Pilgrims of Christ’s Mission

Jesuits

Pelayanan Gereja

SMP Negeri 2 Surakarta Belajar Toleransi di Pondok Pesantren

Sabtu, 27 Januari 2024, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin, Demak menerima kunjungan dari SMP Negeri 2 Surakarta. Pimpinan Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin, K.H. Abdul Qodir menerima kunjungan dengan penuh hangat dan kasih. Kunjungan ini menjadi sebuah pelajaran penting bagi SMPN 2 Surakarta untuk belajar mengenai toleransi dari pondok pesantren. SMP Negeri 2 Surakarta mengadakan acara kunjungan ke rumah-rumah ibadah dalam rangka merayakan Natal. Sebanyak 88 siswa-siswi Kristen dan Katolik beserta 8 guru pendamping berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong, Katedral Semarang, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin, dan Vihara Watugong. Setelah mengunjungi keempat rumah ibadah tersebut, siswa-siswi dan guru pendamping diharapkan memiliki pemikiran yang terbuka sehingga toleransi pun semakin bertumbuh. Dalam konteks mengenal Islam, SMP Negeri 2 Surakarta memilih berkunjung ke Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin. Mereka ingin mengenal lebih jauh kehidupan pondok pesantren. Kedatangan siswa-siswi dan guru SMP Negeri 2 Surakarta disambut secara meriah dengan penampilan kesenian rebana. Untuk pertama kalinya mereka melihat secara langsung penampilan kesenian rebana. Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin memiliki tim rebana yang sudah banyak tampil di gereja-gereja Katolik dan Kristen. Para guru merasa terharu dan takjub atas sambutan yang begitu meriah dan hangat. Mereka sungguh bersyukur karena diterima dengan sangat baik dan penuh sukacita. Sambutan dari pihak pesantren mengubah pandangan mereka. Mereka semakin mengenal secara dekat dan tahu seperti apa pola pendidikan yang diterapkan di pesantren. K.H. Abdul Qodir memberikan penjelasan kepada siswa-siswi dan guru bahwa Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin memiliki visi SICMA (Soleh, Inklusif, Cerdas, dan Mampu memimpin). Para santri tidak hanya dididik memiliki kecerdasan tetapi juga dididik memiliki nilai-nilai inklusif. Visi inklusif ditekankan oleh K.H. Abdul Qodir agar para santrinya memiliki pemikiran terbuka sehingga mampu berelasi dengan orang lain tanpa membeda-bedakan agama. Setiap tahun, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin selalu mengadakan program-program penguatan toleransi beragama bagi para santri. Tahun 2023 yang lalu, mereka mengadakan kunjungan ke Dusun Thekelan, Kecamatan Kopeng untuk belajar mengenai agama Budha dan live in di desa Buntu, kecamatan Kejajar Wonosobo untuk melihat keragaman agama. Desa Buntu merupakan desa laboratorium kebhinnekaan. Selain itu, Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin menerima beberapa kunjungan dari SMA Kolese Loyola, Jesuit Refugee Service (JRS), dan para Magister Novis JCAP. K.H. Abdul Qodir menceritakan juga bahwa ada frater yang belajar di pesantren ini dan tinggal bersama dengan para santri. K.H. Abdul Qodir ingin berbagi pengalaman kepada siswa-siswi dan guru bahwa visi inklusif dari pesantren bukanlah sekadar jargon manis. Visi inklusif selalu dihidupi di dalam hati dan dilaksanakan dalam tindakan sehari-hari. Pondok Pesantren Roudhotus Sholihin selalu berusaha membangun jembatan kepada semua orang. Dalam hidup ini, sangat diperlukan membangun jembatan dan bukan membangun sekat. Kita perlu membangun relasi dan berbuat baik kepada semua orang karena inti dari ajaran setiap agama adalah kemanusiaan. Gus Dur pernah mengatakan tidak penting apapun agamamu. Jika kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agamamu. Kontributor: Sch. Wahyu Mega, S.J.

Pelayanan Masyarakat

Kolaborasi Merentang Inspirasi

Perayaan Ulang Tahun ke-102 Penerbit-Percetakan Kanisius dan ke-10 PT Kanisius Bagi insan Kanisius (sebutan untuk karyawan Penerbit-Percetakan Kanisius Yogyakarta) bulan Januari merupakan bulan penuh berkah dan full senyum sukacita. Bagaimana tidak full senyum, bulan Januari adalah momen perayaan ulang tahun Penerbit-Percetakan Kanisius, yang tahun 2024 ini jatuh pada hari Jumat, 26 Januari. Ada beragam rangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh panitia untuk memeriahkan ulang tahun. Tahun ini Penerbit-Percetakan Kanisius genap memasuki usia ke-102. Tentu sebagai salah satu karya Serikat Jesus Provinsi Indonesia ini menjadi salah satu rahmat yang mesti disyukuri, di tengah-tengah ketidakpastian ‘bisnis’ dunia perbukuan dan percetakan, Kanisius masih tetap terus menggulirkan langkah-langkah berkolaborasi dengan banyak pihak. Syukur−Rendah Hati−Murah Hati Ada beberapa acara rutin yang pasti selalu dilaksanakan menjelang puncak acara, tahun ini ada dua acara rutin yang menarik perhatian insan Kanisius. Acara malam refleksi dan apresiasi menjadi acara pertama yang menarik untuk diikuti. Ditemani Pater P. Sunu Hardiyanto, SJ, seluruh insan Kanisius diajak untuk melihat kembali dinamika hidup−baik itu di tempat kerja maupun di tengah keluarga−selama hidup. Ada tiga kata kunci yang diajarkan oleh Pater Sunu untuk berani mensyukuri. Tujuan refleksi karya adalah untuk bersyukur, menghidupi, dan makin membangun semangat kolaboratif. Insan Kanisius diajak untuk bersyukur bahwa dipanggil untuk terlibat dalam pelayanan melalui PT Kanisius. Di tengah situasi yang serba tidak menentu ini, mencari lapangan pekerjaan tentu bukan hal yang mudah. Apalagi persaingan di dunia bisnis yang jauh di luar prediksi. Insan Kanisius diajak untuk kembali mengingat tujuan dari bekerja dan mensyukuri rahmat Allah, bahwa boleh menikmati bekerja di Kanisius. Para peserta juga diajak untuk mensyukuri karya-karya di Kanisius sebagai salah satu bentuk menghidupi kolaborator Missio Dei. Secara lebih konkret, insan Kanisius diajak oleh Pater Sunu untuk menghidupi hidup yang menginspirasi. Bahwa masing-masing insan Kanisius memiliki pengalaman-pengalaman hidup yang beragam, ada saat di atas, ada saat di bawah. Justru dari keberagaman pengalaman itulah insan Kanisius diajak untuk makin menghidupi hidup yang inspiratif. Kata kunci yang dibawa para peserta yang diajarkan oleh Pater Sunu adalah: memiliki rasa syukur, kalau kita mampu bersyukur, kita akan menjadi pribadi yang makin rendah hati. Kalau kita mampu menjadi pribadi yang rendah hati, kita akan makin murah hati. Kolaborasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ko.la.bo.ra.si n (perbuatan) kerja sama n (perbuatan) kerja sama untuk membuat sesuatu. Tindakan kolaborasi ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak saja. Tindakan kolaboratif ini harus dilakukan bersama-sama oleh segenap pihak untuk mewujudkan hidup yang saling menginspirasi. Kolaborasi bisa dilakukan secara internal, saling bersinergi antar bagian di satu tempat kerja. Juga dilakukan secara eksternal, bekerja sama dengan pihak di luar tempat kerja, demi visi yang sama. “Diskresi, bekerja sama, dan bekerja dengan membangun jaringan merupakan tiga perspektif penting bagi cara bertindak kita pada masa kini. Karena Serikat merupakan “suatu tubuh internasional dan multikultural,” berada di dunia yang kompleks, “terpecah dan terpisah-pisah” (KJ 35). Kutipan dari KJ 35 ini rasa-rasanya tetap aktual untuk dilakukan dan diwujudkan, bahkan di tengah dunia yang kompleks saat ini. Proses berkolaborasi tidak datang begitu saja, namun melalui lika-liku perjalanan panjang dan penuh risiko. Untuk berkolaborasi dibutuhkan diskresi, kerja sama, dan jaringan untuk bertindak sesuai visi. Merentang Inspirasi Di usia yang sudah lebih dari 100 tahun ini, PT Kanisius terus-menerus ingin berbagi inspirasi bagi makin banyak orang. Kata merentang dipilih untuk menggambarkan keseriusan untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lain yang memiliki visi yang sama. Inspirasi terus kami gaungkan untuk memberikan sumbangan yang nyata bagi bangsa dan negara, seturut spirit para pendiri kami. Inspirasi akan makin bergaung jika kita berani membangun jejaring. Jejaring membantu memunculkan gagasan-gagasan baru, menjadikan seorang pemimpin makin kreatif dan makin mampu bekerja sama, dengan demikian pekerjaan serta tugas-tugas bisa dilaksanakan secara lebih efektif. Jejaring ini diarahkan untuk mencapai tujuan, tidak demi jejaring itu sendiri, maka diperlukan penegasan rohani. Kontributor: Paulus Widiantoro – PT Kanisius

Feature

Diskusi & Deklarasi Kebangsaan di STF Driyarkara Jakarta

Pada hari Senin, 5 Februari 2024, STF (Sekolah Tinggi Filsafat) Driyarkara Jakarta menggelar sebuah diskusi dan deklarasi kebangsaan mengenai situasi demokrasi akhir-akhir ini. Diskusi dan deklarasi ini bertajuk “Seruan Jembatan Serong II: Nurani Memanggil.” Diskusi dan deklarasi ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya karena pada 27 November 2023, STF Driyarkara telah menginisiasi “Seruan Kebangsaan: Forum Lintas Generasi”, mengenai harapan bangsa di tengah situasi bangsa yang sedang tidak baik-baik saja. Dalam seruan yang kedua ini, Pater Augustinus Setyo Wibowo, S.J. dan Stefanus Pramono (wartawan Tempo) turut-serta menjadi narasumber forum diskusi, dilanjutkan dengan pernyataan, dan konferensi pers oleh perwakilan civitas academica STF Driyarkara Jakarta. Menyoal Etika Politik dan Bernegara Dalam diskusi mengenai etika politik dan bernegara, Pater Setyo mengawali pemaparannya mengenai etika dan politik Aristoteles. Seperti di dalam kuliah-kuliah Filsafat Yunaninya, Pater Setyo menyegarkan kembali ingatan hadirin yang sebagian besar civitas academica STF Driyarkara dan pernah belajar mengenai ide-ide Filsafat Yunani Kuno. “Etika dan politik bagian rumpun pengetahuan Aristoteles yang tak-terlepas satu sama lain karena bagi Aristoteles hanya lewat hidup berkeutamaan kita bisa bahagia,” kata beliau. Pada akhir pemaparannya, Pater Setyo mengingatkan cita-cita bangsa yang memuat etika politik dan bernegara serta tertuang dalam “Tujuan Negara Alinea ke-4 UUD 1945.” “Itulah tujuan hidup bangsa Indonesia. Itulah kebahagiaan yang hendak dituju saat kita berkomitmen hidup dalam NKRI. Sejak Reformasi 1998, kita berkomitmen bahwa sarana untuk mencapai tujuan tersebut adalah demokrasi yang inspirasi pokoknya adalah kesetaraan. Visi STF Driyarkara adalah mencerahkan budi, mengasah nurani, dan menggerakkan aksi. Peristiwa MK (Mahkamah Konstitusi) dan MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) yang mengaburkan nalar serta mengusik nurani rakyat membuat mulut kami harus berbicara,” tegas Pater Setyo. Apabila Pater Setyo mengantar diskusi dengan pemaparannya seperti di dalam ruang kelas, Stefanus Pramono lebih banyak bercerita sebagaimana profesinya sebagai wartawan Tempo dengan analisis-analisisnya yang bernas. Mas Pram, sapaan akrabnya, juga menyoroti bagaimana kecemasan mengenai demokrasi ini “semakin menjadi” melalui pengalamannya menyimak laporan-laporan Majalah Tempo yang sudah terverifikasi. Mas Pram bercerita bahwa bermula dari 2019, sinyal pelemahan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sudah kuat. Selain itu, bagi Mas Pram berpikir tiga periode saja sudah salah, apalagi mengobrak-abrik konstitusi negara melalui MK. “Ini merupakan proses penghancuran demokrasi dengan melangkahi konstitusi,” tandas Mas Pram yang sering tampil dalam podcast Tempo bernama “Bocor Alus” di YouTube. Mengakhiri cerita-ceritanya, Mas Pram berkata, “Saya tidak anti-Jokowi, saya tidak anti-Prabowo, tapi saya anti-Dinasti Politik.” Pernyataan Terbuka untuk Demokrasi Setelah diskusi di aula STF Driyarkara berakhir, segenap civitas academica STF Driyarkara juga melakukan mimbar bebas berisi pernyataan dan konferensi pers oleh perwakilan mahasiswa dan para dosen STF Driyarkara. Prof. Dr. Magnis Suseno, Dr. Simon L.P. Tjahjadi, dan Dr. Karlina Supelli turut serta berorasi dan menyampaikan pernyataan. Aida Princessa Leonardo sebagai perwakilan mahasiswi STF Driyarkara membuka mimbar bebas melalui orasinya. Dia berorasi tentang keprihatinannya mengenai keadaan demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini menjelang Pemilu 2024, “Kebebasan sipil sedang dilukai.” Pada bagian akhir, dia menyampaikan sebagaimana direfleksikan oleh Prof. Dr. Driyarkara bahwa “Manusia adalah kawan bagi sesamanya.” Selain itu, alumni STF Driyarkara, Pak Arief Susanto, pengajar di Universitas Paramadina, juga turut hadir dan memberi orasi. Pater Magnis menyampaikan tiga hal. Pertama, dalam demokrasi kita harus menerima hasilnya. “Memang perlu dengan kritis dan harus kritis,” kata beliau. Kedua, beliau menghimbau supaya pemilu dapat terselenggara dengan syarat-syaratnya, yakni jujur, adil, sesuai peraturan, dan transparan. Kita mengawasi yang paling bertanggung jawab, yakni Presiden. Ketiga, dalam memilih hendaknya kita mencegah yang paling buruk berkuasa, sebuah ungkapan yang seringkali disampaikan Pater Magnis dan didengarkan masyarakat. Mimbar bebas diakhiri dengan orasi Bu Karlina yang mengingatkan kita semua akan tanggung jawab perguruan tinggi. Beliau juga menuturkan bahwa perguruan tinggi punya sejarah panjang, mengembangkan tradisi, moral, dan kemampuan intelektual. Semua ini tertuang dalam satu: kebenaran demi kemaslahatan bersama dan terejawantahkan dalam moralitas. Perguruan tinggi itu sudah seharusnya mencerahkan masyarakat demi kebaikan umum. Mengutip kata-kata Ki Hajar Dewantoro, ia menuturkan, “Tujuan pendidikan warga-negara yang sejati adalah untuk negara dan masyarakat. Dosen dan mahasiswa punya tanggung jawab moral intelektual, apalagi melihat di negeri ini jabatan telah terdesak luangan-angan kegelapan yang tercederai. Seruan ini disampaikan sebagai seruan moral dan tugas pengabdian masyarakat-nusa-bangsa, bukan kepentingan politik. Marilah kita mendengarkan dan melaksanakan, terutama guru besar dan dosen.” Ia mengajak agar segenap civitas academica jangan membiarkan demokrasi dirusak dan penguasa mempertahankan kekuasaan. Setelah orasi-orasi dalam mimbar bebas dinyatakan, mewakili Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi-seluruh Indonesia, Pater Simon L.P. Tjahjadi sebagai Ketua STF Driyarkara memimpin deklarasi, yang memuat tiga hal pokok, antara lain; Pertama, ingatlah kembali sumpah jabatan Anda untuk berbakti kepada Nusa dan Bangsa serta memenuhi kewajiban Anda seadil-adilnya. Kami meminta Anda berkompas pada hati nurani dan berpegang secara konsekuen pada Pancasila, dasar filsafat dan fundamen moral kita. Kedua, kembalikan keluhuran eksistensi Indonesia dengan menghormati nilai-nilai politik yang diwariskan para Pendiri Bangsa Kita, bukan malah merusaknya lewat berbagai pelanggaran konstitusional dan akal-akalan undang-undang yang menabrak etika berbangsa dan bernegara. Hentikan penyalahgunaan sumber daya negara untuk kepentingan pelanggengan kekuasaan. Selain kepada hukum dan prinsip demokrasi, Anda bertanggung jawab kepada Tuhan. Ketiga, kepada segenap warga Indonesia kami menyerukan agar memanfaatkan hak pilih Anda pada Pemilu 2024 secara bijak, dengan antara lain mencermati rekam jejak para calon presiden dan partai pendukungnya, dalam kesetiaan mereka pada penegakan HAM dan komitmen menghapus praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang telah merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Mari berdoa, berjuang dan bersaksi bagi Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil. Sebagaimana deklarasi ini merupakan perumusan oleh Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi se-Indonesia, pokok-pokok deklarasi itu juga telah ditandatangani oleh (1) Prof. Dr. Armada Riyanto, STFT Widya Sasana, Malang; (2) Dr. Elias Tinambunan, STFT St. Yohanes, P. Siantar; (3) Dr. Otto Gusti Madung, IFTK Ledalero, Maumere; (4) Dr. C.B. Mulyatno, Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma; (5) Dr. Barnabas Ohoiwutun, STF Seminari Pineleng, Minahasa; (6) Drs. Y. Subani, Lic. Iur. Can., Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira, Kupang. Pemilu: Orkestrasi Moral, bukan Orkestrasi Elektoral Belaka Diskusi dan deklarasi ini semakin mendesak mengingat masyarakat Indonesia tengah merayakan pesta demokrasi dalam pemilu. Di tengah pesta demokrasi ini, situasi demokrasi di Indonesia tampak sedang tidak baik-baik saja, mendung kian gelap di langit politik Indonesia. Ada

Kuria Roma

Program Pelatihan Menyeluruh tentang Safeguarding

Untuk semakin mengembangkan budaya dan lingkungan aman dalam komunitas Jesuit global, Serikat telah meluncurkan program pendidikan dan pelatihan menyeluruh yang bertujuan untuk melindungi anak di bawah umur dan orang dewasa rentan. Inisiatif ini, atau dikenal dengan nama Program Promosi Budaya Perlindungan yang Konsisten (Promotion of a Consistent Culture of Protection atau PCCP), akan diterapkan di seluruh ranah kerasulan Serikat Jesus yang mencakup pendidikan pra-sekolah menengah dan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan informal, karya-karya sosio-pastoral, formasi Jesuit, iman dan spiritualitas, dan jejaring global. PCCP telah disebut oleh Pater Jendral Arturo Sosa, S.J. dalam De Statu Societatis 2023. Audit global PCCP yang diselesaikan tahun 2022 mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan atau lokakarya yang berkualitas yang mendorong perumusan program global ini. Setelah konsultasi ekstensif dengan para Superior Mayor, para Delegat Safeguarding di tingkat Konferensi, berbagai Sekretariat dan jejaringnya, akhirnya usulan pelatihan menyeluruh atau komprehensif mengenai safeguarding disetujui pada Juni 2023. Pater Jenderal telah menunjuk Pater John Guiney, S.J. menjadi Koordinator dan Dr. Sandra Racionero-Plaza sebagai Asisten. Mereka akan memulai bekerja pada Januari 2024 hingga tiga tahun ke depan. Mereka bertanggung jawab mengorganisasi dan mengimplementasikan program pelatihan ini dalam kolaborasi dengan semua Provinsi dan karya Serikat Jesus di seluruh dunia. Dalam surat yang ditujukan kepada semua Superior Mayor tertanggal 8 Desember 2023, Pater Jenderal menekankan pentingnya Program PCCP yang baru sebagai langkah maju yang signifikan dalam mengemban misi bersama untuk menghapuskan tindak pelecehan, seperti yang diuraikan dalam poin kedua Preferensi Kerasulan Universal, Berjalan bersama Mereka yang Tersisih. Program ini dipandang sebagai inisiatif strategis dan berdampak sosial karena berkontribusi pada upaya yang sedang dilakukan Serikat, yaitu menciptakan budaya perlindungan bagi seluruh anggotanya. Fokusnya adalah merancang program pelatihan dan mengembangkan kurikulum khusus untuk setiap ranah karya kerasulan. Para Presiden Konferensi dan Tim Delegasi memainkan peran penting dalam memastikan pelaksanaan program yang efektif. Pater Jenderal telah menyerukan pentingnya kolaborasi, partisipasi, dan dukungan dari semua Provinsi dan bekerja keras sehingga program ini dapat memenuhi mandat ambisius seperti ditetapkan dalam KJ 36, yaitu menciptakan budaya perlindungan dan keamanan yang konsisten. Selain itu, Serikat juga merayakan tonggak sejarah lainnya pada 8 Desember 2023 yaitu dengan diterbitkannya edisi terbaru Promotio Iustitiae yang sepenuhnya didedikasikan bagi PCCP. Publikasi ini berfungsi sebagai dokumen utama yang menawarkan wawasan tentang sejarah PCCP dan kontribusi keenam Konferensi, menyoroti pengalaman konkret dalam mendampingi korban, mengembangkan kebijakan dan protokol, dan contoh-contoh keberhasilan dari upaya pencegahan di berbagai lingkungan pendidikan dan masyarakat umum. Dalam edisi ini, diterbitkan dalam empat bahasa dan tersedia akses terbuka, juga menampilkan refleksi tentang pelatihan dan formasi yang diperlukan. Jaringan-jaringan utama Serikat universal, seperti Jesuit Refugee Service, Fe y Alegria, dan Xavier Network, telah memberikan kontribusi dalam edisi ini dan semakin memperkaya pemahaman menyeluruh mengenai upaya-upaya perlindungan di komunitas-komunitas Jesuit kita. Serikat Jesus, selain mendorong disebarluaskannya Promotio Iustitiae edisi terbaru ini, juga mengharapkan partisipasi aktif dari semua anggota untuk mempromosikan misi perlindungan dan budaya aman ini bagi seluruh keluarga besar Ignasian. Anda dapat mengunduh dokumen Promotio Iustitae: A Journey to Justice and Hope di sini. Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel “Society of Jesus Launches Comprehensive Safeguarding Training Programme” dalam https://jcapsj.org/2024/01/society-of-jesus-launches-comprehensive-safeguarding-training-programme/ Artikel ini diterjemahkan dengan penyesuaian oleh Tim Sekretariat SJ Provindo pada tanggal 31 Januari 2024.

Formasi Iman

Persembahan Diri Penuh Para Jesuit

Pada 2 Februari 2024, bertepatan dengan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah dan Ekaristi Jumat Pertama, pesta Kaul Akhir empat imam anggota Serikat Jesus dirayakan dengan khidmat di Gereja Santa Theresia Bongsari Semarang. Keempat kaules itu adalah Pater Rudy Chandra Wijaya, S.J., Pater Joseph Mangatur Mangisi Tua Situmorang, S.J., Pater Alexander Hendra Dwi Asmara, S.J., dan Pater Eduardus Didik Cahyono, S.J. Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Provinsial Benedictus Hari Juliawan, S.J. tersebut dihadiri oleh umat, keluarga, dan tersiaris dari Filipina, Thailand, Malaysia, Slovakia, serta Nigeria. Jika Kaul Pertama Serikat Jesus dimaknai sebagai janji Jesuit untuk bergabung dengan Serikat Jesus, Kaul Akhir dimaknai sebagai persembahan secara penuh para Jesuit kepada Serikat. Melalui pengucapan kaul, Jesuit diharapkan meneladani sikap Yesus Kristus yang dengan sukarela mempersembahkan dirinya untuk kemuliaan Allah seperti saat Ia dipersembahkan di Bait Allah dan saat Ia wafat di kayu salib. Dalam homilinya, Pater Benny membawa cerita kehidupan Santo Ignatius Loyola, pendiri Serikat Jesus, yang perlu dicontoh semangatnya. Santo Ignatius yang pada awalnya merupakan prajurit menghadapi tantangan hidup ketika bom kanon mengenai salah satu kakinya dan membuatnya pincang. Setelah mengalami semua itu, Santo Ignatius mendapat panggilan untuk bertobat. Saat hendak berdoa di sebuah gua Maria, ia menanggalkan pedang dan mantel yang merupakan simbol jiwa prajurit dan pangkatnya. Beberapa waktu setelah itu, Santo Ignatius sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan dengan membentuk Serikat Jesus. Pater Benny mengajak umat dan para Jesuit untuk memperhatikan kesanggupan Santo Ignatius dalam melepaskan segala kepunyaannya, keinginan, dan cita-citanya demi mempersembahkan diri kepada Tuhan. Pater Benny mengingatkan bahwa pada akhirnya, setiap manusia akan mempersembahkan diri kepada Tuhan dengan cara yang berbeda-beda. Kesulitan atau tantangan yang akan kita alami dalam upaya tersebut merupakan hal wajar seperti yang terjadi pada Santo Ignatius Loyola. “Pada akhirnya, kita diminta menyerahkan kemerdekaan kita untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan,” ujar Pater Benny. Di akhir Perayaan Ekaristi, Pater Hendra sebagai perwakilan kaules, mengucapkan syukur dan terima kasih kepada keluarga yang telah mendukung perjalanan mereka, komunitas Jesuit tempat mereka melayani, umat, tokoh-tokoh lintas agama, panitia Kaul Akhir Serikat Jesus, dan petugas liturgi yang bertugas selama Perayaan Ekaristi. Pater Hendra memaknai penerimaan Kaul Akhir sebagai keyakinan Serikat Jesus kepada Jesuit untuk hidup seterusnya dalam serikat demi pengabdian dan kemuliaan Allah yang lebih besar. Ia juga memohon doa dan dukungan para seluruh umat yang hadir supaya mereka dapat sungguh-sungguh setia untuk mengemban tugas dalam Serikat Jesus. Kontributor: Agatha Nuansa Natnesia Daniswara – Bongsari

Tahbisan

Menjadi Pewarta Injil yang Berkualitas

“Ada 6 kualitas tertentu yang harus dipenuhi oleh mereka yang layak ditahbiskan sebagai diakon dan imam (nantinya): integritas pribadi-manusiawi, spiritualitas-kerohanian, intelektualitas, pastoral, hidup berkomunitas, dan kesehatan fisik-mental. Semua itu harus diperjuangkan terus menerus agar dapat menjadi pewarta Kabar Sukacita yang efektif bagi banyak orang yang dilayani. Ini tantangan bagi Anda semua seumur hidup sembari terus mengingat bahwa Allahlah yang memilih Anda, bukan sebaliknya.” Itulah pesan penting yang disampaikan Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang dalam Ekaristi Tahbisan Diakon di Kapel Seminari Tinggi St Paulus Kentungan, Yogyakarta pada Kamis, 25 Januari 2024. Dalam kesempatan ini ada 16 frater dari pelbagai macam keuskupan dan kongregasi yang ditahbiskan sebagai diakon oleh Bapak Uskup Rubiyatmoko. Di antara mereka terdapat 4 skolastik Serikat Jesus Provinsi Indonesia, yakni Diakon (DD) Andreas Aryono Mantiri, S.J., Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha, S.J., Tiro Angelo Daenuwy, S.J., dan Vincentius Doni Erlangga Satriawan, S.J. Turut serta sebagai konselebran dalam Ekaristi tersebut, Pater Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. sebagai Rektor (Superior Lokal) Kolese St. Ignatius (Kolsani) Yogyakarta, Rumah Teologat Provinsi Indonesia. Para diakon tertahbis ini kemudian mendapat perutusan untuk melanjutkan tugas yang saat ini sedang mereka kerjakan. Diakon Andre melanjutkan studi S2 Manajemen di Universitas Atma Jaya Jakarta sembari menjadi pendamping para frater filosofan di Unit Johar Baru, Kolese Hermanum Jakarta. Diakon Doni melanjutkan studi S2 Teknik di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sementara itu, Diakon Tiro dan Diakon Bagas melanjutkan studi S2 Teologi dan Licensiat di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma. Setelah Ekaristi, para diakon bersama keluarga serta tamu undangan menuju ke Kolsani untuk makan siang bersama dalam suasana keakraban dan kesederhanaan. Sesuai dengan agenda Provinsi Indonesia, tahbisan imamat akan dilaksanakan pada 31 Juli 2024 bertepatan dengan Hari Raya St. Ignatius Loyola. Kontributor: Sch. Amadea Prajna Putra Mahardika, S.J.

Obituary

Selamat Jalan P. Karl-Edmund Prier, S.J.

Pater Prier lahir di Weinheim, Jerman, 18 September 1937, dari pasangan suami-istri (Alm) Bapak Georg Prier dan (Alm) Ibu Else Prier. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat mencintai dan memiliki pengetahuan luas dalam bidang musik, terutama musik Gereja. Beberapa hari setelah kelahirannya, ia dibaptis di Paroki Weinhem, tepatnya pada 27 September 1937. Ia menghabiskan masa kecil dan mudanya di tanah kelahirannya bersama ayah yang berprofesi sebagai pedagang dan ibunya yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan dasar ia selesaikan di Weinheim (1943- 1948) dan pendidikan menengah ia tempuh di sebuah gimnasium di Viernheim, Jerman (1948-1957). Masuk Serikat Jesus di Neuhausen, Jerman pada 26 April 1957, Frater Prier mengucapkan kaul pertama dalam Serikat Jesus pada 27 April 1959 di novisiat tempat ia masuk. Setelah itu, oleh pembesarnya ia diutus untuk menempuh formasi filsafat di Neuhausen (1959-1962). Kemudian ia berkarya sebagai guru musik di Feldkirch (1962- 1963) sebagai bagian dari tahun pertama Tahap Orientasi Kerasulan (TOK). Selesai TOK tahun pertama di Jerman, ia diutus sebagai misionaris ke Indonesia. Untuk semakin mematangkan orientasi karya di Indonesia, Frater Prier belajar Bahasa Indonesia di Girisonta, Wonosari, dan Semarang selama setahun dan kemudian berkarya sebagai Asisten Pamong Kolese de Britto, Yogyakarta (1965-1966). Seusai menjalani TOK, Frater Prier diutus untuk menjalani formasi teologi di Yogyakarta (1967-1970). Tahbisan diakon ia terima pada 2 September 1969 di Yogyakarta dari tangan Justinus Kardinal Darmoyuwono. Tahbisan sebagai imam ia terima pada 18 Desember 1969 di Yogyakarta, juga dari tangan Kardinal Darmoyuwono. Lima tahun kemudian, Pater Prier menjalani program formasi tersiat di Girisonta selama 10 bulan (31 Januari – 31 Oktober 1974) di bawah bimbingan P A. Soenarja, S.J. Dan pada 2 Januari 1975, ia mengucapkan kaul akhir di Yogyakarta dan diterima oleh Pater A. Setyakarjana, S.J. dengan gradus profes empat kaul. Pater Prier sangat mencintai musik. Oleh karena itu oleh Serikat, ia diberi kepercayaan untuk menggarap banyak lagu inkulturasi untuk nyanyian Gereja. Salah satu karya monumentalnya bersama beberapa musisi Gereja Indonesia adalah Madah Bakti yang diterbitkan oleh Pusat Musik Liturgi (PML). Sebagai seorang imam yang berkecimpung dalam musik Gereja, selain mengerjakan komposisi musik, Pater Prier juga telah menulis beberapa buku dan bermacam artikel mengenai musik liturgi di majalah Umat Baru. Buku yang telah ditulisnya antara lain Sejarah Musik jilid I-III (1991), Menjadi Dirigen (1975), dan Ilmu Harmoni (1973). Selain menulis, ia juga bergiat di kelompok paduan suara Vocalista Sonora berama Paul Widyawan, mengadakan berbagai lokakarya komposisi musik Gereja, memberi pelatihan-pelatihan, dan aneka kegiatan lainnya. Riwayat Tugas Pater Karl-Edmund Prier, S.J. Direktur Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta 1971-2023 Dosen Liturgi IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta 1971-2016 Dosen Musik ISI Yogyakarta 1971-2004 Dosen Musik Gereja FTW Yogyakarta 1971-2013 Konsultor Rumah SJ, Bener Yogyakarta 1985-2024 Ekonom Rumah SJ, Bener Yogyakarta 2007-2022 Bagi Pater Prier, iman itu hidup dalam keragaman budaya-budaya yang ada termasuk di Indonesia. Upaya inkulturasi musik liturgi yang dilakukannya ialah untuk memperkaya penghayatan iman di dalam Gereja. Dan dalam menghayati imannya sebagai imam dalam Serikat Jesus, Pater Prier rela berhadapan dengan maut ketika seorang tidak dikenal menyerangnya saat merayakan Ekaristi di Gereja St. Lidwina, Kali Bedong, Yogyakarta pada 11 Februari 2018. Sebagai gembala, ia tetap memimpin perayaan ekaristi dan tidak lari meninggalkan umat yang dilayaninya. Tiba bulan belakangan kondisi kesehatannya tidak stabil. Beberapa kali ia masuk dan keluar RS Panti Rapih untuk perawatan. Sabtu 20 Januari 2024 pagi, Pater Prier kembali harus dibawa ke RS Panti Rapih. Sejak saat itu, kondisinya memburuk dan akhirnya menghadap Bapa di surga. Ekaristi dan Pemakaman Perayaan Ekaristi penghormatan diadakan Hari : Minggu, 21 Januari 2024 Waktu : 18,00 WIB Tempat : Kapel STKat – Yogyakarta Perayaan Ekaristi Requiem diadakan Hari : Senin, 22 Januari 2024 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Kapel STKat – Yogyakarta Setelah Misa Requiem, jenazah akan diberangkat untuk pemakaman di Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergas, Kab. Semarang.

Obituary

Selamat Jalan Br. Pius Kirja Utama, S.J.

Pada hari Sabtu, 13 Januari 2024, jam 05.32 WIB di RS. Panti Rapih, Yogyakarta telah menghadap Bapa di surga Br Pius Kirja Utama, S.J. dalam usia 75 tahun. Bruder yang ramah ini akrab disapa Bruder Kirja, dan dikenal sebagai seorang dalang wayang kulit. Bruder Kirja lahir di Plasa, Promasan, 4 Mei 1949, dari pasangan (Alm) Bapak Marcellianus Amat Sahid Somakarija dan (Alm) Ibu Wilhelmina Saminem Somakarija. Bruder Kirja menempuh pendidikan dasar (SD dan SMP) di Promasan, dan pendidikan guru di SPG Boro. Lulus SPG, Kirja muda “nyantrik” di Pastoran Gereja Paroki St. Antonius, Muntilan sebagai koster (1974-1975). Rupanya benih panggilannya bersemi di tempat ini, sebab tahun berikutnya ia masuk Novisiat Serikat Jesus di Girisonta pada 31 Desember 1976. Ia memilih menjadi seorang bruder. Dan panggilannya sebagai bruder dihayatinya dengan setia melalui berbagai karya dan komunitas. Setelah selesai menempuh formasi novisiat dan mengucapkan kaul pertama, ia menjalani tahun yuniorat (Jan-Jun 1979). Dan selepas masa ini ia langsung ditugaskan belajar kateketik di STFKat Pradnyawidya, Yogyakarta (1979-1981) di samping melayani di 2 (dua) komunitas yang berbeda (Kolese St. Ignatius dan Kolese St. Robertus Bellarminus Mrican). Pengalaman dan ilmu kateketik yang diperoleh memberinya bekal untuk terlibat dalam pastoral berturut-turut di Paroki St. Isidorus, Sukorejo (1981-1986), Paroki Hati Kudus Yesus, Ganjuran (1986-1987), dan Paroki St. Petrus Kanisius, Wonosari (1987-1993). Bruder Kirja menempuh formasi Tersiat di Girisonta, Agustus 1988-Juni 1989 di bawah bimbingan alm. Pater Ferdinandus Heselaars Hartono SJ. Setelah tersiat ia kemudian mengucapkan kaul akhir dalam Serikat di Gereja St. Antonius, Kotabaru, Yogyakarta pada 31 Juli 1990 di hadapan Pater F.X. Danuwinata SJ, Provinsial kala itu. Sebagai seorang dalang Bruder Kirja menyebut dirinya “Kiai Klumpuk” karena punya hobi nglumpukké (mengumpulkan, mengoleksi) wayang-wayang kulit sedikit demi sedikit hingga mempunyai seperangkat wayang yang memadai untuk pergelaran. Bagi Br. Kirja, mendalang adalah sarana kerasulan. Dengan wayang kulitnya ia hendak menyentuh kedalaman hati pendengarnya dan menaburkan benih-benih dan semangat kerohanian. Riwayat tugas dari kaul akhir sampai wafatnya Pastoral Transmigran Pasir Pangarayan, Riau 1993-1999Asisten Bendahara Seminari Tinggi St. Paulus, Kentungan Yogyakarta 1999-2005Minister Kolese St. Robertus Bellarminus Yogyakarta 2005-2010Anggota Staf SPM Realino Yogyakarta 2010-2024 Kondisi kesehatannya memburuk menjelang akhir tahun 2023 dan harus dilarikan ke RS Panti Rapih. Di sana beliau harus menjalani perawatan intensif dan sempat memperlihatkan tanda-tanda membaik. Namun keadaan kesehatannya cenderung memburuk dan pada Jumat, 12 Januari 2024, kondisinya terus memburuk dan akhirnya menghadap Bapa di surga pada Sabtu, 13 Januari 2024 jam 05.32 WIB. Jenazah Br. Kirja akan disemayamkan di Kolese St. Ignatius, Jl. Abubakar Ali no 1, Yogyakarta pada Sabtu 13 Januari 2024. Misa penghormatan jenazah diadakan pada Sabtu, 13 Januari 2024 jam 18.00 WIB di Kolese St. Ignatius, Yogyakarta. Selanjutnya jenazah akan dibawa ke Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergasuntuk dimakamkan. Misa Requiem dan pemakaman akan diadakan:Hari : Minggu, 14 Januari 2024Jam : 10.00 WIB – selesaiTempat : Taman Makam Maria Ratu Damai, Bergas, Kab. Semarang.dan dilanjutkan dengan pemakaman tempat yang sama.