“Sudah sekian lama guru dan karyawan berbakti di Kanisius. Bukan waktu yang menjadi tolak ukur, namun lebih mengenai kualitas. Pengabdian boleh diukur dengan waktu, tetapi yang lebih bermakna adalah bagaimana kita berupaya berbakti pada Yayasan Kanisius. Yayasan Kanisius Cabang Surakarta mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Kanisius Pusat yang berkenan memberi “ular-ular” literasi finansial, mempersiapkan para guru dan karyawan, pegawai Kanisius yang akan memasuki masa pensiun,” kata Pater Joseph MMT Situmorang, S.J. dalam acara “Pembekalan Pengelolaan Dana Pegawai di Masa Pensiun.”
Pembekalan Pengelolaan Dana Pegawai di Masa Pensiun diselenggarakan oleh Pengurus Yayasan Kanisius Pusat pada Selasa, 13 Agustus 2024 di aula bawah Fransiscus Xaverius Gereja St. Antonius Padua Purbayan Surakarta. Pemateri dalam pembekalan ini yaitu Pater Aria Dewanto, S.J. bersama Bapak Antonius Supardjono, Bapak Felix Yanik Sargunadi, dan Bapak Hariyo Projo Kusumo. Sebanyak 49 orang yang terdiri atas guru dan karyawan Yayasan Kanisius Cabang Surakarta yang akan memasuki masa pensiun tahun 2024 -2031 turut hadir dalam pembekalan ini.
Tujuan Pembekalan
“Pengurus Yayasan Kanisius berharap pegawai-pegawai Yayasan Kanisius bisa sejahtera mulai dari pegawai honorer, pegawai tetap, dan pegawai pensiun. Pembekalan yang diberikan bertujuan agar pegawai yang akan pensiun memahami pengelolaan keuangan terutama yang berkaitan dengan Yadapen dan BPJS Ketenagakerjaan. Pembekalan ini bukan pembekalan dari aspek psikologis memasuki pensiun. Akan tetapi, merupakan ajakan bagi peserta untuk membuka akses yang berhubungan dengan Yadapen dan BPJS Ketenagakerjaan sehingga bisa mengetahui aset yang dimiliki serta apa saja yang bisa dilakukan untuk pengelolaan aset yang dimiliki,” kata Bapak Felix Yanik Sargunadi dari Yayasan Kanisius Pusat.
Awal pembekalan Bendahara Yayasan Kanisius Pusat, Pater Aria Dewanto, S.J. mengungkapkan bahwa memasuki usia pensiun tidak berarti hidup sudah selesai. Namun hanya purna karya di Yayasan Kanisius. Masa harapan hidup masih memungkinkan peserta memiliki usia 68 tahun atau 78 tahun, bahkan lebih.
Pemikiran perlu dipersiapkan setelah pensiun. Banyak aspek yang mempengaruhi ketika memasuki masa pensiun, di antaranya aspek psikologis, mental, keuangan, spiritualitas atau kerohanian, kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Pembekalan kali ini hanya membahas mengenai aspek finansial saja.
Cek dan Ricek Kekayaan
Pater Aria mengajak peserta untuk melakukan cek dan ricek kekayaan pegawai yang memiliki dana di Yadapen dan BPJS Ketenagakerjaan. Dengan melakukan pengecekan, pegawai yang akan pensiun dapat membuat perencanaan keuangan ke depan.
Perencanaan keuangan diperlukan agar dapat mengelola keuangan secara bijak, membuat anggaran, berinvestasi secara cerdas, tidak melakukan hutang yang tidak perlu dan melakukan kontrol secara konsisten. “Ingat jangan terjerat pada pinjol, pinjaman online dan judi online,” pesan Pater Aria
Lebih lanjut Pater Aria mengatakan bahwa ketahanan bidang keuangan dapat dilakukan dengan mengupayakan dan mengembangkan passive income, bagi yang memungkinkan. Misalnya berinvestasi yang aman di Yadapen, usaha dagang makanan dan minuman, usaha kost-kostan, usaha laundry, usaha antar jemput anak sekolah, beternak, berkebun produktif, dan lain sebagainya.
“Semua itu dilakukan agar memiliki kebebasan dalam bidang keuangan yakni berkecukupan, meskipun tidak berkelimpahan. Selain itu bisa mengembangkan nilai-nilai pribadi,” ungkap Pater Aria.
Iuran Sukarela dan Manfaat Waktu Berkala Yadapen
Selanjutnya Pater Aria memaparkan Jaminan Sosial Pensiun dan Yadapen. Pada saat pemaparan Yadapen, Pater Aria menyampaikan ada alternatif-alternatif pengembangan dana di Yadapen. Salah satunya dengan menambah iuran sukarela atau top up bagi peserta aktif Yadapen yang belum pensiun. Bagi yang sudah pensiun, bisa memanfaatkan manfaat waktu berkala.
Dana Kesehatan telah Disisihkan
Selain itu juga dipaparkan pemanfaatan dana dari BPJS Ketenagakerjaan dan juga BPJS Kesehatan. Berkaitan dengan BPJS Kesehatan, Pater Aria mengajak peserta untuk memanfaatkan BPJS Kesehatan pada saat jatuh sakit dan memerlukan perawatan karena dana kesehatan telah disisihkan sebagai jaminan kesehatan.
Dalam pembekalan ini peserta juga diajak untuk membuka link web Yadapen dan BPJS Ketenagakerjaan menggunakan gawai, untuk mengetahui jumlah aset yang dimiliki peserta. Bapak Antonius Supardjono, Bapak Felix Yanik Sargunadi dan Bapak Hariyo Projo Kusumo dengan penuh kesabaran membantu peserta pembekalan membuka web dan mengetahui jumlah aset yang dimiliki di Yadapen dan BPJS Ketenagakerjaan.
Kontributor: F.X. Juli Pramana – YKC Surakarta