capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

MENSYUKURI NARASI KECIL

Date

Terhitung lebih dari 60 hari, komunitas Unit Pulo Nangka bersama warga DKI Jakarta lainnya mulai menjalani pembatasan fisik, bahkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Aktivitas serba terbatas. Beberapa kegiatan pun terpaksa dilakukan secara daring (online). Kegiatan sehari-hari dan orang-orang yang ditemui hampir tidak pernah berubah. Ada nuansa bosan, sekalipun secara nalar memang tidak banyak hal lain yang dapat menjadi pilihan.

Akan tetapi, dibalik narasi besar merebaknya Covid-19 komunitas Pulo Nangka bersyukur karena dapat menemukan narasi-narasi kecil. Inilah yang menjadi oase di tengah gurun karantina yang sejak 15 Maret kami jalani. Ada tiga narasi kecil.

Pertama, kebersamaan yang intensif dalam komunitas, membuat pengenalan antar anggota semakin dalam. Tanpa disadari, Covid-19 bahkan menjadi sarana untuk memupuk solidaritas dan companionship antaranggota komunitas. Alih-alih sekedar lahan perutusan, komunitas semakin disadari sebagai rumah fisik, afeksi, bahkan spiritual.

Kedua, Covid-19 menjadi kesempatan untuk memperhatikan rumah. Fakta bahwa dinamika harian dilakukan 24 Jam memantik kreativitas anggota unit untuk mengatur rumah agar semakin nyaman ditinggali. Hal inilah yang membuat anggota unit krasan untuk rehat sejenak dari kesibukan dengan duduk, ngobrol, dan menikmati angin senja di beranda.

Ketiga, solidaritas anggota unit pun semakin diteguhkan dalam kegiatan menyalurkan sembako bagi warga yang tinggal di sekitar unit. Bekerja sama dengan Komunitas Gua Maria Kanna (KGMK), unit Pulo Nangka bersyukur karena komunitas tetap dapat membantu meringankan beban para petugas kebersihan, penjaga keamanan, dan pedagang asongan yang  biasa berkeliling di sekitar kompleks. Ada rasa syukur ketika melihat kegembiraan pada wajah mereka yang membutuhkan. Kegiatan inilah yang meneguhkan dimensi sosial dalam komunitas. 

Merebaknya pageblug Covid-19 tidak menampik akan adanya kekalutan, kebingungan, dan ketakutan. Covid-19 menatapkan setiap manusia pada kondisi yang serba terbatas dengan physical distancing, PSBB, dsb. Akan tetapi, batas kerap kali juga menjadi sarana pertumbuhan bagi manusia. Kita dapat mensyukuri pengalaman sederhana yang dialami dan merefleksikannya dengan paradigma yang baru. Covid-19 mempertajam radar kita untuk dapat menemukan wajah-Nya dalam segala.

Semoga di tengah narasi besar merebaknya Covid-19, kita tidak lupa untuk mensyukuri narasi-narasi kecil dalam komunitas dan karya perutusan kita, dimanapun kita berada. Semoga narasi kecil inilah yang senantiasa memelihara rasa syukur, kebahagiaan, sekaligus harapan kita di tengah Corona. Stay Safe. Stay Healthy.

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *