Laudato Si Kids Eco Camp
Santo Fransiskus dari Assisi mengingatkan kita bahwa bumi, rumah kita bersama bagaikan seorang saudari yang berbagi hidup dengan kita. Saudari kita ini menjerit karena segala kerusakan yang kita timpakan padanya. Oleh karena itu, Bapa Paus Fransiskus dalam ensikliknya yang berjudul Laudato Si mengajak setiap orang untuk menjaga Saudari Bumi, rumah kita Bersama.
Ensiklik ini sudah dipublikasikan sejak 18 Juni 2015, namun gaungnya masih kurang mengena bagi sebagian besar umat Katolik; terutama anak-anak dan orang muda. Oleh karena itu, KPTT Salatiga bekerjasama dengan Komunitas Bhumi Svarga menyelenggarakan sebuah Kids Eco Camp pada tanggal 8-9 Juli 2023 yang bertempat di Pusat Pastoral Pendidikan Ekologis KPTT, Salatiga.
Laudato Si Kids Eco Camp dikemas dengan acara yang menyenangkan melalui berbagai macam permainan dan penugasan yang sesuai dengan tema serta dunia anak & remaja. Kemah ini diikuti oleh 37 anak dan remaja yang berasal dari beragam paroki, antara lain: Paroki Antonius Padua Purbayan, Paroki Stanislaus Kostka Girisonta, Paroki St. Yusup Ambarawa, Paroki Paulus Miki Salatiga, dan Paroki Kristus Raja Semesta Alam Tegalrejo.
Dalam kemah hari pertama, anak-anak diajak untuk lebih mengenal ensiklik Laudato Si. Dengan lebih mengenal ensiklik ini, terbersit harapan supaya anak-anak ini bisa menjadi perpanjangan tangan Allah dalam memelihara bumi, melalui tindakan nyata sederhana yang bisa dilakukan oleh anak-anak dan remaja. Ensiklik Laudato Si memang harus diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata.
Pada hari berikutnya, anak-anak diajak untuk membuka mata terhadap masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Anak-anak ini berkeliling di lingkungan sekitar Area 3 Pusat Pastoral KPTT untuk melihat masalah sampah yang mencemari daratan, sampah yang mencemari saluran air di dekat KPTT; serta masalah polusi dari industri besar yang ada di sekitarnya. Ada satu hal yang menarik: ketika sekelompok anak memunguti sampah di sungai, secara kebetulan mereka bertemu dengan salah satu pegiat lingkungan disana. Beliau bercerita bahwa pada tahun 2020 lalu; ada sekitar 3-4 ton sampah yang masuk ke saluran air itu setiap harinya. Sekelompok anak yang lain merasakan langsung polusi udara yang ditimbulkan oleh pabrik karena limbah yang berbau tidak sedap serta polusi suara yang ditimbulkan dari dampak aktivitas pabrik. Kelompok yang lain menemukan begitu banyak sampah plastik yang susah sekali terurai di tanah dan mengakibatkan pemandangan yang tidak sedap.
Di penghujung kemah, anak-anak ini berkomitmen untuk menciptakan surga surga bagi semua makhluk hidup yang hidup di bumi. Tujuan ialah agar melalui keberadaannya, setiap makhluk di bumi bisa memuliakan nama Tuhan dengan caranya masing-masing dan menciptakan bumi yang baik seperti ketika Allah menciptakannya. Komitmen ini ditegaskan oleh Pater Agustinus Wahyu, S.J. dalam Misa Alam sebagai puncak perutusan dari keseluruhan acara ini.
Pada akhirnya, Alam – Manusia dan Tuhan adalah satu kesatuan utuh yang saling terkoneksi. Melalui ensiklik ini, kita diajak untuk hidup lebih bijaksana, berpikir lebih mendalam dan mencintai dengan tulus hati. Santo Fransiskus dari Assisi menunjukkan kepada kita betapa tak terpisahkan ikatan antara kepedulian akan alam, keadilan bagi kaum miskin, komitmen kepada masyarakat, dan kedamaian batin.
Kontributor: Rosalia Devi – Boemi Svarga