Di dalam Gereja, sebagai umat Allah yang berziarah dalam lorong-lorong sejarah, berbagai macam panggilan dan karisma muncul untuk berkolaborasi dalam mewartakan karya keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Kita, para Jesuit dan penghidup semangat Ignasian didorong untuk terus memperbarui kesiapsediaan bekerjasama dalam mengemban tugas perutusan Kristus. Kita membawa di kedalaman panggilan kita kasih Kristus yang amat besar kepada Gereja serta ketaatan khusus kepada Bapa Suci. Dalam semangat itu, kita siap sedia diutus di tempat-tempat paling tepi di dunia ini seperti dikehendaki Gereja. Pada Tahun Ignasian ini kita memohon agar Tuhan menganugerahkan rahmat discernment. Tujuannya adalah kita dapat memahami tanda-tanda zaman dan mewartakan kabar sukacita Yesus dengan penuh keberanian dan kesetiaan kreatif. Kita ini pendosa dan rapuh, namun Tuhan berkenan memanggil kita untuk bersama dengan Gereja menjadi pelayan perutusan-Nya. Kita diajak untuk terus meleburkan diri dalam impian Gereja papa yang melayani mereka yang miskin dan menjadi suaka penuh keramahan dan kebaikan hati bagi mereka yang tersingkir. Kita digerakkan oleh hasrat yang sama dengan hasrat yang menggerakkan Santo Ignatius dan para sahabat pertama untuk melayani orang-orang yang paling membutuhkan dengan setulus hati. Panggilan untuk pertobatan yang kita alami hari ini juga menghendaki adanya pembaruan kesiapsediaan kita, baik dengan tindakan maupun ucapan, untuk menghadirkan wajah Tuhan yang dekat dan penuh kasih kepada orang-orang di tempat yang membutuhkan. Semoga kita semakin setia kepada panggilan sehingga mampu mencintai dan melayani perutusan kita dengan sepenuh hati. Siapkah kita?
Marilah kita berdoa, baik secara pribadi maupun bersama-sama sebagai sebuah komunitas, dengan inti doa seperti ditunjukkan pada bagian akhir bab keempat buku Berjalan bersama Ignatius yang saya tulis. (Lihat: Berjalan Bersama Ignatius karangan Arturo Sosa, S.J. terbitan PT. Kanisius dan Serikat Jesus Provinsi Indonesia, 2021 hlm. 143 – 145).