capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

“By Lifting Others, We Rise Together”

Date

Reportase Ekaristi Kaum Muda Unit Johar Baru

Malam minggu, 20 April 2024 yang lalu, lebih dari 100 orang muda dari berbagai komunitas hadir di Unit Johar Baru Kolese Hermanum untuk mengikuti Ekaristi Kaum Muda (EKM). Tradisi tahunan unit Johar Baru itu kali ini terasa spesial karena mengangkat tema By Lifting Others, We Rise Together. Tema ini terinspirasi dari Universal Apostolic Preferences (UAP) Serikat Jesus Berjalan bersama dengan mereka yang terpinggirkan. Selain untuk semakin mengenalkan Serikat Jesus kepada orang muda, EKM kali ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran bersama tentang orang-orang yang terpinggirkan di kota Jakarta.

 

EKM dilakukan dengan semangat kolaborasi yang melibatkan aneka komunitas orang muda yang dijumpai para frater Kolman dalam kerasulannya. Mereka adalah MaGis Jakarta, PERSINK KAJ, PMKAJ Unit Barat dan Unit Selatan, PMKRI, mahasiswa STF Driyarkara, teman-teman dari SMA Gonzaga, OMK Paroki Kampung Duri, OMK Paroki Duren Sawit, dan OMK Paroki Rawamangun. Semangat kolaboratif sangat terasa sebagai cara bertindak dalam acara ini. Para frater menginisiasi dan setiap anggota komunitas terlibat bekerja sama satu dengan yang lain. Dengan antusias mereka menyediakan diri untuk mempersiapkan dekorasi, among tamu, koor, pengisi acara hingga membereskan tempat seusai acara.

 

Orang muda berbagi nasi kotak di sekitar Johar Baru. Dokumentasi: Penulis

 

Dalam perayaan Ekaristi, para orang muda diajak lebih mengenal siapakah orang terpinggirkan. Homili dibuat interaktif dengan mengajak beberapa orang muda membagikan cerita inspiratif pengalaman bersama mereka yang terpinggirkan. Untuk pendalaman makna, setelah EKM mereka diajak untuk melakukan aksi nyata. Secara berkelompok mereka diajak berjalan di sekitar perkampungan Johar Baru yang padat. Mereka diberi ruang untuk berinteraksi dengan realitas kemiskinan dan berbagi nasi kotak ke orang-orang dari keluarga pra-sejahtera. Kegiatan aksi nyata tersebut kemudian diperdalam dengan sesi sharing dan refleksi. Salah satu pertanyaan reflektif yang diajukan adalah, “Apa yang telah kulakukan bagi orang miskin, apa yang sedang kulakukan untuk orang miskin, dan apa yang akan kulakukan bagi orang miskin?” Refleksi diakhiri dengan menggambar simbol pada kertas sebagai kesimpulan dan kehendak yang akan dibangun setelah acara EKM ini selesai.

 

Setelah acara selesai, selanjutnya diadakan ramah tamah dan makan malam bersama dengan kemasan menarik, yaitu model ‘pesta rakyat.’ Hidangan-hidangan yang disediakan berasal dari para pedagang kecil sekitar Johar Baru. Selain untuk memberdayakan para pedagang kecil, mereka diundang untuk memuaskan selera ‘kuliner jalanan’ orang muda. Siomay, cilok, bakso, sate, nasi goreng tek-tek, dan es campur laris manis diserbu orang muda yang hadir. Diundang juga kesenian Ondel-Ondel yang biasa ngamen sekitar Johar Baru untuk memeriahkan suasana.

 

Pater Magnis yang ikut hadir pun turut memberikan pesannya kepada orang muda. “Coba tanya sama Mother Theresa di Kalkuta, apakah ia bahagia? Saya kira dia akan kaget sedikit! Kemudian ia mungkin menjawab, “Belum pernah saya pikirkan karena saya nggak punya waktu untuk itu!” Barangkali dia memang bahagia tapi tidak pernah dia pikirkan. Karena kalau ada yang merasa berterima kasih bahwa Tuhan mengirim kita lewat di dalam hidupnya, maka kita sudah bahagia.

 

Malam “Pesta Rakyat” setelah selesai EKM. Dokumentasi: Penulis.

 

Malam ‘pesta rakyat’ semakin meriah dengan pertunjukan bakat dari teman-teman muda yang ternyata memiliki talenta luar biasa seperti menyanyi dan berpuisi. Acara menjadi semakin gayeng dengan joget bersama yang dipimpin langsung oleh Frater Pond dari Thailand dan Frater Danish dari Pakistan. Semua yang hadir turut bergoyang dan tertawa.

 

Dean Yeremia, mahasiswa STF Driyarkara, mengungkapkan kesannya terhadap EKM. “Saya mengikuti Ekaristi Kaum Muda sebagai seorang Protestan. Awalnya saya ikut karena saya diundang untuk ikut bernyanyi dalam acara, namun ternyata EKM benar-benar meninggalkan kesan yang berharga bagi saya. Pengalaman membagikan makanan kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan, membuat saya yakin bahwa kebaikan itu universal, jauh melampaui batas-batas agama, suku, ras atau batasan apapun. Saya juga kagum dengan makanan-makanan yang dipilih untuk makan bersama setelah berefleksi. Jesuit memilih mendatangkan pedagang-pedagang makanan di sekitarnya. Ini keren dan berbeda. Jika biasanya setelah acara ditutup dengan makan makanan dari catering, Jesuit memilih menghadirkan Pesta Rakyat termasuk ondel-ondel di dalamnya. Keren

 

Sementara itu, Ibu Ong Priscilia, salah satu umat, memberi kesan, “Acara Ekaristi Kaum Muda yang diinisiasi oleh para Frater Unit Johar Baru sangatlah menginspirasi dan menggerakkan kami untuk berpartisipasi. Oleh karena itu, saat dihubungi oleh salah satu frater untuk berpartisipasi, tanpa berpikir lama, kami langsung menyanggupi dan juga tergerak untuk ikut dalam acara. Kami sangat bersyukur bisa menjadi saluran berkat secara langsung lewat acara ini. Semoga acara ini tidak hanya berhenti di sini tetapi tetap diadakan secara berkelanjutan, kami akan selalu siap berkontribusi dan berpartisipasi. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga kami bisa menjadi berkat dalam acara EKM 2024 ini.

 

Kontributor: SS Franky Njoto, S.J. & Petrus Guntur Supradana, S.J. – Johar Baru

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *