Hari itu tanggal 28 Oktober 2023, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. Kami Divisi Kewirausahaan dan Sosial, Keluarga Mahasiswa Antropologi (KEMANT) berkolaborasi dengan Realino SPM. Dalam kerjasama ini kami mengajarkan keberagaman Indonesia pada anak-anak Komunitas Belajar Realino di Bongsuwung. Kami ditemani para volunteer dan suster yang sama-sama tergerak hatinya berbagi pengetahuan sekaligus kebersamaan dengan anak-anak Bongsuwung. Kedekatan anak-anak Bongsuwung sangat terasa ketika kami datang. Ada candaan yang membuat kami, yang baru pertama kali berkunjung ke sana merasakan kehangatan diterima baik. Ini dapat dilihat dan dirasakan lewat sikap-sikap yang mereka ekspresikan. Berbagai latar belakang kami, anak-anak, serta para volunteer Realino yang mengajar bukan menjadi pembatas kebersamaan kami.
Kami merefleksikan keanekaragaman sifat anak-anak Bongsuwung bukanlah penghalang bagi kami untuk menyampaikan materi. Sebaliknya, justru itu menjadi poin penting yang mengajarkan kami bersikap lebih sabar dan responsif. Di setiap sesi pengenalan materi, kami merasakan keunikan, keistimewaan masing-masing pribadi anak. Kami menyadari bahwa setiap karakter membawa tantangan dan kegembiraan sendiri.
Setiap jenjang kelompok pendidikan anak-anak ini memiliki keunikannya. Kami berusaha mengakomodasi gaya belajar berbeda-beda, mulai dari mewarnai, menggambar, hingga membuat prakarya. Lewat kegiatan ini, kami tidak hanya mendapati keragaman dalam keperibadian anak-anak Bongsuwung, melainkan juga karakter tingkat pemahaman mereka pada materi. Ada yang dengan cepat mengerti. Sementara ada yang perlu bimbingan dalam pengerjaannya. Meskipun demikian, kerja sama tim yang solid antara kami dan Realino SPM, ditambah semangat berbagi pengetahuan, membuat proses pengajaran tetap berjalan lancar.
Kami berusaha memberikan pendidikan yang merata, melibatkan setiap anak tanpa memandang perbedaan sifat atau kemampuan mereka. Melalui pengalaman bersama anak-anak Bongsuwung ini, kami belajar bahwa kesabaran dan kerjasama adalah kunci utama dalam memberikan pendidikan yang baik terhadap karakter anak-anak yang berbeda-beda. Dalam memberikan pengajaran, tanpa sadar, kami juga menerima pelajaran berharga tentang keragaman, empati, dan kegigihan dalam menghadapi perbedaan.
Tidak terasa waktu berjalan cepat hingga tiba di penghujung acara. Rasanya sangat senang sekaligus bangga melihat hasil karya mereka dimasukkan ke dalam tote bag masing-masing. Melalui hasil karya ini, kami melihat setiap anak memiliki ciri khas dan kreativitas yang unik dan berbeda-beda. Kami pun tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen ini sebagai memori pengalaman, kenangan kami dan tanda kebersamaan di Bongsuwung.
Persiapan kegiatan ini tentu jauh dari sempurna. Kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga besar Realino SPM untuk keramahan, keterbukaan, dan kerjasama yang kami rasakan selama kegiatan. Acara mengajar di Bongsuwung kami rasakan sangat berkesan. Bagi kami, pendidikan keberagaman kepada anak-anak Bongsuwung bukan hanya sekadar pemenuhan program kerja, melainkan juga peluang membentuk generasi lebih toleran, terbuka pada perbedaan, khususnya pada anak-anak yang terpinggirkan. Tidak hanya itu, pendidikan keberagaman juga memiliki peran penting membentuk rasa cinta terhadap tanah air.
Kami berharap melalui pengenalan keanekaragaman budaya dan kehidupan sekitar mereka, anak-anak Bongsuwung akan semakin menghargai nilai-nilai kebangsaan dan semangat persatuan. Ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda. Kami belajar inilah bentuk kontribusi sederhana mempersiapkan anak-anak, khususnya mereka yang tidak diperhatikan, menjadi generasi penerus bangsa yang cinta tanah air. Mimpinya, mereka siap meneruskan perjuangan para pahlawan kita.
Kontributor: Keluarga Mahasiswa Antropologi (KeMAnt) UGM