemikiran mereka. Kami merayakan pengalaman ini dengan penuh sukacita, gelaran tikar sebagai alas bincang-bincang. Ada banyak warna yang tertuang, sekaligus tawa yang terlukis manis. Kepentingan awal kami dan ketulusan perjumpaan berhasil dipersatukan, bersinergi dan bercengkrama untuk satu tujuan sama, kasih yang memanusiakan sesama. Kami, awalnya, merasa kegiatan ini sebatas tanggung jawab pada organisasi. Namun kemudian, ini berubah menjadi rasa empati dan ingin melakukan yang terbaik bagi anak-anak di Jombor. Kami menyadari bahwa mereka memiliki hak dan kelayakan yang sama untuk meraih mimpi sama seperti anak-anak lainnya. Pasti bukan perkara mudah terus berinovasi supaya dapat menarik minat anak-anak setiap minggunya. Bukan perkara mudah pula terus berkomunikasi di tengah kesibukan pribadi dan kuliah. Realino berhasil bertahan di Jombor dan kami harap akan berkembang untuk waktu yang lama. Inilah perayaan yang kami ingin tuangkan melalui tulisan. Kami harap ini dapat memberikan kelegaan dan kekuatan bagi semua yang membaca, juga dapat merasakan ikatan emosional yang kami rasakan selama berdinamika di Jombor. Kontributor: Keluarga Mahasiswa Antropologi (KeMAnt) UGM

Pelayanan Gereja

SMP Negeri 2 Surakarta Belajar Toleransi di Pondok Pesantren

Sabtu, 27 Januari 2024, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin, Demak menerima kunjungan dari SMP Negeri 2 Surakarta. Pimpinan Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin, K.H. Abdul Qodir menerima kunjungan dengan penuh hangat dan kasih. Kunjungan ini menjadi sebuah pelajaran penting bagi SMPN 2 Surakarta untuk belajar mengenai toleransi dari pondok pesantren. SMP Negeri 2 Surakarta mengadakan acara kunjungan ke rumah-rumah ibadah dalam rangka merayakan Natal. Sebanyak 88 siswa-siswi Kristen dan Katolik beserta 8 guru pendamping berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong, Katedral Semarang, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin, dan Vihara Watugong. Setelah mengunjungi keempat rumah ibadah tersebut, siswa-siswi dan guru pendamping diharapkan memiliki pemikiran yang terbuka sehingga toleransi pun semakin bertumbuh. Dalam konteks mengenal Islam, SMP Negeri 2 Surakarta memilih berkunjung ke Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin. Mereka ingin mengenal lebih jauh kehidupan pondok pesantren. Kedatangan siswa-siswi dan guru SMP Negeri 2 Surakarta disambut secara meriah dengan penampilan kesenian rebana. Untuk pertama kalinya mereka melihat secara langsung penampilan kesenian rebana. Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin memiliki tim rebana yang sudah banyak tampil di gereja-gereja Katolik dan Kristen. Para guru merasa terharu dan takjub atas sambutan yang begitu meriah dan hangat. Mereka sungguh bersyukur karena diterima dengan sangat baik dan penuh sukacita. Sambutan dari pihak pesantren mengubah pandangan mereka. Mereka semakin mengenal secara dekat dan tahu seperti apa pola pendidikan yang diterapkan di pesantren. K.H. Abdul Qodir memberikan penjelasan kepada siswa-siswi dan guru bahwa Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin memiliki visi SICMA (Soleh, Inklusif, Cerdas, dan Mampu memimpin). Para santri tidak hanya dididik memiliki kecerdasan tetapi juga dididik memiliki nilai-nilai inklusif. Visi inklusif ditekankan oleh K.H. Abdul Qodir agar para santrinya memiliki pemikiran terbuka sehingga mampu berelasi dengan orang lain tanpa membeda-bedakan agama. Setiap tahun, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin selalu mengadakan program-program penguatan toleransi beragama bagi para santri. Tahun 2023 yang lalu, mereka mengadakan kunjungan ke Dusun Thekelan, Kecamatan Kopeng untuk belajar mengenai agama Budha dan live in di desa Buntu, kecamatan Kejajar Wonosobo untuk melihat keragaman agama. Desa Buntu merupakan desa laboratorium kebhinnekaan. Selain itu, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin menerima beberapa kunjungan dari SMA Kolese Loyola, Jesuit Refugee Service (JRS), dan para Magister Novis JCAP. K.H. Abdul Qodir menceritakan juga bahwa ada frater yang belajar di pesantren ini dan tinggal bersama dengan para santri. K.H. Abdul Qodir ingin berbagi pengalaman kepada siswa-siswi dan guru bahwa visi inklusif dari pesantren bukanlah sekadar jargon manis. Visi inklusif selalu dihidupi di dalam hati dan dilaksanakan dalam tindakan sehari-hari. Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin selalu berusaha membangun jembatan kepada semua orang. Dalam hidup ini, sangat diperlukan membangun jembatan dan bukan membangun sekat. Kita perlu membangun relasi dan berbuat baik kepada semua orang karena inti dari ajaran setiap agama adalah kemanusiaan. Gus Dur pernah mengatakan tidak penting apapun agamamu. Jika kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu. Kontributor: Sch. Wahyu Mega, S.J.

Pelayanan Masyarakat

Kolaborasi Merentang Inspirasi

Perayaan Ulang Tahun ke-102 Penerbit-Percetakan Kanisius dan ke-10 PT Kanisius Bagi insan Kanisius (sebutan untuk karyawan Penerbit-Percetakan Kanisius Yogyakarta) bulan Januari merupakan bulan penuh berkah dan full senyum sukacita. Bagaimana tidak full senyum, bulan Januari adalah momen perayaan ulang tahun Penerbit-Percetakan Kanisius, yang tahun 2024 ini jatuh pada hari Jumat, 26 Januari. Ada beragam rangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh panitia untuk memeriahkan ulang tahun. Tahun ini Penerbit-Percetakan Kanisius genap memasuki usia ke-102. Tentu sebagai salah satu karya Serikat Jesus Provinsi Indonesia ini menjadi salah satu rahmat yang mesti disyukuri, di tengah-tengah ketidakpastian ‘bisnis’ dunia perbukuan dan percetakan, Kanisius masih tetap terus menggulirkan langkah-langkah berkolaborasi dengan banyak pihak. Syukur−Rendah Hati−Murah Hati Ada beberapa acara rutin yang pasti selalu dilaksanakan menjelang puncak acara, tahun ini ada dua acara rutin yang menarik perhatian insan Kanisius. Acara malam refleksi dan apresiasi menjadi acara pertama yang menarik untuk diikuti. Ditemani Pater P. Sunu Hardiyanto, SJ, seluruh insan Kanisius diajak untuk melihat kembali dinamika hidup−baik itu di tempat kerja maupun di tengah keluarga−selama hidup. Ada tiga kata kunci yang diajarkan oleh Pater Sunu untuk berani mensyukuri. Tujuan refleksi karya adalah untuk bersyukur, menghidupi, dan makin membangun semangat kolaboratif. Insan Kanisius diajak untuk bersyukur bahwa dipanggil untuk terlibat dalam pelayanan melalui PT Kanisius. Di tengah situasi yang serba tidak menentu ini, mencari lapangan pekerjaan tentu bukan hal yang mudah. Apalagi persaingan di dunia bisnis yang jauh di luar prediksi. Insan Kanisius diajak untuk kembali mengingat tujuan dari bekerja dan mensyukuri rahmat Allah, bahwa boleh menikmati bekerja di Kanisius. Para peserta juga diajak untuk mensyukuri karya-karya di Kanisius sebagai salah satu bentuk menghidupi kolaborator Missio Dei. Secara lebih konkret, insan Kanisius diajak oleh Pater Sunu untuk menghidupi hidup yang menginspirasi. Bahwa masing-masing insan Kanisius memiliki pengalaman-pengalaman hidup yang beragam, ada saat di atas, ada saat di bawah. Justru dari keberagaman pengalaman itulah insan Kanisius diajak untuk makin menghidupi hidup yang inspiratif. Kata kunci yang dibawa para peserta yang diajarkan oleh Pater Sunu adalah: memiliki rasa syukur, kalau kita mampu bersyukur, kita akan menjadi pribadi yang makin rendah hati. Kalau kita mampu menjadi pribadi yang rendah hati, kita akan makin murah hati. Kolaborasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ko.la.bo.ra.si n (perbuatan) kerja sama n (perbuatan) kerja sama untuk membuat sesuatu. Tindakan kolaborasi ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak saja. Tindakan kolaboratif ini harus dilakukan bersama-sama oleh segenap pihak untuk mewujudkan hidup yang saling menginspirasi. Kolaborasi bisa dilakukan secara internal, saling bersinergi antar bagian di satu tempat kerja. Juga dilakukan secara eksternal, bekerja sama dengan pihak di luar tempat kerja, demi visi yang sama. “Diskresi, bekerja sama, dan bekerja dengan membangun jaringan merupakan tiga perspektif penting bagi cara bertindak kita pada masa kini. Karena Serikat merupakan “suatu tubuh internasional dan multikultural,” berada di dunia yang kompleks, “terpecah dan terpisah-pisah” (KJ 35). Kutipan dari KJ 35 ini rasa-rasanya tetap aktual untuk dilakukan dan diwujudkan, bahkan di tengah dunia yang kompleks saat ini. Proses berkolaborasi tidak datang begitu saja, namun melalui lika-liku perjalanan panjang dan penuh risiko. Untuk berkolaborasi dibutuhkan diskresi, kerja sama, dan jaringan untuk bertindak sesuai visi. Merentang Inspirasi Di usia yang sudah lebih dari 100 tahun ini, PT Kanisius terus-menerus ingin berbagi inspirasi bagi makin banyak orang. Kata merentang dipilih untuk menggambarkan keseriusan untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lain yang memiliki visi yang sama. Inspirasi terus kami gaungkan untuk memberikan sumbangan yang nyata bagi bangsa dan negara, seturut spirit para pendiri kami. Inspirasi akan makin bergaung jika kita berani membangun jejaring. Jejaring membantu memunculkan gagasan-gagasan baru, menjadikan seorang pemimpin makin kreatif dan makin mampu bekerja sama, dengan demikian pekerjaan serta tugas-tugas bisa dilaksanakan secara lebih efektif. Jejaring ini diarahkan untuk mencapai tujuan, tidak demi jejaring itu sendiri, maka diperlukan penegasan rohani. Kontributor: Paulus Widiantoro – PT Kanisius

Feature

Diskusi & Deklarasi Kebangsaan di STF Driyarkara Jakarta

Pada hari Senin, 5 Februari 2024, STF (Sekolah Tinggi Filsafat) Driyarkara Jakarta menggelar sebuah diskusi dan deklarasi kebangsaan mengenai situasi demokrasi akhir-akhir ini. Diskusi dan deklarasi ini bertajuk “Seruan Jembatan Serong II: Nurani Memanggil.” Diskusi dan deklarasi ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya karena pada 27 November 2023, STF Driyarkara telah menginisiasi “Seruan Kebangsaan: Forum Lintas Generasi”, mengenai harapan bangsa di tengah situasi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja. Dalam seruan yang kedua ini, Pater Augustinus Setyo Wibowo, S.J. dan Stefanus Pramono (wartawan Tempo) turut-serta menjadi narasumber forum diskusi, dilanjutkan dengan pernyataan, dan konferensi pers oleh perwakilan civitas academica STF Driyarkara Jakarta. Menyoal Etika Politik dan Bernegara Dalam diskusi mengenai etika politik dan bernegara, Pater Setyo mengawali pemaparannya mengenai etika dan politik Aristoteles. Seperti di dalam kuliah-kuliah Filsafat Yunaninya, Pater Setyo menyegarkan kembali ingatan hadirin yang sebagian besar civitas academica STF Driyarkara dan pernah belajar mengenai ide-ide Filsafat Yunani Kuno. “Etika dan politik bagian rumpun pengetahuan Aristoteles yang tak-terlepas satu sama lain karena bagi Aristoteles hanya lewat hidup berkeutamaan kita bisa bahagia,” kata beliau. Pada akhir pemaparannya, Pater Setyo mengingatkan cita-cita bangsa yang memuat etika politik dan bernegara serta tertuang dalam “Tujuan Negara Alinea ke-4 UUD 1945.” “Itulah tujuan hidup bangsa Indonesia. Itulah kebahagiaan yang hendak dituju saat kita berkomitmen hidup dalam NKRI. Sejak Reformasi 1998, kita berkomitmen bahwa sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah demokrasi yang inspirasi pokoknya adalah kesetaraan. Visi STF Driyarkara adalah mencerahkan budi, mengasah nurani, dan menggerakkan aksi. Peristiwa MK (Mahkamah Konstitusi) dan MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) yang mengaburkan nalar serta mengusik nurani rakyat membuat mulut kami harus berbicara,” tegas Pater Setyo. Apabila Pater Setyo mengantar diskusi dengan pemaparannya seperti di dalam ruang kelas, Stefanus Pramono lebih banyak bercerita sebagaimana profesinya sebagai wartawan Tempo dengan analisis-analisisnya yang bernas. Mas Pram, sapaan akrabnya, juga menyoroti bagaimana kecemasan mengenai demokrasi ini “semakin menjadi” melalui pengalamannya menyimak laporan-laporan Majalah Tempo yang sudah terverifikasi. Mas Pram bercerita bahwa bermula dari 2019, sinyal pelemahan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sudah kuat. Selain itu, bagi Mas Pram berpikir tiga periode saja sudah salah, apalagi mengobrak-abrik konstitusi negara melalui MK. “Ini merupakan proses penghancuran demokrasi dengan melangkahi konstitusi,” tandas Mas Pram yang sering tampil dalam podcast Tempo bernama “Bocor Alus” di YouTube. Mengakhiri cerita-ceritanya, Mas Pram berkata, “Saya tidak anti-Jokowi, saya tidak anti-Prabowo, tapi saya anti-Dinasti Politik.” Pernyataan Terbuka untuk Demokrasi Setelah diskusi di aula STF Driyarkara berakhir, segenap civitas academica STF Driyarkara juga melakukan mimbar bebas berisi pernyataan dan konferensi pers oleh perwakilan mahasiswa dan para dosen STF Driyarkara. Prof. Dr. Magnis Suseno, Dr. Simon L.P. Tjahjadi, dan Dr. Karlina Supelli turut serta berorasi dan menyampaikan pernyataan. Aida Princessa Leonardo sebagai perwakilan mahasiswi STF Driyarkara membuka mimbar bebas melalui orasinya. Dia berorasi tentang keprihatinannya mengenai keadaan demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini menjelang Pemilu 2024, “Kebebasan sipil sedang dilukai.” Pada bagian akhir, dia menyampaikan sebagaimana direfleksikan oleh Prof. Dr. Driyarkara bahwa “Manusia adalah kawan bagi sesamanya.” Selain itu, alumni STF Driyarkara, Pak Arief Susanto, pengajar di Universitas Paramadina, juga turut hadir dan memberi orasi. Pater Magnis menyampaikan tiga hal. Pertama, dalam demokrasi kita harus menerima hasilnya. “Memang perlu dengan kritis dan harus kritis,” kata beliau. Kedua, beliau menghimbau supaya pemilu dapat terselenggara dengan syarat-syaratnya, yakni jujur, adil, sesuai peraturan, dan transparan. Kita mengawasi yang paling bertanggung jawab, yakni Presiden. Ketiga, dalam memilih hendaknya kita mencegah yang paling buruk berkuasa, sebuah ungkapan yang seringkali disampaikan Pater Magnis dan didengarkan masyarakat. Mimbar bebas diakhiri dengan orasi Bu Karlina yang mengingatkan kita semua akan tanggung jawab perguruan tinggi. Beliau juga menuturkan bahwa perguruan tinggi punya sejarah panjang, mengembangkan tradisi, moral, dan kemampuan intelektual. Semua ini tertuang dalam satu: kebenaran demi kemaslahatan bersama dan terejawantahkan dalam moralitas. Perguruan tinggi itu sudah seharusnya mencerahkan masyarakat demi kebaikan umum. Mengutip kata-kata Ki Hajar Dewantoro, ia menuturkan, “Tujuan pendidikan warga-negara yang sejati adalah untuk negara dan masyarakat. Dosen dan mahasiswa punya tanggung jawab moral intelektual, apalagi melihat di negeri ini jabatan telah terdesak luangan-angan kegelapan yang tercederai. Seruan ini disampaikan sebagai seruan moral dan tugas pengabdian masyarakat-nusa-bangsa, bukan kepentingan politik. Marilah kita mendengarkan dan melaksanakan, terutama guru besar dan dosen.” Ia mengajak agar segenap civitas academica jangan membiarkan demokrasi dirusak dan penguasa mempertahankan kekuasaan. Setelah orasi-orasi dalam mimbar bebas dinyatakan, mewakili Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi-seluruh Indonesia, Pater Simon L.P. Tjahjadi sebagai Ketua STF Driyarkara memimpin deklarasi, yang memuat tiga hal pokok, antara lain; Pertama, ingatlah kembali sumpah jabatan Anda untuk berbakti kepada Nusa dan Bangsa serta memenuhi kewajiban Anda seadil-adilnya. Kami meminta Anda berkompas pada hati nurani dan berpegang secara konsekuen pada Pancasila, dasar filsafat dan fundamen moral kita. Kedua, kembalikan keluhuran eksistensi Indonesia dengan menghormati nilai-nilai politik yang diwariskan para Pendiri Bangsa Kita, bukan malah merusaknya lewat berbagai pelanggaran konstitusional dan akal-akalan undang-undang yang menabrak etika berbangsa dan bernegara. Hentikan penyalahgunaan sumber daya negara untuk kepentingan pelanggengan kekuasaan. Selain kepada hukum dan prinsip demokrasi, Anda bertanggung jawab kepada Tuhan. Ketiga, kepada segenap warga Indonesia kami menyerukan agar memanfaatkan hak pilih Anda pada Pemilu 2024 secara bijak, dengan antara lain mencermati rekam jejak para calon presiden dan partai pendukungnya, dalam kesetiaan mereka pada penegakan HAM dan komitmen menghapus praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang telah merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Mari berdoa, berjuang dan bersaksi bagi Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil. Sebagaimana deklarasi ini merupakan perumusan oleh Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi se-Indonesia, pokok-pokok deklarasi itu juga telah ditandatangani oleh (1) Prof. Dr. Armada Riyanto, STFT Widya Sasana, Malang; (2) Dr. Elias Tinambunan, STFT St. Yohanes, P. Siantar; (3) Dr. Otto Gusti Madung, IFTK Ledalero, Maumere; (4) Dr. C.B. Mulyatno, Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma; (5) Dr. Barnabas Ohoiwutun, STF Seminari Pineleng, Minahasa; (6) Drs. Y. Subani, Lic. Iur. Can., Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira, Kupang. Pemilu: Orkestrasi Moral, bukan Orkestrasi Elektoral Belaka Diskusi dan deklarasi ini semakin mendesak mengingat masyarakat Indonesia tengah merayakan pesta demokrasi dalam pemilu. Di tengah pesta demokrasi ini, situasi demokrasi di Indonesia tampak sedang tidak baik-baik saja, mendung kian gelap di langit politik Indonesia. Ada

Kuria Roma

Program Pelatihan Menyeluruh tentang Safeguarding

Untuk semakin mengembangkan budaya dan lingkungan aman dalam komunitas Jesuit global, Serikat telah meluncurkan program pendidikan dan pelatihan menyeluruh yang bertujuan untuk melindungi anak di bawah umur dan orang dewasa rentan. Inisiatif ini, atau dikenal dengan nama Program Promosi Budaya Perlindungan yang Konsisten (Promotion of a Consistent Culture of Protection atau PCCP), akan diterapkan di seluruh ranah kerasulan Serikat Jesus yang mencakup pendidikan pra-sekolah menengah dan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan informal, karya-karya sosio-pastoral, formasi Jesuit, iman dan spiritualitas, dan jejaring global. PCCP telah disebut oleh Pater Jendral Arturo Sosa, S.J. dalam De Statu Societatis 2023. Audit global PCCP yang diselesaikan tahun 2022 mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan atau lokakarya yang berkualitas yang mendorong perumusan program global ini. Setelah konsultasi ekstensif dengan para Superior Mayor, para Delegat Safeguarding di tingkat Konferensi, berbagai Sekretariat dan jejaringnya, akhirnya usulan pelatihan menyeluruh atau komprehensif mengenai safeguarding disetujui pada Juni 2023. Pater Jenderal telah menunjuk Pater John Guiney, S.J. menjadi Koordinator dan Dr. Sandra Racionero-Plaza sebagai Asisten. Mereka akan memulai bekerja pada Januari 2024 hingga tiga tahun ke depan. Mereka bertanggung jawab mengorganisasi dan mengimplementasikan program pelatihan ini dalam kolaborasi dengan semua Provinsi dan karya Serikat Jesus di seluruh dunia. Dalam surat yang ditujukan kepada semua Superior Mayor tertanggal 8 Desember 2023, Pater Jenderal menekankan pentingnya Program PCCP yang baru sebagai langkah maju yang signifikan dalam mengemban misi bersama untuk menghapuskan tindak pelecehan, seperti yang diuraikan dalam poin kedua Preferensi Kerasulan Universal, Berjalan bersama Mereka yang Tersisih. Program ini dipandang sebagai inisiatif strategis dan berdampak sosial karena berkontribusi pada upaya yang sedang dilakukan Serikat, yaitu menciptakan budaya perlindungan bagi seluruh anggotanya. Fokusnya adalah merancang program pelatihan dan mengembangkan kurikulum khusus untuk setiap ranah karya kerasulan. Para Presiden Konferensi dan Tim Delegasi memainkan peran penting dalam memastikan pelaksanaan program yang efektif. Pater Jenderal telah menyerukan pentingnya kolaborasi, partisipasi, dan dukungan dari semua Provinsi dan bekerja keras sehingga program ini dapat memenuhi mandat ambisius seperti ditetapkan dalam KJ 36, yaitu menciptakan budaya perlindungan dan keamanan yang konsisten. Selain itu, Serikat juga merayakan tonggak sejarah lainnya pada 8 Desember 2023 yaitu dengan diterbitkannya edisi terbaru Promotio Iustitiae yang sepenuhnya didedikasikan bagi PCCP. Publikasi ini berfungsi sebagai dokumen utama yang menawarkan wawasan tentang sejarah PCCP dan kontribusi keenam Konferensi, menyoroti pengalaman konkret dalam mendampingi korban, mengembangkan kebijakan dan protokol, dan contoh-contoh keberhasilan dari upaya pencegahan di berbagai lingkungan pendidikan dan masyarakat umum. Dalam edisi ini, diterbitkan dalam empat bahasa dan tersedia akses terbuka, juga menampilkan refleksi tentang pelatihan dan formasi yang diperlukan. Jaringan-jaringan utama Serikat universal, seperti Jesuit Refugee Service, Fe y Alegria, dan Xavier Network, telah memberikan kontribusi dalam edisi ini dan semakin memperkaya pemahaman menyeluruh mengenai upaya-upaya perlindungan di komunitas-komunitas Jesuit kita. Serikat Jesus, selain mendorong disebarluaskannya Promotio Iustitiae edisi terbaru ini, juga mengharapkan partisipasi aktif dari semua anggota untuk mempromosikan misi perlindungan dan budaya aman ini bagi seluruh keluarga besar Ignasian. Anda dapat mengunduh dokumen Promotio Iustitae: A Journey to Justice and Hope di sini. Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel “Society of Jesus Launches Comprehensive Safeguarding Training Programme” dalam https://jcapsj.org/2024/01/society-of-jesus-launches-comprehensive-safeguarding-training-programme/ Artikel ini diterjemahkan dengan penyesuaian oleh Tim Sekretariat SJ Provindo pada tanggal 31 Januari 2024.