capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

Perjumpaan yang Mengubah

Date

Kisah kasih ini bermula dari berbagai pergumulan hidup yang saya alami, hingga pertemuan saya dengan Pater Pieter, S.J. yang memperkenalkan saya pada komunitas Realino SPM. Di sinilah akhirnya saya menemukan makna diri dan hidup di dalamnya. Singkatnya, Realino SPM menjadi tempat perjumpaan saya dengan Tuhan yang menolong saya lewat mereka yang terkasih — Anak-anak Bongsuwung dan Jombor.

Perjalanan dimulai dengan kegiatan pendampingan yang saya lakukan di Jombor dan Bongsuwung setiap hari Kamis dan Sabtu. Di sana saya berkenalan dengan anak-anak dengan keunikan dan keaktivannya masing-masing. Anak-anak yang beraneka ragam umur, tingkah laku, hingga latar belakangnya. Kegiatan pendampingan yang kami lakukan adalah membuat prakarya dan belajar Bahasa Inggris. Selain itu, kami juga mengajarkan hal-hal yang membentuk kepribadian baik bagi mereka, contohnya sopan santun. Kami juga memberikan motivasi bagi mereka dan mengarahkan mereka jika mereka melakukan hal-hal yang kurang berkenan. Dalam prosesnya, banyak suka-duka yang menjadi bumbu dalam perjalanan ini. Terkadang, ada anak yang kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan, berkelahi dengan temannya, malas mengerjakan tugasnya, dan lain sebagainya. Di samping itu, saya menghargai dan salut dengan perjuangan mereka untuk hadir dan belajar bersama kami. Saya dan rekan-rekan volunteer memahami bahwa semua yang dilakukan anak-anak merupakan bentuk keunikan yang mereka miliki.

Komunitas Realino serta anak-anak dampingan menjadi babak baru dan warna baru dalam perjalanan hidup saya. Di komunitas ini, hal yang saya syukuri adalah saya dapat bertemu dengan orang-orang seperti Pater Pieter, S.J. dan mbak Luci, rekan-rekan volunteer, serta anak-anak dampingan. Mereka semua adalah orang-orang hebat yang mau membuka diri dan memberikan diri mereka untuk saling bekerja sama dan menjadi teman perjalanan bersama. Dalam perjalanannya, saya menemukan bahwa anak-anak bukan hanya menjadi tempat kami menyalurkan pengalaman tetapi menjadi tempat kami memperoleh pengalaman. Kami dan anak-anak belajar untuk saling berbagi, saling memahami, dan saling mengembangkan. Saya juga belajar menjadi pribadi yang lebih sabar dan mau memahami kondisi orang lain.

Berjalan bersama anak-anak Jombor dan Bongsuwung bukanlah hal yang mudah. Namun, perlahan saya mulai dengan memahami apa, mengapa, dan bagaimana mereka terlihat berbeda. Dari situlah saya dapat memaknai bahwa segala sesuatu yang telah berjalan, merupakan suatu keterlibatan yang didasari oleh “semangat kasih” yang mendalam. Dari dasar yang saya temukan, saya pun menyadari bahwa setiap pribadi memiliki martabat yang luhur” terlepas dari latar belakang yang mereka miliki. Pada akhirnya, cinta dan kasih itu tumbuh dalam bentuk “teman perjalanan.”

Teruntuk anak-anak Jombor dan Bongsuwung, terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku dan kami semua. Terima kasih telah menjadi ungkapan hidup dari kebaikan hati Tuhan. Warna yang kalian pancarkan dan senyuman yang kalian tebarkan menjadi semangat langkahku melanjutkan hidup dan memaknai proses kehidupan ini dengan lebih baik. Semoga kedepannya, kalian semua dapat tumbuh menjadi pribadi yang berhasil dan tidak pernah melupakan kami dalam perjalanan hidup kalian.

Teruntuk rekan-rekan volunteer, Pater Pieter, S.J. dan mBak Luci, terima kasih untuk segala penerimaan, nasihat, bimbingan, dan kebersamaan di hari-hari kemarin. Semoga apa yang kalian tabur menjadi kebaikan yang kalian tuai di kemudian hari. Semoga ke depan, kalian semua dapat terus bertumbuh menjadi ungkapan hidup dari kebaikan hati Tuhan.

Kontributor: Anny Angelina SVolunteer Realino SPM

More
articles

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *