Pilgrims of Christ’s Mission

Tahbisan Imam

Tahbisan

Menjadi Sahabat di Jalan Pengharapan

Empat diakon Serikat Jesus ditahbiskan imam oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, pada Rabu, 23 Juli 2025 di Gereja Santo Antonius Padua, Kotabaru, Yogyakarta. Keempat diakon tersebut adalah:  Diakon Antonius Septian Marhenanto, S.J. (Paroki St. Yohanes Maria Vianney, Cilangkap, Keuskupan Agung Jakarta),  Diakon Isodorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. (Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Keuskupan Agung Semarang),  Diakon Jacobus Aditya Christie Manggala, S.J. (Paroki Santo Petrus dan Paulus, Babadan, Keuskupan Agung Semarang), dan  Diakon Leo Perkasa Tanjung, S.J. (Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar, Keuskupan Denpasar).  Misa tahbisan yang dihadiri oleh keluarga serta tamu undangan berlangsung khidmat dan penuh syukur. Dalam homilinya, Mgr. Rubiyatmoko memberikan bahan permenungan bagi para diakon agar sungguh-sungguh memberikan diri secara total yang diwujudkan melalui komitmen dan tekad mendalam. Sakramen imamat yang diterima hendaknya dihayati sebagai perayaan syukur atas rahmat yang mengatasi kelemahan manusia itu sendiri.   Menjadi Sahabat di Jalan Pengharapan adalah tema tahbisan tahun ini. Tema tersebut diharapkan mampu mengingatkan bahwa imam adalah sahabat Yesus sendiri dan sahabat dari teman-teman Yesus yang kecil, tersingkir, terluka, dan tak berpengharapan. Menjadi imam di masa ini kiranya bukan sekadar mengajar dan memimpin ibadah-ibadah. Imam perlu berperan sebagai sahabat yang berani hadir secara nyata, menjadi pendengar yang penuh empati, dan berani membalut luka-luka hati dengan berbagai macam cara sehingga mampu membuat mereka bangkit kembali membangun pengharapan sekaligus mempunyai masa depan kembali.      Meskipun menjadi sahabat Yesus tidak selalu mudah, dalam homilinya Mgr. Rubiyatmoko berpesan agar jangan putus dalam pengharapan sebab pengharapan tidak mengecewakan. “Selagi kita punya pengharapan yang besar maka akan ada usaha dan nantinya akan ada hasil yang bisa kita tawarkan kepada umat yang kita layani.” Para imam ini pun nantinya tidak akan sendirian karena mereka memiliki Tuhan serta rekan dalam Serikat Jesus yang akan mendukung dan menguatkan.   Mengakhiri homilinya, Mgr. Robertus Rubiyatmoko berharap agar para imam yang ditahbiskan hari ini mampu menjadi sahabat Yesus yang nyata, khususnya bagi mereka yang kecil, terluka, dan kebingungan, serta mampu memberikan pengharapan. Pelayanan yang dilakukan hendaknya dilakukan sebagai wujud cinta kepada Yesus, sang sahabat sejati. Ketika mengalami penderitaan dan kesulitan, teladanilah Santo Paulus yang mampu menemukan sukacita bahkan dalam penderitaan sebab penderitaan adalah bagian dari persekutuan dengan Kristus.    Setelah ditahbiskan, keempat imam baru ini akan menjalani perutusan ke berbagai tempat sesuai dengan tugas perutusan yang disampaikan oleh Pater provincial.  P. Antonius Septian Marhenanto, S.J. bertugas sebagai Koordinator Purna Waktu Tim Komunikator SJ Indonesia  P. Isodorus Bangkit Susetyo Adi Nugroho, S.J. bertugas sebagai anggota staf SMA YPPK Adhi Luhur, Nabire, Papua  P. Jacobus Aditya Christie Manggala, S.J. bertugas sebagai Direktur Campus Ministry Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan  P. Leo Perkasa Tanjung, S.J. bertugas menjalani studi Kitab Suci di Biblicum, Roma.  Pada akhir misa tahbisan, para imam baru memberikan berkat perdana kepada seluruh umat. Seusai misa, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Kolese Santo Ignatius. Semoga para neomis ini senantiasa mampu menggembalakan umat dengan penuh cinta, kasih, dan perhatian. Proficiat!   Kontributor: Bonifasia Amanda – Tim Komunikator Jesuit Indonesia

Tahbisan

Tinggallah Bersama Kami

Penerimaan Sakramen Imamat Empat Diakon Serikat Jesus Serikat Jesus Provinsi Indonesia merayakan kegembiraan atas ditahbiskannya empat diakon menjadi imam di Gereja Santo Antonius Padua, Yogyakarta, pada 31 Juli 2024. Keempat diakon ini menerima sakramen imamat dari tangan Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko. Mereka adalah adalah Diakon Tiro Angelo Daenuwy, S.J., Diakon Andreas Aryono Mantiri, S.J., Diakon Antonius Bagas Prasetya, S.J., dan Diakon Vincentius Doni Erlangga Satriawan, S.J. Lebih kurang seribu umat hadir dalam misa tahbisan ini dan semua umat yang hadir diundang untuk ikut beramah-tamah di wisma teologan Kolese Santo Ignatius, Yogyakarta.    Yesus senantiasa menyertai Para Imam Terinspirasi oleh kisah Yesus yang bangkit di jalan menuju Emaus, para neomis mengambil tema tahbisan dari Lukas 24:28 “Tinggallah Bersama Kami.” Dalam homilinya, Bapak Uskup Rubiyatmoko, mengajak para imam yang baru ditahbiskan ini untuk mengingat kembali semua pengalaman dalam masa formasi mereka yang panjang sebagai bukti bahwa Yesus selalu hadir dalam hidup mereka. Ia berkata, “Di balik motto ini, ada berbagai pengalaman yang menarik. Mereka telah berjalan bersama Yesus. Dia menemani mereka, berjalan berdampingan, dari waktu ke waktu, hingga mereka berdiri teguh dan kokoh.” Dalam sharingnya selama homili, Diakon Bagas menceritakan kesepian yang sering ia alami selama dua belas tahun masa formasinya. Ia masuk Serikat Jesus pada 2012 bersama sembilan calon lainnya hingga ialah satu-satunya yang akhirnya ditahbiskan imam. Meskipun demikian, Diakon Bagas bersyukur atas dukungan yang ia terima dari semua temannya di Serikat Jesus, bukan hanya dari teman seangkatannya. “Memang benar bahwa setiap hari Tuhan selalu mengajar dan membentuk saya melalui banyak momen, baik yang menyakitkan maupun menyenangkan, dan semua itu membuat saya ingin selalu bersama Yesus dan mengikuti-Nya hingga akhir hayat.”     Tiga dari empat neomis masuk Serikat melalui program promosi panggilan, bukan dari seminari menengah. Uskup Rubiyatmoko dengan bercanda mengatakan bahwa ia menahbiskan kelompok “orang-orang berumur” tahun ini. Bapak Uskup meminta diakon Tiro, Doni, dan Andre untuk berbagi sedikit cerita tentang bagaimana mereka meninggalkan ambisi, hobi, dan relasi di masa lalu untuk memulai jalan baru dalam hidup religius. Uskup Rubiyatmoko mengatakan bahwa ketiga diakon baru ini memiliki pengalaman hidup yang kaya, namun mereka menerima berkat untuk melayani umat Allah. Bapak Uskup mengutip apa yang ditulis oleh Diakon Doni dalam buklet tahbisan, “Imamat adalah sebuah proses. Jadi, apa yang dibutuhkan dari kita adalah mengikuti prosesnya seperti mengikuti jalan ziarah. Awalnya memang tidak jelas, tetapi akan menuntun kita hingga ke tempat tujuan.” Uskup mengakhiri homilinya dengan mengingatkan para neomis untuk selalu menjadi imam yang sederhana dan rendah hati yang melayani dengan tulus.   Berbeda Jalan, Satu Panggilan Jalan yang dilalui para neomis hingga saat mereka ditahbiskan ini memang berbeda-beda. Diakon Bagas yang berasal dari Pamulang, Banten menghabiskan masa formasi awal di Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan (2008-2012). Selama masa formasinya, ia bekerja sebagai sub moderator di SMA Kolese Loyola Semarang. Pater Andre, dari Jakarta, dan Pater Doni, dari Yogyakarta, masuk novisiat pada tahun 2014 dan mereka berdua memiliki gelar sarjana sebelum masuk Serikat. Mereka menjalani masa orientasi kerasulan (TOK) selama dua tahun (2018-2020) sebelum menjalani studi teologi di FTW-USD, Yogyakarta. DiakonAndre di Kantor Provinsialat SJ Semarang membantu Ekonom Provinsi dan Diakon Doni di Surakarta menjadi pengajar di Politeknik ATMI dan SMK Kolese Mikael. Apa yang dialami DiakonTiro selama TOK berbeda dengan ketiga frater lainnya. Tahun pertama ia TOK di Paroki Santo Ignatius, Danan, Wonogiri, tahun kedua di Jesuit Refugee Service (JRS) Bogor dan Palu, dan tahun ketiga di SMA Kolese Loyola Semarang. Meskipun memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, para neomis dipersatukan oleh panggilan dan tujuan yang sama, seperti yang ditekankan oleh Bapak Uskup.     Sebelum misa berakhir, Provinsial Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J., mengumumkan secara terbuka tempat dan tugas para imam baru. Pater Tiro akan bekerja sebagai moderator di SMK Kolese Mikael, Surakarta. Pater Bagas menjadi Vikaris Parokial Paroki Santo Antonius Padua, Purbayan. Pater Doni akan menyelesaikan pendidikan pascasarjana teknik sipil di Universitas Gadjah Mada dan membantu pelayanan sakramental di Paroki Kotabaru, Yogyakarta. Pater Andre juga melanjutkan studi khusus program pascasarjana manajemen keuangan di Universitas Atmajaya, Jakarta dan menjadi Wakil Pater Unit Skolastikat Johar Baru, Jakarta.   Serikat Jesus Provinsi Indonesia sangat berterima kasih kepada para neomis yang siap diutus dan memulai perjalanan mereka sebagai imam Jesuit. Mari kita doakan para imam baru ini dalam melaksanakan karya perutusan mereka.   Kontributor: S. Benicdiktus Juliar Elmawan, S.J.

Tahbisan

Cinta dan RahmatMu, Cukup itu Bagiku

Kamis, 16 Februari 2023, menjadi hari yang membahagiakan bagi Serikat Jesus Provinsi Indonesia. Biasanya tahbisan imam Jesuit diselenggarakan pada bulan Juli, namun kali diadakan pada bulan Februari. Mengapa demikian? Hal ini dilakukan untuk menandai pesta syukur 100 tahun Kolsani yang jatuh pada 18 Februari 2023. Ada lima diakon yang ditahbiskan menjadi imam di Gereja St. Antonius Padua, Kotabaru, Yogyakarta, yaitu Yohanes Deodatus, S.J. (Paroki St. Yosef Mojokerto, Keuskupan Surabaya), Fransiskus Asisi Wylly Suhendra, S.J. (Paroki St. Odillia, Citra Raya, Tangerang, Keuskupan Agung Jakarta), Agustinus Daryanto, S.J. (Paroki St. Isidorus, Sukorejo, Keuskupan Agung Semarang), Yulius Suroso, S.J. (Paroki St. Maria Bunda Penasihat Baik, Wates, Keuskupan Agung Semarang), dan Antonius Siwi Dharma Jati, S.J. (Paroki St. Maria Assumpta, Gamping, Keuskupan Agung Semarang). Mereka ditahbiskan oleh Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang. Dalam perayaan Ekaristi tahbisan, Bapak Uskup Robertus Rubiyatmoko ditemani oleh Pater Provinsial Benedictus Hari Juliawan, S.J. dan acting rector Kolese Santo Ignatius Pater Paulus Suparno, S.J. Tahbisan imam ini dihadiri oleh para Jesuit (nostri), imam, suster, frater, bruder, keluarga, dan para tamu undangan. Perayaan Ekaristi berlangsung kurang lebih 2,5 jam. Tema tahbisan imam tahun ini adalah Cinta dan Rahmat-Mu, Cukup itu Bagiku. Para tertahbis memilih tema ini karena mereka menyadari bahwa panggilan imamat mereka tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan manusiawi mereka namun disertai, dikuatkan, dan disempurnakan oleh rahmat Allah. Tuhan membentuk, menempa, dan membina mereka menjadi pribadi yang siap untuk menyampaikan kabar sukacita. Bapak Uskup Rubiyatmoko mengingatkan agar para neomis senantiasa memohon rahmat terus-menerus dari waktu ke waktu, sehingga cinta dan rahmat Allah semakin melimpah bagi mereka, serta menjadi jalan untuk menghayati iman dan menanggapi panggilan Tuhan. Selain itu, para imam baru ini diharapkan menjadi Imam yang serius sehingga kegelisahan, kekhawatiran, dan keraguan yang sebelumnya dirasakan bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian, keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menyertai mereka, akan mengobarkan pemberian diri seutuhnya dalam pelayanan. Setelah perayaan Ekaristi, Pater Provinsial Benny langsung memberikan perutusan bagi kelima neomis. Setelah Perayaan Ekaristi tahbisan imamat, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di kompleks Kolsani. Mari kita berdoa, agar Roh Kudus senantiasa menyertai mereka sehingga mereka mampu menghayati panggilan imamat dengan sepenuh hati. Kontributor: Margareta Revita – Tim Komunikator Provindo