Pada 26-28 Desember 2019 lalu diselenggarakan pertemuan para yesuit imam dan bruder muda di Rumah Retret Hening Griya Batu Raden. Pertemuan ini dihadiri 53 yesuit muda, bersama dengan Rama Edi Mulyono sebagai delegatus Imam Muda dan Rama Provinsial.

Pada hari pertama, setelah merayakan ekaristi diadakan acara sharing per kelompok. Pada sesi ini para perserta diajak untuk berbagi mengenai hal-hal yang sudah dilakukan dan yang akan direncanakan di tempat karya dalam terang UAP/preferensi kerasulan universal.
Hari kedua, pagi hari, diisi dengan rekreasi bersama dalam kelompok-kelompok kecil, mengunjungi tempat-tempat rekreasi di sekitar Batu Raden, seperti Telaga Sunyi, Owabong, Goalawa, atau sekedar melakukan wisata kuliner. Makan durian menjadi acara favorit di setiap kelompok rekreasi ini karena buah ini ternyata sangat mudah ditemukan dan juga murah. Sore harinya, acara diisi dengan input tentang Protokol Perlindungan Anak. Pada sesi pertama Rama Eko Sulistyo membeberkan panorama mengenai perlindungan anak/minors. Sesi ini berhasil memancing banyak pertanyaan dan sharing, terutama mengenai prosedur-prosedur dalam berhadapan dengan kasus-kasus pelanggaran. Pada sesi kedua, Rama Ernest Justin memresentasikan secara garis besar contoh protokol yang bisa menjadi semacam protokol induk yang bisa diadaptasi oleh institusi-institusi Serikat.
Pada hari terakhir pertemuan diisi dengan aktualia Rama Provinsial yang sungguh memberikan harapan dan kegembiraan untuk Provindo. Aktualia ini membantu para yesuit imam-bruder muda untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh dan luas tentang Provindo. Setelah aktualia, Rama Provinsial mengajak para yesuit untuk berbagi mengenai tema “waspada menghadapi perubahan-perubahan”. Dalam sesi ini muncul ide-ide dan pengalaman-pengalaman merintis cara-cara merasul secara baru, terutama dengan memanfaatkan teknologi komunikasi.

Acara yang dikoordinir oleh Rama Heri Setiawan ini dirancang sebagai pertemuan yang rileks dan penuh kegembiraan bersama, dengan lebih banyak sharing dan dialog satu sama lain, baik secara formal maupun informal. Dalam evaluasi, panitia mengatakan bahwa kegiataan ini dapat dengan lancar terlaksana berkat kemurahan hati para nostri untuk mau terlibat sebagai panitia dan juga dengan mudah memberikan informasi kehadiran dan kedatangannya. Tentu saja, dalam acara ini sapaan satu sama lain ternyata menguatkan apalagi berada dalam suasana rileks setelah berbagai aktivitas yang menyibukkan.


Peserta lain merasakan bahwa dinamika pertemuan kali terasa rileks. Para yesuit memiliki waktu istirahat dan rekreasi yang cukup, setelah kesibukan perayaan natal, serta materi-materi yang disampaikan tidak terlalu berat. Sementara itu Rama In Nugroho menyoroti mengenai kemurahan hati. Momen seperti ini bisa berjalan karena kemurahan hati. Panitia menunjukkan kemurahan hati, ènthèngan, mengurus setiap acaranya, dan peserta juga menampakkan kemurahan hati lewat kehadiran di tempat ini. Dalam sebuah refleksi, sangat diakui bahwa energi paling besar di Provinsi adalah kemurahan hati orang-orang mudanya. Lewat kemurahan hati setiap orang, Provindo dapat memiliki energi yang besar untuk menjalankan karya-karya penyelamatan jiwa-jiwa.
Acara ditutup dengan beberapa catatan dari Rama Edi Mulyono, baik mengenai acara pertemuan maupun mengenai beberapa hal terkait dengan lingkup tugas pendampingan yang beliau emban. Pada tahun-tahun mendatang acara seperti ini akan tetap dilksanakan. Tahun depan pertemuan imam muda akan bertempat di daerah Bandung, pada 28 – 30 Desember 2020, dan akan dikoordinir oleh Rm. Yudo.
Windar Santoso, SJ