Minggu, 21 April 2024, seluruh umat Katolik di dunia merayakan Hari Minggu Paskah IV, sekaligus juga memperingati Hari Minggu Panggilan. Pada kesempatan itu, para frater SJ dari Komunitas Kolese Hermanum, Jakarta, melakukan aksi panggilan di beberapa paroki Keuskupan Agung Jakarta, seperti Paroki Hati Kudus Kramat, Kristus Salvator Slipi, Keluarga Kudus Rawamangun, Hati St. Perawan Maria Tak Bernoda Tangerang, St. Bonaventura Pulomas, St. Helena Curug, St. Monika Serpong, St. Maria de Fatima Toasebio, Wisma SY Depok, dan Katedral Jakarta. Bahkan, aksi panggilan di beberapa paroki dilangsungkan selama beberapa hari dalam bentuk live in. Contohnya adalah Paroki St. Maria de Fatima Toasebio yang menggelar aksi panggilan sejak Jumat-Minggu, 19-21 April 2024. Sedangkan live in di Paroki St. Monika Serpong dan Hati St. Perawan Maria Tak Bernoda Tangerang dilaksanakan sejak Sabtu, 20 April 2024.
Para umat sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan aksi panggilan. Mereka ikut berbagi cerita, bernyanyi, menari, dan bermain games bersama para frater yang berkunjung ke paroki mereka. Banyaknya umat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan aksi panggilan ini tentu menjadi hal yang menggembirakan. Secara kasat mata, tampak bahwa umat tumbuh dari segi kuantitas. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan surat kabar Vatikan, L’Osservatore Romano, pada 3 Maret 2023 bahwa jumlah umat Katolik mengalami peningkatan 1,3 % dibandingkan tahun sebelumnya. Akan tetapi, peningkatan itu tidak diimbangi dengan jumlah imam, seminaris, dan religius perempuan. Jumlah imam dan biarawan/biarawati tidak meningkat tetapi malah terus berkurang. Secara global, jumlah imam turun 0,57 %, jumlah seminaris turun 1,8 %, dan jumlah religius perempuan turun 1,7 %.
Turunnya jumlah imam, seminaris, dan religius wanita ini menjadi keprihatinan kita bersama. Di saat tuaian ada banyak dan terus mengalami peningkatan, jumlah pekerja malah sedikit dan terus berkurang. Menanggapi hal itu, aksi panggilan para frater SJ menjadi salah satu bentuk usaha untuk menumbuhkan benih-benih panggilan di tengah umat. Hidup religius perlu dikenalkan kepada umat sejak usia dini. Maka dari itu,beberapa paroki, seperti Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, St. Helena Curug, dan Katedral Jakarta mendandani anak-anak BIA paroki masing-masing dengan pakaian romo dan suster cilik. Para romo dan suster cilik ini tidak hanya sekadar berpakaian layaknya romo dan suster, namun juga mengikuti perarakan misa. Hal ini memberi kesan tersendiri bagi anak-anak BIA dan diharapkan dapat menjadi pemantik tumbuhnya panggilan di antara mereka. Tak jarang benih panggilan itu muncul melalui hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, seperti karena tertarik pada jubah.
Benih panggilan perlu kita dukung dan kita doakan bersama-sama. Kita berharap agar anak-anak muda zaman sekarang semakin peka dan tidak tuli akan panggilan khusus dari Allah serta berani menanggapinya.
Amin.
Kontributor: S Mikael Tri Karitasanto, S.J.