Serikat Jesus Indonesia dengan gembira menyambut empat skolastik baru pada Rabu, 23 Juni yang lalu. Mereka mengikrarkan Kaul Pertama dalam Serikat Jesus untuk hidup suci, miskin dan taat di Kapel St. Ignatius, Novisiat St. Stanislaus Kostka, Girisonta. Keempat skolastik baru tersebut berasal dari berbagai wilayah di Indonesia: Albertus Aryo Anindito dari Paroki St. Joseph, Tegal, Jawa Tengah; Alexius Aji Pradana dari Paroki Kristus Raja, Sumatera Selatan; Leander Emanuel Arya Wikan Prabantara dari Paroki St. Barnabas, Tangerang Selatan, Jakarta; dan Mikael Tri Karitasanto dari Paroki St. John Maria Vianney, Kebumen. Pater Provinsial, P. Benedictus Hari Juliawan, SJ, setelah pengikraran kaul memberikan mereka tugas perutusan perdana yaitu studi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.

Perayaan Ekaristi Kaul Pertama ini dipimpin oleh Pater Provinsial bersama Pater Magister Novis, P. Agustinus “Nano” Setyodarmono SJ dan P. Petrus Sunu Hardiyanta SJ. Perayaan Ekaristi juga dilakukan terbatas, karena situasi pandemi yang semakin parah, yaitu hanya dihadiri oleh komunitas Novisiat dan para tersiaris. Keluarga dalam acara ini diundang secara daring, yaitu melalui zoom. Walaupun demikian, hal tersebut tidak mengurangi doa dan dukungan dari banyak pihak. Orang tua, saudara, teman, dan para Jesuit lainnya masih bisa berpartisipasi dalam Ekaristi secara virtual. Di akhir misa, setiap orangtua skolastik baru berbagi kegembiraan, harapan, dan doa untuk perjalanan putra mereka masing-masing sebagai Jesuit agar menjadi imam yang pantas bagi Gereja Indonesia. Momen ini menjadi momen yang sangat mengharukan bagi orangtua maupun para skolastik baru.
Dalam homilinya, Pater Provinsial bersyukur karena keempat skolastik ini telah mendapatkan rahmat “self-knowing” selama menjalani masa Novisiat mereka. Pengenalan akan diri sendiri merupakan harta karun yang dapat membebaskan kita masing-masing untuk mengikuti dan melayani Kristus dengan lebih bebas dan penuh sebagai seorang Jesuit,” katanya. Namun, dia melanjutkan, “kita memiliki harta ini di dalam bejana tanah liat; oleh karena itu, kita harus terus mengolahnya dengan setia.” Pater Provinsial juga berterima kasih kepada Rm Nano selaku Magister Novis yang setia menemani dan membimbing mereka dengan kesabaran dan kemurahan hati. “Formasi Jesuit itu selalu pribadi dan integral. Ini tentu saja beda dengan memproduksi sesuatu secara masal di pabrik atau di bengkel,” tambahnya.

Tema Kaul yang diambil oleh para skolastik baru ini adalah “Bersama Yesus”, sebuah tema yang mengekspresikan disposisi mereka sebagai Jesuit yang siap diutus untuk ikut serta bersama Kristus melayani untuk dunia. Tema ini terinspirasi dari visi St. Ignatius Loyola yang bergema di hati mereka: “barangsiapa mau ikut Aku dalam usaha itu, harus bersusah payah bersama Aku supaya karena ikut Aku dalam penderitaan, kelak dapat ikut pula dalam kemuliaan (LR 95).” Di akhir Misa, Fr. Alex memberikan sebuah sambutan. Ia mengatakan tema tersebut ingin mengungkapkan betapa diri mereka rapuh, sehingga tidak mampu berdiri sendiri. Namun, kasih karunia Tuhan selalu menaungi dan memberikan kekuatan sehingga mereka berani mencari dan akhirnya bersedia mengikuti panggilan Tuhan.
Kontributor : Alexander Hendra Dwi Asmara, S.J.