Pada bulan Desember 2019 Studio Audio Visual Puskat memiliki dua agenda besar, yakni Festival Film Puskat (FFP) ke-5 dan Soft Opening “Kampoeng Media”. Mengusung tema “Membangun Semangat Demokrasi”, FFP ke-5 ini berisi rangkaian kegiatan nobar (nonton bareng) dan diskusi film. Dengan rata-rata kehadiran sekitar 35 orang muda, acara pemutaran dan diskusi-diskusi film tersebut menjadi kesempatan bagi kami untuk berjumpa dengan orang muda dan berdiskusi tentang mimpi-mimpi mereka terkait dengan penghormatan HAM dan demokrasi. Selain itu, ada pula acara ngobrol bareng bersama Andy Pulung (ahli editing dan coloring film) dan Edy Cahyono (ahli pemasaran film).
Acara diskusi film dan keseluruhan FFP ini juga melibatkan orang-orang muda dari Paroki Kotabaru dan Minomartani yang menjadi volunteer untuk membantu para peserta. Seorang peserta FFP 2019 termuda, Muhammad Fadilla dari SMKN 2 Sewon, Bantul, mengungkapkan, “Saya sangat terkesan dengan festival film yang diadakan di Kampoeng Media yang indah ini. Inilah pertama kali sebagai remaja keluar dari zona nyaman saya, bisa bertemu dengan aneka orang, lintas generasi, lintas suku dan agama. Kita bisa saling memperkarya.”
Rangkaian acara syukur dan pembukaan “Kampoeng Media” dimulai dengan pembukaan selubung pintu utama oleh Rama Provinsial dan Ketua RW 25 Jaban, Bapak Sumarsono, disertai pelepasan 5 burung merpati. Kemudian diadakan perarakan menuju bangunan yang sudah direnovasi. Dalam acara ini pun anak-anak muda banyak terlibat. Kali ini jathilan remaja putri Dusun Jaban mengiringi rombongan tamu udangan, meski rintik-rintik hujan sudah mulai terasa. Di pertengahan jalan, prosesi berhenti sebentar untuk membuka selubung simbol ucapan terimakasih kepada para donatur. Penyingkapan selubung dilakukan oleh Rama Provinsial dan kali ini didampingi oleh Ketua RT 03, Bapak Gandung.
Selanjutnya, acara berlangsung di Gedung Beo lantai 1, yang terletak di pinggir sungai Boyong. Pada kesempatan ini remaja-remaja putri dari Balai Budaya Minomartani menyajikan sebuah tarian yang indah untuk mengantar ke acara pemecahan kendi. Kendi yang dipecahkan oleh Rama Provinsial ini mau menggambarkan inti dari acara ini, yakni bahwa “hanya kalau diri kita berani pecah, kita bisa mengalirkan rahmat/kebaikan bagi orang lain”. Pada akhir acara soft opening ini, hujan turun dengan sangat deras sehingga acara makan malam agak terganggu, lantaran panitia tidak menyediakan tenda-tenda dengan pertimbangan agar tidak merusak keindahan kompleks yang sedang direnovasi. Baru ketika hujan mulai reda setengah jam kemudian, para tamu bisa makan malam.
Renovasi ini diharapkan menghasilkan kebaikan, kebahagiaan, perkembangan bagi siapa saja yang mengadakan kegiatan di tempat ini. Kampoeng Media merupakan Pusat Spiritualitas, Media dan Budaya. Di sini diharapkan terjadi proses pembentukan manusia melalui penggarapan dimensi spiritualitas, media dan budaya, didukung dengan pancaran kebaikan dan kedamaian yang mengalir dari lokasi yang indah alami ini. Tantangan ke depan adalah adalah bagaimana merawat dan mengelola tempat ini sehingga sungguh berhasil dan tetap sustainable.
Acara puncak Festival Film Puskat ke-5 2019 berisi pengumuman film terbaik dan penyerahan hadiah. Acara ini juga dimeriahkan oleh orang-orang muda, berupa Fashion Show bertema “menebarkan semangat demokrasi” dan persembahan musik dari Mas Bagus dkk.
Berikut ini berita terkait dengan pengumuman film terbaik:
A. Kategori Film Dokumenter
Film Terbaik I
Pindah Rumah
Produksi : Tanayya Art Makassar dan Pusbang Film Kemdikbud
Sutradara : Muhajir
Film Terbaik II
Demokrasi Akar Rumput
Produksi : JKA Films Pictures Yogyakarta
Sutradara : Nanda Bella Dayaningtyas
Film Terbaik III
Lakon Piwulanging Jagad
Produksi : Empat Satu Production Yogyakarta
Sutradara : Fakhrizal Gani
Special Mention
Bioskop Kecil
Produksi : Eagle Institute Indonesia Jakarta
Sutradara : Lukas Deni Setiawan dan Emanuel Kurniawan
B. Kategori Film Cerita
Film Terbaik I
Jimpitan
Produksi : Sebelas Sinema Pictures Bantul
Sutradara : Wiwid Septiyardi
Film Terbaik II
Hompimpa
Produksi : Suryakanta Production Kartosuro Sukoharjo
Sutradara : Albertus Widya Dewanta
Film Terbaik III
Segelas Kopi Pahit
Produksi : Omah Dhuwur Production Yogyakarta
Sutradara : Pekik Wenang
Special Mention
Pintu Harap Ditutup Kembali
Produksi : Noise Films Yogyakarta
Sutradara : Achmad Rezi Fahlevie
Setelah puncak FFP ke-5, masih ada wayang kulit semalam suntuk denga lakon “Kuntul Wiranten” oleh Ki Dalang Subandri dari kampung sebelah, diiringi oleh siswa-siswi SMKI. Wayangan dilaksanakan di Balai Budaya Sinduharjo. Pada hari Minggu 15 Desember siang, ada sumbangan jathilan remaja putra “Kuda Utama” dari kampung Jaban, dan malam harinya Kethoprak Cipto Budaya, pemuda kampung Jaban-Sinduharjo dengan lakon “Sumilaking Pedhut ing Jatisrono” (Tersibaknya Kabut di Jatisrono). Pementasan kethoprak ini juga dilaksanakan di Balai Budaya Sinduharjo, bagian dari Kampoeng Media.
Dalam seluruh rangkaian acara ini, ada begitu banyak orang muda terlibat dalam aneka bidang ketrampilan yang mereka sumbangkan. Semoga semakin banyak orang, termasuk orang-orang muda, mengalami pelayanan kerohanian, media dan budaya di Kampoeng Media.
Iswarahadi, SJ