Pada hari Kamis, 12 November 2020, pukul 10.05 WIB, telah dipanggil Tuhan di Rumah Sakit St. Elisabeth, Semarang: PATER ROMUALDUS MARYONO, S.J. dalam usia 61 tahun.
Romo Romualdus Maryono dilahirkan di Wonosobo, 7 Februari 1959, dari pasangan suami-istri Bapak F.X. Supardi Pawira Suwita dan Mutilina Mujinem Pawirasuwita. Ia dibaptis di Gereja St. Paulus, Wonosobo lima belas hari setelah dilahirkan (22 Februari 1959) dan menerima sakramen Krisma di Gereja St. Yusup, Paroki Mertoyudan, Magelang pada 4 Oktober 1985. Maryono kecil mengenyam pendidikan dasar di SD Pius Wonosobo (1966-1971) dan setamat SD, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Bhaktimulia, Wonosobo (1971-1974) dan pendidikan menengah atas di SPG Pangudi Luhur (1974-1977). Tahun 1978-1981 ia bekerja sebagai guru SD di Wonosobo dan selama empat tahun (1981-1985) ia bekerja di bidang kesekretariatan di Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Wonosobo. Merasa tertarik menjadi imam, Maryono muda mendaftar di program Kursus Persiapan Atas (KPA) Seminari Menengah St. Petrus Kanisius, Mertoyudan.
Maryono muda masuk Novisiat Serikat Jesus St. Stanislaus Kostka Girisonta pada 7 Juli 1986 dan mengucapkan kaul pertamanya pada 6 Juli 1988. Kemudian Frater Maryono menempuh studi filsafat di STF Driyarkara selama empat tahun (1988-1992). Tahap orientasi kerasulan (TOK) dijalaninya Yayasan Kanisius Cabang Surakarta sebagai Asisten Direktur (1992-1994). Formasi teologi ia jalani di Fakultas Teologi Wedabhakti – Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta selama tiga tahun (1994-1997). Tahbisan tonsura, tahbisan rendah, dan tahbisan sub-diakon ia terima di Kolese St Ignatius, Yogyakarta. Tahbisan diakon diterimanya pada 16 Juni 1997 di Seminari Bunda Maria Fatima, Dili dari tangan Mgr. Dom Basilio, Pr. Tahbisan imam ia terima pada 30 Juli 1997 di Gereja St. Antonius Padua, Yogyakarta dari tangan Mgr. Julius Darmaatmadja, Uskup Agung Semarang. Setelah menjadi imam, Romo Maryono berkarya sebagai Minister di Seminari Bunda Maria Fatima, Dili (1997-2000). Selain menjadi Minister, Romo Maryono juga bertugas sebagai Bendahara Yayasan Puslawita, Dili hingga tahun 2003. Tahun 2000, Romo Maryono berpindah tugas di Kolese St. Ignatius, Yogyakarta sebagai Minister hingga tahun 2004. Di sela penugasannya sebagai Minister, Romo Maryono diberi tugas untuk mengikuti program formasi akhir Tersiat di Kolese Stanislaus, Girisonta (1 Januari 2001 – 31 Juli 2001). Tiga tahun setelah mengikuti tersiat, di hadapan Pater Provinsial Agustinus Priyono Marwan, S.J., Romo Maryono mengucapkan kaul akhir tepatnya pada 7 September 2004 di Gereja St. Yusup, Gedangan.
Riwayat Tugas Rm Romualdus Maryono, S.J. setelah Kaul Akhir
Pastor Rekan Gereja Hati St. Perawan Maria Tak Bernoda, Tangerang | Tangerang | 2004-2005 |
Pastor Kepala Gereja St. Perawan Maria Ratu, Blok Q | Jakarta | 2005-2011 |
Pendamping Imam Muda Serikat Jesus Provinsi Indonesia | 2008-2011 | |
Pastor Kepala Gereja St. Theresia, Bongsari | Semarang | 2011-2016 |
Anggota Komisi Pelayanan Gereja Serikat Jesus Provinsi Indonesia | Semarang | 2014-2018 |
Pastor Kepala Gereja St. Yusup, Gedangan | Semarang | 2016-wafatnya |
Acting Superior Komunitas St. Yusup | Semarang | 2016-wafatnya |
Romo Maryono, selama di Seminari Bunda Maria Fatima, Dili, adalah orang yang memiliki perhatian sangat besar terhadap para seminaris yang saat itu hidup dalam ketidakpastian. Beliau setia memenuhi kebutuhan hidup para seminaris yang sedang kalut karena menjadi target pencarian para milisi di Kupang. Kemudian, saat bertugas sebagai Pastor Paroki Gedangan, beliau selalu mengajak para imam paroki SJ di Semarang untuk bertemu setiap senin pertama di awal bulan. Romo Maryono dengan ringan tangan dan rendah hati mengatur dan melayani kesejahteraan para romo paroki SJ di Semarang.