Untuk pertama kalinya, para Novis Serikat Jesus yang berada dalam konferensi Asia Pasifik (Jesuit Conference of Asia Pacific/JCAP) berkumpul bersama dalam suatu ruang pertemuan. Kegiatan yang bertajuk “JCAP Novices Gathering” ini diadakan secara daring melalui Zoom pada 6-8 Oktober 2021. Tema pertemuan ini adalah “Journeying with The Pilgrim: Celebrating Our Companionship with Ignatius.” Ada 6 Novisiat yang berpartisipasi: Novisiat Sacred Heart Filipina, Novisiat Sacred Heart Vietnam, Novisiat Santo Stanislaus Kostka Indonesia, Novisiat Santo Stanislaus Kostka Korea, Novisiat Manresa Australia, Novisiat Manresa Timor Leste, dan Novisiat Maria della Strada Myanmar. Ada beberapa novisiat yang bernuansa internasional karena para novisnya berasal dari beberapa negara. Misalnya: Novisiat Sacred Heart Filipina yang terdiri novis dari Filipina, Jepang, Cina, dan Malaysia-Singapura; juga Novisiat Maria della Strada Myanmar yang terdiri novis dari Myanmar, Kamboja dan Thailand.
Synodality and Poverty, Conversion and Discernment
Acara ini diawali dengan sambutan dari Pater Antonio Moreno, S.J. (Presiden JCAP). Secara khusus Pater Toni mengajak para novis untuk mensyukuri rahmat dari pandemi corona yang telah mengumpulkan enam novisiat di JCAP dalam satu ruang daring ini. Beliau mengungkapkan bahwa Serikat saat ini sedang melakukan suatu perjalanan bersama-sama, di bawah bimbingan Roh Kudus, untuk mengimplementasikan Universal Apostolic Preferences. Hal ini seirama dengan gerak Gereja Universal untuk berjalan bersama (synodality). Pater Toni juga mengajak para novis untuk terus mendalami dan berlatih menghidupi kaul kemiskinan sebagaimana yang disampaikan oleh Pater Jenderal dalam suratnya mengenai kemiskinan Serikat.
Para Novis juga berkesempatan mendengarkan pengajaran dari Pater Ramon Bautista, S.J. tentang pertobatan dan diskresi. Di hari pertama, Pater Ramon mengajak kita untuk mendalami makna pertobatan khususnya yang terjadi juga pada Santo Ignatius Loyola. Pertobatan adalah metanoia (perubahan total pikiran dan hati untuk menjauh dari dosa dan menuju pada Allah). Ada empat dimensi pertobatan yaitu intelektual, moral, afektif, dan religius. Pertobatan juga menuntut kemauan untuk terus mengonfrontasi diri dengan jujur, menemukan dan memperjuangkan kebenaran sejati, serta kerendahan hati untuk terus mengosongkan diri. Di hari kedua, Pater Ramon menjelaskan tentang diskresi. Diskresi adalah rahmat dan seni untuk mencari dan menemukan Allah dalam kehidupan kita. Butuh keterbukaan hati atas apa yang dikomunikasikan Allah kepada kita serta menjaga harmoni dengan Roh Kudus yang menuntun kita.
Pater Jose Cecilio Magadia, S.J. (Regional Assistant for Asia Pacific) berkenan juga untuk menyapa para novis. Ada tiga kata kunci dalam sapaannya: probation, work as a team, dan internationality. Novisiat adalah tempat probasi untuk terus meneguhkan, dalam doa, panggilan Allah bagi masing-masing pribadi dan bukan menjadi ajang pembuktian diri. Para novis juga diajak untuk terus mengasah kerjasama sebagai tim serta semangat internasional.
Pada pertemuan ini, setiap novisiat berkesempatan untuk membagikan kehidupan sehari-hari mereka dalam bentuk presentasi, narasi, foto, maupun video. Karena tidak ada novis di Novisiat Korea, maka Pater Magisternya sendirilah, Pater Hyung-Cul Kim, S.J., yang mempresentasikan kehidupan novisiat di sana.
Friendship, Freedom, Frontier
Di hari terakhir, Jumat, 8 Oktober 2021, para novis dari masing-masing novisiat membagikan buah-buah yang didapatkan dalam pertemuan ini. Buah-buah yang dibagikan merupakan rangkuman dari percakapan rohani yang dilakukan setiap malam di masing-masing Novisiat.
Di hari ini para novis juga berkesempatan untuk berdialog dengan Pater Mark Ravizza, S.J. (General’s Delegate for Formation). Secara khusus beliau mengajak para novis untuk bersukacita dan menemukan kemerdekaan batin dalam menjalani formasi. Beliau juga mengajak para novis untuk berdoa bagi seluruh novis di dunia dan untuk beberapa negara yang mengalami krisis panggilan.
Pater Jenderal, Pater Arturo Sosa, S.J., juga berkesempatan untuk menyapa para novis lewat video. Beliau mengungkapkan tiga hal penting yang harus dipegang dan diperjuangkan sebagai novis, yaitu friendship, freedom, dan frontier.
Akhirnya JCAP Novices Gathering ini ditutup dengan Perayaan Ekaristi Syukur yang dipimpin oleh Pater R.B. Riyo Mursanto, S.J. (JCAP Delegate for Formation). Yang menarik adalah doa umat dibacakan secara bergantian dengan bahasa dari masing-masing negara di mana para novis berasal. Pater Riyo dalam homilinya menegaskan pentingnya conversion, courage, dan commitment dalam menjalani proses formasi dalam Serikat Jesus.Bagi Novisiat Santo Stanislaus Kostka Indonesia, acara JCAP Novices Gathering ini menjadi kesempatan untuk merayakan keberagaman dan sukacita panggilan sebagai novis Serikat Jesus. Selain menjadi kesempatan untuk mendengarkan pesan dan pengajaran dari para Jesuit senior, acara ini juga menjadi ajang bagi para novis untuk saling mengenal satu sama lain sebagai satu kesatuan Serikat Jesus Universal, khususnya dalam konferensi Asia Pasifik ini.
Kontributor : Stefanus Dominico, nSJ – Novisiat Girisonta