Pada tanggal 19 Februari 2019, setelah proses diskresi yang panjang dan mengundang keterlibatan berbagai kalangan, telah ditetapkan preferensi-preferensi kerasulan universal Serikat Jesus. Pilihan-pilihan itu akan menjadi cara dan wujud pertobatan dan pembaruan Serikat Jesus untuk masa 10 tahun ke depan. Sebagai putra Gereja, Pater Jenderal mempersembahkan buah-buah proses diskresi Serikat ini kepada Bapa Suci. Untuk bekerja sama dalam perutusan Tuhan dan melayani Gereja pada masa kini dengan sumber-sumber daya yang ada pada kita, ditetapkan bahwa preferensi kita adalah (a) menunjukkan jalan menuju Allah melalui Latihan Rohani dan diskresi, (b) dalam perutusan rekonsiliasi dan keadilan, Serikat akan berjalan bersama orang miskin, orang-orang terbuang, dan orang-orang yang martabatnya dirampas, (c) menemani kaum muda menciptakan masa depan yang penuh harapan, dan (d) bekerja sama dalam merawat bumi, rumah kita bersama. Keempat preferensi tersebut ditegaskan Bapa Suci sejalan dengan prioritas Gereja saat ini.
Serikat Jesus Provindo pun mulai bergerak mengarusutamakan keempat preferensi tadi. Para Jesuit dan kolaborator mendapat dokumen Preferensi Kerasulan Universal (Universal Apostolic Preferences/UAP) yang diterbitkan pada 1 April 2019. Dokumen ini telah menjadi bahan doa, refleksi, dan diskusi di berbagai kelompok dan kesempatan di kalangan kita. Pada bulan September 2020, Pater Provinsial dan Pater Socius mengundang P. Adrianus Suyadi dan P. Joseph Situmorang untuk mencari gagasan tentang langkah-langkah pengarusutamaan keempat preferensi tersebut di atas.
Setelah beberapa diskusi awal, pada tanggal 17 September 2020, para pimpinan karya dan komunitas diundang untuk menghadiri pertemuan secara daring. Pada pertemuan tersebut, Pater Suyadi dan Pater Situmorang menawarkan gagasan-gagasan dari sudut manajemen tentang bagaimana kita dapat segera bergerak sehingga keempat preferensi kerasulan universal Serikat ini sungguh mewarnai hidup dan karya-karya kita. Pater Suyadi menawarkan Teori U, suatu metode manajemen perubahan yang dapat membantu dalam proses-proses diskresi yang akan dilakukan. Pater Situmorang mengingatkan dua prinsip pokok manajemen, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely-bound).
Untuk itu, perlulah kita berhenti sejenak dan melihat bagaimana visi dan misi lembaga-lembaga kita dapat diinspirasikan oleh keempat preferensi kerasulan universal. Selanjutnya, sejauh diperlukan, kita diminta untuk merumuskan kembali visi-misi, rencana-rencana dan strategi pokok, langkah-langkah (route map), dan indikator-indikator keberhasilan (key performance indicators). Salah satu metode penilaian manajerial yang melihat beberapa sisi organisasi secara berimbang, yaitu balanced scorecard, yang mencakup perspektif finansial, pihak-pihak yang dilayani, proses tata kelola internal, dan hal-hal yang harus dibaharui untuk terus maju, patut dipertimbangkan untuk digunakan dalam gerak pertobatan dan pembaharuan gubernasi ini.
Untuk bergerak lebih lanjut, dibentuklah tim animasi UAP, dengan P. Suyadi sebagai ketua dan P. Situmorang sebagai wakilnya. Agar bisa lebih mudah dikoordinasikan, pelayanan dan karya-karya dikelompokkan dalam gugus, yaitu gugus pendidikan, pelayanan Gereja, formasi, dan pelayanan masyarakat. Delegat untuk masing-masing gugus karya diminta untuk menjadi bagian menyatu dari tim UAP ditambah dengan tim komunikator Provindo.
Pada tanggal 16-18 Desember 2020 dan 15 Januari 2021, masing-masing gugus karya juga telah diundang untuk berdiskusi agar keempat preferensi tadi dapat memberi karakter karya-karya kita. Karya dan lembaga-lembaga karya kita juga dikategorikan menurut statusnya: karya milik Serikat, karya yang dipercayakan secara penuh kepada Serikat, karya kerja sama, dan lembaga karya dimana individu-individu Jesuit ditugaskan. Karya yang sepenuhnya terikat pada UAP adalah lembaga karya miliki Serikat dan lembaga karya yang secara menyeluruh dipercayakan (entrusted) kepada Serikat.
Dalam pertemuan dengan pimpinan-pimpinan dan kolaborator inti pada tingkat gugus karya, Pater Provinsial mengundang keterlibatan kita semua untuk bergerak dalam langkah pertobatan dan pembaharuan ini. Provinsial menegaskan perlunya evaluasi yang mendalam serta menyusun langkah-langkah pembaharuan. Diharapkan bahwa pada bulan Oktober 2021, masing-masing lembaga dan karya sudah memiliki dokumen bagaimana kita menerapkan UAP. Dari sana Provindo akan dapat merumuskan pula bagaimana UAP itu akan dilaksanakan pada tingkat provinsi. Namun diingatkan juga oleh Provinsial, yang menjadi sasaran bukanlah sekedar segera memiliki program-program yang bagus; proses diskresi seperti yang dialami para primi patres di Venesia dulu, diharapkan kita sungguh-sungguh dapat menimbang dan memutuskan haluan baru serta jalan-jalan yang akan kita tekuni. Tim UAP akan mendampingi para Jesuit dalam proses pengarusutamaan UAP ini. Tim UAP akan melakukan langkah-langkah “monitoring” dan mendampingi lembaga-lembaga karya kita agar UAP menjadi ciri atau karakter yang memberi warna.
Kontributor:
Joseph Situomorang, SJ (Wakil Koordinator Tim Perencanaan Implementasi UAP)