capture imaginations, awaken desires, unite the Jesuits and Collaborators in Christ mission

“Dengan Ketekunan, Kita Tumbuh Bersama”

Date

Pada 25 Oktober 2024 lalu, sebanyak 478 orang yang terdiri dari para guru, tamu undangan, dan siswa-siswi menyaksikan momen istimewa Peresmian Gedung di Kolese Le Cocq d’Armandville. Tidak hanya peresmian gedung baru, acara ini juga digelar sebagai puncak Ajang Kreativitas Adhi Luhur (AKAL). AKAL adalah sebuah kegiatan rutin dua tahunan yang bertujuan untuk menyalurkan bakat serta kreativitas para siswa Kolese Jesuit di ujung timur Indonesia ini.

 

Dengan Ketekunan, Kita Tumbuh Bersama” menjadi tema Peresmian Gedung dan acara AKAL kali ini. Tema ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kerja keras yang menjadi fondasi kesuksesan bersama. Ketekunan ini terpancar dalam berbagai aspek acara, mulai dari penari kolosal yang giat berlatih, hingga panitia yang mempersiapkan segala hal sejak sebulan terakhir.

 

Pater Harry Setianto, S.J. memberkati gedung induk yang baru. Dokumentasi: Tim Dokumentasi AKAL 2024.

 

Tamu Istimewa

AKAL kali ini dihadiri sejumlah tamu istimewa, di antaranya Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia, perwakilan Perkumpulan Alumni Kolese Jesuit (PAKJ), Pejabat Daerah, Anggota MRP (Majelis Rakyat Papua), Perwakilan PSW YPPK (Pengurus Sekolah Wilayah Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik), dan Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil Provinsi Papua Tengah.

 

Acara dibuka dengan Ekaristi yang dipimpin oleh Pater Provinsial, kemudian dilanjutkan dengan pemberkatan gedung baru. Setelah pemberkatan gedung, dilaksanakan pemotongan pita sebagai penanda peresmian gedung ini oleh Pater Provinsial, Rektor Kolese Le Cocq, Perwakilan Pemerintah Provinsi, dan juga Pak Matheus, Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua.

 

Ketua Panitia AKAL, Elvin Sampary Giyai, dalam sambutannya, menjelaskan makna tema “Dengan Ketekunan Kita Tumbuh Bersama.” Prosesi dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Tanah Papua. Tampil pula pertunjukan spesial, mulai dari monolog dari Stifani Semboor dan instrumen solo oleh Rika Rinanti Radja serta tari kolosal.

 

Tari Kolosal oleh 95 orang siswa-siswi SMA Kolese Le Cocq d’Armandville. Dokumentasi: Tim Dokumentasi AKAL 2024.

 

Karya Bersama

Sambutan-sambutan penting juga disampaikan oleh beberapa pihak. Dalam sambutannya, Rektor Kolese Le Cocq sekaligus Badan Pengurus YPPK, Pater Johanes Sudrijanta, S.J., menceritakan proses jatuh bangun pembangunan gedung induk yang hampir memakan waktu dua tahun lebih.

 

Di balik pembangunan paling megah di Nabire ini, Pater Sudri menyampaikan bahwa ada sosok penting penyumbang ide, gagasan, bahkan materi, yakni Pak Frans. Beliau merupakan seorang arsitek yang dulu pernah bersekolah di Kolese Loyola. Berkatnya, anggaran pembangunan yang diperkirakan mencapai 15 miliar bisa dipangkas menjadi 11 miliar tanpa mengurangi kualitas dan fungsinya.  

 

Ketika diwawancarai, Pak Frans menyampaikan bahwa gedung ini dirancang dengan menerapkan ilmu fisika bangunan untuk mempertahankan kualitas dan keamanan sehingga tahan gempa. Mengingat Nabire adalah wilayah gempa yang membuat tidak ada bangunan yang lebih dari dua lantai di gerbang Cendrawasih ini. Pak Frans menambahkan, “Dinding bangunan luar ini dirancang memakai solid glass block agar mengurangi resiko, namun fungsi kaca tersebut diambil alih oleh lubang-lubang kecil sebagai ventilasi untuk tetap menjaga kualitas udara.”

 

Tarian Pangkur Sagu dalam peresmian Gedung Induk Le Cocq d’Armandville. Dokumentasi: Tim Dokumentasi AKAL 2024.

 

Harapan

Pater Benedictus Hari Juliawan, S.J., Provinsial Serikat Jesus Provinsi Indonesia, menyampaikan bahwa bangunan yang baru ini kiranya menjadi semangat dan gairah baru bagi keluarga besar Kolese Le Cocq sehingga mampu menghadirkan pelayanan pendidikan yang bermutu di Papua secara umum dan Papua Tengah secara khusus. Bangunan yang sedemikian megah dan kokoh ini diharapkan mampu digunakan semaksimal mungkin dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam segala bidang.

 

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Tengah, Ibu Rita Dessy Fauziah Ananda, S.T. selaku perwakilan Pj. Gubernur Papua Tengah dalam sambutannya menyampaikan bahwa peresmian Gedung Induk ini menjadi bukti keseriusan Kolese Le Cocq sebagai salah satu sekolah Katolik terbaik di Papua untuk ikut memberikan akses pendidikan yang bermutu bagi putra-putri Papua.

 

Bu Dessy mengapresiasi aneka usaha dan kerja keras para Jesuit dan tenaga pengajar di Kolese Le Cocq yang terus berusaha menghadirkan pendidikan yang berkualitas di kota ini. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan selalu mendukung berbagai usaha dan niat baik para pengelola dan pelaksana sekolah ini, baik dalam bentuk dukungan moril dan materil sehingga semakin berkembang dan menghasilkan lulusan bermutu.

 

Tari Kecak Sanghyang Dedari merupakan tari yang terinspirasi dari kisah pertemuan antara Hanoman dan Arjuna. Dokumentasi: Tim Dokumentasi AKAL 2024.

 

Tari Kolosal

Acara puncak Peresmian Gedung Induk dan AKAL 2024 ditutup dengan tari kolosal. Sekitar 95 penari menyajikan enam tarian berbeda. Pertama, tarian Hati Su Tatinggal di Papua. Ini menggambarkan betapa indahnya keberagaman yang ada di Nabire dan juga ucapan syukur atas keindahan tanah leluhur mulai dari pegunungan sampai pesisir pantai.

Kedua, Orsa Modao. Ini merupakan suatu lagu yang berasal dari Napan yang berarti “Hari yang Baik”. Ketiga adalah Waita, melalui prosesi bakar batu dalam tarian ini, kita menghaturkan ucapan syukur atas damai.

Keempat, tari Kecak Sanghyang Dedari, di mana tarian ini terinspirasi dari kisah pertemuan antara Hanoman dan Arjuna. Melalui tarian ini, kita berharap bahwa dengan selalu melibatkan Tuhan terutama dalam acara ini, gedung baru Kolese Le Cocq di Papua ini menjadi gedung yang kokoh dan kuat serta bermanfaat baik.

 

Yang kelima, tarian Pangkur Sagu, menggambarkan kegiatan masyarakat Papua ketika bersiap memanen Sagu. Tarian ini menggambarkan niat para siswa untuk datang dan memasuki dunia pendidikan untuk menemukan sumber penghidupan.

Terakhir, tarian Pergaulan Wi Sisi. Tarian ini dibawakan secara massal di wilayah pegunungan dan berasal dari suku Dani. Tarian ini adalah suatu ungkapan harapan agar rasa syukur dan niat mengumpulkan bekal masa depan bagi generasi muda dapat menular bagi semua orang.

 

Bertumbuh Bersama

Pada akhirnya, acara ini kiranya mampu menjadi gairah baru bagi seluruh keluarga besar Kolese Le Cocq d’Armandville. Aneka ketekunan, kerja keras, dan pengorbanan semua pihak, termasuk panitia, para penari, dan para pendukung, kiranya membuat setiap pribadi di dalamnya bertumbuh.

 

Kontributor: Tim Dokumentasi AKAL 2024

More
articles

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *