Pada hari Jumat, 02 Mei 2025, pukul 23.25 WIB, telah dipanggil Tuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth, Semarang:
PATER BRUNO HERMAN TJAHJA, S.J.
(dalam usia 64 tahun)
anggota Komunitas Apostolik Kolese Santo Stanislaus Kostka, Girisonta. Pater Herman Tjahja adalah seorang Jesuit yang telah banyak berkiprah dalam karya pastoral paroki dan pemberdayaan masyarakat. Ia juga dikenal sebagai seorang yang peduli lingkungan. Lahir di Semarang, 21 Mei 1961, Pater Herman Tjahja adalah putera dari pasangan suami-istri (Alm.) Bapak Paulus Hadiwardaya (Hoo Sing Hok) dan Ibu M.M. Oni Linarni (Ong Liang Nio). Ia dibaptis pada 06 Oktober 1961 di Gereja Santo Yusup, Gedangan, Semarang. Pendidikan dasar dan menengah ia tempuh di Semarang (1966-1976). Setamat SMP, Pater Herman Tjahja melanjutkan pendidikan di Seminari Menengah Santo Petrus Canisius, Mertoyudan (1977-1981).
Tertarik menjadi Jesuit, ia melamar ke Novisiat Santo Stanislaus, Girisonta dan diterima. Ia memulai formasi novisiat pada 7 Juli 1981 dan mengucapkan kaul pertamanya pada 8 Juli 1983. Setelah mengucapkan kaul pertama, ia diminta untuk melanjutkan ke jenjang formasi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta (1983-1986).
Selesai filsafat, Frater Herman Tjahja menjalani Tahap Orientasi Kerasulan (TOK) sebagai Sub-pamong di Seminari Menengah Mertoyudan (1986-1989). Setelah selesai menjalani formasi TOK dan dirasa siap untuk formasi teologi, Frater Herman Tjahja diutus ke Fakultas Teologi Wedabhakti – Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta untuk belajar teologi (1989-1994).
Frater Herman Tjahja menerima tahbisan diakon di Kapel Sekolah Tinggi Kateketik, Yogyakarta pada 16 Juni 1994 dari tangan Bapak Uskup A. Djajasiswaja. Lebih kurang satu bulan kemudian, 29 Juli 1994, ia menerima tahbisan imam dari tangan Bapak Uskup Julius Kardinal Darmaatmadja, di Gereja Santo Antonius Kotabaru, Yogyakarta.
Setelah menerima tahbisan imamat, Pater Herman Tjahja ditugasi menjadi Minister dan Ekonom di Seminari Menengah Santa Maria Fatima – SMA Santo Yosef, Dili (1994-1996). Karena lisensiat teologi belum selesai, Pater Herman Tjahja diminta untuk menyelesaikannya (1996-1998) dan setelah selesai, ia diutus menjadi Pastor Paroki Girisonta (1998-2000). Setelah itu, ia ditugasi menjadi Vikaris Parokial Paroki Ambarawa (2000-2006). Dalam masa tugasnya di Paroki Ambarawa, Pater Herman Tjahja menjalani formasi tersiat di Kolese Stanislaus, Girisonta (15 Januari – 15 Juli 2003) di bawah bimbingan Pater J. Darminta, S.J. Sembilan belas tahun setelah tersiat, tepatnya pada 25 Juli 2022, di hadapan Provinsial Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J., Pater Herman Tjahja mengucapkan kaul akhir sebagai Spiritual Coadjutor di Kapel Rumah Retret Panti Semedi, Klaten.
Pater Herman Tjahja dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan menghidupi kaul religiusnya dengan baik. Ia juga dikenal rendah hati, murah hati dalam melayani umat dan para sahabat, pekerja keras, dan mudah menyapa orang lain.
Riwayat Tugas Pater Bruno Herman Tjahja, S.J. setelah Tersiat
Pastor Rekan Gereja Santo Petrus dan Paulus, Mangga Besar | Jakarta | 2006-2011 |
Pastor Rekan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang | Tangerang | 2011-2012 |
Anggota Staf Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) | Salatiga | 2012-wafatnya |
Jenazah Pater Herman Tjahja disemayamkan di Kapel Santo Ignatius, Girisonta mulai Sabtu siang hingga Minggu pagi sebelum dilaksanakan misa requiem.
Selanjutnya, Misa Requiem akan diadakan pada:
hari, tanggal : Minggu, 04 Mei 2025
pukul : 10.00 WIB
tempat : Kompleks Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah.
dan dilanjutkan dengan pemakaman di Taman Makam Maria Ratu Damai, Girisonta, Bergas, Ungaran. Seluruh anggota Provinsi dimohon merayakan Ekaristi khusus bagi kedamaian jiwa Pater Bruno Herman Tjahja, S.J.