Sabtu, 14 Maret 2020 Walikota Surakarta, Bapak FX. Hadi Rudyatmo, menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) sehubungan ditemukannya pasien positif COVID-19 di wilayah Surakarta. Sejak saat itu, Kolese Mikael mulai mengikuti dengan lebih intens apa yang menjadi himbauan dan larangan baik dari Pemerintah Surakarta, Pemerintah Jawa Tengah, pusat bahkan edaran dari Keuskupan Agung Semarang.
Maka mulailah sejak Senin dan Selasa, 16 dan 17 Maret 2020, diadakan rapat di Politeknik ATMI untuk mengambil kebijakan terkait dengan sistem pembelajaran yang akan diterapkan dan pembentukan tim gugus penanggulangan COVID-19 di lingkungan Kolese. Sedangkan tanggal 17 Maret 2020, Ketua Yayasan Karya Bakti Surakarta, yayasan yang menaungi Kolese Mikael, yaitu Romo Vincentius Istanto Pramuja, SJ, mengeluarkan edaran resmi mengenai upaya pencegahan penularan COVID-19 di lingkungan Kolese Mikael. Dua bunyi edaran yang cukup penting menjadi perhatian bagi warga Kolese adalah karyawan yang flu/batuk wajib memeriksakan diri ke dokter dan harus beristirahat di rumah, serta setiap unit karya dan unit usaha wajib menyediakan sarana untuk mencegah penyebaran COVID-19. Maka dengan diedarkannya himbauan resmi ini, Kolese Mikael yang terdiri dari beragam karya, mulai dari pendidikan sampai dengan produksi memiliki gerak yang seragam dalam berjuang menahan laju penyebaran virus.
Peristiwa ini menjadi sarana bagi warga dan tiap unit di tempat kami untuk bekerja sama menelurkan gagasan-gagasan kreatif dan mempelopori berbagai gerakan nyata mewujudkan upaya pencegahan. Dibawah koordinasi kepala sekolah dan direktur masing-masing karya, para karyawan mulai bergerak mengambil langkah-langkah cepat namun terarah. Di SMK Mikael mulai diterapkan pembelajaran daring sejak 16 Maret sampai sementara 13 April. Para guru dan karyawan pendidikan juga diminta bekerja dari rumah. Ujian sekolah juga dilaksanakan dengan sistem daring. Sementara di Politeknik ATMI mahasiswa-mahasiswi diminta belajar melalui daring sejak 17 Maret s.d. 29 Mei 2019. Dikarenakan sekolah vokasi, maka Politeknik ATMI yang pada awalnya mengalami kesulitan bagaimana membuat daring sistem praktek, akhirnya memutuskan sampai tanggal 29 Mei 2020 seluruh pembelajaran daring adalah pelajaran teori. Pelajaran praktek akan diadakan setelah 29 Mei atau menunggu instruksi lebih lanjut. Sedangkan para karyawan Politeknik diminta bekerja dari rumah setidaknya selama 3 hari dalam 5 hari kerja.
Pembelajaran daring di rumah bukan tanpa risiko. Berbagai hal mulai dari kemungkinan terburuk dan dampak-dampaknya sudah dipertimbangkan masak-masak. Selain karena Kolese patuh pada edaran resmi dari Pemerintah, Kolese sadar bahwa anak-anak muda yang berasal dari beragam wilayah ini rentan menjadi pembawa virus yang tidak kelihatan. Mereka bisa saja sehat namun ternyata membawa virus sehingga bisa menulari siapapun yang berada di dekatnya yang kondisi tubuhnya sedang tidak fit. Dan tentu saja physical distancing menjadi tidak mudah dilaksanakan karena Kolese tidak mempunyai jumlah kelas banyak untuk mengadopsi sistem tersebut.
Baik SMK Mikael maupun ATMI juga sadar bahwa mereka harus mulai dari nol untuk menggarap sistem kelas jarak jauh ini. Di SMK para guru ada yang menggunakan moodle, google classroom, google form, dll. Sedangkan para dosen ATMI sepakat menggunakan google classroom. Tentu masih ada banyak kelemahan di sana-sini, misalnya siswa yang sulit mengakses tugas melalui internet, pengeluaran membeli kuota membengkak, siswa merasa lelah karena tugas menumpuk, rasa bosan karena tidak bertemu teman-teman, sampai pada tenaga pengajar yang kesulitan menjelaskan materi melalui internet. Karena hal ini adalah baru sama sekali, tidaklah mengherankan jika kami semua bergulat dengan mempertanyakan bagaimana dengan kualitas pembelajarannya? Dalam masa pandemi ini, kualitas memang jelas berbeda dari sistem pembelajaran di masa normal. Namun demikian kami tidak boleh menurunkan semangat dalam memberikan yang terbaik pada anak didik sesuai kemampuan mereka.
Sementara itu, gugus Tim HK (Housekeeping) Politeknik ATMI bersinergi bahu membahu dengan HK unit produksi menyediakan berbagai sarana pencegahan secara bertahap. Langkah pertama merumuskan prosedur penanganan suspect COVID-19. Di ruang Guest House pastoran ATMI disiapkan 1 kamar khusus untuk isolasi pasien jika kedapatan suhunya di atas 37.1° C sebelum dirujuk ke RS. Moewardi, Solo. Kemudian dipasang poster-poster bahaya virus COVID19 dan poster cara mencuci tangan yang benar di dekat toilet, washtafel, dan di dinding-dinding di mana hand sanitizer dipasang. Pada pagi hari, setiap karyawan dan tamu yang masuk dicek suhunya. Bila kedapatan di atas 37.1° C, maka yang bersangkutan diminta pulang, memeriksakan diri, dan melakukan isolasi selama 14 hari sesuai anjuran dokter. Selanjutnya setiap pagi ruang-ruang publik dan kelas dibersihkan dengan cairan disinfektan. Setiap kendaraan yang masuk disemprot dengan cairan tersebut dan pengendaranya diminta turun untuk mengukur suhu tubuh dan masuk ke bilik disinfektan. Bilik ini juga diperuntukkan bagi setiap karyawan yang masuk dan keluar kompleks Kolese tanpa terkecuali. Bilik ini adalah kreasi dari PT. ATMI Solo.
Di dalam Guest House (pastoran ATMI) juga diterapkan physical distancing, terutama ketika duduk saat misa harian di kapel dan saat makan di meja makan. Kami juga menyediakan hand sanitizer, masker dan sarung tangan karet. Kebutuhan gizi dan vitamin diperhatikan sungguh-sungguh oleh Romo Minister agar tetap bisa melakukan pelayanan yang optimal sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Kolese Mikael, Serikat Yesus Provindo, dan Pemerintah Indonesia.
Kami sadar, jika tidak memulai langkah ini dengan serius, maka kami pula yang akan merasakan dampak-dampak yang berkepanjangan. Kami ingin melayani siswa, mahasiswa, karyawan seperti semula namun untuk itu kedisiplinan mesti ditegakkan dan pengorbanan mesti diperjuangkan. Tak terhitung biaya yang mungkin akan dikeluarkan bila kita tidak serius dari sekarang. Semua ini dilakukan demi menjawab panggilan ibu pertiwi yang sedang menangis berduka meminta bantuan semua pihak untuk terbangun dan segera sadar dari mimpi bahwa virus COVID-19 ini bukan hal yang main-main. Virus ini bisa merenggut siapa saja bahkan orang-orang yang sangat kamu cintai. Maka jika kita tidak ingin kehilangan generasi bangsa yang potensial di masa depan, kita perlu melakukannya sekarang juga sebelum semuanya terlambat.
Sesuai dengan namanya pandemi, maka kita perlu bahu-membahu tanpa terkecuali berbuat yang terbaik untuk untuk mereka yang telah memperjuangkan diri di garis terdepan, yaitu dokter, perawat, dan semua tenaga medis yang kelelahan merawat pasien. Jadikan semua himbauan dan larangan Pemerintah sebagai komitmen diri agar kita tidak akan semakin kehilangan bangsa tercinta ini.
V. Doni Erlangga Satriawan