Rekoleksi Missioning Magis Jakarta 2023-2024
‘Pergilah dan kobarkanlah seluruh dunia!’ Demikian pesan St. Ignatius Loyola sebelum mengutus sahabatnya, St. Fransiskus Xaverius, untuk menyebarkan Injil ke seluruh penjuru dunia. Ignatius ingin agar Xaverius tidak lupa akan semangat Injil yang mengubah dan mengobarkan hati mereka sebagaimana dua murid Emaus yang berkobar-kobar setelah mereka melek Kitab Suci kala berbincang-bincang dengan Yesus dalam perjalanan (bdk. Luk 24: 13-35). Api semangat yang mereka rasakan itu perlu diwartakan juga kepada yang lain supaya dunia semakin berkobar. Pesan yang sama rupanya ingin dimaknai oleh teman-teman Magis Jakarta untuk menutup rangkaian program Formasi tahun 2023 melalui kegiatan Missioning. Missioning berasal dari akar kata mittere, bahasa Latin, yang berarti mengirim atau mengutus. Kata tersebut kemudian ditafsirkan menjadi missio, yang dalam konteks teologi berarti tugas atau perutusan. Setelah berformasi dan ‘kembali’ pada perutusannya masing-masing, teman-teman Magis Jakarta diharapkan semakin mampu mengobarkan api cinta Allah kepada lingkungan di sekitarnya. Harapannya, terciptalah suatu dunia yang lebih baik dan teman-teman Magis menjadi sebagai salah satu frontliner-nya.
Dari Membangun Disposisi menuju Pembaharuan Hidup
Rangkaian kegiatan Missioning Formasi Magis Jakarta 2023 mengambil tempat di Civita Youth Camp, Keuskupan Agung Jakarta. Selama kurang lebih 3 hari 2 malam, teman-teman Formandi dan Pengurus Magis Jakarta 2023 diajak untuk menemukan jejak kasih Allah dan menemukan wajah-Nya melalui pengalaman berformasi selama kurang lebih 9 bulan. Missioning sendiri terdiri dari beberapa sesi yang membantu teman-teman Formandi dan Pengurus Magis Jakarta 2023 mengkristalkan pengalaman formasinya. Sebelum memulai berbagai sesi, Fr. Albertus Alfian Ferry Setiawan, S.J. (Pendamping Magis Jakarta 2023) mengajukan pertanyaan reflektif, “Bagaimana disposisi batinmu sekarang dan rahmat apa yang kamu mohonkan dalam Missioning ini?” Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang penting sebab proses kristalisasi itu tidak dapat berjalan dengan baik dan bermakna kala disposisi batin tidak mendukung. Memang tidak semua dari teman-teman peserta Missioning memiliki disposisi batin yang siap untuk mengikuti kegiatan ini. Ada yang kurang bersemangat. Ada juga yang bertanya-tanya untuk apa. Ada yang setengah hati. Namun, mereka semua mencoba untuk berkomitmen, membangun disposisi untuk ikut masuk ke dalam rangkaian penutup Formasi Magis Jakarta 2023 ini.
Berbagai materi dipaparkan dalam sesi-sesi Missioning untuk membantu teman-teman peserta mengkristalkan pengalaman mereka. Sesi-sesi tersebut antara lain: Collecting Rainbows yang dibawakan oleh Sanita Ayu Burhan (Magis Jakarta 2016), Pendalaman Hidup & Karya Kristus oleh Luisa Catherine (Magis Jakarta 2019), Correctio Fraterna & Reformatio Vitae (Pembaruan Hidup) oleh Pater Alexander Koko Siswijayanto, S.J. (Moderator Magis Indonesia), Contemplatio Ad Amorem yang dibawakan oleh Pater Alexander Koko Siswijayanto, S.J. (Moderator Magis Indonesia), dan ditutup dengan sesi sharing alumni bersama Monica Wibowo (Magis Jakarta 2008), Claudia Rosari Dewi (Magis Yogyakarta 2016), Fr. Ferry, serta dimoderatori Fransiscus Xaverius Siahaan (Magis Jakarta 2015). Di samping berbagai sesi ini, terdapat juga kesempatan untuk melakukan percakapan rohani bersama sahabat rohani (saroh), sharing circle, dan emaus untuk memperkaya proses pendalaman buah-buah pengalaman formasi yang sudah dijalani.
Sesi Collecting Rainbows menjadi saat di mana teman-teman Formandi dan Pengurus Magis Jakarta 2023 diajak untuk melihat buah-buah rahmat formasi yang sudah dijalani. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi pendalaman Hidup & Karya Kristus. Pendalaman Hidup & Karya Kristus menjadi hal yang penting sebab Kristus, Sang Pokok Anggur itulah junjungan umat Kristiani. Buah-buah rahmat itu datang karena kemurahan-Nya juga. Maka, untuk dapat membagikan buah-buah rahmat, menjadi garam dan terang bagi orang-orang di sekitar, teman-teman peserta diajak untuk mendalami lagi Kristus, Sang Pokok Anggur. Sesi Correctio Fraterna & Reformatio Vitae juga menjadi salah satu titik penting dalam momen Missioning. Bersama-sama teman seperjalanan dalam terang Roh Kudus, masing-masing menyampaikan apa yang sudah baik dan apa yang masih bisa dikembangkan satu sama lain. Ini menjadi dasar untuk menuliskan Reformatio Vitae, perubahan hidup yang ingin dicapai sebagai salah satu proses on going formation dalam hidup.
Setelah mengumpulkan berbagai rahmat, mendalami Hidup & Karya Kristus, bersama-sama dalam terang Roh Kudus melakukan koreksi diri dan menentukan arah perubahan diri, teman-teman peserta diajak untuk mengkontemplasikan bagaimana cara berbagi kasih yang sudah didapatkan melalui Contemplatio Ad Amorem. Bahwa rahmat dan kasih yang sudah dicecap dan dikristalkan dalam Missioning ini tidak bisa hanya disimpan untuk diri sendiri. Rahmat dan kasih itu perlu dibagikan kepada sesama sehingga berbuah lebih banyak lagi dan Kristus sungguh-sungguh semakin dirasakan kehadiran-Nya melalui teman-teman peserta yang adalah alter Christus, Kristus yang lain. Dengan demikian, pembaharuan hidup merupakan kunci dalam perjalanan teman-teman Magis Jakarta selanjutnya. Untuk semakin memantapkan dan menginspirasi perjalanan panjang proses melatih Spiritualitas Ignasian ini, tidak lupa ada sharing dari teman-teman alumni dan frater. Harapannya, teman-teman peserta terinspirasi untuk dapat berbagi cinta dan rahmat yang sudah dimiliki dalam konteks dan cara masing-masing.
Rekoleksi Missioning juga menjadi kesempatan untuk melakukan regenerasi pengurus Magis lama ke pengurus Magis baru. Berjalanannya formasi Magis selama setahun tentu tak terlepas dari peran-serta para pengurus yang turut belajar mengobarkan apinya dalam proses formasi mereka masing-masing. Pada umumnya para pengurus terdiri dari lintas angkatan formasi. Kepengurusan Magis tahun 2023-2024 yang dinahkodai oleh Hana Putra Wicesa dan Yuyun Dewi Cendana diteruskan oleh Antonius Eko Sunardi dan Editha Mei Indah Banjarnahor sebagai ketua dan wakil ketua pengurus Magis Jakarta tahun 2024-2025. “Nuansa kebersamaan di tengah hujan dalam misa ini merupakan sebuah tanda bahwa Magis tetap bisa terus kompak untuk melangkah ke depan,” ujar Pater Koko, moderator Magis Jakarta. Memang pada saat itu, di tengah-tengah misa, tiba-tiba turun hujan dan membuat seluruh peserta Missioning ini merapat dalam kebersamaan di depan altar Amphitheater Civita Youth Camp.
Kembali ke Hidup Sehari-Hari
Missioning diibaratkan sebagai “puncak gunung” dalam perjalanan formasi Magis. Semua peserta pada akhirnya harus kembali ke hidup sehari-hari setelah berformasi. Tak dipungkiri bahwa perjalanan berformasi tidak melulu indah dan menyenangkan. Ada kalanya jatuh dan tersungkur karena jalan yang terjal berbatu-batu. Ada kalanya merasa hilang semangat, bahkan kehilangan arah. Namun kemudian rahmat Tuhan hadir lewat teman-teman seperjalanan yang mendorong dan menolong untuk bangkit kembali. Hadir sebagai sahabat untuk satu sama lain merupakan bagian dari aspek companionship atau persahabatan yang menjadi salah satu pilar Magis. Dalam Missioning, aspek companionship yang telah dibangun dalam circle atau kelompok sharing sejak awal formasi ini kemudian dipadukan dengan aspek spiritualitas. Kedua aspek tersebut memungkinkan para formandi dan pengurus untuk memaknai proses formasi yang telah dijalani. Missioning menjadi wadah untuk berdialog dengan diri dan teman seperjalanan, mencecap rahmat-rahmat yang boleh dipetik sepanjang perjalanan untuk akhirnya kembali dalam hidup sehari-hari. Ungkapan“The best view comes after the hardest climb”, rupanya benar adanya.
Kontributor: Flaviantius Iko Marpaung dan Maria Monica Yosinayang – Magis Indonesia