capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Oleh-Oleh dari Chiang Rai

Date

Pada 19-26 Desember 2022, perwakilan skolastik SJ di JCAP berkesempatan mengikuti workshop SBC (Scholastics and Brothers Circle) di Chiang Rai, Thailand. SBC edisi 2022 diadakan di Xavier Learning Community (XLC), sebuah tempat berudara sejuk yang menjadi rumah pendidikan khas Jesuit bagi orang muda di Thailand. Dalam SBC tersebut, sekitar 50 skolastik dari berbagai negara terlibat untuk saling berjumpa dan menimba inspirasi. Tema yang diangkat dalam SBC kali ini adalah Kerasulan Orang Muda dan Promosi Panggilan. Kami tidak bisa membawakan khanom jeen naam ngiaw, khao soi, jin tup atau makanan khas Thailand utara lainnya. Aneka makanan itu ya paling enak dinikmati di ‘habitatnya’ langsung. Namun demikian, semoga cerita singkat ini boleh menjadi oleh-oleh yang bisa dinikmati bersama.

Gereja, Rumah bagi Orang Muda

Kegiatan workshop dalam SBC dibuka dengan audiensi bersama Mgr. Silvio Siripong Charatsri, Uskup Keuskupan Chanthaburi. Meskipun keuskupannya berada cukup jauh dari Chiang Rai, beliau berkenan hadir karena sangat menaruh perhatian pada orang muda. Dalam kesempatan tersebut, Mgr. Siripong mengatakan bahwa ada tiga hal yang hendaknya perlu disadari dalam diskusi yang terjadi. Pertama, orang muda sebagai bagian pokok dalam Gereja. Kedua, Gereja sebagai rumah bagi orang muda. Ketiga, membangun prakarsa untuk membuat Gereja terbuka bagi orang muda. Mgr. Siripong juga menekankan pentingnya para Jesuit untuk berakar dalam Kristus dan dengannya bertumbuh dalam iman. Hanya dengannya, kita dapat menemani orang muda di dalam karya-karya kerasulan kita.

Untuk memperkaya diskusi, para skolastik juga diminta untuk membagikan pengalamannya dalam kerasulan orang muda di Provinsi masing-masing. Para skolastik Indonesia dan para skolastik dari berbagai Provinsi juga membagikan pengalaman kerasulan-kerasulan orang muda dalam konteks masing-masing. Presentasi terasa menarik karena kami semakin mengetahui prakarsa-prakarsa kreatif dari berbagai negara untuk lebih menyapa semakin banyak orang muda di tengah tantangan dan peluang yang ada. Energi orang muda makin terasa ketika diadakan presentasi budaya dari masing-masing negara dan perayaan natal bersama para siswa-siswi XLC.

Pater Riyo Mursanto, S.J. koordinator delegat formasi JCAP, memberi sambutan pembuka dalam SBC 2022.
Dokumentasi: Penulis

Mendengarkan dan Menjadi Teladan Kebijaksanaan Orang Muda

Diskusi yang terjadi selama SBC menjadi semakin kontekstual karena menghadirkan berbagai narasumber. Salah satu yang inspiratif adalah hadirnya seorang imam diosesan dan beberapa kolaborator awam yang begitu menaruh perhatian pada kerasulan orang muda di Thailand dimana Katolik merupakan agama minoritas. Pada sesi lain, Mrs. Montira Hokjarean mengajak kami untuk menyadari pentingnya lebih banyak “mendengarkan” orang muda yang hidup di tengah situasi dunia dewasa ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, generasi muda menjadi lebih beragam dan unik. Oleh karena itu, mendengarkan menjadi kunci untuk memahami orang muda. Kehadiran para narasumber awam yang kompeten dalam dunia orang muda, membawa kami pada sebuah kesadaran bahwa generation gap dapat terjadi meskipun kerasulan orang muda ditangani oleh orang muda.

Dalam diskusi dan perbincangan selanjutnya, para peserta SBC semakin menyadari bahwa para Jesuit diundang untuk terlibat dalam konteks kehidupan muda sebagai representasi Gereja. Dalam suatu diskusi, P Ted Gonzales, S.J., imam Jesuit dari Filipina, menyampaikan refleksinya bahwa orang muda pada dasarnya memerlukan teladan kebijaksanaan. Di situlah para Jesuit harus berperan di zaman ini. Sementara itu saudari Meechar Moppo, seorang murid XLC, memberikan konfirmasi bahwa yang orang muda paling butuhkan adalah para religius yang tak sekadar meminta mereka untuk membaca Kitab Suci dan menghadiri kelas katekismus. Orang muda butuh diajak dan diinspirasi ketika menghidupi iman dalam tindakan konkret. Dia berharap supaya para Jesuit menemani orang muda untuk menjadi men and women for and with others.

Mgr. Silvio Siripong Charatsri memberi audiensi pembuka.
Dokumentasi: Penulis

Urgensi Promosi Panggilan

Aspek Promosi Panggilan juga menjadi salah satu menu utama dalam workshop SBC. Dalam sharing pengalamannya, P Sarayuth Konsupap, S.J., seorang mam Jesuit muda dari Thailand jebolan STF Driyarkara yang lebih populer dengan sebutan “Romo Thep”, mengajak kami untuk merenungkan hidup orang muda dalam konteks Promosi Panggilan. Sebagai Jesuit kita masing-masing merupakan promotor panggilan dan oleh karena itu Promosi Panggilan yang terbaik adalah dengan kesaksian hidup kita sehari-hari sebagai Jesuit. Kami sungguh terkesan dengan cerita P Miguel Garaizábal, S.J. (Superior Regio Thailand) tentang bagaimana para Jesuit mengembangkan panggilan di Thailand dengan kesaksian hidup mereka. Menarik bahwa P Garaizábal dan Romo Thep merefleksikan panggilan di Thailand itu ibarat seekor gajah yang sedang mengandung. Lama sekali baru melahirkan, itupun hanya melahirkan satu.

Pelayanan orang muda dan promosi panggilan merupakan dua hal yang saling berhubungan. Sejalan dengan pelayanan orang muda, P Eric Escandor, S.J. sebagai Jesuit yang saat ini berkarya sebagai full-timer Promotor Panggilan (vocation promoter) bagi Provinsi Filipina mengatakan bahwa yang terpenting dalam promosi panggilan orang muda adalah menemani mereka untuk mengalami perjumpaan personal (personal encounter) dengan Allah sendiri. Pada akhirnya, pilihan menjadi Jesuit atau tidak merupakan buah perjumpaan itu. Apa yang ditegaskan oleh Romo Thep dan P Eric Escandor menggugah kami. Muncul pertanyaan yang menggugat kami, yaitu apakah aku selama ini sudah menjadi Promotor Panggilan melalui sikap dan cara bertindakku?

Meechair Mopo and Puritchaya Santimanokul, murid Xavier Learning Community, memberi testimoni sebagai perwakilan orang muda.
Dokumentasi: Penulis

Bukan Hanya di Indonesia

SBC adalah kesempatan untuk mengalami perjumpaan dengan Jesuit dari berbagai negara dan latar belakang. Sepuluh hari kami merasakan apa yang disebut dengan Serikat Jesus Universal. Di tengah perbedaan yang ada, kami hadir di Chiang Rai dalam kesatuan dengan orang-orang yang menjiwai Latihan Rohani St. Ignatius Loyola dan menghidupi nilai-nilai keserikatan. Dalam sambutan penutup SBC 2022, P Tony Moreno, S.J., Presiden JCAP, memberi pesan bahwa, “Panggilan kita itu universal, tidak hanya terbatas dalam provinsi tempat asal masing-masing. Marilah kita mohon rahmat Roh Kudus supaya membesarkan hati siapapun untuk berani diutus ke luar dan ke dalam di tempat yang semakin membuahkan rahmat.”

Fr. Septian, Fr. Robert, Fr. Ferry, Fr. Andre mewakili SBC 2022 dari Provinsi Indonesia.
Dokumentasi: Penulis

Kontributor: Frs. Andre Mantiri SJ, Robert Kalis Jati SJ, Ferry Setiawan SJ, Peter Seng Dan SJ

More
articles

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *